Share

Bab 20

Penulis: Danira Widia
Janice membalas, "Ini bukan soal dia dan Calvin yang berbeda. Ini karena dia berbeda denganku. Dia suci, mulia, dan dia adalah wanitamu. Kalau aku?"

"Aku bukan siapa-siapa. Jadi, aku nggak pantas bersaing sama Vania, nggak pantas melawan, dan nggak pantas membela diri. Aku harus tunduk, menerima nasib, menyerahkan segalanya, dan mengakui semua kesalahan. Benar, 'kan?" tanya Janice.

"Jason, apa kamu pernah berpikir setelah aku melakukan semua itu, apa yang akan terjadi? Apa kalian akan melepaskanku begitu saja? Jadi, apa yang harus kulakukan? Mati saja?" tanya Janice.

Setiap kata Janice menusuk hati. Setelah mengatakannya, dia sendiri malah tertawa. Dia mengangkat tangan yang terluka di hadapan Jason dan menggoyangkannya, lalu melanjutkan, "Cuma beberapa milimeter lagi, sarafku akan putus. Kamu pasti kecewa, 'kan?"

Janice melanjutkan, "Kalau tanganku hancur, Vania akan jadi satu-satunya wakil kampus dalam kompetisi. Setelah itu, opini di internet akan berbalik."

"Mereka akan bilang aku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Yruhatnic Heny
bener bangets,,,gak kayak judulnya,,,
goodnovel comment avatar
Raffa Khairy
judul pembalasan seorang istri tp smpai dibab ini blm ada tnda" blas dendam yg ada smkin teraniaya saja, mnding judul nya diganti istri yg teraniaya udh pas cocok sm alurnya yg mbulet kek sinetron ikan terbang
goodnovel comment avatar
jet tempur94
makin kesini kenapa makin pendek cerita tiap episodenya.. anjing kontolah kau thor, cari uang yg wajar taikkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 21

    Janice berpikir sejenak dengan tenang, lalu mendekat ke satu-satunya polisi bisa dia percaya dan memberi tahu, "Maaf, bisa tolong ....""Oke," jawab Priska sambil mengangguk. Setelah memberikan semua instruksinya, Janice merasa lega.Supaya tidak membuat Priska berada dalam situasi sulit, dia menarik napas dalam sebelum berucap, "Aku sudah kasih tahu semuanya. Aku nggak bakal membiarkanmu menyinggung orang lain. Silakan tangani aku sesuai prosedur."Priska bersikap baik pada Janice. Jika sampai dia terlibat masalah dengan Jason karena dirinya, tentu saja Janice akan merasa tidak enak. Itu sebabnya, Janice mengangkat tangan yang diborgol dengan patuh.Priska menatapnya dengan ragu, lalu tiba-tiba berucap sambil tersenyum, "Sebenarnya ...." Dia mulai berbicara, tetapi setelah itu menjadi ragu dan tidak melanjutkan ucapannya.Kemudian, Priska bertanya dengan makna yang mendalam, "Kamu nggak merasa lebih aman tinggal di sini?""Aman?" Janice sedikit bingung, tetapi dia tetap membalas sambi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 22

    "Nona Janice, sebagai pengacara, aku harus dengan bertanggung jawab memberitahumu bahwa ini adalah hasil terbaik untukmu," ucap Wilson dengan tak acuh. Dia seolah yakin bahwa Janice yang tidak memiliki dukungan hanya bisa menerima nasibnya.Janice menutup naskah pidato itu dan menatap Wilson tanpa berkata apa-apa. Di bawah tatapan Janice yang tegas, Wilson tiba-tiba merasa sedikit tidak yakin."Nona Janice, kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Wilson."Pak Wilson, seingatku kamu pernah dikejar-kejar karena bantu orang miskin menangani kasus secara gratis. Itulah yang bikin Keluarga Karim menghargaimu, 'kan?" tanya Janice dengan nada lembut.Wilson tertegun sejenak. Masa lalunya itu hanya diketahui oleh Jason dan Anwar. Lantas, bagaimana Janice bisa mengetahuinya?Sebagai pengacara yang berpengalaman, Wilson dengan cepat kembali tenang. Kemudian, dia bertanya, "Memangnya kenapa?"Janice berucap, "Ketika mengatakan semua ini padaku, apa hatimu merasa tenang? Lupakan soal kasus Vania

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 23

    Jason tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya melirik sekilas ke arah Janice dengan ekspresi yang makin dingin. Pria itu memancarkan sikap yang jelas melarang orang mendekat. Di dalam hati, Janice mencibir. Itulah Jason yang dia kenal.Pada saat itu, terdengar suara tegas dan tajam dari belakang. "Janice, kenapa masih berdiri di sana? Semua orang lagi menunggumu." Anwar yang berbicara demikian.Janice berbalik dan melihat bahwa di belakang Anwar, ada ibunya dan Zachary. Biasanya, dua orang ini sama sekali tidak punya posisi penting dalam acara sebesar ini.Tidak disangka, kali ini mereka muncul di situasi yang sangat tidak menyenangkan. Jelas, Anwar khawatir bahwa Janice akan berubah pikiran dan menolak untuk naik panggung."Janice ...." Zachary terlihat serius dan mencoba mendekat untuk melindungi Janice.Namun, Janice segera menggeleng padanya sambil berujar, "Cukup temani ibuku saja."Di bawah tatapan peringatan dari Anwar, Janice akhirnya naik ke panggung. Di antara hadirin, Calvin yan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 24

    Tubuh Kevin tiba-tiba menegang dan wajahnya memucat. Dia menunjuk layar dengan panik sambil bertanya, "Memangnya kenapa? Bukannya ini justru menunjukkan bahwa Nona Janice kasih informasi palsu padaku buat fitnah Nona Vania?"Banyak orang di sekitar mengangguk setuju. Namun, Janice malah menatap Vania dengan tenang sambil bertanya, "Vania, bukannya kamu yang paling tahu siapa sebenarnya yang kasih informasi ke wartawan? Kenapa kamu diam saja?"Vania terlihat panik. Dia buru-buru menjawab, "Apa hubungannya denganku? Bukan aku!"Janice terus menatapnya sambil bertanya, "Vania, apa aku pernah bilang bahwa ini ada hubungannya denganmu?""Aku cuma bilang bahwa kita sudah jelas membahas semua ini di kantor Pak Hamdan waktu itu. Jadi kenapa ketika para wartawan dan penggemarmu salah paham tentangku, kamu nggak menjelaskannya?" tanya Janice."Aku ... aku ...." Vania tidak bisa menjawab dan memilih untuk menangis.Janice berucap dengan nada peduli, "Vania, jangan nangis. Nanti, orang-orang kira

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 25

    Ketenangan Janice benar-benar mengejutkan semua orang. Orang yang dulu berada di posisi paling tidak penting dalam Keluarga Karim, kini tidak lagi penakut atau menundukkan kepala saat berbicara.Janice berdiri di atas panggung dan membela dirinya sendiri. Tatapannya yang jernih dan penuh keyakinan menyapu wajah Jason yang dingin dan berbahaya, tanpa ada sedikit pun keraguan.Saat keadaan mulai berbalik, semua kamera langsung mengarah ke Kevin dan Vania. Ini membuat Kevin merasa gugup dan secara refleks menatap Vania.Di sisi lain, wanita itu mengernyit dan memberikan isyarat kecil dengan matanya. Kevin segera membantah dengan keras, "Nona Janice, kamu nggak bisa memfitnahku dan Nona Vania cuma karena aku mengajukan beberapa pertanyaan!"Dengan mata berkaca-kaca, Vania berucap, "Janice, aku tahu kamu mungkin marah karena kampus kasih kuota kompetisi untukku. Tapi, aku cuma mau permintaan maaf.""Aku bahkan sudah bilang ke polisi mau berdamai. Kalau kamu terus seperti ini, aku akan mundu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 26

    Tatapan penuh keraguan dari orang-orang di sekitar hampir menenggelamkan Vania. Jika tidak memberikan alasan yang masuk akal, citra yang telah dia pertahankan selama ini akan runtuh.Vania menggigit bibirnya. Matanya berbinar licik ketika berucap, "Janice, kamu mungkin lupa. Masalah yang lagi dibahas sekarang adalah kamu dituduh meminta orang untuk melukaiku.""Aku kasih kamu kesempatan buat minta maaf di sini biar kita bisa berdamai. Kalau kita berdamai, kamu akan aman," jelas Vania.Taktik berpura-pura lemah sudah tidak berhasil. Kini, Vania mulai menggunakan ancaman. Namun, sayangnya kali ini dia kembali salah langkah.Janice berbalik dan menatap Priska. Polisi wanita itu pun berbicara dengan tegas, "Nona Vania, kami sudah menyelidiki pria yang berusaha melukaimu. Dia nggak memiliki catatan kriminal, tapi punya seorang putri yang butuh biaya pengobatan."Priska menambahkan, "Kami sudah memeriksa rekeningnya. Ada uang yang masuk dari rekening luar negeri yang jumlahnya sesuai dengan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 27

    Janice melanjutkan, "Pak Anwar. Dia yakin aku nggak bersalah sehingga mengatur konferensi pers ini untukku.""Walaupun aku nggak punya hubungan darah dengan Keluarga Karim, keluarga ini selalu memperlakukanku ... seperti keluarga sendiri dan nggak pernah melukaiku. Makasih banyak," tambah Janice sambil membungkuk dalam-dalam kepada Anwar.Meskipun Anwar merasa marah, dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya tersenyum dan mengangguk kepada semua orang. Tak bisa dipungkiri, langkah ini adalah cara tercepat untuk meredakan krisis reputasi Keluarga Karim.Setelah konferensi pers selesai, Janice bergegas menyusul Priska dan berucap, "Makasih. Kalau bukan karena bukti yang kamu temukan tentang Calvin, aku pasti ...."Priska mengisyaratkan kepada rekan-rekannya untuk membawa Calvin ke dalam mobil, lalu menatap Janice dengan tatapan kesulitan."Bukan aku. Itu semua perintah Pak Jason. Gadis-gadis yang kasih kesaksian itu semuanya ditemukan oleh Pak Jason dalam semalam. Sebelumnya, nggak ada y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 28

    Wajah Vania tampak pucat. Ketika Jason mengangkat tangan, Vania sontak merebut flashdisk dan menjatuhkannya. Kemudian, dia pura-pura tidak sengaja menginjak flashdisk itu hingga hancur.Vania berucap dengan ekspresi penuh penyesalan, "Maaf, Jason. Aku nggak sengaja. Aku cuma ingin membantumu ambil tadi."Janice menatap flashdisk yang hancur itu, lalu berbalik dan pergi. Tidak penting Jason melihat isinya atau tidak, yang penting Vania merasa takut dan orang-orang melihatnya. Itu sudah cukup.Setelah Janice keluar, Ivy mengikutinya. Ivy menegur, "Kamu sudah gila? Kenapa memberi bukti itu kepada Vania?""Ibu, kamu kira kita bisa melindungi bukti itu?" tanya Janice balik."Kamu bisa memutarnya langsung. Kemudian, orang-orang akan tahu kebusukan Vania," jelas Ivy."Kamu nggak ingin tinggal di rumah Keluarga Karim lagi? Kamu kira Jason akan mengampuni kita?" tanya Janice lagi.Ivy telah meremehkan cinta Jason kepada Vania. Di kehidupan lampau, Janice mati karena cinta ini. Jason sampai meli

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 712

    Landon bisa melihat perubahan suasana hati Janice. Kebetulan saat itu dia melihat Naura keluar dari dapur sambil membawa segelas air, dia pun berkata, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah Kak Naura dulu untuk sementara ini. Para pengawal akan tetap melindungi kalian di sini.""Ya," jawab Janice sambil menghela napas lega.Setelah menyerahkan air itu ke tangan Janice, Naura berkata sebagai jaminan, "Pak Landon, tenang saja, aku pasti akan menjaga Janice dengan baik.""Maaf merepotkanmu," kata Landon dengan sopan.Setelah mengatakan itu, Landon menerima pesan dari Zion. Setelah membaca pesan itu, dia berkata dengan tenang, "Janice, kamu istirahat dulu. Aku ada urusan lain yang harus segera ditangani."Janice langsung merespons perkataan Landon.Setelah mengantar Landon pergi, Naura langsung membawa Janice ke rumahnya.Beberapa menit kemudian, pengawal yang dikirim Landon mengetuk pintu. "Nona Janice, kalau ada apa-apa, langsung panggil kami saja. Nanti petugas kebersihan juga akan datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 711

    Janice yang dalam keadaan putus asa ditemani Landon untuk kembali ke apartemen. Saat pintu lift terbuka, bau yang menyengat membuatnya yang sensitif terhadap bau karena hamil langsung terbatuk-batuk.Landon segera berdiri di depan Janice untuk melindunginya dari bau, lalu keluar dari lift terlebih dahulu.Namun, pada detik berikutnya, terdengar suara dari Naura. "Pak Landon? Mana Janice?"Janice segera menutupi hidung dan mulutnya dengan lengan bajunya, lalu keluar dari lift. Namun, sebelum sempat berbicara dengan Naura, dia tertegun karena melihat pemandangan di depan matanya. Pintu rumahnya disiram cat merah dan tertulis kata untuk membayar utang di dindingnya. Cat di tulisannya menetes seperti darah karena masih belum kering, terlihat sangat mengerikan.Naura yang apartemennya juga terkena imbasnya pun menggulung lengan bajunya dan memakai masker, lalu membersihkan cat dari dinding dengan alkohol seperti yang dipelajarinya dari internet. Bau cat bercampur dengan alkohol membuat loro

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 710

    Janice menyadari orang di dalam ruangan itu adalah Fenny yang duduk dengan tenang dan riasannya tetap terlihat muda serta anggun seperti saat meninggalkan Kota Pakisa. Namun, entah mengapa dia merasa orang ini terkesan berbeda dengan Fenny di ingatannya yang sangat pandai berbicara.Mungkin karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, Janice melihat Fenny mengangkat kepala dan menatapnya yang berada di luar pintu. Tatapan Fenny terlihat sangat kelelahan dan tidak bersemangat untuk mencari banyak uang seperti yang pernah diceritakan Ivy. Padahal Ivy pernah bergaul dengan banyak ibu-ibu kaya, tidak mungkin mudah ditipu ekspresi Fenny yang seperti ini.Saat Janice hendak memperhatikan Fenny dengan lebih jelas, polisi itu langsung menutup pintu. Dia pun hanya bisa segera menyusul Zachary. "Paman, tunggu sebentar.""Kenapa?" tanya Zachary yang agak tergesa-gesa."Paman, bisakah kamu menyelidiki Bibi Fenny ini? Maksudku, kehidupannya sebelum dia kembali ke Kota Pakisa," kata Janice. Di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 709

    Ivy merasa agak emosional, sedangkan ekspresi Janice dan Zachary menjadi jauh lebih muram.Saat itu, Janice akhirnya mengerti mengapa Kristin berani menuduh Ivy menipu uang mereka di hadapan polisi karena tidak ada bukti yang jelas apakah yang itu diminta atau diberi. Selain itu, Fenny sudah menyerahkan diri dan mengakui kesalahan, sehingga Ivy terkesan seperti dalangnya. Sementara itu, bukan hanya tidak menyadari hal itu, Ivy juga tidak mampu membantah.Namun, Janice bertanya-tanya mengapa Kristin dan Fenny harus melakukan ini? Dia pun melirik Zachary dan terlihat jelas Zachary juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Setelah menenangkan Ivy terlebih dahulu, Zachary baru bertanya dengan nada lembut, "Kenapa Fenny bisa menghubungimu?"Ivy perlahan-lahan merasa tenang setelah mendengar nada bicara Zachary, lalu mencoba mengingat kembali saat pertama kalinya dia bertemu dengan Fenny. "Saat itu aku ikut acara minum teh sore yang diadakan Nyonya Linda, kebetulan dia ada janji dengan pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status