Share

Bab 112: Ketegangan yang Kian Terasa

Pagi itu, Wulan bangun dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia merasa lega karena telah memutuskan untuk berbicara dengan Dimas. Namun di sisi lain, ada ketakutan yang tak bisa ia abaikan. Bagaimana jika Dimas tidak merespon dengan baik? Bagaimana jika, alih-alih mendekatkan mereka, percakapan itu malah semakin menjauhkan mereka?

Saat Dimas turun ke meja makan, Wulan sudah menyiapkan sarapan. Pancake favorit Dimas, dengan saus stroberi yang manis. Wulan berharap makanan ini bisa mencairkan suasana, setidaknya untuk sementara.

"Selamat pagi, Mas," sapa Wulan dengan senyum lembut. Ia berusaha untuk tidak memperlihatkan kegelisahannya.

"Selamat pagi, Sayang," jawab Dimas sambil membalas senyum Wulan. "Wah, sarapannya kelihatan enak sekali."

Wulan duduk di seberang Dimas, memperhatikan suaminya yang tampak menikmati makanannya. Namun, dalam hati, ia sedang mencari-cari kata yang tepat untuk memulai percakapan yang selama ini ia pendam.

“Mas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status