Accueil / Romansa / Bodyguard Tampan Kesayanganku / Chapitre 101 - Chapitre 110

Tous les chapitres de : Chapitre 101 - Chapitre 110

127

What If

MELODIBangun dari ketermanguan, aku mengendap-endap keluar dari kamar. Kudengar suara Ian yang sedang bicara dengan Summer. Aku merapatkan tubuh ke dinding lalu mencuri dengar percakapan keduanya diam-diam."Sebenarnya ada masalah apa sih, Bang?" tanya Summer kepo.Ian menyugar rambutnya lalu menjawab, "Cuma salah paham biasa.""Detailnya boleh gue tau?""Abang udah janji bakal makan siang sama Melodi. Sambil nunggu dia datang Abang makan dikit di resto hotel, soalnya Abang nggak sarapan, jadi lapar. Abang makan sama peserta yang lain.""Si Siti?" tebak Summer cepat.Ian mengiakan kemudian menceritakan apa yang terjadi dan yang kulihat sampai pada kejadian di stasiun.Aku mengumpat sejadinya di dalam hati saat mendengar Summer tertawa setelah Ian selesai dengan ceritanya."Sabar ya, Bang. Tuh nenek lampir emang ngeselin. Kok mau sih nikah sama dia? Gue aja yang nggak serumah dan cuma ketemu satu tahun sekali sampe depresi kalo dia udah tantrum. Nggak kebayang lo yang setiap hari sama
last updateDernière mise à jour : 2024-11-02
Read More

Bertemu Bintang

IANSiti ternyata sedang menungguku di lobi saat aku tiba di hotel. Tadi sebelum ke apartemen Summer kami berpapasan di depan lift. Siti bertanya aku akan ke mana.Melihatku muncul Siti langsung berdiri."Belum tidur, Sit?""Siti waiting awak di sini. Korang masih begaduh kah?" ucapnya dengan bahasa campur-campur."Udah nggak apa-apa. Tenang aja."Dia menengadah menatap wajahku. Postur tubuhnya memang jauh lebih rendah."Siti jadi tak enak. Melodi pasti marah kat Siti.""Nggak kok. Dia nggak gitu orangnya. Dia baik.""Boleh Siti berjumpa dengan Melodi esok? Siti nak cakap sikit. Korang salah faham gara-gara Siti. Siti tak enak kat isteri awak." Dia terlihat benar-benar cemas karena merasa sudah mengacaukan hubunganku dengan Melodi."Nggak apa-apa, Sit, istri saya sudah mengerti duduk permasalahannya. Tak perlu cemas lagi." Aku terus meyakinkannya, membuat agar dia percaya pada kata-kataku. "Lagian besok Melodi sudah pulang ke Indonesia." Kami berjalan bersama memasuki lift menuju kama
last updateDernière mise à jour : 2024-11-02
Read More

Minta Izin

IANNiatku untuk menuju kelas urung terjadi melihat Bintang berdiri di hadapanku.Dia tersenyum lalu menyapa. "Bisa minta waktunya sebentar?"Keberadaan Bintang saat ini pasti berhubungan dengan Melodi. Sedangkan apa pun yang berhubungan dengan Melodi adalah urusanku.Kuanggukkan kepala lalu menggiring Bintang keluar dari hotel.Aku menunggu dia menyampaikan apa yang akan dikatakannya. Dia jauh-jauh ke sini pasti bukan hanya kebetulan mampir kan?"Ian, gue nggak bisa basa-basi. Kedatangan gue ke sini buat minta izin sama lo. Gue sama Melodi mau balik ke Indonesia malam nanti."Ternyata Melodi benar-benar serius dengan keinginannya."Melodi udah cerita sedikit sama gue mengenai masalah kalian. Dan gue nggak tahu apa kalian ada masalah yang lain. Tapi intinya gue ke sini mau minta izin sama lo. Melodi udah bilang kalo lo udah ngizinin. Tapi gue pengen minta izin secara langsung sama lo.""Kenapa harus izin sama gue? Lo nggak percaya sama Melodi? Lo pikir Melodi bohong?""Nggak, bukan
last updateDernière mise à jour : 2024-11-03
Read More

Membuat Ian Cemburu

MELODIBerbeda dengan saat berangkat, kepulanganku ke Indonesia begitu menyenangkan. Itu semua karena ada Bintang.Hingga tanpa terasa kami tiba di Tokyo. Aku suka transit di sini karena Jepang adalah salah satu negara kesukaanku. Thanks to Bintang dengan pilihan maskapainya yang tepat.Beberapa saat setelahnya pihak bandara menginformasikan bahwa pesawat akan delay dalam waktu yang tidak bisa ditentukan karena kondisi cuaca yang buruk.Tubuhku lemas seketika."Sorry, Melo, karena lo minta kita tetap terbang dan nggak mau nunggu, jadinya gue pilih rute ini. Karena hanya ini yang tersisa. Padahal awalnya mau pake Emirates atau Qatar Airways biar transit di Dubai," kata Bintang menyesali."Nggak apa-apa, Tang. Japan juga oke kok," jawabku.Bintang ini auranya positif sekali ya. Padahal ini bukanlah kesalahan dia tapi dia repot-repot minta maaf padaku. Coba kalau Ian. Aku pastikan dia akan memintaku untuk sabar. Lalu aku akan marah dan mengomelinya.Bintang mengajakku makan. Aku yang l
last updateDernière mise à jour : 2024-11-03
Read More

Lost Contact

MELODI"Pulang-pulang kok cemberut?" Papi menyambutku dengan pertanyaan setibanya aku di rumah.Tadi dari bandara aku dan Bintang menumpang taksi yang sama. Bintang bermaksud mampir sebentar dan bicara dengan orang tuaku bahwa dia sudah mengantarku pulang dengan selamat. Tapi kutolak. Aku nggak mau membuat Mami mengomel."Capek, Pi," jawabku seadanya."Gimana honeymoon-nya? Seru nggak?" Mami menimpali.Aku mendengkus pelan yang tentu saja nggak akan terdengar oleh Mami dan Papi."Gimana mau honeymoon, Mi. Jadwal Bang Ian super padat. Jadi ya seadanya.""Wah nggak jadi dong Papi sama Mami punya cucu made in Canada?" imbuh Papi dengan rona jenaka."Apa sih, Pi?" Aku memberengut."Katanya mau nunggu Ian sampai selesai, baru beberapa hari kenapa udah pulang?""Udara di sana nggak cocok sama aku, Pi. Lama-lama aku bisa demam."Mami dan Papi tertawa pelan lalu mengizinkanku naik ke kamar ketika kukatakan pada mereka bahwa aku sangat lelah dan ingin beristirahat.Setiba di kamar kujatuhkan
last updateDernière mise à jour : 2024-11-03
Read More

Uring-Uringan

MELODIDua minggu pasca pulang dari Canada aku masih uring-uringan. Kerjaanku tiap hari adalah tidur-tiduran. Sampai sejauh ini aku dan Ian nggak berkomunikasi dalam bentuk apa pun. Kami benar-benar lost contact seperti yang diinginkannya. Aku tahu dia pasti bahagia dengan keadaan ini. Nggak ada aku yang merecokinya dan menuntut untuk terus dihubungi. Dia bebas sebebasnya."Melodi!" Seseorang memanggil namaku sambil mengetuk pintu kamar."Masuk aja, nggak dikunci!"Daun pintu terbuka bersamaan dengan kedatangan Lakeizia. Dia mendekatiku lalu duduk di pinggir tempat tidur tempatku berbaring."Melo lagi sakit?" tanyanya melihatku membungkus diri dengan selimut."Nggak, Kak. Cuma lagi pengin rebahan. Kak Kei nggak kerja?""Aku lagi cuti haid.""Cuti haid?""Jadi di kantor aku ada jatah cuti haid dua hari, di hari pertama dan kedua," terang sepupuku itu."Wah enak ya, Kak?"Lakeizia tersenyum. "Kuliah masih lama ya?""Banget." Sekarang baru bulan Oktober. Tahun ajaran baru beberapa bulan
last updateDernière mise à jour : 2024-11-04
Read More

Mual

Long story short. Dengan bantuan Bintang kafe kami akhirnya beroperasi. Mami dan Papi senang karena aku akhirnya memiliki kegiatan. Kafe itu diberi nama Maple Café yang berlokasi di rooftop sebuah gedung perkantoran. Gedung itu sendiri ternyata punya papanya Bintang. Otomatis tempat kafe ini juga miliknya.Setiap Rabu dan Sabtu malam ada pertunjukan live music di sana yang membuat kafe jadi semakin ramai. Semua Bintang yang mengatur. Bahkan dia juga sering ikutan nyanyi.Hampir setiap hari waktuku dihabiskan di kafe. Aku menyibukkan diri agar pikiranku nggak lagi tertuju pada Ian. Tanpa terasa dua minggu lagi Ian akan pulang. Aku nggak tahu bagaimana cara menghadapinya jika nanti kami bertemu."Hei, ngelamun mulu. Bintang ngeliat lo mulu tuh!" Amanda menepuk lenganku.Aku memandang ke arah panggung. Ada Bintang di sana yang sedang perform."Oke, Guys, semoga kalian terhibur dengan lagu yang tadi. Buat menemani malam minggu kalian gue bakal bawain satu lagu lagi. Kali ini khusus buat
last updateDernière mise à jour : 2024-11-04
Read More

Shock Berat

MELODISeperti dugaanku Mami menyusul ke kamar. Mami duduk di dekatku lalu meraba-raba pipi, kening dan leherku."Mi, tolong mintain tolak angin sama Bibi," pintaku lemah."Sebentar ya, Mami—""Huek ... huek ..." Aku refleks menutup mulut dengan telapak tangan lalu lari ke kamar mandi.Aku muntah lagi. Lebih parah dari tadi.Mami sudah berada di belakangku, memijit-mijit tengkukku dan mengusap punggungku."Mi, lemes banget ..." Aku merengek setelah selesai membersihkan mulut dan mencuci muka. Seluruh tenagaku rasanya disedot sampai habis."Ke kamar yuk. Istirahat." Mami memapahku seakan aku sedang sakit parah.Aku kembali berbaring di tempat tidur. Mami menyelimutiku setinggi perut dan mengatur suhu ruangan agar nggak terlalu dingin."Tolak anginnya mana, Mi?" Aku menagihnya."Nooo. Nggak boleh minum obat sembarangan kalau belum jelas penyakitnya.""Ya ampun, Mi, ini hanya masuk angin. Aku udah pernah dikasih Bibi obat itu, mujarab kok.""Nggak usah dulu sampai kita ke dokter."Apaa
last updateDernière mise à jour : 2024-11-05
Read More

Yang Sesungguhnya Terjadi

MELODIMami dan Papi datang ke kamar mandi setelah teriakanku yang bikin heboh mengalahkan penyanyi rock."Kenapa, Melodi?""Gimana hasilnya, Sayang?"Papi dan Mami bertanya bergantian dengan raut khawatir."Ini, Mi. Lihat ini." Aku memberikan testpack di tanganku pada Mami dengan gemetar.Mami menerimanya dengan cepat. Lalu memakukan mata beberapa detik di benda pipih itu. Papi ikut melihat.Kemudian keduanya terdengar histeris seperti aku tadi."Kamu hamil, Melodi!!!""Akhirnya kita bakal punya cucu made in Canada, Mi."Tubuhku semakin lemas. Ucapan Mami memvalidasi dugaanku.Aku hamil!Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku hamil? Kenapa aku bisa hamil? Aku baru 22 tahun tapi sudah hamil. Sedangkan Mami baru menikah di umur 35."Ah, Melodi ... Mami bahagia, Sayang." Sepasang mata Mami berkaca-kaca karena terharu. Kemudian Mami memelukku.Tubuhku membeku di dalam dekapan Mami. Entah bagaimana cara menyikapi semua ini. Yang baru saja kualami bagaikan mimpi.Kenapa semua bisa terjadi? Kena
last updateDernière mise à jour : 2024-11-05
Read More

Ngidam Dur(ian)

MELODITernyata hamil itu nggak enak ya?Aku hanya bisa berbaring di tempat tidur nyaris sepanjang hari. Nggak ada satu pun makanan yang berhasil lolos ke lambungku. Kalau bukan berakhir di kitchen sink pasti di lubang WC.Yang bisa kukonsumsi hanya cairan seperti teh dan susu. Aku nggak bisa mencium aroma masakan apalagi makan nasi.Setiap malam aku nggak bisa tidur. Aku selalu ingat Ian. Aku kangen dia. Aku ingin dia ada di sini memelukku dalam dekapannya yang hangat.Aku membencinya sekaligus merindukannya di saat yang sama. Dua perasaan yang sangat bertolak belakang.Beberapa kali tanganku hampir memencet nomor Ian untuk menghubunginya, tapi untung akal sehatku masih bekerja dengan baik. Aku berhasil menahan diri walau rasanya sangat-sangat sulit.Malam ini aku berbaring dengan gelisah. Lagi-lagi karena merindukan Ian. Desember sudah datang, cuaca semakin dingin. Dan dingin-dingin begini enaknya tidur dipeluk.Jauh dari suami yang nggak pernah menghubungiku serta fakta bahwa aku
last updateDernière mise à jour : 2024-11-05
Read More
Dernier
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status