Lidya menyapa para tamu sambil mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah mau datang. Sesungguhnya dia sedang mencari tamu kehormatannya, Emy Scott.Dia sangat ingin bertemu dengan wanita itu agar mereka dapat menjalin hubungan baik tapi sedari tadi dia belum juga bertemu dengan wanita yang bernama Emy Scott. Dia mulai was-was. Entah wanita itu datang atau tidak tapi dia sangat menaruh harapan besar.“Mom, apa wanita itu belum juga datang?” Putra pertamanya bertanya. Dia juga menantikan kedatangan Emy Scott dan dia juga belum menemukan keberadaannya.“Aku sudah berusaha mencari keberadaannya dan berbasa-basi dengan para tamu undangan tapi aku tidak menemukannya. Entah dia datang atau tidak, sayangnya kita tidak tahu bagaimana dengan rupanya.”“Pesta baru dimulai. Aku rasa sebentar lagi dia akan datang.”“Kau benar. Temanilah tamu yang lainnya,” Lidya melangkah pergi. Dia akan kembali menyapa tamu yang lain.Valerie dan Nick, sudah berada di pintu masuk. Nick memberikan kartu
Lidya memandang Valerie yang sedang dikerumuni oleh para pengusaha dengan tanda tanya besar di hatinya. Apakah benar Valerie adalah pemilik SM CROP? Rasanya tidak ingin percaya tapi para pengusaha itu benar-benar mengerumuni dirinya selain mengerumuni Nick Russel.“Apa yang terjadi, Mom?” Tanya Putra pertamanya.“Aku tidak tahu. Kau lihat sendiri, apa benar dia pemilik perusahaan baru itu?”“Aku tidak percaya dan sebaiknya, kita tidak percaya begitu saja!”“Kau benar. Ayo kita lihat perkembangannya. Mau sampai kapan dia menyombongkan diri!” Mereka akan melihat sampai sejauh mana drama yang dimainkan oleh Valerie bertahan.Mereka mengikuti pergerakan Valerie tanpa menyadari jika seorang wanita juga mengikuti mereka dan sedang mencari kesempatan untuk melakukan pendekatan.Tidak jauh dari mereka, Adelia terlihat begitu kesal karena Valerie benar-benar menjadi pusat perhatian. Desas-desus jika Valerie adalah pemilik perusahaan yang sedang naik daun saat ini mulai didengar oleh Jonathan.
Sudah cukup. Valerie mengajak Nick untuk pergi dari tempat itu. Apa yang hendak dia lakukan sudah tercapai jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk berada di tempat itu terlalu lama.Setelah mengetahui jika dia pemilik SM CROP, dia tidak lagi mendengar penghinaan yang dilontarkan oleh keluarga Jonathan tapi dia tahu dia mendapatkan tatapan sinis yang dipenuhi dengan kebencian dari mereka.Hal itu tidak jadi masalah karena sejak awal mereka memang membenci dirinya. Valerie dan Nick melangkah menuju pintu keluar tapi pada saat itu, salah satu saudari Jonathan sengaja menyenggol Valerie dan menumpahkan minuman ke gaunnya.“Ups, sorry,” dia pura-pura tidak bersalah setelah melakukan hal itu. Valerie hanya memutar bola mata, sungguh trik murahan. Apa tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain menggunakan cara murahan seperti itu?“Oh, rupanya kau mantan kakak ipar. Aku sungguh tidak melihatmu,” ucap saudari Jonathan pura-pura.“Sayang sekali, Nona muda dari keluarga Hart yang terhormat
Valerie tampak berbicara dengan seseorang begitu mereka kembali. Pandangan matanya tertuju pada taman yang terlihat dari jendela kamar. Dia terlihat begitu serius, Nick sampai tidak ingin mengganggu dirinya.Nick menyiapkan air hangat untuk mereka. Dia tahu Valerie sedang serius untuk membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina dirinya dan dia tahu dengan siapa Valerie sedang berbicara.“Lakukan tugasmu dengan baik. Aku telah menuang api dan kau tinggal membakarnya!” Ucap Valerie. Sorot matanya begitu tajam dan satu tangan yang mengepal ke samping.Dia mendengar dengan serius ucapan lawan bicaranya. Dendamnya terasa berkobar. Dia sudah tak sabar untuk membuat mereka jungkir balik dan mendapat ganjaran dari penghinaan yang mereka berikan.“Aku menunggu kabar baik darimu!” Ucapnya.Ponsel diturunkan, tatapan matanya masih tertuju pada luar jendela dan dia berdiam diri begitu lama.Nick menghampiri dirinya dan memeluknya dari belakang. Valerie sedikit terkejut karena dia sedang mel
Lidya mondar mandir dengan banyak pikiran. Kenapa mantan menantunya yang tidak berguna itu tiba-tiba saja sudah memiliki sebuah perusahaan? Rasanya tak ingin mempercayai hal itu karena itu sangat mustahil dan sulit dipercaya.Bagaimana seorang pecundang dapat melakukan hal seperti itu?Yang mereka tahu, Valerie hanyalah pianis jalanan dan dia berasal dari keluarga miskin. Tidak mungkin seseorang yang tidak memiliki ilmu berbisnis bisa membangun sebuah perusahaan dengan mudah apalagi Valerie bisa melakukannya hanya dalam waktu setengah tahun saja.Meskipun dia mendapat dukungan dari Nick Russel tapi jika dia tidak memiliki kemampuan, maka hal itu mustahil terjadi tapi kenyataan yang mereka dapatkan di acara pernikahan Jonathan, benar-benar mengejutkan.Beberapa hari belakangan mereka memang telah mendengar sepak terjang SM Corp. Pemilik perusahaan yang digadang memiliki kemampuan yang tak dapat diragukan dan menjadi perbincangan hangat oleh para pengusaha tentu bukan sebuah isapan jem
Nick masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan berisi sarapan. Valerie masih tidur dengan nyenyak. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 tapi Valerie masih begitu pulas.Itu karena mereka tidur begitu larut. Mereka menghabiskan malam mereka dengan melakukan banyak percintaan. Tubuh mulus Valerie dipenuhi dengan tanda merah yang ditinggalkan oleh Nick.Tidak ada kata puas bahkan pria itu menginginkannya lagi dan lagi. Mungkin dia sudah gila tapi Valerie bagaikan sebuah candu yang tak bisa dia tolak. Setiap kali mereka sudah selesai dan hendak tidur, gairahnya kembali menggebu yang membuat dirinya kembali menerjang Valerie sampai membuat mereka kurang istirahat.Nampan berisi makanan diletakkan ke atas meja. Nick memandangi Valerie dengan senyuman menghiasi wajahnya. Jika mengikuti egonya, dia pasti akan menerjang Valerie lagi karena Valerie belum menggunakan sehelai benang pun saat ini.Nick menghampiri Valerie dengan perlahan. Ciuman lembut mendarat di pipi Valerie dan tangannya ber
Lidya Hart, adalah orang yang penuh ambisi. Di tidak pernah mau kalah dan selalu menganggap dirinya harus berada di atas. Siapapun yang menjadi saingannya akan dia kalahkan. Dia tidak suka ada yang menantang dirinya apalagi meremehkan dirinya.Dia memiliki sifat yang licik. Segala upaya pasti dilakukan untuk mengalahkan musuhnya bahkan dengan cara kotor sekalipun. Dia tidak peduli karena yang dia inginkan hanyalah kemenangan.Perusahaan yang dia bangun selama puluhan tahun tentu saja telah mengorbankan banyak orang. Dia bahkan tidak ragu untuk menyingkirkan saudaranya sendiri dan tidak ada yang tahu akan apa yang dia lakukan terutama anak-anaknya. Tantangan yang diberikan oleh Valerie tentu saja tidak akan diabaikan. Menantu yang telah dia depak keluar dari keluarganya tidak boleh lebih sukses daripada dirinya.Ucapan yang dilontarkan oleh Valerie dan Nick, adalah penghinaan terbesar bagi dirinya dan dia tidak akan pernah tinggal diam.Dia akan melakukan apa pun untuk menghancurkan
Lidya pergi sambil menahan amarah. Tidak pernah terpikirkan olehnya mantan menantu sampahnya itu akan balik menyerang seperti ini. Dia selalu menganggap Valerie sebagai pecundang tapi apa?Hari ini Valerie menunjukkan semuanya jika dia tidak boleh diremehkan. Meski seekor siput akan tetap menjadi siput sekalipun cangkangnya diganti, tapi seekor siput rupanya bisa balik menyerang hanya karena sedikit kemampuan yang didapat tapi dia tidak akan membiarkan siput itu menjadi seekor ular yang mematikan.Lidya mengambil ponselnya, dia hendak menghubungi seseorang. Dia memerlukan mata-mata untuk mengawasi pergerakan perusahaan Valerie. Dia harus tahu apa saja yang direncanakan oleh Valerie supaya dia dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melawan mantan menantunya itu.“Nyonya, sepertinya kau berada di ujung tanduk sekarang,” ucapan seseorang membuat Lidya menghentikan niatnya. Dia berpaling, seorang wanita yang tampak tak asing berdiri di belakangnya.Dia adalah Ana, wanita yang datang
Seorang pelayan menghampiri dengan segelas minuman hangat. Valerie masih berada di ruang tamu, dan diam termenung. Tetapannya kosong ketika pelayan itu meletakkan minuman untuk dirinya. Dia tidak menyesal, dia hanya merasa tidak seharusnya semua berakhir seperti ini. Seandainya Ibu Jonathan sedikit tahu diri dan tidak melewati batas maka dia pun tidak akan menghancurkan mereka. Kenangan yang telah dia lewati selama bersama dengan mereka tidak ada artinya sama sekali. Segala simpatinya untuk keluarga itu benar-benar telah sirna. "Sayang," panggilan Nick mengejutkan dirinya, "Kenapa kau termenung seperti ini, apa kau menyesal telah menolak membantu dan membiarkan pria itu pergi?" Nick duduk di sampingnya. Dia khawatir Valerie justru menyesali apa yang baru saja dia lakukan. "Apa yang kau katakan, Nick?" Valerie bersandar di dada suaminya, "Aku tidak mungkin menyesal dengan apa yang baru saja aku lakukan. Aku hanya tidak menyangka jika semua akan berakhir seperti ini.""Mereka yang m
Jonathan dipersilakan untuk masuk ke dalam. Dia menunggu di ruang tamu. Dia sangat berharap dapat bertemu dengan Valerie. Tatapan matanya tertuju pada foto pernikahan Valerie dengan Nick yang terpampang jelas di dinding.Tak bisa dipungkiri jika ada perasaan sedih ketika dia melihat foto itu. Valerie terlihat begitu bahagia dan tidak hanya itu saja, terdapat seluruh anggota keluarga pada difoto lainnya.Dulu mereka tidak melakukan hal itu karena ibunya tidak memberikan pernikahan yang pantas untuk Valerie bahkan dia hanya memiliki sebuah foto pernikahan saja yang sudah hilang entah ke mana.Dia bahkan tidak memberikan gaun terbaik seperti yang Valerie kenakan dalam foto itu. Ibunya bahkan tidak memberikan hadiah untuk Valerie tapi dia justru memberikannya kepada Adelia.Dia sadar, keluarganya begitu memandang rendah Valerie hanya karena Valerie berpura-pura berasal dari keluarga miskin. Apa yang terjadi benar-benar menjadi tamparan untuknya dan apa yang terjadi tak bisa diperbaiki la
Kabar jika ibunya jatuh sakit sudah didengar oleh Jonathan. Dia bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya. Akibat kabar buruk yang didapatkan secara bertubi-tubi dan permasalahan yang datang silih berganti membuat Lidya mengalami stroke. Kedua putrinya menangis sedangkan Putra pertamanya terduduk lesu. Permasalahan yang mereka dapatkan benar-benar begitu banyak dan mereka belum menemukan jalan keluarnya untuk menyelesaikan permasalahan itu. Jonathan menghampiri ketiga saudaranya dan ketika melihat kedatangannya, Kedua saudara perempuannya menghampiri dirinya dengan perasaan kecewa. "Gara-gara kau, semua gara-gara kau Jonathan!""Untuk apa kau datang? Apa kau senang setelah melihat keadaan Mommy?" Kedua saudara perempuannya tampak kecewa pada dirinya karena Jonathan tidak peduli dengan apa yang terjadi dan setelah ibunya jatuh sakit barulah dia datang. Bukankah semua itu tidak ada gunanya? "Jangan berbicara seperti itu. Aku peduli dengan Mommy dan aku sayang padan
Sudah jatuh tertimpa tangga, itu perumpamaan yang pantas untuk Lidya. Di saat perusahaannya sedang berada di dalam masalah, kerjasama yang dia rebut dengan susah payah dari Valerie rupanya juga mengalami masalah. Tadinya dia pikir, meskipun perusahaan berada dalam masalah tapi dia masih memiliki proyek yang menguntungkan sehingga dia tidak akan terlalu hancur tapi sekarang semuanya jadi berubah. Dia sudah berusaha menghubungi Axel puluhan kali tapi pria itu tidak menjawab sama sekali. Rasa cemas dan takut menyelimuti hati. Kini dia mulai khawatir jika dia telah tertipu oleh pria itu. "Kurang ajar!" Lidya melempar ponselnya karena dia gagal menghubungi Axel. "Ada apa, Mom? Apa kau sedang berusaha menghubungi Valerie?" Tanya putrinya. Ibu dan kakaknya telah kembali dan tentunya mereka kembali dengan tangan kosong. Mereka pikir ibunya sedang menghubungi Valerie karena bisa saja ibunya mendapatkan nomor telepon Valerie dari Emy. "Sial. Kenapa masalah datang secara bersamaan?" Lidia t
“Biarkan aku bertemu dengan Bosmu!” Lidya memaksa seorang penjaga yang sedang menahan dirinya dan tidak membiarkan dirinya masuk.Dia tidak memiliki pilihan selain pergi ke rumah Nick. Emy telah memberitahu jika Valerie tidak datang ke kantor jadi mau tidak mau dia harus mencari Valerie di rumahnya.Dia datang bersama putranya setelah mereka memutuskan untuk datang ke tempat itu karena mereka pikir, Valerie tidak akan bisa mengelak dan tidak bisa menolak kedatangan mereka.“Tuan tidak berada di tempat, Nyonya. Kau bisa kembali lagi nanti,” dia sudah mendapat perintah untuk tidak membiarkan siapapun masuk jadi dia tidak akan membukakan pintu walaupun Nyonya rumah ada di dalam.“Apa dia pergi dengan istrinya?”“Tidak, Nyonya ada di dalam.”“Jika begitu bukakan, kebetulan aku memang ada urusan dengan istrinya!”“Maaf, Nyonya sedang beristirahat. Jika Nyonya memang ada urusan penting, tunggulah Tuan kembali.”“Aku tidak bisa menunggu. Tidak perlu memberikan izin untuk masuk, panggilkan i
Lidya semakin terlihat depresi. Antara menyelamatkan perusahaan dan membuang harga diri, dia benar-benar di dalam dilema. Sumpah demi apa pun, dia tidak mau menemui Valerie lalu merendahkan diri untuk memohon kepada dirinya.Valerie pasti akan menertawakan dirinya dan bisa saja, Valerie mengembalikan segala penghinaan yang selama ini dia berikan. Rasanya belum bisa mempercayai apa yang terjadi karena semua terjadi secara tiba-tiba.“Bagaimana ini, Mom? Para karyawanku sudah mulai protes!” Setidaknya tidak dia sendiri yang harus menanggung semua itu karena Putra dan putrinya juga menanggungnya kecuali Jonathan yang tidak ingin ikut campur.“Jangan bertanya karena Mommy sendiri tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Bukan kau saja yang mengalami masalah, kita semua berada di dalam masalah!”“Lalu bagaimana? Tidak ada cara lain selain menemui Valerie dan aku rasa kita memang harus membuang segala ego untuk mencari dirinya!”“Jika begitu pergilah, kalian bisa pergi menemui dirinya dan m
Tidak ada cara untuk menghentikan semua yang sedang terjadi. Lidya sudah terlihat depresi karena semuanya semakin tak terkendali. Putra dan putrinya pun tak dapat melakukan apa pun walaupun mereka sudah berusaha keras mencari cara untuk menghentikan semuanya.Setiap detik, kerugian yang mereka tanggung semakin bertambah dan mereka tak bisa menghentikan apa pun. Para pengusaha pun tak henti menghubungi mereka. Mereka seperti diteror dan kerugian yang mereka tanggung semakin banyak saja.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, aku harus menghubungi Jonathan!” Kabar itu harus segera mereka bagikan pada Jonathan. Apakah semua itu terjadi karena tidak adanya Jonathan di perusahaan?Apakah mereka telah mengambil tindakan yang salah sehingga mereka mengalami kejadian seperti itu?“Jangan coba-coba, tidak ada yang boleh memberitahu dirinya sekalipun aku mati!” Lidya justru melarang. Jonathan tidak perlu tahu hal seperti ini karena dia tidak mau putranya jadi keras kepala lalu menganggap jika dia
“Apa sebenarnya yang telah terjadi?” Lidya berteriak kepada para karyawannya setelah melihat apa yang terjadi dengan perusahaannya. Bukannya perusahaan Valerie dan Nick yang hancur, yang berada di dalam masalah justru perusahaannya.Telepon tidak berhenti berdering, semua karyawan berusaha menangani panggilan dari para pengusaha yang mulai menuntut atas apa yang sedang terjadi karena mereka mengalami kerugian dan tidak sedikit dari mereka yang mulai meminta ganti rugi.Lidya semakin panik dibuatnya. Semua rencana berubah total. Menghilangnya Ana yang dia percaya sebagai ahli IT di perusahaannya semakin membuatnya seperti kehilangan satu kaki kanannya.Entah kenapa dia begitu bergantung dengan Ana. Dia begitu mempercayai wanita itu dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dengan perusahaannya. Seolah ada yang mempermainkan dirinya, saham perusahaan semakin terjun bebas dan tak terkendali. Itu bukanlah hal baik bagi dirinya.Jika dia tidak segera bertindak dan menghentikan s
Hari yang dinantikan oleh Lidya datang karena hari ini adalah hari kehancuran bagi Valerie dan Nick. Dia pastikan mereka berdua pasti hancur karena dia telah mempersiapkan semuanya dengan matang.Hari pembalasan pun tiba dan Valerie tidak akan pernah menyadari jika bisnis yang dia bangun akan hancur dalam sekejap mata. Itu adalah ganjaran bagi orang yang telah begitu berani menantang Lidya Hart.Kepercayaan diri tinggi yang dia miliki tentu saja membuatnya merasa jika dia sudah menang. Dia percaya sepenuhnya dengan Ana karena Wanita itu telah memberikan bukti yang begitu nyata pada dirinya.Hari masih pagi jadi Lidya belum pergi ke kantor. Dia menikmati paginya, mencoba menghirup aroma kemenangan yang akan semakin terasa. Sambil menikmati sarapan, dia juga membaca berita.Tiba-tiba dia jadi ingat dengan Jonathan. Entah apa yang putranya lakukan saat ini tapi dia jadi ingin menghubunginya untuk memberitahu jika wanita yang berusaha dia bela selama ini, sebentar lagi akan hancur.Tidak