Share

BAB 44

Penulis: Ziajung
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 20:36:29

“Lo lagi sama Poppy?!”

“Hm.”

“Ngapain?”

“Makan.” Yang lain….

“Kok, bisa?!”

Mendengar pertanyaan Dante yang semakin lama semakin naik nadanya, Regan pun menghela napas. “Tadi ada acara di TK dan gue jadi tamunya. Abis selesai, gue ajak Poppy makan sekalian. Abis ini pulang, kok.”

“Makan di mana? Kok, lo gak ngajak gue?!”

Entah Dante yang terlalu mempercayainya atau memang kelewat polos, Regan bersyukur karena pria itu tidak bertanya macam-macam lagi. Namum, tentu saja Regan tidak mau mencari gara-gara sekarang. Dante bisa saja berubah menjadi kakak super protektif yang menyebalkan.

“Kenapa juga harus ajak lo?” Regan balas bertanya.

Terdengar decakan dari seberang sana. “Ya udah, cepet balik deh. Gue laper, tolong bilangin Poppy.”

&ldqu

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 45

    Jujur saja, Poppy tidak ingin pulang ke rumah sekarang. Bukan karena masih ingin berduaan dengan Regan—meskipun itu setengahnya benar—tetapi karena takut berhadapan dengan Dante. Poppy tidak terbiasa berbohong. Ia takut Dante langsung mencium hubungan mereka ketika memasuki rumah.“Gak apa-apa,” ucap Regan tiba-tiba setelah mobilnya terparkir di carpot. “Dante itu gak peka, jadi bersikap biasa aja.”Poppy tidak tahu harus marah karena Regan mengejek kakaknya, atau harus lega sekarang. Regan memang benar, pikiran Dante jauh lebih imajinatif daripada dirinya. Mungkin, dibanding memikirkan Poppy dan Regan berpacaran, Dante akan menyangka kalau Regan baru saja mencekoki Poppy obat diare tiga bungkus.Regan turun lebih dulu, terlihat memutari mobil untuk membukakan pintu Poppy. Namun, karena Poppy khawatir Dante tiba-tiba muncul, wanita itu membuka pintu sendiri sebelum Regan tiba. Ia jug

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 46

    Pagi berjalan normal keesokan harinya. Poppy bisa bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Sebelum turun tadi, ia sudah sempat mendengar suara grasak-grusuk dari kamar Dante. Sepertinya, tidak lama lagi kakaknya itu juga akan turun untuk sarapan.Benar saja, ketika Poppy sedang memanaskan minyak untuk menggoreng nugget, langkah kaki khas milik Dante terdengar menuruni tangga. Tidak lama kemudian, terdengar suara kursi digeser yang diikuti suara nyaringnya.“Pagi, Adek,” sapa Dante yang baru menaruh tas di kursi dan berjalan menuju coffee maker.“Pagi, Kak,” jawab Poppy. Sambil memasukkan nugget ke minyak panas, ia melihat ke balik punggung Dante. “Kak Regan belum turun juga?”“Tadi, aku dengar dia lagi teleponan. Sebentar lagi mungkin.” Dante pun menengok ke arah kompor. “Sarapan apa, Dek?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 47

    “Regan bukan orang yang bisa kamu handle, Dek.”Poppy berbalik badan. Suara Dante tadi pagi kembali terngiang. Padahal sudah dua belas jam lewat sejak kakaknya mengucapkan kalimat itu. Bahkan, langit sudah berubah menjadi gelap dan Dante sudah mendengkur di kamarnya sekarang, tetapi Poppy masih belum bisa melupakannya.Kepalanya bertambah penuh kala obrolan mereka berlanjut setelah itu.“Kamu keluarga aku satu-satunya, kamu tau, kan? Kakak cuma gak mau kamu sakit.”Hahh….Poppy mendesah panjang, mengubah posisi tidurnya menjadi berbaring—menatap langit-langit kamar.Poppy hanya tahu kalau kakaknya kurang peka, tetapi apa yang mendasarinya mengucapkan hal itu tadi pagi? Apakah Poppy dan Regan terlalu jelas di matanya? Atau ini insting dari seorang kakak? Poppy tidak paham, yang pasti dia merasa kha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 48

    Entah bagaimana lima menit waktu yang dijanjikan berubah menjadi berjam-jam lamanya. Namun, pada akhirnya Poppy tidak bisa protes karena dirinya sendiri yang jatuh tertidur lebih dulu. Begitu Poppy terjaga, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi dan Regan sudah tidak ada di sana. Entah jam berapa pria itu meninggalkan kamarnya.Poppy hanya berharap, Dante tidak melihatnya.Karena ini hari Sabtu, Poppy agak sedikit bersemangat. Jadi, tanpa mandi terlebih dulu, Poppy keluar dari kamar dan siap untuk membuat sarapan. Dante bilang, hari ini ia tetap harus ke kantor karena ada berkas penting yang harus diurus. Lagi pula, mereka memang biasa untuk tetap sarapan ringan walaupun libur sekali pun.Namun, sebelum langkahnya mencapai dapur, Poppy sudah mencium aroma sedap. Harumnya seperti bawang bombai yang ditumis. Benar saja, semakin kakinya melangkah, ia bisa mendengar suara peralatan dapur beradu di sana.Dan matan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 49

    “Maksud lain?”Dante tidak menyahut selama beberapa detik, hanya matanya yang terus menatap lurus Regan. Tangan Poppy yang memegang sendoknya sudah berkeringat, tapi Regan masih saja bersikap santai sambil makan.“Lo sendiri aja gak bisa?” tanya Dante berikutnya, suaranya lebih terdengar serius dan dingin.Alarm di kepala Poppy langsung menyala. Jadi, sebelum Regan membuka mulutnya, ia buru-buru menyela. “Maaf, Kak Regan, aku gak bisa ikut. Aku lupa ada janji sama temen aku hari ini.”Dante buru-buru memutar kepalanya. “Janji sama siapa?”“Layla, teman kerja aku.”Walaupun belum memiliki janji sama sekali dengan Layla, ia harus memastikannya setelah ini. Apa pun itu asalkan tidak ada di rumah dan tidak bersama Regan. Menghadapi dua pria yang sama-sama keras kepala ini malah membuat kepala Poppy sakit sendiri.Dante sudah perc

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 50

    Kata ‘terserah’ yang diucapkan dengan marah oleh Poppy itu seolah tidak diacuhkan Regan. Begitu Poppy dan Layla keluar dari restoran dan berjalan menuju mobil Layla, sebuah mobil hitam di parkiran membunyikan klaksonnya dua kali. Ketika menoleh, Poppy pun hanya bisa menghela napas. Ia hapal betul siapa pemilik mobil Fortuner hitam itu.Seolah belum cukup mengejutkan Poppy, Regan pun keluar dari mobil dan menyapa Layla. Ia juga meminta izin wanita itu untuk membawa Poppy bersamanya. Janji untuk berbelanja jilid dua pun batal, dan Layla jelas-jelas terlihat semringah “menitipkan” Poppy kepada Regan—seperti ibu-ibu di Serenity Spring School.Poppy sendiri tidak bisa bertingkah. Sekuat apa pun keinginannya untuk menolak ajakan Regan, tatapan pria itu lebih menghipnotisnya. Poppy seperti anak bebek yang mengikuti sang induk ke mana saja.“Dari mana Kakak tahu aku lagi di mana?&rd

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 51

    Poppy menyingkirkan tangan Regan dari pipinya, lalu mengelap air matanya sendiri. Wanita itu tampak mengatur suaranya beberapa saat sebelum menjawab panggilan.Regan mendengus, lalu kembali bersandar pada kursinya.“Halo? Kenapa, Kak?” sapa Poppy. Ia sedikit menyedot hidungnya dan melirik Regan sekilas.“Kamu udah selesai?”“Iya, ini udah jalan pulang.”“Oke, bagus, deh!” suara Dante terdengar sangat bersemangat. “Nanti malam ikut Kakak, ya. Kita makan bareng sama teman Kakak.”Alis Poppy berkerut. Dante memang sering mengajaknya makan di luar, tetapi kenapa dia sampai harus mengajak temannya?“Makan bareng?”“Itu loh, yang fotonya sempat Kakak kirimin ke kamu.”Ah, itu….Setelah mengirimkan foto seorang pria, Dante terus-terusan membahasnya. Baik itu ketika pulang kerja atau melalui pesan. Dante akan membangga-banggakan pria yang katanya berusia 29 tahun itu. Lalu, puncaknya hari ini, Dante malah mengajaknya untuk makan bersama.“Kita makan berdua aja deh, Kak….” Poppy berusaha menca

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 52

    Dante Januar: [foto]Dante Januar: Gimana? Cocok, kan?Regantara Dashar: Siapa?Dante Januar: Poppy sama junior gue. Mereka lagi gue kenalin.Regantara Dashar: Di mana?Dante Januar: Gak ya. Gue gak bakal kasih tau. Gue gak mau traktir lu, Pak Dok!Ada yang lebih membuat kepala Regan berdenyut selain jadwal operasi berturut-turut dalam satu hari dan disambung oleh seminar, yaitu kenyataan bahwa Poppy berbohong kepadanya. Awalnya, Regan tidak mau protes banyak ketika tahu Poppy hanya akan makan malam dengan Dante. Namun, melihat bagaimana teman kurang ajarnya itu justru pamer kedekatan Poppy dengan pria lain, Regan tidak bisa tidak menyalahkan wanita itu juga.Regan sampai memperbesar foto yang dikirimkan Dante berkali-kali, memastikan kalau temannya itu tidak berbohong. Berapa kali dilihat pun, itu memang Poppy dengan baju terusan berwarna biru dengan rambut ditata sederhana. Regan juga masih ingat jepitan kecil yang ia sematkan di rambut wanita itu.Jadi, dia dandan cantik buat ketem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24

Bab terbaru

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 55

    Regan mendesah panjang sambil menyandarkan kepalanya di kursi mobil. Ia baru saja tiba di rumah orang tuanya, tapi tidak mau langsung keluar dari mobil itu. Hatinya berkata untuk memutar mobil dan pergi ke rumah Dante untuk menemui Poppy. Di satu sisi, egonya tidak bisa dikalahkan.Wanita itu yang berbohong, kenapa Regan yang harus memohon?Beruntung, maminya menyuruh untuk pulang ke rumah hari ini, jadi Regan tidak perlu mencari alasan tidak pulang ke rumah Dante. Jadi, setelah pekerjaannya selesai lebih awal karena akhir pekan, Regan pun meluncur ke sini tanpa memberi kabar apa pun kepada Poppy.Setelah sudah lebih tenang, Regan akhirnya keluar dari mobil. Seorang asisten rumah tangga yang sedang membersihkan teras pun menyapanya. Sambil berbasa-basi, wanita paruh baya itu memberitahu jika maminya sedang memasak di dapur bersama yang lain.Tadinya, Regan pikir “yang lain” itu adalah Mbok Yati, asisten rumah tangganya yang paling senior dan biasa membantu Mami di dapur. Namun, alih-a

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 54

    Persiapan yang begitu grasak-grusuk, membuat Poppy memilih pakaian sederhana saja. Ia memakai kaus putih crop-top yang dipadukan dengan celana jeans high-waist berwarna putih. Agar tidak terlalu polos, Poppy juga menambahkan jaket jeans oversized berwarna hitam. Rambutnya hanya disisir tanpa aksesoris apa pun. Make-up pun seadanya, asal wajahnya tidak terlihat pucat saja.Benar saja, klakson mobil pun terdengar di depan rumahnya ketika Poppy sedang mengoleskan lipstik. Ia semakin terburu-buru, mengambil tas dan memasukan ponsel serta dompetnya. Kali ini, Poppy memilih memakai flat shoes daripada sepatu kets yang lebih ribet.Setelah mengunci pintu dan mengabari Dante, Poppy pun menghampiri Mami yang sudah tersenyum lebar dari dalam mobil. Wajah wanita itu terlihat sangat semringah ketika menurunkan kaca jendela mobilnya.“Lama nunggu?” tanya Mami ketika Poppy berjalan mendekat.Justru aku kayak orang kesetanan karena Mami kecepetan, gerutu Poppy dalam hati. “Gak, kok, Mam. Pas banget

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 53

    Poppy tidak menjawab dan sekarang jelas-jelas menghindari mata Regan.“Poppy!” panggil Regan dengan suara tegas.Wanita itu melirik ke dalam rumah dengan wajah panik. Regan paham, Poppy pasti khawatir apakah Dante masih ada di sana atau tidak. Setelah memastikan Dante tidak ada di sekitar mereka, wajah wanita itu kembali menatapnya.“Kalau aku jujur, Kakak pasti ngehalangin aku lagi, kan?” walaupun agak berbisik, Regan bisa merasakan kekesalan dalam suaranya.“Jadi, kamu udah tahu? Kamu udah tahu kalau Dante bawa temannya buat dikenalin ke kamu?” Regan tidak percaya kalau wanita yang ia kira polos, ternyata bisa berpikiran licik seperti ini.“Kak Dante cuma mau kita kenalan.”“Aku tahu, kamu gak bodoh, Poppy.”Sebelum berpacaran, Poppy tahu kalau Regan adalah orang yang tegas. Bukan berarti dia pria dingin dan kaku, hanya saja Regan selalu mempunyai kemampuan untuk mengintimidasi lawan. Itulah kenapa Poppy tidak mau banyak berurusan dengan Regan sebelumnya.Poppy kira, sifat itu akan

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 52

    Dante Januar: [foto]Dante Januar: Gimana? Cocok, kan?Regantara Dashar: Siapa?Dante Januar: Poppy sama junior gue. Mereka lagi gue kenalin.Regantara Dashar: Di mana?Dante Januar: Gak ya. Gue gak bakal kasih tau. Gue gak mau traktir lu, Pak Dok!Ada yang lebih membuat kepala Regan berdenyut selain jadwal operasi berturut-turut dalam satu hari dan disambung oleh seminar, yaitu kenyataan bahwa Poppy berbohong kepadanya. Awalnya, Regan tidak mau protes banyak ketika tahu Poppy hanya akan makan malam dengan Dante. Namun, melihat bagaimana teman kurang ajarnya itu justru pamer kedekatan Poppy dengan pria lain, Regan tidak bisa tidak menyalahkan wanita itu juga.Regan sampai memperbesar foto yang dikirimkan Dante berkali-kali, memastikan kalau temannya itu tidak berbohong. Berapa kali dilihat pun, itu memang Poppy dengan baju terusan berwarna biru dengan rambut ditata sederhana. Regan juga masih ingat jepitan kecil yang ia sematkan di rambut wanita itu.Jadi, dia dandan cantik buat ketem

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 51

    Poppy menyingkirkan tangan Regan dari pipinya, lalu mengelap air matanya sendiri. Wanita itu tampak mengatur suaranya beberapa saat sebelum menjawab panggilan.Regan mendengus, lalu kembali bersandar pada kursinya.“Halo? Kenapa, Kak?” sapa Poppy. Ia sedikit menyedot hidungnya dan melirik Regan sekilas.“Kamu udah selesai?”“Iya, ini udah jalan pulang.”“Oke, bagus, deh!” suara Dante terdengar sangat bersemangat. “Nanti malam ikut Kakak, ya. Kita makan bareng sama teman Kakak.”Alis Poppy berkerut. Dante memang sering mengajaknya makan di luar, tetapi kenapa dia sampai harus mengajak temannya?“Makan bareng?”“Itu loh, yang fotonya sempat Kakak kirimin ke kamu.”Ah, itu….Setelah mengirimkan foto seorang pria, Dante terus-terusan membahasnya. Baik itu ketika pulang kerja atau melalui pesan. Dante akan membangga-banggakan pria yang katanya berusia 29 tahun itu. Lalu, puncaknya hari ini, Dante malah mengajaknya untuk makan bersama.“Kita makan berdua aja deh, Kak….” Poppy berusaha menca

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 50

    Kata ‘terserah’ yang diucapkan dengan marah oleh Poppy itu seolah tidak diacuhkan Regan. Begitu Poppy dan Layla keluar dari restoran dan berjalan menuju mobil Layla, sebuah mobil hitam di parkiran membunyikan klaksonnya dua kali. Ketika menoleh, Poppy pun hanya bisa menghela napas. Ia hapal betul siapa pemilik mobil Fortuner hitam itu.Seolah belum cukup mengejutkan Poppy, Regan pun keluar dari mobil dan menyapa Layla. Ia juga meminta izin wanita itu untuk membawa Poppy bersamanya. Janji untuk berbelanja jilid dua pun batal, dan Layla jelas-jelas terlihat semringah “menitipkan” Poppy kepada Regan—seperti ibu-ibu di Serenity Spring School.Poppy sendiri tidak bisa bertingkah. Sekuat apa pun keinginannya untuk menolak ajakan Regan, tatapan pria itu lebih menghipnotisnya. Poppy seperti anak bebek yang mengikuti sang induk ke mana saja.“Dari mana Kakak tahu aku lagi di mana?&rd

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 49

    “Maksud lain?”Dante tidak menyahut selama beberapa detik, hanya matanya yang terus menatap lurus Regan. Tangan Poppy yang memegang sendoknya sudah berkeringat, tapi Regan masih saja bersikap santai sambil makan.“Lo sendiri aja gak bisa?” tanya Dante berikutnya, suaranya lebih terdengar serius dan dingin.Alarm di kepala Poppy langsung menyala. Jadi, sebelum Regan membuka mulutnya, ia buru-buru menyela. “Maaf, Kak Regan, aku gak bisa ikut. Aku lupa ada janji sama temen aku hari ini.”Dante buru-buru memutar kepalanya. “Janji sama siapa?”“Layla, teman kerja aku.”Walaupun belum memiliki janji sama sekali dengan Layla, ia harus memastikannya setelah ini. Apa pun itu asalkan tidak ada di rumah dan tidak bersama Regan. Menghadapi dua pria yang sama-sama keras kepala ini malah membuat kepala Poppy sakit sendiri.Dante sudah perc

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 48

    Entah bagaimana lima menit waktu yang dijanjikan berubah menjadi berjam-jam lamanya. Namun, pada akhirnya Poppy tidak bisa protes karena dirinya sendiri yang jatuh tertidur lebih dulu. Begitu Poppy terjaga, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi dan Regan sudah tidak ada di sana. Entah jam berapa pria itu meninggalkan kamarnya.Poppy hanya berharap, Dante tidak melihatnya.Karena ini hari Sabtu, Poppy agak sedikit bersemangat. Jadi, tanpa mandi terlebih dulu, Poppy keluar dari kamar dan siap untuk membuat sarapan. Dante bilang, hari ini ia tetap harus ke kantor karena ada berkas penting yang harus diurus. Lagi pula, mereka memang biasa untuk tetap sarapan ringan walaupun libur sekali pun.Namun, sebelum langkahnya mencapai dapur, Poppy sudah mencium aroma sedap. Harumnya seperti bawang bombai yang ditumis. Benar saja, semakin kakinya melangkah, ia bisa mendengar suara peralatan dapur beradu di sana.Dan matan

  • Kelas Rahasia Bersama Teman Kakakku   BAB 47

    “Regan bukan orang yang bisa kamu handle, Dek.”Poppy berbalik badan. Suara Dante tadi pagi kembali terngiang. Padahal sudah dua belas jam lewat sejak kakaknya mengucapkan kalimat itu. Bahkan, langit sudah berubah menjadi gelap dan Dante sudah mendengkur di kamarnya sekarang, tetapi Poppy masih belum bisa melupakannya.Kepalanya bertambah penuh kala obrolan mereka berlanjut setelah itu.“Kamu keluarga aku satu-satunya, kamu tau, kan? Kakak cuma gak mau kamu sakit.”Hahh….Poppy mendesah panjang, mengubah posisi tidurnya menjadi berbaring—menatap langit-langit kamar.Poppy hanya tahu kalau kakaknya kurang peka, tetapi apa yang mendasarinya mengucapkan hal itu tadi pagi? Apakah Poppy dan Regan terlalu jelas di matanya? Atau ini insting dari seorang kakak? Poppy tidak paham, yang pasti dia merasa kha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status