All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Merasakan tatapan itu, Janice menoleh ke arahnya. Orang itu adalah Jason. Dia mengenakan jas hitam yang rapi, jari-jarinya yang panjang bersandar di pelipisnya, dan cincin merah di jarinya berkilauan di bawah sinar matahari.Di sampingnya berdiri Vania yang terlihat sedang mengatakan sesuatu. Mereka berdiri sangat dekat dan wajah Jason terlihat lebih lembut dari biasanya. Janice menarik kembali pandangannya, lalu melepas tangannya sambil berpura-pura tenang."Terima kasih," ucap Janice."Sama-sama." Pria itu menoleh ke arah pandangannya. "Itu Pak Jason, 'kan? Dia sayang sekali sama tunangannya ya, sampai antar jemput dia sendiri."Ya, semua orang bisa melihat dengan jelas betapa Jason mencintai Vania. Di kehidupan sebelumnya, hanya Janice sendiri yang masih mencintai dan menunggunya seperti orang bodoh. Baru saja Janice hendak mengangguk, Ivy malah langsung menariknya."Karena sudah kebetulan ketemu, ayo cepat sapa pamanmu.""Nggak," tolak Janice sambil menepis tangannya dan hendak per
Read more

Bab 12

Janice ditarik Calvin ke belakang. Saat pandangannya mulai kabur, Janice mengepalkan tangannya dengan erat. Janice baru tersadar ketika merasa kesakitan. Dia harus menyelamatkan diri sendiri!Janice meraih gagang pintu untuk menstabilkan tubuhnya. Dia terus mencari barang yang bisa menyelamatkannya. Pajangan kristal di bagian tengah mobil memberi Janice kesempatan.Namun, tangan Janice tidak mampu meraih pajangan kristal itu. Dia berusaha keras untuk melawan Calvin sambil meraih pajangan kristal.Setelah berhasil mencabut pajangan itu dari alas antiselip, Janice menghantam kepala Calvin. Alhasil, Calvin yang kesakitan melepaskan Janice.Janice memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka pintu mobil dan buru-buru keluar. Angin malam di musim gugur berembus. Janice merasa kedinginan.Janice berjuang sekuat tenaga untuk kabur, tetapi Calvin mencekik lehernya. Janice berusaha melawan. Hanya saja, Calvin menjambak rambut Janice dan menghempasnya ke pintu mobil.Janice merasa pusing, lalu tumb
Read more

Bab 13

Saat Janice bangun, dia melihat seorang polisi wanita duduk di samping tempat tidur. Polisi itu tersenyum sehingga membuat Janice tenang."Kamu sudah bangun? Mau minum, nggak?" tanya polisi itu. Dia berdiri, lalu menuang segelas air untuk Janice dan berucap, "Kamu hanya mengalami luka lecet, nggak parah.""Terima kasih," timpal Janice. Dia berusaha duduk dan mengambil gelas air. Sampai sekarang, Janice masih gemetaran saking takutnya.Polisi wanita tersebut mengamati Janice dan tidak langsung mengajukan pertanyaan. Setelah Janice tenang, dia baru mulai bertanya, "Calvin juga baik-baik saja, tapi pengakuan kalian berbeda. Jadi, aku butuh pengakuanmu."Janice tertegun sejenak, lalu bertanya, "Pengakuan kami berbeda? Apa maksudnya?"Kejadiannya sudah begitu jelas, kenapa polisi mengatakan pengakuan mereka berbeda? Polisi menjelaskan, "Calvin bilang dia tiba-tiba menjadi temperamental karena mabuk. Dia juga menunjukkan laporan pemeriksaan mentalnya dari luar negeri."Polisi melanjutkan, "C
Read more

Bab 14

Anwar makin kesal saat melihat putranya yang tidak berguna. Dia menepuk kepala Zachary dan membentak, "Kenapa aku bisa punya anak yang nggak berguna sepertimu? Kamu benar-benar bodoh sampai-sampai bisa dikendalikan oleh seorang wanita!"Anwar menambahkan, "Kalau kamu punya sedikit kepintaran Jason, masalah hari ini nggak mungkin terjadi!"Ekspresi Zachary sangat masam. Janice melepaskan gagang pintu. Zachary pasti akan merasa malu jika Janice keluar sekarang.Selama ini, Zachary memperlakukan Janice dengan baik. Jadi, Janice tidak tega mempermalukan Zachary.Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria. Jason menghampiri Anwar dengan tenang dan berbicara dengan dingin, "Ayah, Calvin baik-baik saja. Nggak ada gunanya kamu memarahi Kak Zachary."Anwar menimpali, "Aku juga nggak ingin memarahinya, tapi sekarang Keluarga Santoso meminta penjelasan. Kalau masalah yang memalukan ini tersebar, reputasi Keluarga Karim pasti rusak."Anwar meneruskan, "Seharusnya aku nggak boleh izinkan orang nggak j
Read more

Bab 15

Pihak kepolisian bekerja dengan cepat. Begitu Janice setuju berdamai, mereka langsung datang dengan membawa surat perjanjian damai.Polisi wanita yang meminta pengakuan Janice sebelumnya juga datang. Dia berbaik hati mengingatkan Janice, "Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?"Tangan Janice yang memegang pena gemetaran. Dia tersenyum getir dan menyahut, "Sudah. Akhiri saja masalah ini."Apa daya, sekarang Janice sangat lemah. Dia segera menandatangani surat perjanjian damai itu agar tidak menyesal. Polisi wanita itu menghela napas, lalu pergi dengan membawa surat perjanjian damai tersebut.Kemudian, Ivy masuk dengan membawa kotak makanan. Mata Ivy memerah saat bertatapan dengan Janice. Ivy berucap, "Janice ...."Janice bertanya, "Aku sudah tahu. Paman Zachary nggak apa-apa, 'kan?"Ivy menyeka air matanya, lalu menuang bubur ke mangkuk dan mendesah. Dia menjawab, "Nggak apa-apa, dia hanya dimarahi. Kamu juga tahu sifat Anwar. Semua ini salah Calvin, dasar pria berengsek!"Ivy menamba
Read more

Bab 16

Pada pagi hari, di depan pintu kampus tidak terlalu ramai. Janice yang merasa lelah ditarik Jason masuk ke dalam mobil. Meskipun sudah berusaha memberontak, Janice tetap tidak mampu melawan Jason.Janice memandang Jason. Dia baru menyadari Jason melihatnya dengan sinis, seperti menganggap dia memberontak hanya untuk menarik perhatian Jason.Janice benar-benar lelah dan tangannya terkulai. Jason menarik Janice, lalu mengangkat dagunya dan membelai dahinya yang membengkak.Jason berujar, "Sepertinya kamu belum jera. Kenapa kamu keluar dari rumah sakit?"Jason berbicara dengan santai, seolah-olah orang yang menyuruh Janice berdamai bukan dia. Janice memandangi Jason. Dia benar-benar tidak memahami pria ini.Melihat Janice tidak berbicara, Jason menjepit dagu Janice dengan kuat. Janice seperti mainan Jason yang bisa dikendalikannya sesuka hati.Janice yang merasa dipermalukan memukul tangan Jason dengan kuat. Suasana di dalam mobil menjadi hening. Punggung tangan Jason memerah.Janice pani
Read more

Bab 17

Janice dipaksa mengikuti Jason ke apartemen Vania. Begitu keluar dari lift, dia langsung melihat jejak darah di lantai dan cat merah di pintu. Semuanya sangat mencolok dan mengerikan.Belum sempat Janice bereaksi, Jason sudah bergegas masuk ke apartemen. Dia disambut oleh teriakan kesakitan seorang pria dan tangisan Vania.Vania berujar, "Jason, aku takut banget! Aku takut ...."Suara tangisannya menyadarkan Janice. Dia pun segera masuk ke dalam apartemen. Pemandangan yang Janice lihat adalah seorang pria tergeletak di lantai dengan wajah garang. Mulutnya penuh darah dan tangannya masih mencengkeram pisau.Di seberangnya, Vania memegang lengannya yang berdarah. Dia terlihat lemah di pelukan Jason. Wajahnya yang cantik sangat sedih.Pria itu terus menghina Vania, "Dasar wanita murahan! Kamu jago di ranjang, kenapa nggak biarkan aku menikmatinya juga? Padahal kamu memang wanita seperti itu!"Vania menangis dengan sedih. Dia membalas, "Nggak, bukan seperti itu. Aku bukan ...."Pria itu te
Read more

Bab 18

Janice hanya bisa menyaksikan dirinya sendiri berdarah. Sementara di seberangnya, Jason menarik Vania ke belakangnya untuk melindunginya.Di belakang Jason, wanita itu tersenyum. Janice melihat pemandangan itu dengan wajah pucat, lalu tersenyum pahit ....Tak lama kemudian, polisi tiba di tempat kejadian. Salah satu dari mereka bertanya, "Siapa yang lapor polisi?""Aku," jawab Jason. Dia dengan dingin menunjuk Janice, lalu menambahkan, "Dia pelakunya, cepat dibawa pergi."Polisi melihat luka di tangan Janice. Salah satu dari mereka berucap dengan terkejut, "Banyak sekali darah. Kami harus membalut lukanya dulu."Namun, Jason bahkan tidak meliriknya dan malah berbicara dengan tegas, "Bawa dia pergi. Dia harus tanggung sendiri akibat dari perbuatannya."Usai pria itu berkata demikian, Janice langsung diborgol. Salah satu polisi khawatir dengan keadaannya sehingga menggunakan perban untuk menghentikan pendarahan di lukanya.Saat perban ditekan ke luka, Janice merasakan sakit yang luar bia
Read more

Bab 19

Ivy buru-buru tiba di kantor polisi. Saat melihat tangan Janice yang terluka, wajahnya langsung pucat ketakutan.Ivy bertanya, "Apa yang terjadi? Baru keluar dari rumah sakit, kok sudah terluka lagi? Kamu ini seorang desainer, tanganmu sangat penting!"Janice jelas mengerti betapa pentingnya hal itu, lalu apakah Jason tidak mengerti? Dia tetap saja menendang pria itu ke arahnya. Jika begitu, biarlah masalah ini berlanjut.Janice mengusap rambutnya sambil berucap, "Aku baik-baik saja. Bu, aku nggak bertele-tele lagi. Apa hal yang kuminta kamu tanyakan sudah ada jawaban?"Ivy menggenggam tangan putrinya dengan penuh kekhawatiran. Dia menangis karena sakit hati. Setelah beberapa saat, dia baru bisa menjawab, "Sudah. Lihatlah ini."Ivy mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan isinya hanya kepada Janice. Setelah melihatnya, Janice justru merasa sedikit lega. Dia berucap, "Ternyata benar."Ivy mengerucutkan bibirnya, lalu bertanya, "Janice, sekarang gimana? Baru saja masalah Calvin selesai, ka
Read more

Bab 20

Janice membalas, "Ini bukan soal dia dan Calvin yang berbeda. Ini karena dia berbeda denganku. Dia suci, mulia, dan dia adalah wanitamu. Kalau aku?""Aku bukan siapa-siapa. Jadi, aku nggak pantas bersaing sama Vania, nggak pantas melawan, dan nggak pantas membela diri. Aku harus tunduk, menerima nasib, menyerahkan segalanya, dan mengakui semua kesalahan. Benar, 'kan?" tanya Janice."Jason, apa kamu pernah berpikir setelah aku melakukan semua itu, apa yang akan terjadi? Apa kalian akan melepaskanku begitu saja? Jadi, apa yang harus kulakukan? Mati saja?" tanya Janice.Setiap kata Janice menusuk hati. Setelah mengatakannya, dia sendiri malah tertawa. Dia mengangkat tangan yang terluka di hadapan Jason dan menggoyangkannya, lalu melanjutkan, "Cuma beberapa milimeter lagi, sarafku akan putus. Kamu pasti kecewa, 'kan?"Janice melanjutkan, "Kalau tanganku hancur, Vania akan jadi satu-satunya wakil kampus dalam kompetisi. Setelah itu, opini di internet akan berbalik.""Mereka akan bilang aku
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status