All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Chapter 111 - Chapter 120

185 Chapters

111. Membuat Kecewa

"Aku bisa jelasin, Mam," jawab Kelvin lebih dulu.Riana tak memberikan reaksi lain selain matanya yang tampak basah. Kedua alis ibu mertua Amaya itu terlihat hampir bertautan, tajam memindai keduanya."Ngomonglah, Vin!" kata Rajendra, nada bicaranya terdengar bahwa beliau mencoba mendinginkan atmosfer yang tercipta di sekeliling mereka."Itu dulu, tapi sekarang enggak," jawabnya. "Kami—"Kelvin berhenti bicara saat Riana menjatuhkan paper bag yang ada di tangannya. Ibunya itu tampak mencegahnya bicara sebelum mengusap dadanya."Cukup," ucapnya. "Kalian pikir pernikahan itu sesuatu yang bisa kalian permainkan? Apalagi itu adalah permintaan terakhir papanya Amaya? Kalian udah bikin kecewa!""Mam, dengar dulu—" kata Kelvin mencoba mencegah beliau bertambah marah. "Dulu bukannya wajar kami nggak bisa langsung dekat begitu saja? Dulu itu beda sama sekarang. Tolong garis bawahi.""Setelah kalian bisa membohongi kami dengan rapi seperti itu, kalian pikir kami masih akan percaya?"Riana menga
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

112. Dimulai Dengan Pernikahan Pura-pura

“Ayo!” ajak Kelvin sekali lagi karena Amaya hanya terdiam tak kunjung menjawabnya. Alin yang berdiri di samping kanan Amaya menyenggol lengannya seraya mengatakan, “Ikut buruan, May! Sebelum Pak Kelvin berubah pikiran.” Amaya mendorong napasnya dengan sedikit kesal. Ia beranjak menuruti apa yang dikatakan oleh Kelvin agar tak semakin banyak orang yang melihat. Setelah ia melambaikan tangannya pada Alin, barulah Kelvin ikut masuk ke dalam mobil dan mengemudikannya meninggalkan kampus. Tidak ada yang berbicara hingga Kelvin membelokkan mobilnya di tikungan. Pria itu terdengar menghela dalam napasnya sebelum bertanya, “Kamu masih marah sama aku?” “Nggak,” jawabnya. “Aku akan hati-hati lain kali kalau ngomong, tapi kamu jangan ngambek begitu dong!” Sebenarnya ... Amaya ingin menjawab Kelvin dengan menunjukkan bahwa memang ia masih kesal. Tapi situasinya sangat tidak mendukung. Yang terdengar di dalam mobil Kelvin bukan sebuah lagu yang tenang, Versace on the floor mengudara di
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

113. Agenda Menginap

“B-beneran kalian udah nggak pura-pura lagi?” tanya Riana dengan mata yang masih memindai anak lelaki dan menantunya itu bergantian. “Iya, Mam,” jawab Kelvin. Ia mengangkat tangan Amaya yang digenggamnya, seolah itu adalah sebuah isyarat bahwa sedekat itulah mereka sekarang. “Kami kemarin baru pulang dari West Hill loh pas Mama sama papa datang. Kami baru mesra-mesraan sepanjang hari tapi tadi malam aku harus lihat istriku ngambek gara-gara aku ngomongin soal masa lalu dan itu bikin Mama kesal,” tuturnya panjang. “Masa?” sangsi Riana.“Minta Papa buat cek CCTV yang ada di West Hill deh kalau Mama nggak percaya. Akan kelihatan berapa kali aku cium Amaya selama kami naik perahu.”Riana mengalihkan pandangannya pada Amaya yang menunjukkan senyumnya. Anggukan samar Amaya terlihat seolah ingin menguatkan kalimat yang dikatakan oleh Kelvin.“Mama udahan dong ngambeknya ....” kata Kelvin. “Nggak lihat tuh bibir anak menantu Mama yang paling cantik udah manyun sepanjang lima senti?”“Mama
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

114. Ditukar Dengan Kangkung

Amaya benar-benar tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Kelvin. Ia memandang kepergian prianya itu yang dengan santainya meninggalkan dirinya di parkiran pasar. Padahal Amaya baru meletakkan kantong plastik berisi sayur kangkung di setir depannya—belum beberapa kantong lainnya—dan menepuk bahu Kelvin agar sedikit maju. Tapi alih-alih melakukan yang ia minta, Kelvin malah memacu motornya itu menjauh darinya. "MAS VIN!" panggil Amaya sekuat yang ia bisa. "KELVIIIIN!" Tapi tak membuahkan hasil! Kelvin pergi berdua dengan kangkung yang ia bawa sementara Amaya tertinggal di parkiran pasar dan ditertawakan oleh beberapa ibu-ibu yang berbelanja di sana. "Kenapa, Dek?" tanya salah seorang dari ibu itu. "Ditinggal suaminya ya?" "Iya, Bu." "Suami Ibu juga pernah begitu kok," ucap si Ibu berusaha menghibur Amaya yang kesal dan hampir menangis. Tak ada yang sakit—selain hatinya yang dongkol! Hanya rasa malunya yang tembus hingga ke tulang-belulang. "Telpon suaminya,
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

115. Bisa Gila!

Entah bagaimana caranya Kelvin harus membujuk Amaya. Setelah ia dipukuli dengan menggunakan ikan kakap tadi pagi di halaman rumah, istri kecilnya itu sama sekali tidak mau bicara.Makan pun tak mau bersebelahan dengannya. Amaya lebih memilih duduk di samping Riana dan Rajendra, sementara Kelvin duduk sendirian. Ia seperti anak pungut yang tak dianggap saat tiga orang itu sibuk dengan santapan mereka pagi tadi.“Akh! Bisa gila rasanya!” kata Kelvin, meremas rambutnya saat ia duduk di dalam ruang dosen.Ia baru saja mengirim pesan pada Amaya dengan mengatakan bahwa ia akan membawakannya pulang ayam goreng yang disukai olehnya nanti sepulang dari kampus.Tapi ... jawaban yang diberikan oleh Amaya adalah ....[Nggak usah, aku makan kangkung aja!]Entah kapan drama perkangkungan itu akan berakhir.“Kenapa bisa gila?” tanya sebuah suara yang datang dari samping kanan Kelvin. Arsha, rekan sesama dosennya yang alisnya berkerut bingung memandang Kelvin yang terlihat ‘berantakan’ sejak pagi.“
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

116. Amaya Seksi Pujaan Hati

“Jangan suka ngintip! Awas bisa bintitan!” tegur Kelvin yang membuat Arsha menarik kepalanya yang semula tertunduk. Kelvin dengan cepat meraih ponselnya yang ada di atas meja, membawanya pergi meninggalkan Arsha yang belum sempat melihat dengan cermat siapa perempuan di lock screen yang tengah dicium oleh Kelvin itu. “Vin! Itu siapa cewek yang kamu cium?” serunya. “Kepo!” “Itu alasan kamu nggak mau aku comblangin sama sepupunya pacarku?” “Daripada sibuk nyomblangin orang kayaknya lamar dulu Kaluna yang hampir pikun nungguin kamu itu deh!” balas Kelvin dari kejauhan. Tawanya yang penuh ejekan terlempar bersama dengan seringai yang membuat Arsha kesal setengah mati! “MULUTNYA!” Kelvin justru tertawa semakin senang mendengar Arsha. Ia lega karena belum jauh saat menyadari ponselnya tertinggal di atas meja dan bergegas kembali. Ia menunduk memandang lock screen di ponselnya, tersenyum karena itu adalah fotonya bersama dengan Amaya yang ia ambil kemarin saat mereka naik
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

117. Cintaku ... Si Kangkung

"ARSEN!" panggil Amaya saat melihat keponakannya itu berlari meninggalkan kolam renang.Masih dengan memanggil Omanya dan tentu saja Amaya tidak bisa menangkap atau mencegahnya karena mereka ada di dalam tempat yang berbeda.Arsen yang lincah dan gesit di 'daratan' sementara Amaya ada di dalam kolam."Gara-gara Mas Vin!" tunjuk Amaya kesal, ia mencubit dada Kelvin yang memang tak berpelindung atasan."Kok aku?" Yang dituduh pun tak menerimanya. "Siapa yang nggak tahu tempat coba? Ngapain Mas Vin pegang-pegang aku? Udah gitu megangnya milih-milih lagi.""Ya milih yang paling enak, May!" balas Kelvin seraya tersenyum. "Tapi kamu menikmatinya, 'kan? Buktinya kamu juga bilang 'ahh'? Coba kalau kamu diam, kita nggak akan ketahuan sama Arsen.""Emangnya kalau kamu dipegang di bagian sensitifmu nggak akan begitu juga?""Nggaklah—aakhh—" Kelvin menggigit bibirnya, membungkam mulut saat secara tak ia antisipasi Amaya meremas bagian sensitif prianya di bawah sana."Tuh! Mendesah juga 'kan Anda
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

118. Jangan Menutup Mata

Cukup mendung untuk jam siang yang terbiasa cerah dan terik menyengat kulit. Amaya sedang berjalan bersama dengan Alin seperginya mereka dari kelas terakhir. “Langsung pulang, May?” tanya Alin saat ia baru saja selesai memesan ojek online melalui ponselnya. “Iya, Lin,” jawabnya. “Kenapa? Ngajakin aku main lagi?” “Sekarang aku yang nggak bisa soalnya mau ke kondangan sepupuku nanti malam, lain kali ya?” Amaya mengangguk tidak keberatan, “Okay.” “Besok ada kelasnya Pak Kelvin ya?” tanya Alin yang dibenarkan oleh Amaya. “Iya, kenapa?” “Ada yang bilang kalau ternyata selama ini tuh Pak Kelvin selalu pakai cincin di jari manisnya,” jawab Alin. “Kayak orang yang udah nikah gitu deh. Dan—“ Sepasang matanya menyipit saat memandang Amaya seraya berhenti dari langkahnya. “A-apa?” tanya Amaya disertai satu langkah mundur, menyembunyikan cincin yang sebenarnya juga melingkar di jari manisnya. “Kayaknya kalau nggak salah aku juga lihat temenku pakai cincin di jari manisnya deh,” jawab Alin.
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

119. Bibir Manis Yang Tak Ingin Aku Bagi

"Buat apa diturunin siang bolong begini?" tanya Amaya, menahan dada Kelvin dengan sekuat tenaga. "Awas kejepit nanti malah masa depannya cedera jilid dua, dan Mas Vin akan nyalahin aku.""Tapi kalau kejepitnya di tempat yang enak—""Diam nggak?!" todong Amaya seraya meletakkan jari telunjuk di bibirnya. Tapi itu hanya beberapa detik sebab jari telunjuk Amaya yang ada di bibir Kelvin itu berpindah, menjauh dari sana saat Kelvin meraih pergelangan tangannya dan membuatnya pergi sehingga ia bisa kembali bicara."Sure," kata Kelvin lirih, matanya memindai setiap sudut wajah Amaya yang sedang setengah mati mengatur debar jantungnya agar tidak tiba-tiba meledak. "Aku bisa diam seperti yang kamu minta kok," lanjutnya. "Dan aku pastikan diamku bukan sebuah silent treatment, tapi karena hal yang lainnya.""A-apa hal yang lainnya itu?" tanya Amaya, penasaran dengan kalimatnya yang seolah sengaja menyembunyikan teka-teki."Aku akan diam kalau kamu mencium bibirku," jawab Kelvin tanpa bebannya.
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

120. Seorang Pengintai

Tadinya Caecil tak ingin bertindak sejauh ini dengan mengikuti Kelvin hingga ke depan rumahnya. Tetapi hal itu ia lakukan karena merasa ada sesuatu yang salah belakangan ini. Sejak demonstrasi itu terjadi, saat semua orang seolah dibuat menahan napas dan tenggelam di dalam ketegangan yang besar, Kelvin ... tidak demikian! Entah berapa kali Caecil melihatnya semakin tampan. Pesona pria matang yang selama ini memang melekat pada citranya selama di kampus itu kian menjadi-jadi belakangan ini. Pria itu juga terlihat semakin dekat dengan Amaya. Hal terakhir yang dilihatnya adalah Kelvin yang memberikan sekotak kue—yang Caecil tak tahu pastinya apa kue itu—pada Amaya saat ada di kantin. Seolah tak cukup sampai di sana saja, Caecil mendengar dari teman-temannya yang lain Kelvin mengajak Amaya pulang. Dan itu bukan di luar kampus, melainkan di dalam, beberapa meter dari pintu gerbang. ‘Ada yang lihat kalau setiap pagi itu Amaya selalu keluar dari mobilnya Pak Kelvin, kayaknya emang ada
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status