Home / Romansa / Suamiku Kuli Terhormat / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Suamiku Kuli Terhormat : Chapter 91 - Chapter 100

116 Chapters

Semakin Marah

“Sampai mematikan ponsel?” tanya Gea. Dengan mata masih terpejam Ahsin mengangguk. “Kalau ada yang hal penting gimana?”“Siapa? Mereka pasti menghubungi Ferry.” “Kalau tidak tahu nomor Ferry?” elak Gea. “Siapa di sekitar kita tidak tahu Ferry, bahkan Ricky adik barumu tau Ferry. Kalau tidak tahu Ferry, berarti orang itu tidak terlalu mengenal kita.”Gea terdiam, tetapi akhirnya mengiyakan. “Punya kau juga dimatikan, sini ponselmu.”Ahsin meraih ponselnya, tetapi bukannya menelepon malah melakukan panggilan. “Ferry, aku harap tidak ada yang mengganggu istirahat kami hari ini.”“Mengerti, Bos.”Ahsin langsung mematikan ponselnya. “Bagaimana kau mengenal Creep?” tanya Ahsin sambil memejamkan mata. Gea terdiam. Mudah saja ia menjawab. Hanya saja, nanti akan merembet ke pertanyaan lainnya. Risiko terbesar, Ahsin akan tahu rahasia keluarganya sepuluh tahun yang lalu. Ahsin harus tahu, tapi tidak sekarang.“Iseng saja, buka inbok dan menemukan pesan mereka. Di antara sekian pesan, aku
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bermimpi Salju di Musim Panas

“Iya. Sejak kapan aku bohong padamu?”“Hmm,” sindir Gea dengan kerutan kening. “Iya, aku minta maaf. Itu juga karena terpaksa. Kemarilah!”Dengan helaan napas akhirnya Gea mau duduk di depan Ahsin. Seketika kedua tangan kokoh melingkari badannya. “Kau tau, hal seperti ini membuatku semakin lebih baik. Physical touch sangat ampuh untuk perawatan,” bisiknya sambil menghadiahi sesuatu di leher Gea. Gea hendak menghindar, tetapi sensasi alami yang membuat dirinya tak mampu bekerja sama dengan perintah otak. “Iya. Tapi hal ini seperti ini pula bisa membuatmu lebih sakit,” gerutunya setelah Ahsin melepaskannya.Ahsin terkekeh. “Ini pertama kali kita bisa seperti ini. Sayang kesehatanku seperti ini.”“Kalau kamu sehat juga kita tidak akan seperti ini,” sehat Gea sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Ahsin. “Makanya, manfaatkan sebaik mungkin.”“Jangan mulai!”Ahsin hanya membalasnya dengan tawa. “Eh, bagaimana kalau kita keluar kamar? Ke kolam renang mungkin. Kurasa itu lebih aman.”Ahs
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Harapan yang Tak Pernah Berhenti

Sementara itu, Lyman membawa Gea ke sebuah kamar. Terlihat pusaka ibunya dalam lemari. “Kau bisa membawa itu dengan satu syarat.”“Apa itu?” “Ceraikan Ahsin. Biarkan adikmu mendekatinya.”Seketika emosi melejit tinggi. “Tidak mungkin.”“Bukankah kau menginginkan pusaka ibumu?” “Pusaka itu suatu saat akan kudapatkan. Selain itu, Ahsin bukan barang yang dipindah kepemilikan.“Gea bergegas keluar. Di ruang tengah, Ahsin langsung mendekat begitu melihatnya. “Kita pulang.”Ahsin bertanya dengan wajahnya. “Kak Gea, sebaiknya ikuti saran Papa,” ucap Sinta sambil berdiri. “Sinting!”Mata Ahsin melebar begitu mendengar kata kasar itu dari mulut istrinya.“Aku ingatkan. Berhenti bermimpi salju di tengah musim panas.” Gea beralih pada Ahsin dan langsung menariknya keluar. “Ma, gimana?” desak Sinta begitu mereka telah keluar. Malika menenangkan putrinya. “Tenang saja. Kali ini, kita tidak bisa mengandalkan ayahmu. Ibu akan mencarikan jalan untukmu.”Sinta tersenyum lebar. Ia memeluk wanit
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Jejak Masa Lalu

Charles mengangguk. “Katanya ayah sakit keras. Ayah ingin menyerahkan kepemimpinan sebelum dia meninggal.”“Bagus itu. Itu artinya kau punya kuasa di sana. Tidak ada yang berani bersikap buruk padamu. Kalaupun ada, kau punya kekuatan untuk membela diri dan melindungi keluargamu. Tapi kenapa kau kelihatan tidak baik?” tanya Gea setelah menyadari raut Charles berselimut kabut. Gea memperhatikan Charles yang menunduk dan menghancurkan keindahan lukisan di atas kopi dengan sendok kecil. Ia memilih diam. Membiarkan Charles terbuka secara alami. Curhat dengan suara tidak semudah mengetik huruf pada sebuah pesan seperti yang sering mereka lakukan. “Entah kenapa, aku merasa bersalah pada Ibu.” Charles membuka suaranya. “Kembali pada ayah seakan melupakan penderitaan ibu sekian tahun. Aku … terlihat haus kekuasaan.”“Tidak.” Gea meraih tangan Charles. “Aku percaya kau tidak seperti itu. Soal kau kembali pada ayahmu, aku sedikit mengerti.”Charles mengangkat wajahnya. Menatap tanya. “Aku juga
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Jejak Masa Lalu Masih Ada

Dirinya baru mampu membeli menyewa apartemen dan memiliki sebuah mobil, Gea sudah membeli apartemen yang ditempati. Mengapa ia tak menyadari, pencapaian Gea lebih cepat darinya? “Bei, kamu bodoh sekali. Seharusnya saat itu kamu sudah sadar dia sudah punya sampingan,” gumamnya.Bei tersenyum begitu melihat Gea yang berjalan di area parkir. Ia melihat sebuah mobil tiba-tiba berhenti di samping Gea. Tanpa sempat ia cerna, seorang laki-laki keluar, menyekap dan menyeret Gea ke mobil. Mobil itu seketika melaju kencang.Bei mengikuti mereka, sambil melakukan panggilan. *** Ahsin mengerutkan kening begitu melihat panggilan tanpa nama di ponselnya. “Hallo.”“Hallo, Ashin. Aku Bei.”“Bagaimana kau tahu nomor teleponku?” ketus Ahsin. “Itu tidak penting. Gea diculik. Aku sedang mengikuti mereka. Cepatlah cari lokasi dia. Aku takut tak bisa mengejar mereka,” seru terdengar panik. “Sebutkan nomor plat mobilnya,” pinta Ahsin sambil berdiri. Ia mengambil pen dan mencatat angka-angka yang diseb
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bersembunyi di Balik Kenangan

“Ahsin, mengapa kau seperti tidak mengerti perasaanku?” protes Gea. Ahsin membuka mulutnya, tetapi akhirnya memilih diam. Wajahnya tertunduk. Ia menelan ludahnya yang terasa pahit, kemudian mengatur napasnya pelan. Sensasi nyeri dalam dada benar-benar menyiksanya. Ferry hanya bisa merapatkan mulutnya melihat situasi itu. Lampu ruang operasi telah mati. Tak lama pintu terbuka dan beberapa tenaga medis keluar dengan mendorong sebuah ranjang pasien. Gea segera berlari mendekat. “Bagaimana keadaannya, Dok?” “Dia sudah melewati masa bahaya. Untuk memastikannya, kita tunggu hingga dia siuman.” Seketika Gea bernapas lega. “Alhamdulillah. Terima kasih, Dokter,” ucap Ahsin. “Sama-sama. Ini sudah tugas kami.”Ahsin beralih pada Ferry. “Ferry, tolong urus semuanya.”“Baik, Bos.” Ferry langsung mengikuti tenaga medis membawa ranjang Bei yang masih tak sadarkan diri. Ahsin memegang bahu Gea. “Kita pulang ya. Kau harus istirahat.”Gea menggeleng cepat, meski tubuh terlihat lemah dan mata s
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Fakta Masa Lalu yang Terungkap

“Benarkah? Lima tahun, Gea. Aku tak percaya kau bisa berpaling semudah itu? Kau pasti masih mencintaiku?”Gea menghempaskan napas lelah. “Kau sendiri bagaimana? Hubungan lima tahun tidak menggerakkan hatimu menolongku?”“Aku minta maaf soal itu. Aku harus menyelamatkan Sinta karena ia tak bisa berenang.”“Kau pikir aku bisa berenang?”Bei tergagap.Gea tertawa miring. “Aku tak bisa membayangkan jika kita terus bersama. Bahkan kau tak tahu aku tak bisa berenang.”“Maafkan aku. Aku janji akan memperbaikinya.”“Terlambat. Aku sudah menikah. Lebih dari itu, hatiku sudah untuknya. Aku tidak tahu apakah dulunya benar-benar mencintaimu, pastinya perasaanku padamu telah tenggelam di kolam itu.”“Tidak mungkin. Kau pasti mencintaiku dan masih mencintaiku. Aku masih ingat kau yang selalu tersenyum padaku dan berjuang membantuku membangkitkan Prayoga. Kau ingat kita menyusuri jalan setapak demi perusahaan? Sejauh itu, mana mungkin kau tidak memiliki perasaan dan hilang begitu saja,” bantah Bei.
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Permintaan Sinta

“Bicara apa kamu? Ibumu meninggal karena gagal ginjal akut.”“Itu karena istrimu itu memasukkan sesuatu ke makanannya. Tanyakan pada putrimu.”Sinta mendadak panik. “Tidak. Aku tidak tau. Mana mungkin Mama melakukan itu.”“Terserah kau mau mengakui atau tidak. Aku akan mengangkat ini ke pengadilan.”Lyman menyentuh kedua bahu Gea. “Gea, jangan ungkit lagi masa lalu. Biarkan ibumu tenang di sana. Dan kita yang hidup ini harus bertahan.”Gea tertawa, berlawanan dengan matanya yang membasah. “Semudah itu Papa ngomong? Di mata Papa, nyawa ibuku seperti angin lewat? Lalu bagaimana dengan aku yang menjalani hidup dari kecil tanpa seorang ibu? Mengapa sedikit pun Papa tidak memandang kami? Status anak hanya Papa jadi alat menekanku.”Ahsin meraih bahu Gea. “Sudahlah. Jangan bicara lagi.” Ahsin beralih pada Lyman. “Kasus ini akan kuserahkan pada pengacara keluarga Buana. Siapapun yang melindunginya, berarti siap menghabiskan waktu bersamanya di penjara.”Lyman termundur. Nama Buana benar-benar
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Kecurigaan

Wanita yang melahirkan Bei seketika terdiri dengan wajah memerah. “Cuma sekali? Meskipun begitu, nyawanya nyaris melayang. Apakah semua bisa diatasi dengan minta maaf? Selain itu, kau tau berapa kerugian yang ditanggung Prayoga akibat olahmu? Kami kehilangan orang berpotensi seperti Gea dan sekarang ditambah tidak ada yang berani bekerjasama dengan kami. Kau mau memberi kompensasi kami dengan apa?” “Kak Bei, aku bisa membantu Kakak mendapatkan Gea,” bujuk Sinta. “Lagi? Aku tidak ingin lagi bersama dengan trik kotormu. Pergi dari sini,” tukas Bei.“Kak Bei.”“Pergi!” usir Bei sambil melayangkan telunjuknya. ***Seorang perempuan berpakaian pelayan mengendap ke dapur. Ia menoleh ke kiri dan kanan. Setelah memastikan tidak ada orang, ia memasukkan sedikit bubuk pada sup dalam panci, kemudian mengaduknya. Ia memasukkan plastik bekas bubuk itu ke kantung pakaiannya dan bergegas pergi setelah memastikan tidak ada yang melihat tindakannya. ***“Kamu datang dari mana?” tanya Lyman setelah
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Waspada

Aroma wangi dari sup itu membuat Gea menelan ludahnya.Ahsin tersenyum melihat tingkah Gea. Ia mengambil mangkuk Gea, lalu mengisi mangkuk itu secentong sup. “Perutku lapar sekali,” ucap Gea sambil memandangi sup yang masih mengepulkan asap. Tiba-tiba Gea tersadar adanya seorang pelayan masih berdiri di dekat meja mereka. Ahsin mengikuti pandangan Gea. Ia baru menyadari istrinya itu tidak suka dikelilingi orang. “Kenapa kau masih berdiri di situ?”Pelayan itu terkesiap. Gea dapat melihat jelas pelayan itu menjadi gugup. “Maaf, Tuan Muda.” Gea terus mengawasi pelayan yang menjauh itu. Ia juga dapat melihat pelayan itu berkali-kali menoleh ke arahnya.Gea memajukan wajahnya. “Apa mereka selalu begitu?”“Tidak. Baru kali ini. Sepertinya dia melamun,” jawab Ahsin sambil mendekatkan sendok ke mulut.Spontan tangannya menampik pada sendok berisi kuah sup yang hendak dihirup Ahsin.Prang cling. Ahsin tersentak karena sendoknya jatuh. Kuah sup yang membasahi pakaiannya. Lebih terkejut lag
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status