“Kok, bisa?” seru Gea heran. “Nggak tau, Mbak,” jawab Yuri. Anggi menjadi cemas. “Mbak,” lirih Anggi sambil memegang tangan Devina. Devina hanya bisa memberi semangat dengan menepuk tangannya. “Pencurinya sangat handal, bahkan telah merusak bukti sebelum masuk ke sini,” seru Sinta. “Sungguh ini punyaku, Mbak,” keukeh Anggi meski wajahnya terus saja meringis. Gea mengangkat ponselnya. “Paman, tolong ke sini. Bawa dua orang sekuriti.”Senyum Sinta makin lebar, Anggi tambah ketakutan. “Mengaku saja, Anggi. Kau dengar tadi Kak Gea akan memaafkan jika mengaku sekarang.”“Aku tidak melakukannya,” sahut Anggi. Tak lama datang Paman Bagus dan dua orang sekuriti. “Paman, aku mau ke kantor pengawasan. Jaga semua orang di sini, jangan sampai ada yang keluar,” pinta Gea. “Mbak Gea, bukankah kami tidak terlibat?” tanya salah seorang staf. “Kalian akan jadi saksi, termasuk apa yang telah aku ucapkan tadi. Jika aku menemukannya, aku akan mengirim langsung. Yuri, meski file itu di tanganku,
Last Updated : 2024-10-06 Read more