Share

Bab 109: Cahaya yang Meredup

Keesokan paginya, Wulan terbangun dengan perasaan yang tidak biasa. Meskipun ia berhasil tidur setelah larut malam, mimpi-mimpinya penuh dengan bayangan-bayangan aneh yang membuatnya terbangun dengan hati yang resah. Dimas masih tidur di sampingnya, napasnya teratur dan dalam. Wulan menatap suaminya sejenak, merasa ada jarak yang semakin melebar di antara mereka, meskipun secara fisik mereka begitu dekat.

Setelah beberapa saat merenung, Wulan memutuskan untuk bangun dan memulai hari seperti biasa. Ia tahu bahwa dirinya harus tetap kuat, apa pun yang terjadi. Ia tidak boleh membiarkan kekhawatiran merusak segalanya. Pagi itu, Wulan memutuskan untuk menyiapkan sarapan yang lebih istimewa, berharap bisa menikmati momen kebersamaan dengan Dimas sebelum suaminya pergi bekerja.

Namun, di tengah aktivitasnya di dapur, Dimas datang dengan wajah yang tampak lebih serius dari biasanya. "Sayang, aku harus pergi lebih awal hari ini. Ada urusan mendadak di kantor yang harus segera

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status