Home / Romansa / Suamiku Kuli Terhormat / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Suamiku Kuli Terhormat : Chapter 71 - Chapter 80

116 Chapters

Pengakuan (2)

Tuan Mirja terkekeh. Ahsin hanya bisa geleng kepala. Ia beralih pada Tuan Mirja “Lalu Paman ke sini ada keperluan apa?” “Ahsin, kau seperti tidak senang Paman ke sini,” tuding Tuan Mirja.“Kenapa Paman berpikiran begitu?” Ahsin menekan tombol sehingga roda bergerak mendekati pamannya. “Sebagai tuan rumah, tentu saja aku harus menanyakan maksud kedatangan Paman. Andai Paman memberitahu lebih dulu, aku bisa menyambut Paman dengan lebih baik.”Tuan Mirja tergelak. “Kau memang seperti ayahmu. Aku ke sini cuma mau jalan-jalan.”“Dengan Noura?”Tuan Mirja terkesiap. “Tidak. Tadi ketemu Noura ketika sudah di muka perusahaan,” sahut Tuan Mirja. “Begitu.”Tok tok. “Sebentar lagi rapat.” Ferry muncul dari balik pintu. “Maaf, aku harus meninggalkan Paman. Jika ada keperluan di sini, nanti aku minta sekretaris melayani Paman.” Tuan Mirja berdiri. “Tidak. Aku cuma ingin berkeliling. Sudah lama tidak ke sini. Cukup sendiri saja.”Noura sudah di samping Ahsin. “Rapat? Aku sudah bekerja di sin
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Melepaskan Diri

“Noura benar, kenapa Gea boleh masuk ke ruang rapat More?”“Dia ….” Ahsin menutup mulutnya. Ia menatap Gea yang juga menatapnya. Gea melangkah maju dan tepat berdiri di depan Noura. Ia mengulurkan tangan. “Perkenalkan, saya pemilik nama Habbagea. Saya salah satu pendiri More, dan kepala departemen .…” “GEA!” teriak Ahsin dan Charles.Sontak semua orang di ruangan itu terkejut.Seluruh karyawan satu sama lain hanya bisa saling tatap. Beberapa orang merapatkan mulutnya supaya tidak mengeluarkan suara, tetapi akhirnya terdengar kalimat.“Dia gadis bertopeng itu?”Charles menggamit Gea. “Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba begini?” bisik Charles. “Aku cuma tak suka dikatakan sistem More lemah?!” sahut Gea cepat. Charles termundur. Gea memangkas jarak dengan Noura. “Nona Noura, memang banyak orang tidak seberuntung kamu yang terlahir sebagai sendok emas. Tapi bukan berarti dapat kau remehkan. Apa kau tidak tahu sekarang More termasuk dalam daftar 10 perusahaan teknologi se-Asia? Perlu k
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Melepaskan Diri (2)

Ahsin menghela napasnya. “Gea, kau tidak menyayangi More?”“Sayang. Tapi, bagaimana pun aku sudah digaji. Kurasa itu sudah lebih dari cukup.”Ahsin menatap Gea dalam diam yang tak menatapnya. Mendadak ia merasa semakin jauh dengan Gea. Ia teringat tatapan dingin Gea barusan.“Gea, kau sangat berarti bagi More. Tanpamu akan ada kekosongan,” bujuk Ahsin. “More memiliki banyak orang berkualitas, terutama di pilar. Sudah saatnya Bos memberikan kesempatan pada mereka,” sahut Gea.Ahsin bungkam.“Gea, bagaimana kalau aku yang menangani Zurra? Kau tetap di sini,” usul Ferry, melupakan status Gea sebagai istri majikannya. “Tidak. Zurra didirikan oleh ibuku, sudah saatnya aku melanjutkan estafet ibu.” Gea berdiri dan membungkukkan sedikit badannya. “Saya mohon pengertiannya.”“Jika itu maumu, aku tidak bisa memaksa. Aku berharap suatu saat kau mau kembali, bagaimana pun kau seperti ibu bagi More.”“Terima kasih, Bos. Semoga More semakin maju.” Gea kembali duduk dan memainkan keyboard. Hanya
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Tatapan Dinginnya

Matanya mengerjap. Ia terkesiap. Pemandangan tepi jalan bukanlah jalan yang mengantarnya ke perusahaan. Ia membuka mulutnya, tetapi langsung menutup ketika menyadari mungkin musuh Ahsin sudah bergerak setelah pengakuannya barusan di Buana. Dilihat dari jalan utama, Gea menebak ia akan dibawa keluar kota. Ironisnya mereka akan melalui jalan sepi. Panik seketika menyergap. Namun, ketakutan bukan solusi. Ia harus menenangkan diri dan memutar otak supaya dirinya selamat. Ia mengambil ponselnya. Diam-diam memfoto mengambil wajah sopir dari samping. Namun yang terlihat wajah tidak jelas. “Mas.” Ia menepuk pundak sopir. “Ada apa, Mbak?” tanya sopir sambil terus menatap jalanan. “Coba lihat, ini binatang apa?” Sopir menoleh, seketika … crek. Mendadak sopir menginjak remnya. “Apa yang kau lakukan?”Seketika menjerit klakson dari belakang. Kepala Gea sempat terantuk ke kursi depan. Sakit tentu saja, tapi ia tak punya waktu mengeluh. Ia bergegas membuka pintu, nyatanya pintu itu terkunci
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Tatapan Dinginnya (2)

“Aku bisa merebutnya tanpa menduakannya. Aku akan membuatnya bahagia di sisiku,” jawab Charles tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Ahsin.Hening. Ahsin terdiam tanpa bergerak sedikitpun. Charles pun masih saja menantang, tanpa peduli yang dihadapi bosnya bekerja. Ferry menjadi kebingungan, tanpa tahu harus berbuat apa. “Charles, sebelum diketahui dengan jelas, tolong jaga dia untukku.”Charles tergelak. Ia tidak menyangka bosnya yang selama ini terlihat tegas bahkan kadang berdarah dingin tengah mengiba padanya. Namun, pada saat itu juga, Charles mengerti tindakan Ahsin. Gea akan menjadi kelemahan Ahsin. “Charles, Aku akan menjemputnya secepat mungkin,” potong Ahsin. “Oke, aku pegang ucapanmu.”****Setelah memutar, sopir kembali berpikir ulang. “Jika aku melepaskanmu, mereka akan mengejarku dan keluargaku tidak aman.”“Kau pikir mereka akan tetap membayarmu setelah kau tertangkap? Bahkan nyawamu terancam karena merupakan saksi kejahatan mereka,” sahut Gea. Tanpa sein Bamba
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Creep

Charles terpana melihatnya. Tanpa sadar, botol di tangannya masih terangkat. “Gea, kenapa kau terlihat menakutkan?”“Aku tak mengerti maksudmu. Pulanglah, aku capek sekali,” ucap Gea sambil berdiri. Meski keheranan, Charles berdiri saja sambil terus menatap Gea yang memang terlihat kelelahan. *** Sepeninggalan Charles, bukannya istirahat, Gea kembali berdiri di dekat dinding kacanya. Ponsel jadulnya berdering. Ia bergegas mengambil ponselnya yang sejak tadi tergeletak di atas sofa. “Senior, semua instruksi Senior telah dilakukan.”“Siapa nama istrinya? Ayu ya. Sudah bertemu saudaranya?”“Sudah, sekarang dalam perjalanan kemari. Dia juga bersedia berjanji membawa Ayu dengan anak-anaknya ke luar provinsi.”Tiba-tiba Gea teringat suatu hal. “Tunggu, kau mengirim orang ke Purwakarta? Berapa banyak jumlah kalian?”“Tidak terlalu banyak, Senior. Hanya saja, posisi terpencar. Kebetulan ada anggota yang dekat di sana.”“Lalu Bambang?” “Masih bersembunyi. Identitas baru sudah siap.”“Ta
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Creep (2)

“Padahal biasanya sedikit-sedikit mengeluh pada Gea. Kenapa sekarang tidak memberitahunya?”“Mungkin karena malam jamuan kemarin.”Tok tok. “Ahsin.” Spontan keduanya menoleh ke arah suara. Noura masuk dengan membawa kotak bekal.“Aku membawakan makanan untukmu,” ucap Noura sambil langsung masuk. Ia meletakan kotak itu ke atas meja. Sesaat ia menoleh pada Ferry yang berdiri di belakang Ahsin. “Biarkan dia. Kami masih ada yang dikerjakan. Kau bawa apa?” Noura bergegas membuka kotak itu. “Dang dang … semua kesukaanmu.”Ahsin menatap kotak yang berisi nasi dibentuk segitiga, omelet, udang asam manis, selada, cookies, potongan markisa dan pir. Ia mengambil kotak itu. “Aku akan memakannya.”Noura tersenyum bahagia. Namun, keningnya segera mengerut karena Ahsin tak kunjung menyuap.Menyadari itu, Ahsin segera menyuap potongan markisa. “Kau tidak sibuk?” tanya Ahsin. “Kak, aku minta maaf soal kemarin.”Ahsin mengerutkan keningnya.“Dengan Gea kemarin. Mungkin karena masih kecapekan, aku
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Janji Charles

“Lagi pula Ahsin akan selalu melindungiku.”“Ahsin? Tunggu, kau sudah tahu?”Gea mengangguk. “Iya, dia hanya pura-pura. Kemarin aku menyusup situs rumah sakit. Ia baik-baik saja, bahkan tidak lumpuh. Hanya saja masih dalam perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut karena tubuhnya masih lemah saat ini.”Charles menatap dalam dua manik hitam di depannya. “Jangan terlalu menyalahkannya. Sebagai laki-laki, aku dapat memahaminya.”Seketika Gea merasakan matanya memanas. “Aku tak menyalahkannya, tapi kau tau aku. Ini sangat melukaiku.”Charles menyandarkan punggungnya. “Kau benar-benar mencintainya.”“Dia keluargaku. Tiba-tiba aku merasa terlempar seperti yang dilakukan ayahku beberapa tahun yang lalu.”“Ahsin beda.”“Aku tau. Tapi seperti kau bilang, perasaan bukan buatan yang bisa dihapus dan dipindah geserkan.”Charles kembali terdiam. Menatap teman lama yang baru saja ditemuinya. Dulu ia merasa mengenali Gea, ternyata tak sesimpel saat bertemu langsung. Dulu ia berpikir akan cukup puas men
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Janji Charles (2)

“Kok, bisa?” seru Gea heran. “Nggak tau, Mbak,” jawab Yuri. Anggi menjadi cemas. “Mbak,” lirih Anggi sambil memegang tangan Devina. Devina hanya bisa memberi semangat dengan menepuk tangannya. “Pencurinya sangat handal, bahkan telah merusak bukti sebelum masuk ke sini,” seru Sinta. “Sungguh ini punyaku, Mbak,” keukeh Anggi meski wajahnya terus saja meringis. Gea mengangkat ponselnya. “Paman, tolong ke sini. Bawa dua orang sekuriti.”Senyum Sinta makin lebar, Anggi tambah ketakutan. “Mengaku saja, Anggi. Kau dengar tadi Kak Gea akan memaafkan jika mengaku sekarang.”“Aku tidak melakukannya,” sahut Anggi. Tak lama datang Paman Bagus dan dua orang sekuriti. “Paman, aku mau ke kantor pengawasan. Jaga semua orang di sini, jangan sampai ada yang keluar,” pinta Gea. “Mbak Gea, bukankah kami tidak terlibat?” tanya salah seorang staf. “Kalian akan jadi saksi, termasuk apa yang telah aku ucapkan tadi. Jika aku menemukannya, aku akan mengirim langsung. Yuri, meski file itu di tanganku,
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Terusir

Dentum keras pintu terbuka membuat semua orang yang diskusi di kantor Gea tersentak. Melihat wajah Lyman marah, Anggi kembali menciut. Bagaimanapun Sinta putri pemilik perusahaan. Isu-isu kecurangan di perusahaan sudah rahasia umum di perusahaan, tetapi karyawan seperti dia hanya bisa bertahan jika ingin terus mendapatkan pekerjaan. Sesaat Anggi menyesali tindakannya. Seharusnya dari awal ia diam saja. “Gea!”Gea mengangkat teleponnya. “Pak Bagus, mohon kemari sekarang.”“Baik, Bu.”“Kenapa kau memanggil dia?” tanya Lyman.Gea abai. Ia memberi isyarat pada semua di sana untuk keluar. Anggi dan lainnya merapikan kertas-kertas yang bertebaran di atas meja dan segera keluar dari ruangan itu.“Kenapa kau lakukan ini pada adikmu?” “Dia terbukti mencuri desain orang lain,” sahut Gea santai sambil duduk di kursi kerjanya. “Banyak saksi melihat, apa yang harus aku lakukan? Masih untung aku tidak menyerahkan departemen hukum.”“Gea, dia adikmu. Haruskah kau mempermalukan dia seperti ini? Cep
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status