Valerie menarik nafasnya sejenak belum menjawab panggilan dari mantan ibu mertuanya. Dia membutuhkan sedikit udara yang tiba-tiba saja terasa begitu menyesakkan dada.Bukannya dia takut, dia hanya tidak menyangka jika akan dihubungi oleh orang yang telah menghina dirinya. Dia tahu apa tujuannya dan kali ini, akan dia hadapi.Gagang telepon diangkat, sebelum menjawab Valerie meneguk segelas air terlebih dahulu.“Halo,” Valerie mulai menjawab dengan suara yang diubah.“Oh, akhirnya. Aku sangat lega mendengar suaramu,” ucap Lidya. Dia mengira pemilik perusahaan itu tidak akan menjawab panggilan darinya.“Ada apa dan dengan siapa aku berbicara?”“Aku Lidya hart, apa kau tahu Dutch Company? Aku pemiliknya,” ucap Lidya. Dia menyebutkan nama perusahaannya agar wanita yang sedang berbicara dengannya saat ini tahu jika dia bukanlah orang sembarangan. Dengan begitu, wanita itu akan mempertimbangkan dirinya dan mau bekerja sama dengannya.“Oh,” hanya satu jawaban itu yang diberikan oleh Valerie.
Read more