Poppy kehilangan kata-kata untuk sesaat. Bagaimana ia menjelaskan semua ini kepada Regan, kalau dirinya sendiri tidak tahu dari mana memulainya. Semua terjadi begitu saja sampai dirinya berada di titik ini. Namun, kalau Poppy menjelaskan itu, bukankah sama saja memberitahu Regan betapa mesum isi kepalanya ini?“A-aku cuma ikutin pasar, kok! Editorku yang nyuruh.” Pada akhirnya, Poppy memilih untuk melimpahkan dosanya itu kepada orang lain.Regan mengerling, menatap Poppy dengan senyuman. “Benar?”“I-iya!” tanpa sadar, Poppy menaikan suaranya.Regan menggeleng, lalu kembali menatap layar tabletnya. “Apa ini fantasi terdalam kamu, Poppy?” Regan menoleh lagi. “Rough, BDS—““Gak, ya!”Tawa Regan pecah, yang malah membuat wajah Poppy semakin panas. Ia tidak tahu kalau Regan punya sisi jahil sepert
Baca selengkapnya