Share

Pengakuan (2)

Tuan Mirja terkekeh. Ahsin hanya bisa geleng kepala. Ia beralih pada Tuan Mirja “Lalu Paman ke sini ada keperluan apa?”

“Ahsin, kau seperti tidak senang Paman ke sini,” tuding Tuan Mirja.

“Kenapa Paman berpikiran begitu?” Ahsin menekan tombol sehingga roda bergerak mendekati pamannya. “Sebagai tuan rumah, tentu saja aku harus menanyakan maksud kedatangan Paman. Andai Paman memberitahu lebih dulu, aku bisa menyambut Paman dengan lebih baik.”

Tuan Mirja tergelak. “Kau memang seperti ayahmu. Aku ke sini cuma mau jalan-jalan.”

“Dengan Noura?”

Tuan Mirja terkesiap.

“Tidak. Tadi ketemu Noura ketika sudah di muka perusahaan,” sahut Tuan Mirja.

“Begitu.”

Tok tok.

“Sebentar lagi rapat.” Ferry muncul dari balik pintu.

“Maaf, aku harus meninggalkan Paman. Jika ada keperluan di sini, nanti aku minta sekretaris melayani Paman.”

Tuan Mirja berdiri. “Tidak. Aku cuma ingin berkeliling. Sudah lama tidak ke sini. Cukup sendiri saja.”

Noura sudah di samping Ahsin. “Rapat? Aku sudah bekerja di sin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status