All Chapters of Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku: Chapter 41 - Chapter 50

70 Chapters

BAB 41

  Poppy masih berkecamuk dengan pikirannya sendiri ketika Regan mengetuk pintu kamar mandi. Pria itu berkata kalau petugas laundry sudah datang untuk mengambil pakaiannya yang kotor. Akhirnya, Poppy tidak berdebat lagi, dan membuka semua pakaiannya. Ia menyerahkan baju itu dari celah pintu yang sengaja ia buka, sebelum menutupnya dengan keras kembali dan menguncinya.Sekarang, wanita itu sedang menenangkan diri sambil berendam di bathtub. Rencana nomor satunya adalah berlama-lama di kamar mandi, mungkin sampai bajunya selesai dicuci. Regan tidak mungkin, kan, mendobrak pintu kamar mandi tiba-tiba dan—Oh, Tuhan! Apa yang aku pikirin, sih?!Poppy memukul air di depannya dengan gemas. Ia benci pikirannya sekarang. Pada saat-saat seperti ini, imajinasi liarnya sebagai penulis cerita dewasa bekerja dengan baik. Apalagi ini adalah kamar hotel, sebuah latar ketika adegan erotis banyak
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

BAB 42

 Untuk pertanyaan kali ini, Poppy tidak bisa langsung menjawab. Sebagai seorang penulis, Poppy merasa sudah mendapatkan data yang cukup untuk novelnya. Namun di satu sisi, hatinya seolah enggan menghentikaan apa yang sudah terjadi. Perasaannya terhadap Regan lebih dari sekadar ingin mendapatkan pengalaman pria itu.Namun, Regan tidak sesederhana itu. Melihat bagaimana wanita-wanita bisa saja berdatangan dengan mudah kepadanya, dan bagaimana reaksi Regan setelahnya, Poppy tidak yakin bisa menjalani itu dengan mudah.“Kayaknya….” Poppy menelan air liurnya. “Kakak bisa berhenti buat ajarin aku.”Regan tidak menjawab, membuat ucapan Poppy semakin tak terarah. “Pasti aku udah nyusahin Kakak selama ini, kan? Kakak juga pasti kesal sendiri ajarin cewek yang gak punya pengalaman kayak aku. Aku… bahkan gak punya sisi menarik—”Poppy pun tersadar dan segera berdiri dari so
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

BAB 43

  Regan memandangi punggung telanjang yang setengahnya tertutup selimut itu. Jarinya memainkan rambut Poppy dari belakang dengan perlahan, berusaha untuk tidak sampai membangunkannya. Wanita itu tertidur karena kelelahan, padahal mereka hanya melakukannya satu kali.Faktanya, ia sedang menahan diri sekarang. Melakukan satu kali rasanya tidak cukup, tapi di satu sisi, ia juga tidak mau memaksa Poppy. Ini pengalaman pertama mereka, setidaknya Regan ingin menunjukkan sisi lembutnya. Yah… walaupun ia sendiri tidak yakin apakah tadi sudah bersikap cukup lembut atau tidak. Melihat beberapa tanda kemerahan di dada dan pinggang Poppy, sepertinya dia agak lupa diri tadi.Regan akhirnya mendesah dan mendongak. Kepalanya menyuruh untuk tidak lagi memperhatikan punggung telanjang itu, tapi matanya berkata lain. Alhasil, tubuh Regan kembali menegang. Haruskah ia membangunkan Poppy dan menyuruhnya pakai baju? Namun, wanita itu ba
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

BAB 44

 “Lo lagi sama Poppy?!”“Hm.”“Ngapain?”“Makan.” Yang lain….“Kok, bisa?!”Mendengar pertanyaan Dante yang semakin lama semakin naik nadanya, Regan pun menghela napas. “Tadi ada acara di TK dan gue jadi tamunya. Abis selesai, gue ajak Poppy makan sekalian. Abis ini pulang, kok.”“Makan di mana? Kok, lo gak ngajak gue?!”Entah Dante yang terlalu mempercayainya atau memang kelewat polos, Regan bersyukur karena pria itu tidak bertanya macam-macam lagi. Namum, tentu saja Regan tidak mau mencari gara-gara sekarang. Dante bisa saja berubah menjadi kakak super protektif yang menyebalkan.“Kenapa juga harus ajak lo?” Regan balas bertanya.Terdengar decakan dari seberang sana. “Ya udah, cepet balik deh. Gue laper, tolong bilangin Poppy.”&ldqu
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

BAB 45

 Jujur saja, Poppy tidak ingin pulang ke rumah sekarang. Bukan karena masih ingin berduaan dengan Regan—meskipun itu setengahnya benar—tetapi karena takut berhadapan dengan Dante. Poppy tidak terbiasa berbohong. Ia takut Dante langsung mencium hubungan mereka ketika memasuki rumah.“Gak apa-apa,” ucap Regan tiba-tiba setelah mobilnya terparkir di carpot. “Dante itu gak peka, jadi bersikap biasa aja.”Poppy tidak tahu harus marah karena Regan mengejek kakaknya, atau harus lega sekarang. Regan memang benar, pikiran Dante jauh lebih imajinatif daripada dirinya. Mungkin, dibanding memikirkan Poppy dan Regan berpacaran, Dante akan menyangka kalau Regan baru saja mencekoki Poppy obat diare tiga bungkus.Regan turun lebih dulu, terlihat memutari mobil untuk membukakan pintu Poppy. Namun, karena Poppy khawatir Dante tiba-tiba muncul, wanita itu membuka pintu sendiri sebelum Regan tiba. Ia jug
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

BAB 46

  Pagi berjalan normal keesokan harinya. Poppy bisa bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Sebelum turun tadi, ia sudah sempat mendengar suara grasak-grusuk dari kamar Dante. Sepertinya, tidak lama lagi kakaknya itu juga akan turun untuk sarapan.Benar saja, ketika Poppy sedang memanaskan minyak untuk menggoreng nugget, langkah kaki khas milik Dante terdengar menuruni tangga. Tidak lama kemudian, terdengar suara kursi digeser yang diikuti suara nyaringnya.“Pagi, Adek,” sapa Dante yang baru menaruh tas di kursi dan berjalan menuju coffee maker.“Pagi, Kak,” jawab Poppy. Sambil memasukkan nugget ke minyak panas, ia melihat ke balik punggung Dante. “Kak Regan belum turun juga?”“Tadi, aku dengar dia lagi teleponan. Sebentar lagi mungkin.” Dante pun menengok ke arah kompor. “Sarapan apa, Dek?”
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

BAB 47

  “Regan bukan orang yang bisa kamu handle, Dek.”Poppy berbalik badan. Suara Dante tadi pagi kembali terngiang. Padahal sudah dua belas jam lewat sejak kakaknya mengucapkan kalimat itu. Bahkan, langit sudah berubah menjadi gelap dan Dante sudah mendengkur di kamarnya sekarang, tetapi Poppy masih belum bisa melupakannya.Kepalanya bertambah penuh kala obrolan mereka berlanjut setelah itu.“Kamu keluarga aku satu-satunya, kamu tau, kan? Kakak cuma gak mau kamu sakit.”Hahh….Poppy mendesah panjang, mengubah posisi tidurnya menjadi berbaring—menatap langit-langit kamar.Poppy hanya tahu kalau kakaknya kurang peka, tetapi apa yang mendasarinya mengucapkan hal itu tadi pagi? Apakah Poppy dan Regan terlalu jelas di matanya? Atau ini insting dari seorang kakak? Poppy tidak paham, yang pasti dia merasa kha
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

BAB 48

 Entah bagaimana lima menit waktu yang dijanjikan berubah menjadi berjam-jam lamanya. Namun, pada akhirnya Poppy tidak bisa protes karena dirinya sendiri yang jatuh tertidur lebih dulu. Begitu Poppy terjaga, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi dan Regan sudah tidak ada di sana. Entah jam berapa pria itu meninggalkan kamarnya.Poppy hanya berharap, Dante tidak melihatnya.Karena ini hari Sabtu, Poppy agak sedikit bersemangat. Jadi, tanpa mandi terlebih dulu, Poppy keluar dari kamar dan siap untuk membuat sarapan. Dante bilang, hari ini ia tetap harus ke kantor karena ada berkas penting yang harus diurus. Lagi pula, mereka memang biasa untuk tetap sarapan ringan walaupun libur sekali pun.Namun, sebelum langkahnya mencapai dapur, Poppy sudah mencium aroma sedap. Harumnya seperti bawang bombai yang ditumis. Benar saja, semakin kakinya melangkah, ia bisa mendengar suara peralatan dapur beradu di sana.Dan matan
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

BAB 49

 “Maksud lain?”Dante tidak menyahut selama beberapa detik, hanya matanya yang terus menatap lurus Regan. Tangan Poppy yang memegang sendoknya sudah berkeringat, tapi Regan masih saja bersikap santai sambil makan.“Lo sendiri aja gak bisa?” tanya Dante berikutnya, suaranya lebih terdengar serius dan dingin.Alarm di kepala Poppy langsung menyala. Jadi, sebelum Regan membuka mulutnya, ia buru-buru menyela. “Maaf, Kak Regan, aku gak bisa ikut. Aku lupa ada janji sama temen aku hari ini.”Dante buru-buru memutar kepalanya. “Janji sama siapa?”“Layla, teman kerja aku.”Walaupun belum memiliki janji sama sekali dengan Layla, ia harus memastikannya setelah ini. Apa pun itu asalkan tidak ada di rumah dan tidak bersama Regan. Menghadapi dua pria yang sama-sama keras kepala ini malah membuat kepala Poppy sakit sendiri.Dante sudah perc
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

BAB 50

  Kata ‘terserah’ yang diucapkan dengan marah oleh Poppy itu seolah tidak diacuhkan Regan. Begitu Poppy dan Layla keluar dari restoran dan berjalan menuju mobil Layla, sebuah mobil hitam di parkiran membunyikan klaksonnya dua kali. Ketika menoleh, Poppy pun hanya bisa menghela napas. Ia hapal betul siapa pemilik mobil Fortuner hitam itu.Seolah belum cukup mengejutkan Poppy, Regan pun keluar dari mobil dan menyapa Layla. Ia juga meminta izin wanita itu untuk membawa Poppy bersamanya. Janji untuk berbelanja jilid dua pun batal, dan Layla jelas-jelas terlihat semringah “menitipkan” Poppy kepada Regan—seperti ibu-ibu di Serenity Spring School.Poppy sendiri tidak bisa bertingkah. Sekuat apa pun keinginannya untuk menolak ajakan Regan, tatapan pria itu lebih menghipnotisnya. Poppy seperti anak bebek yang mengikuti sang induk ke mana saja.“Dari mana Kakak tahu aku lagi di mana?&rd
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status