Sudah cukup. Valerie mengajak Nick untuk pergi dari tempat itu. Apa yang hendak dia lakukan sudah tercapai jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk berada di tempat itu terlalu lama.Setelah mengetahui jika dia pemilik SM CROP, dia tidak lagi mendengar penghinaan yang dilontarkan oleh keluarga Jonathan tapi dia tahu dia mendapatkan tatapan sinis yang dipenuhi dengan kebencian dari mereka.Hal itu tidak jadi masalah karena sejak awal mereka memang membenci dirinya. Valerie dan Nick melangkah menuju pintu keluar tapi pada saat itu, salah satu saudari Jonathan sengaja menyenggol Valerie dan menumpahkan minuman ke gaunnya.“Ups, sorry,” dia pura-pura tidak bersalah setelah melakukan hal itu. Valerie hanya memutar bola mata, sungguh trik murahan. Apa tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain menggunakan cara murahan seperti itu?“Oh, rupanya kau mantan kakak ipar. Aku sungguh tidak melihatmu,” ucap saudari Jonathan pura-pura.“Sayang sekali, Nona muda dari keluarga Hart yang terhormat
Valerie tampak berbicara dengan seseorang begitu mereka kembali. Pandangan matanya tertuju pada taman yang terlihat dari jendela kamar. Dia terlihat begitu serius, Nick sampai tidak ingin mengganggu dirinya.Nick menyiapkan air hangat untuk mereka. Dia tahu Valerie sedang serius untuk membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina dirinya dan dia tahu dengan siapa Valerie sedang berbicara.“Lakukan tugasmu dengan baik. Aku telah menuang api dan kau tinggal membakarnya!” Ucap Valerie. Sorot matanya begitu tajam dan satu tangan yang mengepal ke samping.Dia mendengar dengan serius ucapan lawan bicaranya. Dendamnya terasa berkobar. Dia sudah tak sabar untuk membuat mereka jungkir balik dan mendapat ganjaran dari penghinaan yang mereka berikan.“Aku menunggu kabar baik darimu!” Ucapnya.Ponsel diturunkan, tatapan matanya masih tertuju pada luar jendela dan dia berdiam diri begitu lama.Nick menghampiri dirinya dan memeluknya dari belakang. Valerie sedikit terkejut karena dia sedang mel
Lidya mondar mandir dengan banyak pikiran. Kenapa mantan menantunya yang tidak berguna itu tiba-tiba saja sudah memiliki sebuah perusahaan? Rasanya tak ingin mempercayai hal itu karena itu sangat mustahil dan sulit dipercaya.Bagaimana seorang pecundang dapat melakukan hal seperti itu?Yang mereka tahu, Valerie hanyalah pianis jalanan dan dia berasal dari keluarga miskin. Tidak mungkin seseorang yang tidak memiliki ilmu berbisnis bisa membangun sebuah perusahaan dengan mudah apalagi Valerie bisa melakukannya hanya dalam waktu setengah tahun saja.Meskipun dia mendapat dukungan dari Nick Russel tapi jika dia tidak memiliki kemampuan, maka hal itu mustahil terjadi tapi kenyataan yang mereka dapatkan di acara pernikahan Jonathan, benar-benar mengejutkan.Beberapa hari belakangan mereka memang telah mendengar sepak terjang SM Corp. Pemilik perusahaan yang digadang memiliki kemampuan yang tak dapat diragukan dan menjadi perbincangan hangat oleh para pengusaha tentu bukan sebuah isapan jem
Nick masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan berisi sarapan. Valerie masih tidur dengan nyenyak. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 tapi Valerie masih begitu pulas.Itu karena mereka tidur begitu larut. Mereka menghabiskan malam mereka dengan melakukan banyak percintaan. Tubuh mulus Valerie dipenuhi dengan tanda merah yang ditinggalkan oleh Nick.Tidak ada kata puas bahkan pria itu menginginkannya lagi dan lagi. Mungkin dia sudah gila tapi Valerie bagaikan sebuah candu yang tak bisa dia tolak. Setiap kali mereka sudah selesai dan hendak tidur, gairahnya kembali menggebu yang membuat dirinya kembali menerjang Valerie sampai membuat mereka kurang istirahat.Nampan berisi makanan diletakkan ke atas meja. Nick memandangi Valerie dengan senyuman menghiasi wajahnya. Jika mengikuti egonya, dia pasti akan menerjang Valerie lagi karena Valerie belum menggunakan sehelai benang pun saat ini.Nick menghampiri Valerie dengan perlahan. Ciuman lembut mendarat di pipi Valerie dan tangannya ber
Lidya Hart, adalah orang yang penuh ambisi. Di tidak pernah mau kalah dan selalu menganggap dirinya harus berada di atas. Siapapun yang menjadi saingannya akan dia kalahkan. Dia tidak suka ada yang menantang dirinya apalagi meremehkan dirinya.Dia memiliki sifat yang licik. Segala upaya pasti dilakukan untuk mengalahkan musuhnya bahkan dengan cara kotor sekalipun. Dia tidak peduli karena yang dia inginkan hanyalah kemenangan.Perusahaan yang dia bangun selama puluhan tahun tentu saja telah mengorbankan banyak orang. Dia bahkan tidak ragu untuk menyingkirkan saudaranya sendiri dan tidak ada yang tahu akan apa yang dia lakukan terutama anak-anaknya. Tantangan yang diberikan oleh Valerie tentu saja tidak akan diabaikan. Menantu yang telah dia depak keluar dari keluarganya tidak boleh lebih sukses daripada dirinya.Ucapan yang dilontarkan oleh Valerie dan Nick, adalah penghinaan terbesar bagi dirinya dan dia tidak akan pernah tinggal diam.Dia akan melakukan apa pun untuk menghancurkan
Lidya pergi sambil menahan amarah. Tidak pernah terpikirkan olehnya mantan menantu sampahnya itu akan balik menyerang seperti ini. Dia selalu menganggap Valerie sebagai pecundang tapi apa?Hari ini Valerie menunjukkan semuanya jika dia tidak boleh diremehkan. Meski seekor siput akan tetap menjadi siput sekalipun cangkangnya diganti, tapi seekor siput rupanya bisa balik menyerang hanya karena sedikit kemampuan yang didapat tapi dia tidak akan membiarkan siput itu menjadi seekor ular yang mematikan.Lidya mengambil ponselnya, dia hendak menghubungi seseorang. Dia memerlukan mata-mata untuk mengawasi pergerakan perusahaan Valerie. Dia harus tahu apa saja yang direncanakan oleh Valerie supaya dia dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melawan mantan menantunya itu.“Nyonya, sepertinya kau berada di ujung tanduk sekarang,” ucapan seseorang membuat Lidya menghentikan niatnya. Dia berpaling, seorang wanita yang tampak tak asing berdiri di belakangnya.Dia adalah Ana, wanita yang datang
Pesawat yang ditumpangi oleh keluarganya sebentar lagi akan mendarat. Valerie sudah berada di bandara untuk menjemput mereka. Dia datang seorang diri karena Nick tidak dapat ikut sebab ada pekerjaan penting yang tak bisa dia tinggalkan.Dia tidak mempermasalahkannya karena dia memang ingin bersama dengan keluarganya dan menghabiskan waktu dengan mereka secara pribadi. Rasanya sudah tak sabar menyambut kedua keponakannya yang nakalJika mengingat mereka, ada sebuah kerinduan di dalam hatinya. Dulu dia memimpikan memiliki keluarga yang begitu bahagia dan dia juga memimpikan anak-anak yang lucu.Dia akan menjadi ibu rumah tangga dan dia akan memainkan piano untuk keluarganya di saat mereka sedang bersama tapi keinginan sederhana itu pun tidak dapat dia wujudkan.Valerie melihat jam yang melingkar di tangan sesekali. Kenapa mereka belum juga tiba? Mungkin perjalanan mereka sedikit terlambat jadi dia akan sedikit bersabar. Untuk mengisi waktu, dia melihat beberapa mainan yang mungkin bisa
Ana masuk ke dalam ruangan di mana Lidya berada. Ada hal penting yang hendak dia sampaikan dan dia rasa wanita itu pasti akan menyukainya. Dia akan memprovokasi keadaan supaya semakin panas. Dengan begitu dia akan semakin membenci Valerie.Sekarang Ana bekerja bersama dengan Lidya Hart. Dia diberikan posisi penting di perusahaan dan dia mendapat kepercayaan penuh dari Lidya. Mereka dapat menyusun rencana bersama tanpa ada yang menaruh curiga terutama Valerie.Mereka berdua telah berencana menyerang secara diam-diam tapi sebelum itu, Lidya ingin mengetes kemampuan Ana dan keseriusannya.“Apa yang membuatmu begitu terburu-buru?” Lidya memandangi sekutunya itu sejenak.“Kau harus tahu hal ini, Nyonya Hart,” Ana menutup pintu dan menghampiri dirinya.“Ada berita penting apa yang hendak kau sampaikan? Aku harap kau tidak mengecewakan aku, Ana.”“Tentu saja aku tidak akan mengecewakan dirimu. Aku hanya ingin memberimu kabar jika keluarga si miskin itu berada di Inggris.”“Ha?” Lidya tampak
Adelia tidak bisa tidur sepanjang malam. Semua itu gara-gara Ruben. Dia jadi memikirkan perkataan Ruben. Apa maksudnya Valerie bukanlah wanita biasa? Dengan anak buahnya yang begitu banyak, tidak mungkin Ruben kesulitan membunuh seorang wanita saja. Apakah Ruben salah menangkap orang tapi bagaimana mungkin?Pikiran-pikirannya itu, membuat Adelia tak bisa tidur sama sekali. Dia tahu Ruben selalu profesional dan tak mungkin salah target. Dia juga yakin Ruben tidak mungkin berbohong karena itu tidaklah penting sama sekali tapi apa yang sebenarnya terjadi?Kini dia berpikir mengenai Valerie. Dia memang tidak terlalu mengenal wanita itu. Yang dia dengar jika Valerie hanyalah wanita miskin dari ibu mertuanya tapi bagaimana jika wanita itu memiliki rahasia?“Kenapa kau tidak tidur, Adelia?” Pertanyaan Jonathan membuyarkan lamunan.“Aku mimpi buruk!”“Hanya mimpi saja, jangan terlalu dilebihkan dan kembalilah tidur!”“Mantan istrimu itu, apa benar dia dari keluarga miskin dan seorang pecundan
Nick segera berlari menghampiri Valerie yang jatuh terduduk di atas tanah. Dia sangat lelah, darah juga sudah keluar banyak dari luka tembak yang dia dapatkan. Dia sangat lega, Nick datang tepat waktu di saat dia sudah berada diujung tanduk.“Valerie, apa kau baik-baik saja?” Pistol disimpan, Nick melepaskan jasnya lalu berjongkok untuk melihat keadaan Valerie..“Tidak, kau bisa melihatnya!”“Kurang ajar. Aku akan mengejar mereka setelah aku membawamu keluar dari sini!” Nick memakaikan jasnya ke bahu Valerie lalu membantunya untuk berdiri.“Mereka pasti mampu menangkapnya, Rick. perintahkan mereka tangkap pemimpinnya dan bawa. Aku ingin tahu siapa yang telah memerintahkan dirinya untuk menyingkirkan aku!”“Jadi targetnya adalah dirimu?” Dia mengira Emy yang menjadi target sejak awal.“Pria itu memang mengincar aku tapi dia menggunakan Emy sebagai umpan. Aku ingin tahu siapa yang yang telah memerintahkan dirinya.”“Apakah hal ini tidak ada hubungannya dengan keluarga mantan suamimu, V
Emy masih berteriak dan berusaha memberontak dari laki-laki yang sedang memegangi bahunya saat ini. Dia kira salah satu penjahat itu telah menangkap dirinya. Dia bahkan tidak berani membuka kedua mata untuk melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini tapi dia bisa merasakan, banyak orang yang berlari melewati dirinya.“Emy!” Suara yang tidak asing memanggil dirinya. Emy membuka kedua matanya dan dia sangat senang melihat Nick berdiri di hadapannya.“Tu-Tuan, akhirnya kau datang,” suaranya bergetar.“Apa yang terjadi dan di mana Valerie?”“Nona masih berada di dalam. Dia berusaha melawan para penjahat itu seorang diri. Kau harus segera membantunya, Tuan!” Emy memegangi lengan Nick dan memohon padanya.“Tidak perlu khawatir. Tenangkan dirimu. Seseorang akan membawamu untuk mengobati lukamu!” Dia bisa melihat, Emy terluka di bagian belakang.“Segera selamatkan Nona Valerie, Tuan. Aku takut mereka menggilirnya lalu membunuhnya!”“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!” Nick melepa
“Lepaskan aku, lepaskan!” Emy berteriak karena dia ditarik paksa oleh anak buah Ruben. Mereka berniat menikmati tubuh Emy di depan mata Valerie dan setelah itu, mereka akan menikmati tubuh Valerie.“Tolong aku, Nona. Aku mohon padamu!” Emy kembali berteriak. Dia ditarik ke sebuah kursi yang tidak jauh darinya.“Ha… ha.. ha! Aku yang lebih dulu!” Teriak salah satu anak buah Ruben. Mereka mulai membuka baju dan terlihat tidak sabar.“Sebaiknya lepaskan dan jangan sentuh dia!” Teriak Valerie. Dia sedang mencari momen yang tepat untuk menyerang balik.Hanya satu kesempatan yang dia miliki jadi dia tidak boleh gagal. Dia sedang mengincar senjata api yang ada di tangan Ruben. Hanya dengan itu saja dia dapat melawan karena dia tidak akan menang melawan mereka semua tanpa adanya senjata api.Keberadaan Emy akan menjadi kelemahan jadi dia harus membebaskan Emy dan memintanya untuk lari.Kedua tangan yang diikat ke bagian belakang pun tidak memungkinkan dirinya dapat melawan dengan mudah tapi d
“Nona, bangun Nona,” Emy mencoba membangunkan Valerie yang sudah bersama dengannya saat ini.Padahal dia berharap Valerie tidak tertangkap dan meminta bantuan untuk membebaskan dirinya tapi dengan mudahnya, penjahat itu membawa Valerie dalam keadaan pingsan. Sekarang mereka berdua berada di dalam masalah besar karena tidak akan ada yang datang ntuk menyelamatkan mereka.Emy kembali memanggil Valerie. Mereka berdua ditinggalkan begitu saja. itu bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk melarikan diri meskipun dia tidak tahu bagaimana caranya.“Tolong Nona, cepatlah sadar!” Emy menggoyang tubuh Valerie menggunakan kedua tangannya yang terikat. “Emy?” Valerie mendengar panggilannya dengan samar.“Aku di sini, Nona. Cepatlah sadar. Kita harus segera pergi karena ini adalah kesempatan kita!”Valerie membuka kedua mata. Kepalanya begitu sakit akibat pukulan yang dia dapatkan dari anak buah Ruben.“Nona, Aku senang kau baik-baik saja!” Emy berusaha memeluknya dan menangis, “Kenapa Nona juga
Nick masih saja dikejar. Dia semakin kesal saja. Dia harus mengakhiri semua itu. Orang-orang itu begitu gigih ingin menghabisinya dan hal itu justru membuat Nick curiga. Jangan-jangan mereka bukanlah orang-orang suruhan ayah Adelia.Dia mengenal ayah Adelia dengan baik. Pria itu tidak mungkin memiliki nyali sebesar itu apalagi sampai membunuhnya di tempat terbuka seperti itu apalagi di siang hari. Seperti Valerie, firasatnya pun buruk dan entah kenapa dia merasa terjadi sesuatu dengan Valerie.Nick memerintahkan supir pribadinya untuk terus menghindari tabrakan. Dia ingin menghubungi Valerie karena dia jadi memikirkan kekasihnya. Dia sangat berharap Valerie telah tiba di rumah Emy.“Mereka masih mengejar, Sir. Apa yang harus aku lakukan?” Supir pribadinya tidak panik. Dia tampak tenang menghadapi situasi seperti itu karena pengalamannya sudah ada.“Terus saja menghindar dan bawa mereka keluar dari keramaian!” Bisa-bisa orang lain akan menjadi korban hanya karena dirinya. Nick mengamb
Ruben membangunkan Emy dari pingsannya menggunakan seember air dingin. Emy berteriak dengan keras. Tubuhnya menggigil akibat dinginnya air.Ruben melangkah menghampiri. Dia membutuhkan wanita itu untuk berbicara pada Valerie. Dia harus meyakinkan Valerie jika tawanan berada di tangannya. Dengan demikian barulah Valerie akan datang padanya.“Di-dingin!” Emy berteriak ketika Ruben kembali menyiramkan seember air padanya.“Cepat bangun dan lakukan peranmu dengan baik. Jika kau ingin hidup dan selamat, maka jangan membantah!”“Dingin… Dingin!” Emy memeluk tubuhnya.“Aku beri kau waktu dua menit!” Wanita itu harus sadar sepenuhnya agar dia dapat berbicara dengan jelas.Valerie pergi ke rumah Emy dengan harapan dia dapat bertemu dengan Emy di sana. Tak hentinya dia mencoba menghubungi Emy. Mungkin saja Emy akan menjawab saat di perjalanan tapi hasilnya nihil karena ponsel Emy masih saja tidak aktif.Firasat buruk semakin kuat dia rasakan. Dia memang tidak tahu bagaimana kehidupan sekretaris
Valerie sudah pergi ke kantor karena ada rapat penting yang harus dia hadiri. Nick mengantarnya, kebetulan rapat itu pun harus dia hadiri. Tanpa dia sadari, beberapa anak buah Ruben masih mengintai di tempat itu. Mereka mengambil beberapa foto Valerie ketika melihatnya. Foto itu akan menjadi bukti bahwa wanita yang mereka cari memang ada di sana dan setelah mendapatkan foto itu, para anak buah Ruben pun segera pergi. Mereka harus waspada karena mereka tidak mau ada yang mengetahui keberadaan mereka.Bisa saja ada yang curiga dengan gerak-gerik mereka lalu melaporkan hal itu pada polisi.Begitu tiba, yang Valerie cari adalah Emy. Dia membutuhkan Emy serta beberapa berkas yang akan dia gunakan nanti ketika memulai rapat. Valerie meminta Nick untuk menunggu di ruangannya, sedangkan dia mencari Emy ke dalam ruangan lain.Dia sudah mencoba menghubungi Emy, tapi sekretarisnya tak menjawab sama sekali. Dia masih berusaha untuk tidak berpikiran buruk akan keadaan Emy karena bisa saja Emy s
Ruben semakin kesal, waktunya terbuang banyak. Dia menunggu sampai hari mulai gelap tapi Valerie tidak juga terlihat. Sepertinya mereka harus mengubah rencana karena dia tidak bisa membuang waktu terlalu banyak lagi.Waktu yang dia miliki hanya 2 hari saja. Jangan sampai Adelia mencari orang lain untuk melakukan misi itu. Dia tidak boleh kehilangan uangnya dan jangan sampai, Adelia menganggap dirinya tidak becus hanya menangkap satu orang perempuan saja.“Bagaimana ini, Tuan. Kita tidak bisa berdiam diri seperti ini. Kita harus mencari cara lain untuk mendapatkan wanita itu?” Seorang anak buah menghampiri. Mereka menghabiskan waktu satu hari yang sia-sia dan besok, belum tentu mereka dapat menemukan keberadaan wanita yang mereka cari.“Kau sangat benar. Kita memang harus mengubah rencana!” Ruben tampak berpikir. Jika mereka tidak dapat menemukan Valerie Smith, bukankah lebih baik mereka menggunakan sebuah umpan?Mungkin wanita itu akan datang jika mereka menggunakan sebuah umpan. Car