Kukendarai mobil dengan gamang, tak peduli pada berapa kecepatan spedometer mobil, kalau akan mati, ya, aku sudah siap meregang nyawa. Namun, nyatanya Tuhan memberi ksempatan untuk sampai di rumah dengan selamat.Ketika membuka pintu kamar, anak istriku terlihat sudah tidur, ketika masuk, Rossa menyadarinya dan langsung bangkit dari kasur."Mas, kamu dari mana?"Tak mau mengatakan apa-apa, dibarengi asa bersalah aku hanya bisa menjatuhkan diri di kaki istriku, dan memeluknya."Astaghfirullah ,ada apa, Mas?""Maafkan aku Rossa," ucapku sedih."Ada apa lagi, Mas mau meninggalkanku dan Marvin?""Tidak, aku hanya takut kehilangan kamu juga," jawabku dengan air mata bercucuran."Apa yang sebenarnya terjadi, Sayang?""Aku minta maaf karena selama ini masih merindukan Jannah, aku minta maaf karena belum tulus membuka hati untukmu, aku minta maaf karena ternyata aku tidak siap ditambah, telah menemukan bahwa kau ... kau melakukan semua itu ...." Tak tega menyebut ilmu sihir padanya. Aku s
Read more