Sinta memasuki rumah dengan gontai. Ruang tengah masih menyala. Ayah ibunya memang menunggu kabar baik darinya. Menjadi keluarga Buana mimpi besar yang membuat mereka enggan memejamkan mata. “Putri cantikku sudah datang,” sambut Lyman.Malika berdiri dan mendudukkan putrinya ke sofa. “Ceritakan, kau sudah ngobrol dengan pewaris Buana?”“Atau jangan-jangan, kau sudah mendapatkan janji kencan dengannya?” tambah Lyman bersemangat.Namun, Sinta masih saja diam, membuat suami istri itu saling tatap. “Sinta, ada apa? Coba ceritakan,” bujuk Malika.“Apa yang harus aku ceritakan?” teriak Sinta. Suami istri itu tersentak. Tak sesuai harapan kemungkinan ada dalam setiap usaha. Namun, putrinya yang cantik, pandai bersosialisasi dan telah berhasil merebut hati putra Prayoga dari Gea rasanya tidak mungkin membawa kabar buruk untuk mereka. “Sinta, tidak baik berteriak di depan ibumu,” nasihat Lyman. “Lalu aku harus cerita apa? Semuanya telah berakhir,” sahut Sinta nyaris menangis. “Apa yang te
Last Updated : 2024-10-09 Read more