Beranda / Pernikahan / Sekeping Hati yang Bertahan / Bab 120: Dalam Bayang-Bayang Pengkhianatan

Share

Bab 120: Dalam Bayang-Bayang Pengkhianatan

Pagi itu, Wulan bangun dengan perasaan gelisah yang tidak bisa ia abaikan. Meskipun malam sebelumnya Dimas telah memberikan sedikit ketenangan dengan kata-kata penghargaannya, ada sesuatu yang mengganjal di hati Wulan. Seperti ada awan gelap yang menggantung di atas rumah mereka, menunggu saat yang tepat untuk menurunkan badai.

Setelah Dimas berangkat kerja, Wulan menjalani rutinitas paginya seperti biasa. Namun, setiap langkah yang ia ambil terasa berat, seolah ada beban yang semakin menekan pundaknya. Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan membersihkan rumah dan mempersiapkan makan siang untuk mertuanya, tetapi kegelisahan itu tetap ada.

Saat jam makan siang tiba, Bu Ratna dan Pak Hendra duduk di meja makan, berbicara dengan suara pelan seperti biasa. Wulan menyajikan makanan dengan senyum di wajahnya, meskipun hatinya merasa hampa. Ia duduk di ujung meja, menanti reaksi dari mertuanya.

"Terima kasih, Wulan," kata Pak Hendra dengan singkat, menatap makananny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status