Share

Bab 28

Author: Danira Widia
Wajah Vania tampak pucat. Ketika Jason mengangkat tangan, Vania sontak merebut flashdisk dan menjatuhkannya. Kemudian, dia pura-pura tidak sengaja menginjak flashdisk itu hingga hancur.

Vania berucap dengan ekspresi penuh penyesalan, "Maaf, Jason. Aku nggak sengaja. Aku cuma ingin membantumu ambil tadi."

Janice menatap flashdisk yang hancur itu, lalu berbalik dan pergi. Tidak penting Jason melihat isinya atau tidak, yang penting Vania merasa takut dan orang-orang melihatnya. Itu sudah cukup.

Setelah Janice keluar, Ivy mengikutinya. Ivy menegur, "Kamu sudah gila? Kenapa memberi bukti itu kepada Vania?"

"Ibu, kamu kira kita bisa melindungi bukti itu?" tanya Janice balik.

"Kamu bisa memutarnya langsung. Kemudian, orang-orang akan tahu kebusukan Vania," jelas Ivy.

"Kamu nggak ingin tinggal di rumah Keluarga Karim lagi? Kamu kira Jason akan mengampuni kita?" tanya Janice lagi.

Ivy telah meremehkan cinta Jason kepada Vania. Di kehidupan lampau, Janice mati karena cinta ini. Jason sampai meli
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
NEW LYRICS
wkwkwkwk gak jelas banget ini novel, sampe bab 400 aja aku baca cuplikannya belum nemu titik terang
goodnovel comment avatar
Siti Eri
ini bukam pembalasan judulnya ganti istri yg selalu di tindas
goodnovel comment avatar
Fatar 111
Apa'An sih, judulnya PEMBALASAN SANG ISTRI YANG TERTINDAS tapi ceritanya malah gini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 29

    Ketika Janice tersadar kembali, dia sudah berada di rumah sakit. Meskipun matanya bergerak, kesadarannya belum pulih total. Dia bisa mendengar obrolan di pinggir ranjang."Gimana kondisinya?" Terdengar suara rendah, familier, dan berbahaya."Dia baik-baik saja. Aku berani jamin. Tangannya akan kembali normal."Tangan? Begitu mendengarnya, kesadaran Janice berangsur kembali. Matanya yang menyipit tertuju pada dokter berjas putih.[ Vincent, Direktur Departemen Neurologi ]Nama yang sangat familier. Janice akhirnya ingat. Di kehidupan lampau, tangan Vania terluka saat masak. Jason khawatir padanya, jadi menyuruh dokter saraf terbaik untuk memeriksanya.Hari itu, Janice mendapat kesempatan untuk mendesain ulang perhiasan. Namun, tiba-tiba muncul perampok yang memotong saraf di tangannya.Janice pun pergi ke rumah sakit, memohon supaya diberikan dokter saraf terbaik. Siapa sangka, dia diberi tahu bahwa Jason membawa Vincent hanya untuk mengobati luka kecil Vania.Janice langsung menelepon

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 30

    Janice kembali ke kampus. Dia masuk ke asramanya. Tidak ada siapa pun di dalam. Sepertinya mereka pergi wawancara.Janice membuka lacinya. Ketika melihat barang di dalam, matanya sontak menyipit. Janice hendak mengambilnya, tetapi tiba-tiba terdengar suara di belakang. "Janice."Janice menurunkan tangannya dan berbalik. Malia langsung berlari ke hadapannya dan menampar wajah sendiri."Janice, aku minta maaf. Semua ini gara-gara aku tamak. Reporter bilang aku cuma menyampaikan beberapa patah kata pakai akunmu dan aku percaya. Kamu juga tahu ibuku membenciku karena aku menghamburkan uangnya untuk kuliah. Makanya, aku tertipu. Maafkan aku."Malia menampar diri sendiri sambil meminta belas kasihan dari Janice. Janice pura-pura termangu supaya Malia tidak menghentikan tamparannya.Malia kesal, tetapi tidak berani mengatakan apa pun. Setelah wajahnya merah, Janice baru menghentikannya. "Sudahlah, nggak ada gunanya minta maaf lagi sekarang."Janice menunduk mengelus tangannya yang cedera. Mat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 31

    Sebelum menoleh untuk melihat, Janice sudah tahu siapa yang datang. Kaleng di tangannya pun terjatuh dan bergelinding, lalu akhirnya berhenti di depan sepasang sepatu kulit pria.Janice buru-buru membungkuk untuk memungut, tetapi sepasang tangan tiba-tiba merangkul pinggangnya. Tangan itu seperti lilitan ular berbisa.Janice ditahan di depan meja. Napas yang panas mengenai kepalanya, lalu mengenai lehernya. Ini membuat napasnya menjadi tidak karuan.Bibir Jason menempel dengan telinga Janice. Dengan nada bicara nakal, dia bertanya, "Kamu sangat suka digandeng orang?"Napas panas itu membuat telinga Janice seperti digelitik. Rasanya sangat geli. Dia ingin kabur, tetapi Jason akan menahannya dengan makin kuat nanti.Meskipun dihalangi pakaian, Janice bisa merasakan hawa panas pada dada Jason. Dia tidak bisa menahan diri. Telinganya memerah.Jason yang berada di belakang terus mengamati Janice yang malu dan berusaha mengontrol diri. Tatapannya yang mendalam tertuju pada Janice lekat-lekat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 32

    Hanya dengan satu sentuhan, seluruh tubuh Janice seolah-olah tersengat listrik. Dia tak kuasa gemetaran.Setelah memperhatikannya, tatapan Jason menjadi mendalam. Dia mendekati Janice. Tetesan air di kerah bajunya menetes ke perut Jason.Tubuh Janice bergetar makin hebat. Jason menatap Janice lekat-lekat. Tatapannya dipenuhi hasrat yang tidak bisa disembunyikan."Sama sensitifnya dengan malam itu.""Nggak!" bantah Janice segera."Masa? Kamu bukan bicara begini malam itu?" Jason terkekeh-kekeh sambil mengusap perut Janice yang basah karena tetesan air tadi. Tangannya yang lembut sungguh hangat. Rasanya sangat nyaman dan aneh.Perut Janice menegang. Dia tak kuasa mendesah dan hanya bisa membiarkan Jason mengambil alih tubuhnya."Um ...." Jason benar-benar gila. Jika anggota Keluarga Karim tahu, Janice bisa mati di sini. Namun, tenaga Janice kalah telak dari Jason. Dia hanya bisa membiarkan Jason mengangkatnya dan lanjut menciumnya.Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu. "Janice, kamu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 33

    Selesai menyeduh teh, Janice membawakan teh ke ruang tamu. Hari ini suasana sangat harmonis. Anwar sampai terus tersenyum.Setelah membagi teh, Janice berdiri di samping Ivy dan Zachary untuk menjadi manusia transparan lagi.Saat ini, Jason masuk dengan kerah baju yang masih basah. Tracy bertanya dengan heran, "Jason, biasanya kamu paling memperhatikan kebersihan. Kenapa pakaianmu kotor hari ini?"Jason duduk, lalu mengambil teh sambil melirik Janice dan menyahut dengan nada datar, "Ketemu kucing tadi."Tracy menyesap tehnya dan berujar dengan tersenyum, "Menarik sekali. Kucing itu pasti menabrak mulutmu ya?"Jason meniup tehnya dan mengiakan, "Ya, tenaganya besar sekali."Janice menunduk. Wajahnya terasa panas. Setelah mengobrol sesaat, Anwar ingin tidur siang. Dia bangkit dan berkata, "Jason, bawa aku kembali ke kamar.""Ya." Jason bangkit dan memapah Anwar.Janice yang menunduk terus merasakan ada tatapan menyapu ke arahnya. Akan tetapi, dia tidak mendongak, berpura-pura tidak ada y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 34

    Anwar tidak menyukai latar belakang Vania. Untungnya, Vania punya citra dan reputasi yang baik jika dibandingkan dengan wanita lain yang mengejar Jason. Namun, Vania sangat mengecewakan saat konferensi pers.Ekspresi Jason tetap terlihat datar. Responsnya bahkan terdengar sangat dingin. "Ya."Usai mengobrol, keduanya berpisah.Sesaat kemudian, Vania keluar dari taman belakang. Karena gugup, tangannya meremas gaunnya dengan sekuat tenaga. Dia harus menang!....Ivy ingin Janice menginap semalam, tetapi Janice menolak. Tidak ada kenangan indah di rumah ini. Janice akan teringat pada dirinya yang dicampakkan pada kehidupan lampau dan putrinya yang menyedihkan.Jadi, ketika langit mulai gelap, Janice pergi. Namun, di tengah jalan, angin kencang tiba-tiba bertiup. Janice pun mempercepat langkah kakinya, tetapi hujan deras sudah turun, membuatnya basah kuyup.Tiba-tiba, terdengar suara rem di belakang. Janice pun berbalik, menghalangi hujan dengan tangan supaya dia bisa melihat.Seorang pria

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 35

    Di tengah perjalanan, Yoshua ditelepon orang rumah. Katanya, reumatik ibunya kambuh. Di hari hujan seperti ini, rasanya sangat sakit kalau reumatik kambuh, sampai tidak bisa tidur.Setelah suami Tracy meninggal, Tracy terus berdoa di kuil. Karena terus berlutut, dia jadi terkena reumatik.Janice menunjuk ke depan dan berkata, "Kak, turunkan aku saja. Aku bisa naik MRT pulang kok. Tapi, aku harus pinjam jaketmu.""Janice ...." Yoshua merasa bersalah."Kak, aku sudah 20-an tahun. Tenang saja. Bu Tracy pasti kesakitan sekarang. Sebaiknya cepat pulang dan temani dia," ucap Janice."Oke." Setelah menghentikan mobil, Yoshua melepas jaketnya untuk Janice dan berpesan padanya untuk hati-hati.Janice mengiakan dan pergi. Setelah mobil Yoshua pergi, Janice langsung naik MRT. Sesampainya di stasiun selanjutnya, dia membuka payung dan berjalan kaki ke kampusnya.Sebelum tiba di kampus, tiba-tiba terlihat lampu yang sangat terang di depan sana. Dia menyipitkan mata untuk melihat, mengira dirinya sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 36

    Janice pun menyentuhnya lagi. Memang basah, bahkan keluar air saat diremas. Dia baru memakai baju ini. Kenapa bisa begitu basah?Janice menoleh menatap Jason. Pakaian di sisi kirinya juga terlihat basah. Sebenarnya apa yang dia lakukan?Di perjalanan, Jason menyuruh sopir menyalakan penghangat. Janice yang kedinginan pun merasa lebih baik. Bokongnya juga terasa hangat sekarang.Janice menunduk dan tidak memahami tujuan Jason melakukan semua ini. Pada akhirnya, Jason membawanya ke apartemen sebelumnya."Mandi sana," ujar Jason sambil mengambilkan sandal wanita untuk Janice. Begitu meliriknya, Janice langsung teringat pada barang-barang Jason di apartemen Vania. Ini mungkin sandal Vania."Aku nggak mau pakai sandal itu." Janice berjalan masuk dengan kaki ayam. Karena lantai dingin, dia berjinjit saat berjalan.Jason hanya mengangkat alis dan tidak mengatakan apa pun lagi. Janice langsung masuk ke kamar mandi. Dia tiba-tiba bersin dua kali.Ketika teringat dirinya harus mengikuti lomba, J

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 520

    Janice menatap punggung Jason yang menjauh. Tatapannya tiba-tiba menjadi dingin, meskipun ekspresinya tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.Dia memandang langit yang kelabu, senyuman pahitnya terasa begitu hampa. Akhirnya, semua berjalan seperti yang dia duga.Di kehidupan sebelumnya, kecelakaan Ivy dan Zachary pasti berkaitan dengan kerja sama ini. Jason telah membohonginya.Dia bilang kecelakaan itu terjadi karena Ivy dan Zachary membantunya mencari bukti kejahatan Vania. Padahal, itu hanya cara untuk mengalihkan perhatiannya.Dengan demikian, dia tidak menyadari bahwa suami misterius yang dinikahi Elaine adalah Zachary, juga tidak memperhatikan bahwa Jason langsung menjalin kerja sama besar dengan Elaine setelah kecelakaan itu.Sebenarnya, semua tanda sudah ada sejak awal. Vania sama sekali tidak pernah menyebut soal kecelakaan itu di hadapannya.Dengan kepribadian Vania yang bermuka dua, jika dia tahu sesuatu sebesar ini, dia pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk menyak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 519

    Selesai makan, Janice berdiri dan bersiap pergi. Namun, Rachel tiba-tiba menggamit lengannya dengan akrab. "Janice, kenapa tiba-tiba mau menikah dengan Thiago? Aku kira kamu dan kakakku ....""Nggak, kamu sudah salah paham." Janice langsung memotong perkataannya, tidak ingin Rachel mengaitkan masalah ini dengan Landon.Rachel melirik ke sekeliling, lalu menarik Janice ke sudut ruangan. "Janice, meskipun Thiago bukan pria yang buruk, menurutku ibunya kurang baik. Saat menikah, kamu bukan hanya menikahi pria itu, tapi juga keluarganya.""Pikirkan baik-baik. Setidaknya cari seseorang seperti kakakku atau Jason. Kamu juga nggak kalah dari mereka kok."Mendengar itu, hati Janice terasa semakin getir. Kadang, dia berharap Rachel bisa menyombongkan diri dengan bangga, sehingga Janice bisa menemukan alasan untuk menjauh darinya atau bahkan membencinya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.Seorang anak yang tumbuh dalam kasih sayang, meskipun tidak sempurna, tetap akan ada orang yang memujiny

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 518

    Saat Janice kembali ke meja makan, matanya merah dan bengkak. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu bahwa dia baru saja menangis.Rachel segera meletakkan sendoknya dan menyerahkan selembar tisu. "Janice, ada apa?"Janice menggenggam tisu itu, lalu berkata dengan menahan diri, "Nggak apa-apa, sabun cuci tangan terciprat ke mataku tadi."Mendengar itu, Elaine melirik mata Janice yang memerah dan bengkak, lalu tersenyum sinis. Sambil menyeruput supnya, dia melirik Penny dengan penuh arti.Penny meletakkan sendoknya, lalu merapikan mantel bulu di bahunya. Dia menatap Janice dengan ekspresi penuh belas kasih. "Janice, kami sudah berdiskusi dengan Jason dan yang lainnya. Minggu depan kalian akan menikah. Nggak perlu acara yang terlalu mewah."Janice mengangkat matanya perlahan, lalu menatap Jason dengan dingin. "Nggak perlu kasih tahu aku.""Bagus kalau kamu mengerti. Seorang wanita harus mengikuti dan mematuhi suaminya. Wanita zaman sekarang terlalu dimanjakan, seharusnya diajari untuk patu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 517

    Rupanya begitu. Bulu mata tebalnya menutupi kilatan di matanya, lalu dia menyahut dengan suara dingin, "Aku nggak suka."Akhirnya, Rachel memesan ronde. Thiago sudah tiga kali mendesak, barulah pelayan mengutamakan untuk mengantarkan pesanan mereka.Rachel membagikan ronde itu kepada semua orang, kecuali Janice. Setelah mencicipi sesendok, dia mendekat ke Jason dan berkata, "Nggak seenak yang kamu beli.""Hm." Jason hanya menanggapi dengan datar.Janice tetap terlihat tenang, tetapi Penny yang duduk di seberang tampak kurang puas. "Janice, kamu harus makan lebih banyak daging. Kalau nggak, gimana bisa melahirkan nanti? Nih, ini potongan yang berlemak. Aku ambilkan untukmu. Jangan bilang keluarga kami nggak memperlakukanmu dengan baik."Janice mengernyit. "Nggak perlu."Namun, Penny sama sekali tidak mendengarkannya. Dia langsung mengambil sepotong besar daging berlemak dan berminyak, lalu menaruhnya ke piring Janice.Thiago meliriknya dari samping. "Dengar kata ibuku."Janice menggigit

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 516

    Mendengar suara itu, Thiago segera melepaskan tangan Janice, lalu merapikan jasnya sebelum bangkit dengan senyuman ramah. "Bu Rachel, sudah lama nggak bertemu.""Thiago?" Rachel terlihat agak terkejut.Kemudian, dia sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperkenalkan kepada orang di belakangnya, "Saat aku menjalani perawatan di luar negeri, Thiago juga dirawat di rumah sakit karena cedera. Kami menjadi teman. Tak disangka, kami bertemu lagi."Saat itulah, Janice baru menyadari bahwa Rachel tidak datang sendirian. Jason dan Elaine juga ada di sana.Dia perlahan mengangkat pandangannya, tepat bertemu dengan tatapan Jason, seperti menatap ke dalam jurang yang dalam dan tak berujung.Wajah Jason tetap tanpa ekspresi, tetapi aura dinginnya membuat orang merasa seolah-olah jatuh ke dalam gua es.Thiago dan Penny juga melihat Jason. Mereka buru-buru mengangguk memberi salam. "Pak Jason.""Hm." Jason hanya merespons dengan suara dingin, tanpa menunjukkan emosi.Janice mengangguk ringan sebagai b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 515

    Meskipun tidak sebanding dengan Keluarga Karim, Keluarga Tandiono cukup terkenal di bidang pelayaran. Hanya saja, Keluarga Tandiono telah lama menetap di luar negeri dan tidak memiliki hubungan bisnis dengan Elaine.Jika Elaine begitu meremehkannya, lalu kenapa dia memperkenalkan keluarga seperti ini padanya?Penny mendongak saat mendengar suara Janice, menatapnya dari atas hingga bawah dengan teliti. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali, seolah-olah sedang menilai barang dagangan.Beberapa saat kemudian, dia berdecak pelan. "Wajahnya lumayan, tapi terlalu kurus. Thiago adalah satu-satunya penerus keluarga kami di generasi keempat. Kamu bisa melahirkan anak laki-laki nggak?"Mendengar itu, Janice melirik Thiago. Tatapan pria itu tetap aneh. Bukan seperti pria yang sedang menilai wanita, tetapi jelas dia sedang mengamati dirinya dari ujung kepala hingga kaki. Ada perasaan tidak nyaman yang mendalam, membuatnya sulit ditebak.Jika Penny tidak menyukainya, Janice punya alasan untuk Ela

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 514

    Begitu Norman selesai bicara, Jason membuka pintu dan keluar.Ketiga orang itu berpandangan.Arya merasa lucu. "Kamu diusir?"Jason mengernyit. "Dia mau tidur."Arya menahan tawa. Siapa yang akan percaya alasan buruk seperti itu?Jason meliriknya. "Awasi dia, jangan biarkan dia berbuat macam-macam."Mendengar itu, Arya langsung paham bahwa Jason sudah mengetahui sebagian besar situasinya. Namun, soal Ivy, dia pasti belum tahu.Arya ragu sejenak sebelum bertanya, "Gimana kalau orang lain yang macam-macam?"Tatapan Jason sontak menjadi dingin. "Grup Karim dan Grup Hartono akan segera bekerja sama. Nggak boleh terjadi kesalahan."Arya terdiam, hanya mengangguk tanpa berkata lagi. Kadang, dia mengagumi ketenangan Jason. Kadang, dia juga merasa prihatin dengan sikap dinginnya.Mungkin Janice benar. Jason memang ditakdirkan menjadi raja yang berkuasa, sedangkan cinta hanyalah hiasan yang tidak penting.Pada saat itu, Arya merasa bersyukur karena Janice bisa melepaskan diri lebih cepat. Jadi,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 513

    Janice mencium aroma manis itu. Tiba-tiba, tatapannya menjadi serius dan perasaan yang sulit diungkapkan muncul di hatinya.Di depan, pria dingin dan angkuh itu berdiri di bawah cahaya lampu dengan tatapan membara yang tertuju padanya.Janice mengalihkan pandangannya, ekspresinya tetap sedingin tadi. "Aku nggak suka. Kalian bawa pulang saja."Norman melirik Jason dengan ragu. Jason maju, mengambil termos makanan dari tangan Norman, lalu duduk di tepi tempat tidur.Dengan jari yang panjang, dia mengaduk isi termos dengan sendok kecil, lalu menyodorkannya ke mulut Janice."Makan.""Nggak mau.""Aku bisa menyuapimu, tapi tanpa sendok." Jason mengucapkan kalimat tak tahu malu itu dengan wajah datar."Kamu ....""Aku nggak tahu malu," sela Jason.Janice menggertakkan giginya, merebut sendok itu, dan menunduk untuk makan. Meskipun tidak ingin mengakuinya, koki Keluarga Karim memang setara dengan koki bintang lima. Ronde ini sederhana, tapi sangat autentik.Manisnya pas di lidahnya, dengan ar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 512

    Punggung tangan Janice tersentuh sesuatu yang panas. Dia refleks menariknya, tetapi genggaman pria itu justru semakin erat. Cengkeramannya seolah-olah ingin menghancurkannya.Janice mengernyit, berusaha melepaskan diri. Ketika dia ingin bicara, matanya tertuju pada perban di tangan Jason.Dia tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan tatapan hitam pekat pria itu. Cahaya lampu yang hangat jatuh di sudut mata Jason, tetapi tak sedikit pun melembutkan ekspresinya.Janice menatapnya lekat-lekat, "Jason, ada urusan lain? Kalau Keluarga Karim merasa aku harus menerima sisa sembilan cambukan itu, aku bisa kembali sekarang, asalkan aku bisa terlepas dari keluarga ini.""Kamu harus bicara seperti itu padaku?" Jason menatapnya, suara dinginnya mengandung emosi yang sulit ditebak.Janice tertawa sinis. "Memangnya kita sedekat itu?" Dia menghindari tatapan Jason dengan dingin, ingin menjauh darinya.Melihat Janice yang begitu dingin dan menghindarinya, emosi Jason yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status