หน้าหลัก / Romansa / Pelayan Cantik Sang Billionaire / บทที่ 21 - บทที่ 30

บททั้งหมดของ Pelayan Cantik Sang Billionaire: บทที่ 21 - บทที่ 30

71

Bab 21. Telanjang di Depanku!

Malam begitu larut, udara di luar sangat dingin hingga menusuk ke sekujur tubuh. Tristan yang sudah tiba di mansion, tak langsung memerintahkan Cordelia kembali ke kamar wanita itu yang ada di pavilion pelayan. Tentu tak ada yang bisa Cordelia lakukan, selain pasrah di kala Tristan memintanya untuk tak langsung kembali ke pavilion. Tristan masuk ke dalam kamar, dan Cordelia berdiri di ruang tengah megah mansion. Wanita cantik menguap, menahan rasa kantuk yang tak terhingga. Dia ingin sekali segera beristirahat, tetapi sayang Tristan tak langsung mengizinkannya istirahat. “Aku jalan-jalan ke kolam saja sebentar,” gumam Cordelia pelan, dan mulai melangkahkan kakinya menuju ruang kolam renang. Cordelia bingung harus melakukan apa demi menahan rasa kantuknya. Mungkin dengan berjalan-jalan di area kolam renang, bisa membuat rasa kantuknya berkurang. Ya, tepat di kala tiba di ruang kolam renang—yang dilakukan wanita itu adalah berjalan perlahan ke tepi kolam. Cordelia mendongak, melihat
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab 22. Tidur di Kamar yang Sama 

Rasa lelah dalam diri Cordelia, membuat wanita itu langsung terlelap di ranjang empuk dan mahal milik Tristan. Napas lembut yang lolos darinya, membuat Tristan tak kunjung memejamkan mata. Pria itu malah terpaku dengan melihat Cordelia yang terlelap. Cordelia tidur seperti bayi yang begitu puas—dan tak bisa diganggu. Saat ini Cordelia tidur di samping Tristan. Pria tampan itu tak memberikan izin Cordelia kembali ke pavilion khusus pelayan. Alasan utama Tristan tak mengizinkan Cordelia kembali ke pavilion, karena seharian ini Cordelia selalu membuat dirinya cemas. Hal tersebut yang membuat Tristan mengambil keputusan agar Cordelia tetap berada di kamarnya. Tidak ada yang bisa Cordelia lakukan selain patuh. Wanita itu tak akan mungkin bisa membantah apa yang Tristan katakan padanya. Cordelia akan melakukan apa pun yang telah Tristan perintahkan. Seperti saat ini di kala Tristan meminta Cordelia tidur di kamarnya, maka Cordelia hanya patuh. Tatapan Tristan semakin dalam menatap Cor
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 23. Perkelahian di Kafe 

Tubuh Cordelia membeku di tempatnya penuh keterkejutan melihat Brittany dan Veronica ada di ujung sana. Raut wajah wanita itu tampak memucat panik. Pun dia merasakan jantungnya berdebar tak karuan, seakan ingin berhenti berdetak. Detik itu juga otaknya memberikan komando padanya untuk lari meninggalkan kafe itu. “Cordelia, tunggu!” Brittany dan Veronica mengejar Cordelia, dan tentu Cordelia segera berlari, menjauh dari dua wanita jahat yang menghancurkan dirinya. Napas Cordelia terengah-engah, berlari menghindar dari Brittany dan Veronica. Tampak jelas raut wajah wanita itu menunjukkan kepanikannya. Dia terus berlari menghindar, dan di kala melihat lorong yang sepi—membuatnya langsung bersembunyi di balik dinding. Napas Brittany dan Veronica terengah-engah mengejar Cordelia. Sialnya, merea tidak berhasil mengejar Cordelia. Lari Cordelia ternyata cukup kencang, membuat mereka kesulitan mengejar. Terlebih pagi ini kota dalam keadaan yang cukup padat. “Mom, dia benar-benar Cordelia,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 24. Mulai Mencurigai

Emosi yang tidak terkendali membuat Tristan memutar arah kembali pulang. Pria tampan itu memutuskan untuk tidak ke kantor. Meeting yang harus dia hadiri, dia minta sang asisten untuk urus. Pun dia meminta asisten pribadinya mengurus kekacauan di kafe—tempat di mana dirinya berada tadi pagi bersama dengan Cordelia. Ya, saat ini Cordelia dan Tristan telah tiba di mansion. Tentu Cordelia tak bertanya kenapa pada akhirnya Tristan memilih pulang ke mansion, dan tidak jadi ke perusahaan. Menurut Cordelia hari ini cukup sangat kacau, dan membuat emosi Tristan tidak baik-baik saja. “Kau bisa kembali ke kamarmu. Aku ingin berada di ruang kerjaku,” ucap Tristan dingin, kala memasuki mansion mewahnya. Cordelia memberanikan diri menatap Tristan. “Tuan, tangan Anda sedikit terluka. Boleh saya mengobati luka memar di tangan Anda?” tanyanya pelan, dan hati-hati. Tristan melihat tangannya yang merah akibat memberikan pukulan keras ke wajah pria berkulit hitam tadi. “Ini hanya luka kecil,” jawab
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 25. Ambilkan Handuk!

Cordelia duduk di kamarnya yang kecil, tetapi setiap sudutnya dipenuhi dengan keindahan yang sederhana. Dinding-dindingnya dicat dengan warna pastel lembut, dan jendela kecilnya dibingkai oleh tirai putih yang bergetar lembut saat angin berhembus. Meskipun ruangannya terbatas, Cordelia berhasil mengemasnya dengan barang-barang yang memiliki makna khusus baginya. Sebuah meja kayu kecil terletak di sudut, dihiasi dengan buku-buku yang telah dibaca berulang kali, dan sebuah vas kecil berisi bunga liar yang dia petik dari taman.Saat Cordelia duduk di tepi ranjang yang rapi, dia membiarkan pikirannya melayang jauh. Wanita cantik itu memandangi langit yang mulai gelap di luar jendela, seolah-olah menunggu bintang-bintang muncul satu per satu. Dalam keheningan itu, dia merenungkan impian dan harapan yang mengisi hatinya. Meskipun hidupnya sebagai pelayan di pavilion tidak selalu mudah, dia memiliki keyakinan bahwa ada sesuatu yang lebih besar menantinya di luar sana.Pintu kamar Cordelia ti
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-23
อ่านเพิ่มเติม

BAB 26. Lari dari Kejaran Para Pengawal Brittany 

Pagi menyapa dengan lembut, sinar matahari menembus tirai jendela dan menciptakan pola-pola indah di lantai marmer. Suara burung berkicau di luar menambah suasana ceria di dalam rumah. Cordelia berdiri di depan cermin, menatap refleksinya dengan penuh harap. Wanita cantik itu memakai dress sederhana berwarna merah muda pemberian Tristan. Lagi, hari ini dirinya dilarang memakai pakaian pelayan. Hal itu yang membuat Cordelia sekarang memakai pakaian biasa, bukan seragam pelayan. Cordelia melihat pantulan cermin, menatap tanda merah di lehernya. Embusan napas pelan lolos di bibirnya. Kepingan memorinya mengingat malam panas tadi malam. Tadi malam adalah malam yang pernah dirinya alami sebelumnya. Tristan kembali mencumbunya dengan sangat liar—seakan dirinya ini memang wanita yang rendahan. Membayangkan itu, membuat hati Cordelia seakan tercabik-cabik. Dia tidak pernah menyangka akan berada di posisi seperti sekarang ini. Dulu dirinya bagaikan seorang Tuan Putri, sedangkan sekarang dir
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-31
อ่านเพิ่มเติม

Bab 27. Siapa yang Mengejarmu?!

Cordelia berlari sekuat tenaga, napasnya terengah-engah dan jantungnya berdetak liar seakan akan meledak. Jalan-jalan kota terasa semakin sempit dan berliku, setiap belokan hanya menambah kecemasannya. Di belakang, langkah berat para pengawal Brittany dan Veronica terus terdengar, menggema seperti lonceng kematian.“Kenapa mereka mengejarku? Bukankah mereka sudah menyingkirkanku?” pikir Cordelia, kakinya melangkah semakin cepat.Angin dingin menerpa wajahnya, membuat rambutnya beterbangan. Namun bukan hanya ketakutan yang membuatnya berlari—melainkan kemarahan yang perlahan membakar hatinya. Dia sudah menyadari bahwa pengusirannya dari keluarganya sendiri adalah jebakan dari Brittany dan Veronica.Sementara di sisi lain, Tristan berada di ruang meeting dengan kondisi tidak tenang. Sudah lebih dari sepuluh menit, tapi Cordelia tidak juga muncul. Rasa gelisah membentang dalam diri. Dia akhirnya izin keluar meninggalkan ruang meeting. “Sialan, ke mana wanita itu? Kenapa belum juga muncu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-31
อ่านเพิ่มเติม

Bab 28. Hukuman Kejam

Mobil Tristan melaju cepat kembali menuju kantor. Cordelia duduk diam di samping Tristan dengan tubuhnya gemetar, jantungnya berdegup tak karuan. Ya, wanita itu selamat dari kejaran pengawal Brittany karena Tristan berhasil membawanya pergi dari tempat itu. Jika bukan karena Tristan, maka pasti Cordelia tertangkap. Keadaan masih hening belum ada suara apa pun. Cordelia tak berani menoleh melihat Tristan yang sedang melajukan mobil. Sementara Tristan sejak tadi terus melirik Cordelia. Tatapan tersirat dingin, dan memiliki arti khusus yang mendalam. “Kenapa kau kabur?” Tristan akhirnya memecah keheningan, suaranya dingin dan tajam. “Kenapa tiba-tiba ada orang yang mengejarmu?” Cordelia mencoba mengatur napas, mengumpulkan nyali untuk menjawab. Dia tahu bahwa Tristan adalah orang yang tidak menerima alasan atau kebohongan. Namun, apa yang bisa dia katakan? Dia hanya bisa mencoba mencari alasan yang paling masuk akal.“S-saya kebetulan ingin berjalan-jalan keluar sebentar setelah dari
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-31
อ่านเพิ่มเติม

Bab 29. Keluarga yang Hangat 

Tristan duduk di kursi kerjanya, pandangan matanya kosong, pikirannya mengembara ke pesta amal yang akan segera tiba. Membayangkan akan bertemu dengan Leony lagi membuat darahnya berdesir dengan emosi campur aduk—amarah, nostalgia, dan sedikit rasa sakit yang tak pernah sepenuhnya hilang. Namun dia tahu, menolak hadir bukan pilihan. Jika dia tidak datang, kesempatan untuk mendapatkan investor besar akan hilang.Tristan menghela napas panjang, bersiap untuk melanjutkan lembur malam ini. Namun tiba-tiba, ponselnya bergetar. Pesan singkat dari ibunya masuk:{Tristan, pulang sekarang. Makan malam keluarga. Adikmu baru saja tiba.}Tristan mendengkus pelan. Dia tahu bahwa jika ibunya sudah menyuruh, tidak ada pilihan untuk menolak. Dengan wajah dingin dan tak menunjukkan emosi, dia mengetik balasan singkat: {Baik, aku pulang.}Setelah menutup pesan, matanya beralih pada Cordelia yang berdiri di sudut ruangan, kaku seperti patung. Tanpa banyak kata, dia menekan tombol interkom di meja dan me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-31
อ่านเพิ่มเติม

Bab 30. Malam Pertama Pesta

Pagi menyapa, Cordelia menatap bingung sebuah kotak besar yang diberikan oleh Jovian. Perlahan, dia membuka penutupnya dan mendapati gaun berwarna merah tua dari bahan satin yang begitu elegan, lengkap dengan perhiasan dan sepatu hak tinggi. Pun juga ada kalung berlian yang seolah menjadi tanda bahwa Tristan ingin menunjukkan statusnya melalui pendampingnya malam ini.“Ini yang harus kau pakai malam ini,” kata Jovian dengan nada datar. “Pesta amal tahunan dimulai hari ini, dan kau akan mendampingi Tuan Tristan.”Cordelia menelan ludah. “A-aku ikut?”“Kau pikir untuk siapa semua ini kalau bukan untukmu?” Jovian melipat tangan di dadanya dan menatap Cordelia tanpa ekspresi. “Jangan coba-coba menolak, kau tahu bagaimana Tuan Tristan jika sedang tidak ingin dibantah.”Cordelia meremas gaun itu dengan gugup. Kepalanya dipenuhi kekhawatiran—bagaimana jika ada yang mengenalinya? Bagaimana jika Veronica atau Brittany ada di sana? Lebih buruk lagi, bagaimana kalau ada yang tahu dia ikut dalam
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-31
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1234568
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status