Home / Pernikahan / Sekeping Hati yang Bertahan / Bab 122: Lintasan Pikiran yang Kian Berat

Share

Bab 122: Lintasan Pikiran yang Kian Berat

Malam itu, Wulan duduk sendirian di ruang tamu, ditemani hanya oleh cahaya lampu yang redup. Dimas masih belum pulang dari kantor. Ia bilang ada rapat yang harus dihadiri, sesuatu yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan. Wulan paham, begitulah pekerjaan Dimas; menuntut waktu dan perhatian yang tidak sedikit.

Namun, keheningan rumah semakin mencekiknya. Biasanya, Wulan akan menikmati waktu sendirinya, membaca buku atau menonton drama di televisi. Tapi malam ini, pikirannya terasa penuh dan sesak. Kata-kata Bu Ratna tadi pagi masih terngiang-ngiang di telinganya.

‘Jika kamu benar-benar mencintai Dimas, kamu akan melakukan apa pun yang bisa untuk membuatnya lebih sukses.’

Wulan merenung. Ia mencintai Dimas, tentu saja. Tapi mengapa cintanya harus selalu diuji? Kenapa ia harus selalu membuktikan kasih sayangnya dengan cara-cara yang sepertinya lebih menguntungkan pihak lain? Mengapa cintanya tidak cukup?

Pikirannya melayang pada percakapannya de

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status