Share

Bab 108: Keheningan yang Mengusik

Pagi berikutnya datang dengan cara yang sama, namun Wulan merasa ada yang berbeda. Di dalam dirinya, ada kekuatan yang perlahan bangkit. Meski ketakutan dan kecemasan masih menghantui, ia tahu bahwa ia harus lebih kuat dari sebelumnya. Ia tidak bisa terus-menerus terjebak dalam keraguan dan ketidakpastian.

Setelah menyiapkan sarapan untuk Dimas, Wulan menyambut suaminya dengan senyum yang hangat seperti biasanya. Ia berusaha menutupi kegelisahan yang masih menggerogoti hatinya. Dimas tampak sedikit lebih ceria pagi itu, mungkin karena beban pekerjaan yang sedikit berkurang atau mungkin karena ia tidak menyadari ada badai yang perlahan-lahan menggulung di bawah permukaan kehidupan rumah tangga mereka.

“Kamu mau kemana hari ini, Sayang?” tanya Dimas sambil merapikan dasi di depan cermin.

Wulan berpikir sejenak sebelum menjawab. “Mungkin aku akan pergi ke pasar, membeli beberapa bahan makanan yang mulai habis di rumah. Dan mungkin akan mampir ke r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status