Tristan duduk di balik kemudi, kedua tangannya mencengkeram setir dengan keras. Napasnya masih memburu, kemarahan bercampur rasa frustrasi menguasai pikirannya. Namun, di tengah lamunannya, suara ketukan di jendela mobil membuat Tristan mendongak.Dari luar, Alstair berdiri, wajahnya penuh kesabaran. Dia memberi isyarat meminta izin untuk masuk di mobil Tristan. Sorot mata terbaca seperti ada hal yang ingin Alstair katakan. Tristan menurunkan kaca jendela dan memandang adiknya dengan tatapan lelah. “Apa lagi sekarang?” “Boleh aku masuk?” tanya Alstair dengan nada lembut.Tristan terpaksa membuka pintu dan Alstair masuk, duduk di kursi penumpang. Sejenak hening menyelimuti mereka, hanya suara deru napas Tristan yang terdengar. Deru napas yang menunjukkan menahan emosi tertahan. “Kau terlalu emosi, Kak,” ujar Alstair pelan, menatap kakaknya dengan prihatin. “Aku tahu kau marah, tapi kau harus ingat apa yang bisa dilakukan publik untuk Leony.”Tristan mendengkus keras, tubuhnya menega
Last Updated : 2025-01-04 Read more