หน้าหลัก / Romansa / Suamiku Kuli Terhormat / บทที่ 101 - บทที่ 110

บททั้งหมดของ Suamiku Kuli Terhormat : บทที่ 101 - บทที่ 110

116

Di Ambang Batas

Ahsin menyentil hidung Gea. “Sebahagia itu?” *** Hanya telor mata sapi dan setangkup roti yang dibuat Ahsin menjadi sandwich, dihiasi daun selada dan saus tomat. Namun, makanan sederhana itu membuat mata Gea berbinar cerah. Ahsin tersenyum melihat istrinya yang terlihat lahap. “Nikmat atau memang sangat lapar?” “Keduanya,” sahut Gea dengan mulut masih penuh. Ahsin menyodorkan segelas air putih. “Yang paling penting, aku merasa aman menyantapnya.” Senyum Ahsin seketika hilang. “Apa perlu kita ke psikolog? Kan merepotkan kalau kau tidak bisa menyantap makanan bikinan orang lain.” Gea menggeleng cepat, dan menuntaskan makanannya. Ia berpindah duduk tepat di depan Ahsin. “Sebenarnya, aku melihat sikap pelayan di rumahmu mencurigakan,” lapor Gea dengan wajah serius. “Yang berdiri tadi? Dia sudah bekerja puluhan tahun. Dia di sana saat remaja bersama ibunya. Sekarang ibunya sudah berhenti, cuma dia yang terus bekerja di sana. Rumah itu sudah menjadi rumah kedua baginya. Menurutmu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-13
อ่านเพิ่มเติม

Menjadi Sayuran

“Nyonya yakin?”Gea mengangguk. Air mata yang nyaris jebol ditahannya. “Papa telah menyakit Ahsin, aku tak bisa kompromi lagi.”Ia menoleh pada ruang perawatan. “Fisiknya masih lemah, sekarang harus menerima pukulan sekeras itu.” Ia beralih pada Ferry. “Bagaimana dengan Sinta?” “Sudah ditangani pihak yang berwajib,” sahut Ferry.Gea mengangguk, kemudian kembali menatap ruang perawatan. “Kalau begitu, saya tinggal dulu,” pinta Ferry. Gea hanya memberi jawaban dengan anggukan. Saat sendiri, kecemasan kembali menyelimuti perasaan Gea. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Ahsin dan semua itu dikarenakan dirinya. Ia menyandarkan punggungnya. “Ahsin, kau harus bertahan,” lirihnya. Entah berapa lama Gea berdiri sendirian, berharap cemas dan sesekali berdiri memandangi ruang tempat suaminya diberi tindakan. Charles dengan Ricky datang setengah berlari. “Bagaimana keadaan Bos?” “Belum tahu.” Charles membimbingnya duduk.“Bagaimana kalian bisa ke sini?” tanya Gea.“Ferry memberitahuk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-13
อ่านเพิ่มเติม

Kembali Diserang

“Lalu bagaimana keadaan Zurra?”“Alhamdulillah mulai membaik, setelah melihat produk baru, Tuan Harits juga bersedia memasukkan houseware mereka. Bahkan mereka minta diperlengkap sampai alat-alat kecil.”Gea tertawa kecil. “Bahkan sampai penyaring telur?”Ferry mengangguk. “Selama kita masih bisa menjaga kualitas produk kenapa tidak?” Ferry kembali mengangguk setuju. Sesaat ia terdiam. “Ada lagi?” “Kinerja karyawan juga memperlihatkan lebih baik. Mereka terlihat bersemangat. Saya berencana akan memberi hadiah kepada karyawan yang paling banyak mencetak prestasi. Bagaimana pendapat Nyonya?”“Bagus aku dukung. Terima kasih ya, Ferry. Sekarang beban Buana dan Zurra malah berpindah kepadamu. Maaf.”“Tidak apa. Ini sudah tugas saya sebagai asisten.”Gea menghela napasnya. “Sepertinya kemunduran Zurra kemarin bukan sekadar dari produk dan marketing, tapi sistemnya.”“Benar. Terbukti setelah dilakukan inspeksi dan sistem diatur ulang sebagaimana seharusnya karyawan juga bersemangat berkon
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-13
อ่านเพิ่มเติม

Mengapa Rindu Sekali?

“Masa-masa kusutku hanya berhadapan dengan sistem. Trial error, virus, bug, malware, ciptakan protection atau apapun yang semuanya hanya perlu diatasi. Semuanya akan baik-baik saja jika kita dapat kembali ke sistem. Tapi kamu, meski telah menyelesaikan masalah, tetap saja akan dituntut dan dicerca. Begitu kau memenuhi harapan mereka, ekspektasi mereka semakin tinggi. Ahsin, berapa tahun kau seperti ini?”Gea memiringkan badannya. “Ahsin, tak peduli beratnya menjadi istrimu, selama kau menginginkanku, aku akan selalu di sisimu. Meski aku tidak mampu mengambil bebanmu, setidaknya aku memiliki tangan untuk mengalirkan segala lelahmu,” janji Gea sambil menautkan tangannya ke tangan Ahsin. “Janji.”Gea terduduk. “Kau sudah sadar?” Ahsin membuka matanya, kemudian mengangguk. “Janji kau akan di sisiku, tak peduli beratnya jalan yang kulalui?” tanya Ahsin nyaris tak terdengar.Gea mengangguk cepat. “In sya Allah. Selama kau tidak mendorongku, aku pasti di sisimu,” sindir Gea. Ahsin tersenyu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-13
อ่านเพิ่มเติม

Memecahkan Teka Teki

“Kau memasukkan tanggal lahirmu?”“Kali saja, ibumu sudah bisa memprediksi siapa yang bakal mendampingi putrinya,” sahut Ahsin asal. Nyatanya, ia hanya ingin membuat Gea tertawa. Ia tahu betul, di balik keceriaan Gea, masih tersimpan kesedihan. Ahsin tahu, ayah mertuanya memang telah masuk penjara Namun, Gea selalu memberikan baktinya dengan rutin mengirim makan kesukaan ayahnya bahkan kunjungan dokter untuk perawatan kesehatan. “Kau ingat ibumu seperti apa?” Ahsin kembali dari lamunan. “Aku tidak begitu ingat lagi. Yang tersimpan di benakku hangat senyumnya dan tinggi optimisnya.”“Mmm … atau kira-kira apa harapannya padamu?”Gea tercenung. Berusaha mengingat apakah ibunya pernah mengungkapkan sesuatu kata penting. “Mama harap, kamu sering mengunjungi makam kakek nenekmu meski Mama telah tiada. Kamu datang dan mengirim doa untuk mereka, tentu itu akan sangat membuat mereka bahagia di sana,” pesan ibunya suatu hari di atas makam neneknya. Ia teringat, ibunya menyentuh nisan nene
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-13
อ่านเพิ่มเติม

Yang Menghentikan Harap

“Hallo, Anda Gea Mas'ud? Putri Pak Lyman?”“Iya, saya Gea. Anda siapa?” “....” Ponsel di tangan Gea terlepas. Ahsin menjadi cemas melihat wajah syok Gea. “Gea, apa yang terjadi?”“Papa terkena serangan jantung.” ***Tanpa air mata Gea berdiri di sisi kuburan ayahnya. Ia hanya diam terpaku melihat nisan yang bertuliskan nama seorang laki-laki yang membuatnya ada di dunia ini. Ahsin menyentuh bahunya untuk memberi semangat. Gea menoleh, tapi lagi-lagi seakan tanpa kata meski sekadar pancaran mata.“Kita pulang, ya,” bujuk Ahsin. Di dalam mobil Gea masih saja diam. Ahsin menjadi tidak tahu harus seperti apa. Almarhum mertuanya bukanlah ayah yang baik. Berkali-kali Gea menangis dibuatnya. Namun, sampai akhir Gea masih saja berusaha berbakti dan berharap. Memasukkan ke penjara bukan berarti benci, tapi juga demi kebaikan bersama.“Apa ada yang kau sesali?” Akhirnya Ahsin coba buka suara.Gea menghela napasnya. “Entahlah. Aku berusaha berbuat baik sampai akhir, tapi Papa tak pernah mau
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-16
อ่านเพิ่มเติม

Misteri Masa Lalu Dua Keluarga

Ia masuk ke kamar, kemudian keluar membawa sepasang giok itu. “Kakek, aku mau nanya soal giok pusaka keluarga kita. Apa giok itu sepasang?”Gea yang duduk di samping Kakek ikut menyimak. “Iya. Kenapa kau tanyakan itu?” Ahsin meletakkan sepasang giok ke atas meja. Ia menarik satu giok. “Ini yang aku pegang.”Ahsin menyentuh yang satunya. “Sedang ini, ada di tangan almarhum ibunya Gea.”Kakek terkejut. Ia menoleh pada Gea. Gea mengangguk sambil menelan ludahnya. Melihat keterkejutan Kakek, ia dapat menebak Kakek pun tidak tahu. Tapi mengapa di tangan ibunya? Dan mengapa dengan percaya diri ibunya mengatakan bahwa keluarga Buana akan membantunya dengan hanya menyerahkan giok itu? “Jadi Kakek juga tidak tahu, kenapa giok ini berada di tangan almarhum ibu Gea?”Kakek menggeleng. Gea merasakan jantungnya berdetak cepat. “Sebentar,” pinta Gea. Ia masuk ke kamar dan tak lama kembali membawa kertas yang berisi tulisan ibunya. “Ini tulisan ibu saya, Kek. Saya tidak tahu kenapa giok ini ada
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-16
อ่านเพิ่มเติม

Masa Lalu Tuan Mirja

“Pamanmu berubah setelah seorang gadis yang bernama Atmiati Mas’ud bekerja di Buana. Sejak itu semuanya telah berubah.”Ahsin dan Gea saling tatap. Gea menahan napasnya. Meski ingatannya samar, Gea percaya ibunya orang baik. Namun, kenapa ibunya menjadi penyebab kekacauan yang dibuat Tuan Mirja? Ia berpikir, mungkinkah dulu ayahnya Ahsin dan Tuan Mirja memperebutkan ibunya?“Maksud Kakek gimana?” tanya Gea cemas. Ia merasakan jelas tangannya kini menjadi dingin. Beruntungnya, Ahsin masih menggenggam tangannya. Setidaknya kehangatan itu dapat membuatnya sedikit lebih tenang. Namun, kemungkinan lain yang kembali membuatnya cemas. Ia takut ibunya mempunyai masa lalu yang membuat dirinya dibenci. “Mirja dan ibumu sempat menjadi sepasang kekasih.”Ahsin dan Gea tersentak, kemudian keduanya saling tatap. “Ibumu sebenarnya karyawan potensial di perusahaan. Kakek juga menyukai kepribadiannya. Sayangnya, Mirja saat itu telah ditunangkan sejak kecil demi memperkuat hubungan dua keluarga, terl
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-16
อ่านเพิ่มเติม

Misteri Yang Terpecahkan

“Ahsin, Gea, kalian ada di sini?” tanya Tuan Mirja begitu sampai ke ruang tengah. “Iya, Paman,” sahut Ahsin canggung. “Kenapa Ayah memanggilku?” tanya Tuan Mirja sambil duduk di sofa yang bersisian dengan Kakek. “Ayah tidak apa-apa, kan?” Kakek menggeleng. Ia menunjuk giok di atas meja itu dengan dagu. Melihat itu, seketika Tuan Mirja berubah raut mukanya. Gea yang sejak tadi memperhatikan Tuan Mirja dapat melihat ada luka yang sangat dalam wajah itu. “Paman, maaf. Saya baru menemukan giok ini di perbendaharaan ibu. Saya baru tahu kalau giok ini milik keluarga Buana. Paman, maaf, izinkan saya minta Paman menceritakannya kenapa giok ini ada di tangan ibu?” ucap Gea hati-hati.Tuan Mirja mengambil giok itu dengan raut sedih. Terlihat sebutir cairan bening menetes di pipi. “Kakek pasti sudah cerita pada kalian hubungan Paman dengan ibumu.”Gea mengangguk. Tuan Mirja menghela napas beratnya. Baru kali ini, Ahsin merasa iba dengan pamannya. “Aku sangat mencintai ibumu, bahkan aku tak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-16
อ่านเพิ่มเติม

Penculikan

“Eh, sadarkah kau beberapa hal yang dilakukan ibumu untukmu? Dari sini kita melihat ibumu sangat mencintaimu meski dia mengambil keputusan yang merugikannya.”“Di antaranya?”“Dia memberimu Gea Mas'udi. Dulu aku sempat bertanya-tanya mengapa nama belakangmu Mas'ud? Nama keluarga dari ibumu, bukan ayahmu. Dalam Islam itu tidak dibolehkan. Seorang anak harus mengikuti ayahnya.” Satu lagi pemahaman baru yang ia dapatkan. Mendadak kepalanya menjadi kusut. Ia memilih merebahkan kepala ke pangkuan Ahsin. Spontan Ahsin merapikan rambutnya. “Ternyata itu nama asli, bukan sematan. Nama yang tak bisa dihilangkan, seperti kebiasaan banyak orang ketika menikah berpindah ke nama suami. Mas'ud bukan nama belakang, tapi memang bagian dari namamu. Sehingga kemana pun kamu pergi Mas'ud ada dalam namamu. Dari situ, dapat kita pahami, ibumu ingin mengenalkan pada orang bahwa kamu putri Mas'ud. Meski disematkan nama ayahmu, orang-orang akan bisa mengenalimu bagian dari Mas'ud.”“Otakku makin kusut,” sun
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-16
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
789101112
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status