แชร์

Bab 11

ผู้เขียน: Danira Widia
Merasakan tatapan itu, Janice menoleh ke arahnya. Orang itu adalah Jason. Dia mengenakan jas hitam yang rapi, jari-jarinya yang panjang bersandar di pelipisnya, dan cincin merah di jarinya berkilauan di bawah sinar matahari.

Di sampingnya berdiri Vania yang terlihat sedang mengatakan sesuatu. Mereka berdiri sangat dekat dan wajah Jason terlihat lebih lembut dari biasanya. Janice menarik kembali pandangannya, lalu melepas tangannya sambil berpura-pura tenang.

"Terima kasih," ucap Janice.

"Sama-sama." Pria itu menoleh ke arah pandangannya. "Itu Pak Jason, 'kan? Dia sayang sekali sama tunangannya ya, sampai antar jemput dia sendiri."

Ya, semua orang bisa melihat dengan jelas betapa Jason mencintai Vania. Di kehidupan sebelumnya, hanya Janice sendiri yang masih mencintai dan menunggunya seperti orang bodoh. Baru saja Janice hendak mengangguk, Ivy malah langsung menariknya.

"Karena sudah kebetulan ketemu, ayo cepat sapa pamanmu."

"Nggak," tolak Janice sambil menepis tangannya dan hendak per
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (8)
goodnovel comment avatar
Zhunia Angel
kenapa sih ngga ada pria baik disisi janice?
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
apa tokoh ceritanya yg bernama janice g bisa dibikin lebih tolol dan sial lagi? cerita saduran yg membagongkan.
goodnovel comment avatar
Siti Eri
katanya terlahir kembali seharus sudah tahu akan kejadianya jadi bisa menghindarinya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 12

    Janice ditarik Calvin ke belakang. Saat pandangannya mulai kabur, Janice mengepalkan tangannya dengan erat. Janice baru tersadar ketika merasa kesakitan. Dia harus menyelamatkan diri sendiri!Janice meraih gagang pintu untuk menstabilkan tubuhnya. Dia terus mencari barang yang bisa menyelamatkannya. Pajangan kristal di bagian tengah mobil memberi Janice kesempatan.Namun, tangan Janice tidak mampu meraih pajangan kristal itu. Dia berusaha keras untuk melawan Calvin sambil meraih pajangan kristal.Setelah berhasil mencabut pajangan itu dari alas antiselip, Janice menghantam kepala Calvin. Alhasil, Calvin yang kesakitan melepaskan Janice.Janice memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka pintu mobil dan buru-buru keluar. Angin malam di musim gugur berembus. Janice merasa kedinginan.Janice berjuang sekuat tenaga untuk kabur, tetapi Calvin mencekik lehernya. Janice berusaha melawan. Hanya saja, Calvin menjambak rambut Janice dan menghempasnya ke pintu mobil.Janice merasa pusing, lalu tumb

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 13

    Saat Janice bangun, dia melihat seorang polisi wanita duduk di samping tempat tidur. Polisi itu tersenyum sehingga membuat Janice tenang."Kamu sudah bangun? Mau minum, nggak?" tanya polisi itu. Dia berdiri, lalu menuang segelas air untuk Janice dan berucap, "Kamu hanya mengalami luka lecet, nggak parah.""Terima kasih," timpal Janice. Dia berusaha duduk dan mengambil gelas air. Sampai sekarang, Janice masih gemetaran saking takutnya.Polisi wanita tersebut mengamati Janice dan tidak langsung mengajukan pertanyaan. Setelah Janice tenang, dia baru mulai bertanya, "Calvin juga baik-baik saja, tapi pengakuan kalian berbeda. Jadi, aku butuh pengakuanmu."Janice tertegun sejenak, lalu bertanya, "Pengakuan kami berbeda? Apa maksudnya?"Kejadiannya sudah begitu jelas, kenapa polisi mengatakan pengakuan mereka berbeda? Polisi menjelaskan, "Calvin bilang dia tiba-tiba menjadi temperamental karena mabuk. Dia juga menunjukkan laporan pemeriksaan mentalnya dari luar negeri."Polisi melanjutkan, "C

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 14

    Anwar makin kesal saat melihat putranya yang tidak berguna. Dia menepuk kepala Zachary dan membentak, "Kenapa aku bisa punya anak yang nggak berguna sepertimu? Kamu benar-benar bodoh sampai-sampai bisa dikendalikan oleh seorang wanita!"Anwar menambahkan, "Kalau kamu punya sedikit kepintaran Jason, masalah hari ini nggak mungkin terjadi!"Ekspresi Zachary sangat masam. Janice melepaskan gagang pintu. Zachary pasti akan merasa malu jika Janice keluar sekarang.Selama ini, Zachary memperlakukan Janice dengan baik. Jadi, Janice tidak tega mempermalukan Zachary.Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria. Jason menghampiri Anwar dengan tenang dan berbicara dengan dingin, "Ayah, Calvin baik-baik saja. Nggak ada gunanya kamu memarahi Kak Zachary."Anwar menimpali, "Aku juga nggak ingin memarahinya, tapi sekarang Keluarga Santoso meminta penjelasan. Kalau masalah yang memalukan ini tersebar, reputasi Keluarga Karim pasti rusak."Anwar meneruskan, "Seharusnya aku nggak boleh izinkan orang nggak j

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 15

    Pihak kepolisian bekerja dengan cepat. Begitu Janice setuju berdamai, mereka langsung datang dengan membawa surat perjanjian damai.Polisi wanita yang meminta pengakuan Janice sebelumnya juga datang. Dia berbaik hati mengingatkan Janice, "Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?"Tangan Janice yang memegang pena gemetaran. Dia tersenyum getir dan menyahut, "Sudah. Akhiri saja masalah ini."Apa daya, sekarang Janice sangat lemah. Dia segera menandatangani surat perjanjian damai itu agar tidak menyesal. Polisi wanita itu menghela napas, lalu pergi dengan membawa surat perjanjian damai tersebut.Kemudian, Ivy masuk dengan membawa kotak makanan. Mata Ivy memerah saat bertatapan dengan Janice. Ivy berucap, "Janice ...."Janice bertanya, "Aku sudah tahu. Paman Zachary nggak apa-apa, 'kan?"Ivy menyeka air matanya, lalu menuang bubur ke mangkuk dan mendesah. Dia menjawab, "Nggak apa-apa, dia hanya dimarahi. Kamu juga tahu sifat Anwar. Semua ini salah Calvin, dasar pria berengsek!"Ivy menamba

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 16

    Pada pagi hari, di depan pintu kampus tidak terlalu ramai. Janice yang merasa lelah ditarik Jason masuk ke dalam mobil. Meskipun sudah berusaha memberontak, Janice tetap tidak mampu melawan Jason.Janice memandang Jason. Dia baru menyadari Jason melihatnya dengan sinis, seperti menganggap dia memberontak hanya untuk menarik perhatian Jason.Janice benar-benar lelah dan tangannya terkulai. Jason menarik Janice, lalu mengangkat dagunya dan membelai dahinya yang membengkak.Jason berujar, "Sepertinya kamu belum jera. Kenapa kamu keluar dari rumah sakit?"Jason berbicara dengan santai, seolah-olah orang yang menyuruh Janice berdamai bukan dia. Janice memandangi Jason. Dia benar-benar tidak memahami pria ini.Melihat Janice tidak berbicara, Jason menjepit dagu Janice dengan kuat. Janice seperti mainan Jason yang bisa dikendalikannya sesuka hati.Janice yang merasa dipermalukan memukul tangan Jason dengan kuat. Suasana di dalam mobil menjadi hening. Punggung tangan Jason memerah.Janice pani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 17

    Janice dipaksa mengikuti Jason ke apartemen Vania. Begitu keluar dari lift, dia langsung melihat jejak darah di lantai dan cat merah di pintu. Semuanya sangat mencolok dan mengerikan.Belum sempat Janice bereaksi, Jason sudah bergegas masuk ke apartemen. Dia disambut oleh teriakan kesakitan seorang pria dan tangisan Vania.Vania berujar, "Jason, aku takut banget! Aku takut ...."Suara tangisannya menyadarkan Janice. Dia pun segera masuk ke dalam apartemen. Pemandangan yang Janice lihat adalah seorang pria tergeletak di lantai dengan wajah garang. Mulutnya penuh darah dan tangannya masih mencengkeram pisau.Di seberangnya, Vania memegang lengannya yang berdarah. Dia terlihat lemah di pelukan Jason. Wajahnya yang cantik sangat sedih.Pria itu terus menghina Vania, "Dasar wanita murahan! Kamu jago di ranjang, kenapa nggak biarkan aku menikmatinya juga? Padahal kamu memang wanita seperti itu!"Vania menangis dengan sedih. Dia membalas, "Nggak, bukan seperti itu. Aku bukan ...."Pria itu te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 18

    Janice hanya bisa menyaksikan dirinya sendiri berdarah. Sementara di seberangnya, Jason menarik Vania ke belakangnya untuk melindunginya.Di belakang Jason, wanita itu tersenyum. Janice melihat pemandangan itu dengan wajah pucat, lalu tersenyum pahit ....Tak lama kemudian, polisi tiba di tempat kejadian. Salah satu dari mereka bertanya, "Siapa yang lapor polisi?""Aku," jawab Jason. Dia dengan dingin menunjuk Janice, lalu menambahkan, "Dia pelakunya, cepat dibawa pergi."Polisi melihat luka di tangan Janice. Salah satu dari mereka berucap dengan terkejut, "Banyak sekali darah. Kami harus membalut lukanya dulu."Namun, Jason bahkan tidak meliriknya dan malah berbicara dengan tegas, "Bawa dia pergi. Dia harus tanggung sendiri akibat dari perbuatannya."Usai pria itu berkata demikian, Janice langsung diborgol. Salah satu polisi khawatir dengan keadaannya sehingga menggunakan perban untuk menghentikan pendarahan di lukanya.Saat perban ditekan ke luka, Janice merasakan sakit yang luar bia

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 19

    Ivy buru-buru tiba di kantor polisi. Saat melihat tangan Janice yang terluka, wajahnya langsung pucat ketakutan.Ivy bertanya, "Apa yang terjadi? Baru keluar dari rumah sakit, kok sudah terluka lagi? Kamu ini seorang desainer, tanganmu sangat penting!"Janice jelas mengerti betapa pentingnya hal itu, lalu apakah Jason tidak mengerti? Dia tetap saja menendang pria itu ke arahnya. Jika begitu, biarlah masalah ini berlanjut.Janice mengusap rambutnya sambil berucap, "Aku baik-baik saja. Bu, aku nggak bertele-tele lagi. Apa hal yang kuminta kamu tanyakan sudah ada jawaban?"Ivy menggenggam tangan putrinya dengan penuh kekhawatiran. Dia menangis karena sakit hati. Setelah beberapa saat, dia baru bisa menjawab, "Sudah. Lihatlah ini."Ivy mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan isinya hanya kepada Janice. Setelah melihatnya, Janice justru merasa sedikit lega. Dia berucap, "Ternyata benar."Ivy mengerucutkan bibirnya, lalu bertanya, "Janice, sekarang gimana? Baru saja masalah Calvin selesai, ka

บทล่าสุด

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 712

    Landon bisa melihat perubahan suasana hati Janice. Kebetulan saat itu dia melihat Naura keluar dari dapur sambil membawa segelas air, dia pun berkata, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah Kak Naura dulu untuk sementara ini. Para pengawal akan tetap melindungi kalian di sini.""Ya," jawab Janice sambil menghela napas lega.Setelah menyerahkan air itu ke tangan Janice, Naura berkata sebagai jaminan, "Pak Landon, tenang saja, aku pasti akan menjaga Janice dengan baik.""Maaf merepotkanmu," kata Landon dengan sopan.Setelah mengatakan itu, Landon menerima pesan dari Zion. Setelah membaca pesan itu, dia berkata dengan tenang, "Janice, kamu istirahat dulu. Aku ada urusan lain yang harus segera ditangani."Janice langsung merespons perkataan Landon.Setelah mengantar Landon pergi, Naura langsung membawa Janice ke rumahnya.Beberapa menit kemudian, pengawal yang dikirim Landon mengetuk pintu. "Nona Janice, kalau ada apa-apa, langsung panggil kami saja. Nanti petugas kebersihan juga akan datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 711

    Janice yang dalam keadaan putus asa ditemani Landon untuk kembali ke apartemen. Saat pintu lift terbuka, bau yang menyengat membuatnya yang sensitif terhadap bau karena hamil langsung terbatuk-batuk.Landon segera berdiri di depan Janice untuk melindunginya dari bau, lalu keluar dari lift terlebih dahulu.Namun, pada detik berikutnya, terdengar suara dari Naura. "Pak Landon? Mana Janice?"Janice segera menutupi hidung dan mulutnya dengan lengan bajunya, lalu keluar dari lift. Namun, sebelum sempat berbicara dengan Naura, dia tertegun karena melihat pemandangan di depan matanya. Pintu rumahnya disiram cat merah dan tertulis kata untuk membayar utang di dindingnya. Cat di tulisannya menetes seperti darah karena masih belum kering, terlihat sangat mengerikan.Naura yang apartemennya juga terkena imbasnya pun menggulung lengan bajunya dan memakai masker, lalu membersihkan cat dari dinding dengan alkohol seperti yang dipelajarinya dari internet. Bau cat bercampur dengan alkohol membuat loro

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 710

    Janice menyadari orang di dalam ruangan itu adalah Fenny yang duduk dengan tenang dan riasannya tetap terlihat muda serta anggun seperti saat meninggalkan Kota Pakisa. Namun, entah mengapa dia merasa orang ini terkesan berbeda dengan Fenny di ingatannya yang sangat pandai berbicara.Mungkin karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, Janice melihat Fenny mengangkat kepala dan menatapnya yang berada di luar pintu. Tatapan Fenny terlihat sangat kelelahan dan tidak bersemangat untuk mencari banyak uang seperti yang pernah diceritakan Ivy. Padahal Ivy pernah bergaul dengan banyak ibu-ibu kaya, tidak mungkin mudah ditipu ekspresi Fenny yang seperti ini.Saat Janice hendak memperhatikan Fenny dengan lebih jelas, polisi itu langsung menutup pintu. Dia pun hanya bisa segera menyusul Zachary. "Paman, tunggu sebentar.""Kenapa?" tanya Zachary yang agak tergesa-gesa."Paman, bisakah kamu menyelidiki Bibi Fenny ini? Maksudku, kehidupannya sebelum dia kembali ke Kota Pakisa," kata Janice. Di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 709

    Ivy merasa agak emosional, sedangkan ekspresi Janice dan Zachary menjadi jauh lebih muram.Saat itu, Janice akhirnya mengerti mengapa Kristin berani menuduh Ivy menipu uang mereka di hadapan polisi karena tidak ada bukti yang jelas apakah yang itu diminta atau diberi. Selain itu, Fenny sudah menyerahkan diri dan mengakui kesalahan, sehingga Ivy terkesan seperti dalangnya. Sementara itu, bukan hanya tidak menyadari hal itu, Ivy juga tidak mampu membantah.Namun, Janice bertanya-tanya mengapa Kristin dan Fenny harus melakukan ini? Dia pun melirik Zachary dan terlihat jelas Zachary juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Setelah menenangkan Ivy terlebih dahulu, Zachary baru bertanya dengan nada lembut, "Kenapa Fenny bisa menghubungimu?"Ivy perlahan-lahan merasa tenang setelah mendengar nada bicara Zachary, lalu mencoba mengingat kembali saat pertama kalinya dia bertemu dengan Fenny. "Saat itu aku ikut acara minum teh sore yang diadakan Nyonya Linda, kebetulan dia ada janji dengan pe

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status