Home / Pernikahan / Sekeping Hati yang Bertahan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Sekeping Hati yang Bertahan: Chapter 101 - Chapter 110

146 Chapters

Bab 101: Bayang-Bayang Masalah yang Mulai Terungkap

Keesokan paginya, Wulan bangun dengan perasaan tak menentu. Malam sebelumnya, setelah Dimas berbicara dengan nada yang penuh kekhawatiran, ia merasakan ada sesuatu yang mendekat, sesuatu yang lebih besar dari apa yang ia bayangkan. Rasa takut itu terus menyelimuti pikirannya, membuatnya sulit untuk berpikir jernih.Namun, Wulan tahu bahwa ia tidak bisa terus-menerus berada dalam ketakutan. Hari ini, ia harus mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dimas mungkin tidak ingin memberitahunya dengan alasan tertentu, tetapi Wulan merasa bahwa ia harus tahu, apalagi jika hal itu akan memengaruhi kehidupan mereka.Setelah Dimas pergi bekerja, Wulan memutuskan untuk menelepon Sarah, salah satu temannya yang bekerja di sebuah perusahaan yang sering berurusan dengan Solus Group. Wulan dan Sarah sudah berteman sejak lama, dan meskipun Sarah tidak tahu tentang keterlibatan Wulan dengan Solus Group, ia selalu menjadi sumber informasi yang bisa diandalkan.
Read more

Bab 102: Rahasia yang Mulai Terbuka

Pagi itu, Wulan bangun dengan perasaan yang lebih tenang meski malamnya ia nyaris tidak bisa tidur. Langit masih gelap saat ia bangkit dari tempat tidurnya, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghadapi hari yang penuh ketidakpastian. Namun, dalam hati ia tahu bahwa hari ini akan berbeda—ia akan mulai menggali lebih dalam, mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di sekelilingnya.Setelah Dimas pergi bekerja, Wulan kembali duduk di ruang tamu, memikirkan langkah berikutnya. Ia sudah mencoba mencari tahu melalui Sarah, dan kunjungannya ke kantor Solus Group tidak membuahkan hasil. Kini, ia tahu bahwa pendekatan yang lebih langsung mungkin diperlukan.Wulan memutuskan untuk membuka laptopnya dan mulai menelusuri jejak digital yang mungkin dapat memberinya petunjuk. Sebagai seorang pemilik rahasia dari perusahaan sebesar Solus Group, ia seharusnya memiliki akses ke berbagai informasi yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, Wulan selalu berhati-hati untuk ti
Read more

Bab 103: Jalinan Tipis antara Kepercayaan dan Pengkhianatan

Malam mulai menyelimuti rumah dengan keheningan yang mencekam. Wulan duduk di ruang kerjanya, memandangi layar laptop yang menampilkan laporan keuangan terbaru Solus Group. Angka-angka yang bergerak di layar seolah-olah menggambarkan sebuah cerita tersembunyi yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang tahu betapa rapuhnya dunia ini. Ia merasa ada sesuatu yang janggal, namun tidak bisa langsung menempatkan jarinya pada apa yang salah.Pikiran Wulan melayang kembali ke percakapannya dengan Clara di kafe beberapa hari lalu. Kata-kata Clara terus terngiang di telinganya—ada pengkhianatan yang mungkin sedang terjadi di dalam Solus Group, dan yang lebih mengganggu, Dimas bisa jadi terlibat di dalamnya. Namun, Wulan masih tidak bisa menerima kemungkinan itu. Bagaimana mungkin orang yang selama ini ia cintai, suaminya sendiri, bisa melakukan sesuatu yang begitu menyakitkan?Dalam kesunyian malam, Wulan merasa dirinya semakin terasing dari segala yang ia kenal. Ia merind
Read more

Bab 104: Mimpi Buruk di Tengah Malam

Malam semakin larut, dan Wulan masih terjaga di tempat tidur. Dimas sudah tertidur lelap di sampingnya, mendengkur pelan seperti biasa. Namun, Wulan tidak bisa memejamkan mata. Pikiran-pikirannya berputar-putar seperti badai, menghantam hatinya tanpa henti. Kecurigaan dan kekhawatiran yang ia coba redam mulai tumbuh semakin besar, seperti bayangan yang terus membesar di tengah malam.Di saat yang bersamaan, ia merasa seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya—kepercayaan yang dulu begitu kuat terhadap suaminya. Dimas adalah orang yang ia percaya tanpa syarat, orang yang ia pikir akan selalu jujur dan terbuka. Tapi sekarang, seiring waktu, Wulan merasa ada sesuatu yang disembunyikan Dimas darinya. Sesuatu yang begitu besar dan begitu penting, hingga membuat Dimas berbeda.Pikiran itu terus menghantuinya sepanjang malam, membuat Wulan tidak bisa tidur. Akhirnya, ia memutuskan untuk bangun dari tempat tidur dan pergi ke dapur untuk menenangkan diri dengan segelas
Read more

Bab 105: Jejak yang Tersamarkan

Pagi itu, Wulan mulai menjalankan rencananya. Meskipun hatinya masih dipenuhi keraguan, ia memutuskan untuk mulai mencari tahu lebih dalam tentang proyek yang sedang Dimas kerjakan. Ia tahu bahwa ini mungkin akan membawa konsekuensi, tetapi ia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian.Setelah memastikan Dimas telah berangkat kerja, Wulan masuk ke ruang kerja suaminya. Ruangan itu selalu terasa rapi dan terorganisir, mencerminkan kepribadian Dimas yang tertib dan sistematis. Tapi di balik kerapian itu, Wulan merasa ada sesuatu yang disembunyikan, sesuatu yang sengaja disamarkan agar tidak mudah ditemukan.Wulan berjalan menuju meja kerja Dimas, melihat-lihat berkas-berkas yang tertata rapi di atasnya. Sebagian besar dokumen yang ia temukan adalah laporan-laporan keuangan, kontrak bisnis, dan dokumen-dokumen perusahaan lainnya. Semua tampak biasa saja, tidak ada yang mencurigakan. Namun, Wulan tahu bahwa jika Dimas memang menyembunyikan sesuatu, itu past
Read more

Bab 106: Pijak Langkah di Tengah Kegelapan

Seminggu telah berlalu sejak Wulan menemukan dokumen yang menghubungkan proyek Dimas dengan Solus Group. Setiap hari, rasa gelisahnya semakin membesar, tapi ia tahu bahwa terburu-buru hanya akan membuatnya ceroboh. Maka, ia tetap menjalani rutinitas sehari-harinya dengan tenang, sambil secara diam-diam terus menyelidiki.Pada suatu pagi, saat Dimas sedang sibuk bersiap-siap untuk berangkat kerja, Wulan memutuskan untuk mengajukan sebuah pertanyaan yang tampaknya sederhana namun sebenarnya penuh risiko.“Mas, proyek apa yang sedang kamu kerjakan sekarang? Kelihatannya kamu sangat sibuk belakangan ini,” tanyanya dengan nada ringan, seolah-olah ia hanya ingin tahu kabar biasa.Dimas menoleh sambil tersenyum tipis. “Ah, itu proyek besar, Sayang. Banyak yang harus diselesaikan, tapi semoga semua berjalan lancar.”Wulan menyembunyikan rasa ingin tahunya di balik senyum manis. “Apa ada hubungannya dengan perusahaan besar?”
Read more

Bab 107: Cahaya Redup dalam Rasa Cemas

Pagi hari kembali datang, dan Wulan bangun dengan perasaan yang berat. Matahari pagi yang biasanya menenangkan, kini terasa seperti beban di atas bahunya. Rasa cemas dan ketidakpastian terus menghantui pikirannya, membuatnya merasa lelah meski baru saja terbangun.Setelah menyiapkan sarapan untuk Dimas dan memastikan semua kebutuhan suaminya terpenuhi sebelum berangkat kerja, Wulan duduk di ruang makan dengan segelas teh hangat di tangannya. Sambil menatap kosong ke luar jendela, pikirannya kembali berputar pada penemuan-penemuan aneh dalam rekening keuangan keluarga mereka. Ia merasa seolah berada di ujung jurang, dengan hanya sedikit dorongan yang akan membuatnya terjatuh ke dalam lubang yang lebih dalam.Dimas datang menghampiri Wulan, mengecup keningnya dengan lembut. “Kamu kelihatan capek, Sayang. Semalam tidak bisa tidur ya?”Wulan tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. “Hanya banyak pikiran saja, Mas. Tapi aku baik-baik
Read more

Bab 108: Keheningan yang Mengusik

Pagi berikutnya datang dengan cara yang sama, namun Wulan merasa ada yang berbeda. Di dalam dirinya, ada kekuatan yang perlahan bangkit. Meski ketakutan dan kecemasan masih menghantui, ia tahu bahwa ia harus lebih kuat dari sebelumnya. Ia tidak bisa terus-menerus terjebak dalam keraguan dan ketidakpastian.Setelah menyiapkan sarapan untuk Dimas, Wulan menyambut suaminya dengan senyum yang hangat seperti biasanya. Ia berusaha menutupi kegelisahan yang masih menggerogoti hatinya. Dimas tampak sedikit lebih ceria pagi itu, mungkin karena beban pekerjaan yang sedikit berkurang atau mungkin karena ia tidak menyadari ada badai yang perlahan-lahan menggulung di bawah permukaan kehidupan rumah tangga mereka.“Kamu mau kemana hari ini, Sayang?” tanya Dimas sambil merapikan dasi di depan cermin.Wulan berpikir sejenak sebelum menjawab. “Mungkin aku akan pergi ke pasar, membeli beberapa bahan makanan yang mulai habis di rumah. Dan mungkin akan mampir ke r
Read more

Bab 109: Cahaya yang Meredup

Keesokan paginya, Wulan terbangun dengan perasaan yang tidak biasa. Meskipun ia berhasil tidur setelah larut malam, mimpi-mimpinya penuh dengan bayangan-bayangan aneh yang membuatnya terbangun dengan hati yang resah. Dimas masih tidur di sampingnya, napasnya teratur dan dalam. Wulan menatap suaminya sejenak, merasa ada jarak yang semakin melebar di antara mereka, meskipun secara fisik mereka begitu dekat.Setelah beberapa saat merenung, Wulan memutuskan untuk bangun dan memulai hari seperti biasa. Ia tahu bahwa dirinya harus tetap kuat, apa pun yang terjadi. Ia tidak boleh membiarkan kekhawatiran merusak segalanya. Pagi itu, Wulan memutuskan untuk menyiapkan sarapan yang lebih istimewa, berharap bisa menikmati momen kebersamaan dengan Dimas sebelum suaminya pergi bekerja.Namun, di tengah aktivitasnya di dapur, Dimas datang dengan wajah yang tampak lebih serius dari biasanya. "Sayang, aku harus pergi lebih awal hari ini. Ada urusan mendadak di kantor yang harus segera
Read more

Bab 110: Bayangan di Balik Senyum

Keesokan harinya, Wulan bangun dengan tubuh yang terasa berat dan pikiran yang masih terbungkus dalam kabut ketidakpastian. Malam sebelumnya meninggalkan bekas di hatinya, perasaan kosong yang seakan tak dapat diisi. Dimas sudah bangun lebih awal dan sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Wulan melihatnya sedang mengikat dasi di depan cermin.“Mas, apa kamu tidak apa-apa?” Wulan bertanya dengan hati-hati, mencoba membaca ekspresi suaminya dari sudut matanya.Dimas menoleh sekilas dan tersenyum tipis, “Aku baik-baik saja, Sayang. Hanya sedikit stres dengan pekerjaan. Kamu tidak perlu khawatir.”Namun, Wulan bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyum itu. Perasaannya semakin tidak tenang, namun ia tahu bahwa memaksa Dimas untuk berbicara hanya akan membuat situasi semakin tegang. Ia memilih untuk menahan diri, berharap bahwa Dimas akan berbicara jika memang ada sesuatu yang perlu dikatakan.“Kala
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status