Semua Bab Pasangan Gelap Tuan Javier : Bab 201 - Bab 210

248 Bab

Bab 201 END

Perjalanan panjang ditempuh oleh Javier sambil membawa serta keluarganya, suasana perjalanan terasa sangat ramai karena tiga anak-anak yang duduk di belakang tidak ada hentinya berbicara. Mereka berhenti ketika tidur, dan setelah beberapa jam berkendara, akhirnya mereka pun tiba di sebuah perumahan di mana sekitar mereka adalah ladang jagung yang sangat luas."Anak-anak, kita sudah sampai." ucap Freya membangun Dylan, Felix dan Avery.Ketiga anak itu membuka mata, menoleh keluar jendela dan detik itu juga mata mereka terbuka lebar penuh semangat. "Wow! Kita menemui kakek?" seru Dylan.Mereka segera turun dari mobil, sementara seorang pria yang tidak lagi muda terlihat berlari menghampiri dari belakang rumahnya. Senyum cerah terlihat di wajah Morgan menyadari cucu-cucunya datang, mereka segera berhambur ke pelukan Morgan sebelum pria tua itu mengajak anak-anak ke halaman belakang rumah."Tuan Davidson terlihat lebih sehat setelah memutuskan untuk menjadi seorang petani." ucap Freya yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 1

Langit terlihat mendung, hujan pun juga sudah mengguyur tanah dan pohon sekitarnya. Suasana dingin dan lembab terasa menyejukkan, Avery mengulurkan tangan, membiarkan air membasahi tangannya.Senyum cantik menghiasi bibir gadis tujuh belas tahun itu, matanya memandang jauh saat ia mendengar suara mobil. Buru-buru Avery menuju pintu utama, berharap itu adalah saudaranya yang sudah lama tidak ia temui."Dylan, Felix, kalian akhirnya pulang!" serunya penuh semangat, tapi saat ia membuka pintu, orang yang terlihat di depan sana bukanlah kedua saudaranya, melainkan David bersama putrinya yang berusia lima belas tahun."Hai, Ave!" David melambaikan tangannya singkat menyapa sosok Avery.Tatapan Avery terlihat kecewa, sudah dua tahun lamanya ia tidak bertemu dengan Dylan dan Felix, mereka begitu sibuk dengan dunia pekerjaan sampai tidak pernah sekalipun pulang di kediaman pribadi kedua orang tuanya."Aku pikir paman adalah saudaraku." ucapnya.David menghampiri, "Sayang sekali, kau terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 2

Avery membuka pintu apartemen Felix dengan dorongan ringan, dan langkahnya segera memenuhi ruang tamu."Sejak kapan kau pulang?" tanyanya tanpa basa-basi, matanya menyapu apartemen minimalis yang terasa sangat modern, rapi, tapi terasa dingin.Felix yang tengah berdiri di dekat jendela besar dengan pemandangan kota menoleh. Pria itu sudah genap 25 tahun, dan kesibukannya selama beberapa tahun terakhir menjadikannya jarang pulang ke rumah bertemu keluarga. Sama seperti Dylan, saudara kembarnya. Felix terserap oleh pekerjaan, meninggalkan sedikit ruang untuk hal lain."Aku baru sampai pagi tadi," jawabnya, melangkah mendekat sambil tersenyum tipis. Ia mengacak rambut Avery dengan penuh rasa sayang, membuat gadis itu mendengus sebal. "Aku ada urusan dengan perusahaan ayah. Tapi yang lebih mengejutkan adalah saat perjalanan pulang tadi, aku melihatmu diganggu dua preman di jalan. Apa kau baik-baik saja?"Avery menghela nafas panjang, mencoba mengusir rasa trauma yang masih membekas. "Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 3

Di usia dewasa, Dylan dan Felix menyadari bahwa hidup mereka tidak lagi bisa bergantung pada kenyamanan rumah Javier. Pada usia sembilan belas, keduanya meninggalkan rumah keluarga untuk membangun kehidupan mereka sendiri, menantang dunia kerja yang lebih luas di luar sana.Sejak kecil Dylan selalu tertarik pada teknologi. Hasratnya itu membawanya ke dunia pengembangan aplikasi, hingga ia menciptakan sebuah perangkat lunak canggih yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menjaga keamanan data mereka. Di balik itu semua, ada sisi lain dari dirinya yang jarang diketahui, dia adalah seorang hacker berbakat, yang bergerak diam-diam untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak bisa diselesaikan dengan cara konvensional.Malam ini, Dylan terlihat sibuk di depan dua layar komputer yang memancarkan cahaya kebiruan, tangannya dengan lincah menari di atas keyboard. Pintu ruang kerja terbuka perlahan, menampilkan sosok Eloise, kekasihnya. Ia berdiri di ambang pintu dengan kimono sutr
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 4 

Sebulan telah berlalu, dan akhirnya Dylan memutuskan untuk membawa kekasihnya, Eloise, bertemu dengan keluarganya untuk pertama kali. Hari itu, mereka tiba di Brooklyn, di apartemen yang Dylan sewa khusus untuk kunjungan singkat selama lima hari sebelum perjalanan mereka ke New York.Dylan sedang berdiri di depan cermin, memastikan kemeja birunya rapi dan dasinya terpasang dengan sempurna. Rambut hitamnya tersisir rapi, mencerminkan sikapnya yang selalu perfeksionis. Sementara itu, Eloise duduk di sofa, memperhatikannya tanpa banyak bicara.“Sementara aku sibuk nanti, kau bebas bepergian ke mana saja selama kita di Brooklyn,” ucap Dylan, memecah kesunyian sambil membenahi kerah kemejanya.Eloise tersenyum kecil, pandangannya tetap tertuju pada Dylan. “Apa kau punya waktu luang malam ini?” tanyanya lembut, meski penuh harap.Dylan menoleh, sejenak melirik arlojinya sebelum kembali menatap Eloise. “Aku akan usahakan pulang lebih awal. Malam ini kita bisa jalan-jalan bersama,” katanya sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 5

Eloise menghilang begitu saja, meninggalkan Dylan yang kini panik dan tak tahu harus berbuat apa. Pikirannya dipenuhi kecemasan, terutama karena Eloise tidak mengenal New York dengan baik. Hanya bayangan terakhirnya, Eloise berjalan menjauh dengan ekspresi terluka yang terus menghantui benaknya.Sudah dua jam berlalu. Dylan menyusuri setiap sudut jalan, lorong gelap, dan taman kota dengan harapan menemukan jejak Eloise. Tapi semua usahanya sia-sia. Kegelisahan semakin mencekam ketika malam mulai merayap dan dingin menusuk tulang. Dengan tangan gemetar, ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi Felix.Butuh beberapa detik sebelum Felix menjawab telepon, dan begitu mendengar suaranya, Dylan langsung berbicara tanpa henti. "Felix, aku butuh bantuan. Eloise menghilang! Dia salah paham mengira aku berselingkuh. Aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi aku tidak bisa menemukannya," ucap Dylan dengan suara penuh panik.Alih-alih serius, Felix justru tertawa kecil di ujung sana. "Tunggu, tunggu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 6

Felix membawa Eloise yang setengah tak sadarkan diri ke apartemennya, membaringkan perempuan itu dengan hati-hati di atas tempat tidur. Ia menghela nafas, mengusap wajahnya yang sedikit berkeringat. Malam itu tak berjalan sesuai rencana, siapa sangka ia akan berurusan dengan seorang perempuan asing yang mabuk berat? Saat Felix hendak meninggalkan kamar, tangan Eloise tiba-tiba mencengkram pergelangan tangannya.“Aku sangat menyukaimu… kenapa kau malah meninggalkanku?” Eloise menangis tersedu-sedu, suaranya penuh luka yang dihasilkan dari mabuk berat dan patah hati.Felix menoleh dengan ekspresi bingung. “Kita bahkan tidak saling mengenal,” katanya dengan nada datar. “Aku tidak tahu siapa kau, dan kau hanya perempuan asing yang entah kenapa harus kubawa ke sini supaya aman.”Namun, Eloise justru bangkit dari tempat tidur. Berdiri di atas kasur, tubuhnya kini lebih tinggi dari Felix. Mata yang berkaca-kaca menatapnya dengan intens. Sebelum Felix sempat bereaksi, Eloise mendekat, memeluk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 7 

Pagi yang cerah menyambut Eloise ketika akhirnya ia terbangun di sebuah kamar yang terasa asing namun nyaman. Matahari menyusup lembut melalui celah tirai, dan Eloise mengerjap, bingung menyadari dimana dirinya berada. Setelah menarik nafas dalam untuk mengumpulkan kesadaran, ia bangkit dan melangkah keluar.Di dapur, aroma harum telur yang sedang digoreng menguar di udara. Sosok Dylan terlihat santai, berdiri di depan kompor dengan lengan kemejanya yang digulung rapi, sesekali membalik telur di wajan.“Sejak kapan aku di sini?” suara Eloise terdengar serak, bercampur rasa bingung dan malu.Dylan menoleh singkat, lalu menyajikan telur ke atas piring dengan tenang. “Tadi malam,” jawabnya sambil melirik Eloise, “Bagaimana keadaanmu? Masih pusing? Aku sudah membelikan obat pengar untuk mengurangi pusing kepalamu, kau bisa meminumnya kalau masih merasa tidak enak.”Eloise mengerutkan kening, mencoba mengingat kejadian semalam. Gambaran samar memenuhi pikirannya, kilasan lampu-lampu kelap-
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 8

Kehangatan malam itu terasa menyelimuti kediaman Javier. Setelah dua tahun berlalu, akhirnya keluarga ini kembali berkumpul. Di ruang makan, tawa Avery menggema, ditemani komentar santai dari Dylan, menciptakan suasana yang ceria.Di sebelah Dylan ada Avery yang duduk berdekatan dengan Eloise, Avery terlihat banyak bicara membuat suasana ruang makan menjadi ramai. Namun, Javier merasa ada yang berbeda dari salah putranya.Felix, yang biasanya ceria, terlihat diam sepanjang makan malam. Javier akhirnya membuka suara, "Felix, ada sesuatu yang mengganggumu?"Suasana ruang makan yang tadinya ramai oleh celotehan Avery mendadak hening, semua orang yang duduk di kursi meja makan menoleh ke arah Felix.Dylan ikut menimpali, "Benar, kau tak seperti biasanya. Ada apa?"Felix menggeleng perlahan. "Aku hanya merasa kurang sehat. Lanjutkan saja makan malam kalian."Tapi saat yang lain melanjutkan makan, Felix pergi lebih dulu. Hal itu didasari oleh Freya, ia mengenal putranya cukup baik, pasti ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Ekstra Chapter 9

Felix menyugar rambutnya dengan tangan, lalu melangkah masuk ke dalam kamar yang sudah lama tak ia tempati. Aroma ruangan itu masih sama seperti yang ia ingat, tidak banyak yang berubah. Ia merebahkan tubuh di atas tempat tidur, membiarkan matanya menatap langit-langit dengan kosong.Tak lama, pintu kamar terbuka tanpa ketukan. Adik perempuannya masuk tanpa permisi dan dengan santai ikut berbaring di sebelahnya.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Felix dengan nada lelah.“Aku tidak bisa tidur,” jawab Avery, menghela nafas panjang sambil memiringkan tubuhnya untuk menatap Felix. “Aku masih merindukan kalian. Kau sudah dua tahun meninggalkan rumah ini, tapi lihat dirimu sekarang, kau tampak tidak bersemangat.”Felix menopangkan lengannya di kening, mengeluarkan nafas panjang. “Entahlah, Ave. Aku juga tidak tahu. Mungkin karena aku akan sibuk dengan pekerjaan di perusahaan ayah dalam waktu dekat.”Avery menaikkan alis, senyum nakalnya mulai muncul. “Oh? Jadi ini soal pekerjaan? Atau s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
25
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status