Home / Romansa / Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Chapter 371 - Chapter 380

510 Chapters

Bab 371

Malam itu, saldo rekening bank Nadine tiba-tiba bertambah empat miliar. Dia menerima notifikasi perubahan saldo dan tertegun. Setelah itu, dia langsung membuka selimut, bangkit, dan berlari ke kamar sebelah ...."Bu, kenapa Ibu transfer uang ke aku?"Irene dan Jeremy saling berpandangan, seolah sudah menduga bahwa reaksinya akan seperti ini. "Aku dan ayahmu sudah diskusi. Kamu mengeluarkan banyak uang untuk beli vila. Dulu kami nggak mampu membantu, tapi sekarang kami bisa. Meskipun nggak banyak, setidaknya ini bisa sedikit meringankan bebanmu.""Aku nggak kekurangan uang!""Aku tahu," Irene menjawab lembut sambil tersenyum, "Aku juga bukan ngasih karena kamu kekurangan uang. Vila itu kami tinggali sama ayahmu. Sekarang kami punya kelebihan uang, wajar saja kalau kami bantu bayar.""Tapi kita ini keluarga, nggak perlu dibedain sejelas itu.""Aku setuju. Jadi, apakah kamu mau membedakan semuanya dengan kami sejelas itu?" balas Irene.Nadine terdiam karena dibalas dengan ucapannya sendir
Read more

Bab 372

Hari itu, Nadine bangun pagi-pagi sekali. Dia pergi ke kantor administrasi untuk melapor, lalu ke fakultas untuk menyelesaikan proses pendaftaran.Upacara pembukaan dijadwalkan pada hari berikutnya.Berhubung Nadine tidak tinggal di asrama, dia tidak perlu repot-repot memindahkan barang ke kamar asrama, sehingga siang harinya dia tidak memiliki banyak kegiatan. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke Fakultas Informatika untuk menemui Mario."Nadine? Kenapa kamu ke sini?!" Mario terlihat bersemangat."Aku datang untuk melihatmu. Takutnya ada seseorang yang mengeluh aku nggak pernah menjenguknya, lalu marah-marah dan sengaja memberikan soal sulit untukku, padahal sebenarnya itu untuk ujian akhir semester.""Uhuk, uhuk!" Mario berdeham pelan, mencoba menyembunyikan rasa malunya. "Aku, itu ... cuma mempraktikkan semangat efisiensi, memanfaatkan setiap soal dengan maksimal!"Mereka mengobrol sejenak. Di tengah percakapan, Nadine menerima telepon dari Freya yang memintanya datang ke kantor.
Read more

Bab 373

Mikha kebingungan. Nadine mengambil sepotong biskuit. "Terima kasih.""Gimana? Enak nggak?" Mikha menatap Nadine dengan penuh harap, seperti seorang anak kecil yang menunggu pujian.Nadine tersenyum. "Enak, nggak terlalu manis.""Sudah kubilang! Aku sudah coba banyak merk, dan merk biskuit cokelat ini yang paling enak!"Setelah berpikir sejenak, Mikha kemudian menoleh ke arah Darius."Kamu mau coba satu?"Darius menjawab, "Nggak, terima kasih. Kalorinya terlalu tinggi, gampang bikin gemuk." Dia bersumpah, dia tidak bermaksud menghina siapa pun. Dia hanya sedang menjaga pola makan karena sedang rutin berolahraga.Namun ....Dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 73 kg, Mikha langsung merasa tersinggung. Apa maksud teman baru ini? Apa mereka masih bisa berteman dengan baik?!Nadine segera mencairkan suasana. "Mikha, aku boleh minta satu lagi nggak?"Mikha langsung mendekat dan duduk di samping Nadine. "Kak Nadine, kamu memang baik sekali padaku."Darius kebingungan.Tak lama kemudian,
Read more

Bab 374

Mikha berkata dengan suara pelan, "Yang namanya Nella ini ... nggak sederhana.""Kenapa begitu?" tanya Nadine penasaran."Setelah pengumuman penerimaan mahasiswa pascasarjana keluar, aku langsung bergabung di grup mahasiswa baru. Di sana, nama yang paling banyak dibicarakan adalah dia, Nella ...."Dia adalah lulusan unggulan kampus ini. Meskipun IPK-nya tidak mencapai standar untuk diterima langsung di program pascasarjana, dia diterima secara khusus oleh fakultas karena selama kuliah sarjana, dia berhasil menerbitkan enam makalah di jurnal SCI.Dijuluki sebagai "gadis genius" dan "bintang baru akademik"."Jadi, dia yang sangat terkenal itu," komentar Mikha sambil mengamati dari jauh.Di antara kelompok lima mahasiswa baru itu, seorang pria, Kaeso, membuka percakapan sambil tersenyum lebar. "Oh, jadi Anda adalah Profesor Freya yang terkenal itu! Sungguh suatu kehormatan bertemu dengan Anda."Meskipun kata-katanya terdengar sopan, nada bicaranya menunjukkan kesan sebaliknya.Mikha menge
Read more

Bab 375

Ucapan itu tidak hanya menghina Kaeso, tetapi juga menyeret Diana dan murid-murid lainnya."Jadi kamu ini yang disebut mahasiswa pascasarjana tua, ya?" Diana akhirnya melirik Nadine dengan ekspresi menghina dan menyunggingkan senyum sinis. "Mulutmu memang tajam, tapi apakah kemampuanmu juga sebanding?"Kaeso menimpali, "Benar! Mahasiswa normal mana yang hampir umur 30 baru bisa masuk pascasarjana? Kalau bukan otaknya bermasalah, berarti memang nggak berbakat. Sekarang standar untuk dunia akademik sudah serendah ini?"Mendengar ucapannya, ekspresi Nadine tidak berubah. "Apakah otakku bermasalah atau nggak, itu bukan urusanmu. Tapi kamu jelas ... sakit."Darius yang diam sedari tadi, tiba-tiba ikut bicara, "Dan sakitnya seperti rabies ... menggigit siapa saja."Setelah itu, dia menatap langsung ke arah Diana yang memimpin kelompok tersebut. "Kalau aku jadi pemiliknya, anjing seperti ini yang nggak bisa diatur, sebaiknya cepat dibunuh. Jangan sampai suatu hari menggigit tuannya sendiri."
Read more

Bab 376

Setelah upacara pembukaan selesai, kehidupan Nadine sebagai mahasiswa pascasarjana pun resmi dimulai. Jadwal kuliah sangat padat. Dari pukul sembilan pagi hingga tengah hari, hampir tidak ada jeda.Pada hari pertama, Mikha nyaris terlambat masuk kelas. Dia datang dengan santai, mengenakan sandal berlubang dan celana pendek. Nadine tertegun sejenak sebelum mengingatkannya, "Mikha, kamu lupa ganti sepatu, ya?""Ah?" Mikha melirik ke bawah dan melihat sandal berlubangnya. "Nggak, memang ini. Kenapa?""Kamu ... pakai sandal ke kelas?""Iya, memangnya kenapa? Di tempatku, semua orang pakai sandal jepit dan celana pendek waktu musim panas. Aku bahkan sudah berusaha tampil lebih rapi dengan beli sandal berlubang ini."Darius melirik sekilas dan bertanya, "Rapi?"Mikha membalas dengan cepat, "Kenapa nggak rapi?!"Darius menatapnya sebentar sebelum menyerah. "Oke, terserah kamu saja."Mikha mendengus kecil. "Kamu nggak ngerti."Darius hanya menghela napas. Dia benar-benar tidak mengerti.Setela
Read more

Bab 377

Seorang pria tinggi dan tampan berdiri di depan Nadine dengan buket mawar kuning di tangannya. Namun, ekspresi Nadine terlihat tidak senang sama sekali.Dari kejauhan, Nella menyipitkan mata dan berdecak pelan. "Cantik memang punya keuntungan, ya. Baru beberapa hari masuk kuliah sudah ada yang ngejar?"Nella melirik Jinny di sebelahnya, lalu berkata dengan nada provokatif, "Omong-omong, kamu juga nggak kalah cantik, Jinny. Kok nggak ada yang ngasih bunga ke kamu?"Jinny tersenyum kecil, sama sekali tidak terpancing. "Hal beginian bisa dibandingkan?""Hmph! Sok kalem banget. Aku nggak percaya kalau kamu nggak iri!"Senyum Jinny tetap terjaga, tenang, dan tidak berubah. Nella mendengus, lalu berkata dengan nada dingin, "Terlalu berpura-pura malah jadi kelihatan munafik." Setelah itu, dia beranjak pergi dengan langkah lebar.Senyuman di wajah Jinny perlahan memudar.Tidak jauh dari sana, terlihat dua orang pria yang berdiri bersamaEden berkata, "Semua yang aku jelaskan tadi, sudah paham?
Read more

Bab 378

Setelah bergabung dengan Mikha dan Darius, Nadine menuju restoran kecil yang terkenal di media sosial bersama mereka.Saat makan siang, pengunjung tidak terlalu ramai, tetapi mereka tetap harus menunggu dua meja sebelum akhirnya mendapatkan tempat duduk.Sepanjang jalan, Mikha tampak berusaha menahan rasa penasaran. Namun, saat mereka menunggu makanan datang, dia akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya, "Kak Nadine, kamu kenal pria tampan yang ngasih bunga tadi itu, ya? Mawar kuningnya bagus banget, seleranya lumayan."Nadine mengangguk ringan, menjawab dengan tenang, "Iya, kenal. Dia mantan pacarku.""Hah?"Mikha tidak menyangka mendengar jawaban itu. Dia langsung terdiam dan tidak berani melanjutkan pertanyaan lebih jauh. Sebaliknya, Darius hanya melirik Nadine sebentar tanpa berkata apa-apa.Setelah selesai makan, mereka bertiga pergi ke kantor Freya. Berhubung tidak ada kelas pada sore hari, Freya berencana membawa mereka masuk ke laboratorium.Mikha langsung berseru, "S
Read more

Bab 379

Anak pertama meneruskan usaha keluarga, anak kedua menjadi pengacara andal, dan anak ketiga fokus pada penelitian ilmiah."Kamu tadi sore ke tempat Arnold, ada kejadian apa?" tanya Yenny sambil mengerutkan kening, menekankan tiap kata."Ada yang aneh darinya," jawabnya."Aneh gimana?" tanya Adelio penasaran."Waktu aku antar makanan tadi, dia tiba-tiba minta dua porsi! Dua porsi, kamu tahu, 'kan?!"Eh ....Adelio tidak mengerti. "Dua porsi, terus kenapa?""Instingku bilang, anak kita ini mungkin sudah punya pacar!"Kalau tidak, mana mungkin dia minta dua porsi?Adelio awalnya mengira ini berita besar yang mengejutkan, tapi ternyata hanya soal tambahan satu porsi makanan. "Cuma minta tambahan satu porsi makan, kenapa harus heboh? Siapa tahu dia mau makan untuk dua kali, atau mungkin dia bawakan untuk temannya. Kamu ini mikir kejauhan."Sambil bicara, Adelio menuangkan teh ke cangkirnya, menghirup aromanya, lalu mencicipi perlahan. Sikap santainya sangat kontras dengan kegelisahan Yenny.
Read more

Bab 380

Mendengar jawaban itu, Yenny tidak bisa menahan diri untuk berkomentar, "Lingkungan di gedung ini benar-benar parah! Sampah berserakan di mana-mana, kotor dan bau. Nggak ada yang bersihkan, ya? Lihat dindingnya, sudah seperti tembok hitam. Pegangannya penuh debu, pasti nggak pernah dilap ...."Nadine melirik jam, menyadari bahwa jika dia terus di sini, dia akan terlambat ke kampus. Melihat bahwa Yenny baik-baik saja, dia tidak ingin mendengar lebih banyak komentar lagi dan memilih untuk langsung pergi.Melihat punggung gadis itu menjauh, Yenny sempat tertegun sejenak, lalu tanpa sadar mengerucutkan bibirnya. Rasa diabaikan itu semakin jelas terasa.Dia mendongak melihat tangga yang masih harus dia lalui. Masih ada beberapa lantai lagi, semuanya dengan kondisi seperti ini ....Yenny menarik napas panjang, menggigit bibirnya, dan melanjutkan mendaki tangga dengan sepatu hak tinggi dengan enggan.Sambil mendaki, dia terus menggerutu, "Tinggal di apartemen luas yang bagus itu nyaman, kenap
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
51
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status