Semua Bab Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu: Bab 51 - Bab 60

120 Bab

Bab 51. Kekasih Renjana. Apa Yang Terjadi?

Arjuna sama sekali tidak bergerak dari posisinya, dia duduk di sebelah Naura yang masih terpejam dengan selang infus menjalar. "Aku membawakan ini untukmu, jika kamu mati sekarang masa depanku bisa suram." Damian datang dan menyodorkan kotak pizza berukuran sedang. Arjuna menolaknya cepat. "Aku tidak butuh."Damian menghela napas tipis, tidak ada yang bisa memaksa pria itu sekarang. Sejak semalam Arjuna tidak memakan apa pun, makanan yang disiapkan oleh pihak Istana didiamkan begitu saja hingga dingin. Tak lama, ponsel Damian berdenting. Tangannya dengan cepat mengeluarkan ponsel dari saku jas. Alis kiri pria itu terangkat sekilas setelah melihat siapa yang mengirimnya pesan. "Kamu menggunakan Phantom?" tanya Damian setelah menyimpan ponselnya lagi. Email dari Phantom baru saja masuk, mereka menagih biaya pada pihak Renjana. Arjuna mengangguk tanpa menoleh. "Ya."Damian tersenyum tipis, lalu menarik kursi lain untuk duduk di samping pria itu. "Mereka menagih satu miliar dolla
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Bab 52. Itu Hakmu Menggunakanku

"Jadi?" tanya Naura, dia duduk di hadapan Kate menuntut penjelasan. Kate menghela napas tipis, dia merasa bersalah karena berbohong. Tapi di sisi lain dia juga khawatir Naura akan kembali drop jika mengingat kejadian semalam. "Saya belum berhasil mendapatkan informasi rinci mengenai Phantom ini, namun dari yang saya dengar Phantom adalah organisasi gelap yang bahkan lebih berkuasa daripada pemerintahan negara manapun. Tidak sembarang orang bisa menggunakan jasa mereka, bahkan jika dia adalah orang kaya." Naura mengangguk singkat, dia mulai paham garis besarnya. Intinya mereka adalah organisasi ilegal yang berdiri lebih kokoh dari negara manapun. "Lalu apa alasan Arjuna menggunakan Phantom?" tanya Naura lagi.Kate menarik napas sejenak sebelum menjawab. "Sebelum Anda pingsan karena overdosis dan adegan intim Anda dengan–""Kate." Naura memotong tiba-tiba, membuat Kate dengan cepat menutup mulutnya tak mengerti, tapi wajah memerah Naura membuatnya paham.Dengan jantung yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Bab 53. Menjamin Desah Suaramu

Suasana makan malam menjadi canggung karena semua orang mengkhawatirkan Naura, sementara yang dikhawatirkan sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Naura masih tidak mengerti mengapa suasana berubah canggung, serta kalimat Elia yang dipotong Helena begitu saja seolah sedang menyembunyikan sesuatu. Begitu makan malam selesai, mereka berpisah ke kamar masing-masing. Sementara Naura, hanya dengan lirikan mata wanita itu mampu membuat Arjuna mengerti bahwa ia meminta waktu untuk bicara. Arjuna membawanya ke kamar Naura, mereka berdiri di balkon kamar dengan Naura yang masih menatapnya penuh tuntutan. "Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Naura, matanya datar menatap Arjuna. Arjuna menatap Naura sulit, mata hijau emerald pria itu selalu berhasil menembus pesona siapapun. "Aku tidak bermaksud--""Jadi kamu benar berbohong?" Potong Naura, raut wajahnya mulai menunjukkan amarah tipis.Arjuna mendekatkan jarak mereka, lalu dengan lembut menyentuh bahu Naura. "Aku berniat mencerita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Bab 54. Salahkan Dirimu Sendiri

Suasana Mansion nampak tenang dari dalam kamar Naura, wanita itu baru saja selesai mempersiapkan dirinya untuk tidur. Tetapi belum sempat ia merebahkan dirinya di kasur, suara ketukan pintu terdengar. Naura mengurungkan niatnya dan segera berjalan menuju pintu. Saat pintu dibuka, sosok Elia sudah berdiri dengan raut wajah cemas. "Ada apa, nona Elia?" tanya Naura, matanya kemudian melirik ke sekitar untuk memeriksa kondisi. "Mantan kekasih kak Arjuna datang, ada keributan di bawah," ucap Elia, membuat Naura mengerutkan keningnya dalam.Diandra kemari? Wanita itu sepertinya sudah gila berani menampakkan dirinya setelah semua yang telah ia lakukan.Naura dengan cepat mengambil cardigan dari kamarnya, lalu berjalan cepat untuk turun. Sedangkan Elia mengikutinya dari belakang. Sebelum benar-benar turun, Naura berhenti di ujung tangga untuk mendengarkan percakapan di bawah sana. Terlihat Arjuna, Perdana Menteri, dan Helena sedang menghadang Diandra untuk masuk. "Aku kemari untuk Naur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 55. Dipilih Bukan Memilih

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Arjuna begitu melihat Naura muncul dari arah tangga. Pria itu telah menunggu sejak tadi di depan pintu kamar Naura. Naura tersenyum tipis untuk menenangkan pria itu sambil terus melangkah ke arahnya. "Hanya percakapan tak bermutu, dia memintamu untuk menarik semuanya." Arjuna menaikkan alis kirinya sekilas, lalu menyentuh lembut kedua bahu Naura. "Apa dia menyentuhmu?" Naura menggeleng. "Tidak sama sekali, jangan khawatir." Naura terdiam beberapa saat sambil menatap wajah cemas Arjuna, sebenarnya seberapa besar rasa khawatir pria itu? Arjuna terus menerus mencoba melindunginya meskipun Naura menolak, sekilas dia teringat dengan kehidupan masa lalunya. Sekarang semua sudah berubah, dia tidak sendirian lagi."Kamu bisa meminta apa pun padaku, aku tidak mungkin menolak," ucap Arjuna, lalu mengelus lembut pipi Naura. Naura merasakan kehangatan menjalar di tubuhnya, dia mengangguk lembut. "Kalau begitu sekarang kamu istirahat, sudah sangat larut s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 56. Merubah Peraturan Untukmu

Tiap bangsawan telah berada di atas kudanya masing-masing, kuda Arjuna berada di samping Naura persis.Saat ini Perdana Menteri yang berperan sebagai tangan kanan raja tengah menjelaskan peraturan dari event berkuda tahun ini. Pihak kerajaan telah memasang pita dengan warna-warna tertentu. Tiap warna memiliki jumlah poinnya sendiri. Pita merah bernilai sepuluh poin, pita hijau tiga puluh poin, pita ungu lima puluh poin, dan terakhir pita dengan warna emas bernilai seratus poin. Saat raja menembakkan pistol ke udara, maka acara berkuda berarti telah dimulai. Naura mengendarai kudanya memasuki hutan, Arjuna menyusul kecepatan wanita itu. Mereka beriringan memasuki hutan. "Pita merah!" ucap Naura, bibirnya tersenyum melihat pita biru di dahan pohon. Selagi Naura mengambil pita yang baru saja ia lihat, Arjuna terus melangkah maju untuk mengambil pita miliknya di tempat lain. Pria itu bergerak seolah telah hafal di mana letak para pita."Tunggu di sini," ucap Arjuna. Naura hanya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Bab 57. Gairah Di Tengah Deras Hujan

"Terima kasih," ucap Naura saat Arjuna menggendongnya. Naura mengutuk tanah licin yang membuatnya terjatuh, kedua kakinya terasa sangat lemas sekarang. Dengan hati-hati pria itu meletakkan tubuhnya kembali di tanah dan bersandar pada batang pohon besar. "Bagaimana bisa kamu kemari?" tanya Arjuna bingung, raut wajahnya terlibat khawatir. Naura balas menatap bingung. "Petunjuknya mengarah kemari, bukan?" Arjuna menggeleng. "Ini area terlarang, Naura. Banyak hewan buas yang berkeliaran di sini." Naura tertegun, area terlarang? Lalu mengapa papan petunjuknya mengarah kemari?"Apa ada bagian tubuhnya yang sakit?" tanya Arjuna, berusaha memastikan bahwa Naura baik-baik saja.Naura menggeleng. "Aku hanya terkejut, tapi... Kaki memang cukup sakit."Arjuna melirik kaki Naura, kemudian perlahan melepas sepatu Naura. "Supaya tidak kaku," ucap Arjuna, lalu duduk di samping Naura setelah selesai melepaskan sepatu. "Tangan," ujar Arjuna lagi, tangan kanannya bergerak mencari sapu tangan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 58. Akhir Elizabeth Ralpheon

Suasana yang seharusnya meriah kini menjadi tegang karena Arjuna dan Naura belum juga keluar dari hutan. Raja telah memerintahkan seluruh prajurit untuk menyusuri area berkuda, tapi tidak ada yang berhasil menemukan mereka. Helena pucat pasih, kedua tangannya mencengkeram ujung pakaiannya dengan gelisah. "Tenang, bibi. Arjuna dan nona Naura pasti akan segera kembali." William menghampiri bibinya dan memeluk wanita itu hangat. "Sudah kalian periksa di luar area berkuda?" tanya Catharina yang berada di samping William. Kepala prajurit keamanan itu menggeleng. "Belum, yang mulia. Tetapi sebagian dari kami sudah ada yang bergerak ke arah sana, sebentar lagi pasti akan muncul laporan."Catharina mengangguk singkat, putri Mahkota itu terlihat sangat gelisah seperti Helena dan yang lain. "Di mana Damian?" tanya William setelah menyadari tidak melihat Damian sejak hujan muncul. Catharina terdiam, benar juga. Di mana tangan kanan Arjuna itu? "Mereka pasti sudah bergerak mencari empu-ny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 59. Restu Pernikahan Dari Tirta

Setelah pergelangan kaki Naura diobati dan puas bercengkerama dengan yang lain, Arjuna, Naura, dan Helena bergegas untuk kembali ke Indonesia. "Pukul saja wajah tampannya jika dia bersikap tidak sopan padamu di masa depan, nona." William terkekeh saat mengatakan ini di detik perpisahan mereka. Setelah dua hingga tiga kalimat perpisahan hangat lainnya, mereka pun bergegas naik ke pesawat. Meskipun Naura merasa lega karena seluruh masalahnya di negara ini telah berakhir, tetapi ia juga sedih karena harus berpisah dengan penghuni Mansion perdana menteri dan pasangan baru menikah itu. Begitu berhasil tiba di Indonesia dengan selamat, tidak ada percakapan panjang yang bermutu. Mereka semua bergegas menuju kamar masing-masing dan beristirahat. Helena memberikan pelukan hangat bergantian untuk Arjuna dan Naura sebelum melenggang pergi ke kamarnya. Jam telah menunjukkan pukul setengah satu malam, Naura pun tidak banyak melakukan kegiatan lain setelah membersihkan diri dan dengan tenang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 60. Nona, Tirta Menjemput Anda!

Naura membuka matanya, untuk pertama kalinya setelah berhasil mendapatkan kesadaran penuh, ia tersenyum. Kedua matanya melirik ke jari manis miliknya, cincin dengan berlian hijau emerald itu masih terpasang sejak semalam. Naura bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi, namun belum sempat ia masuk suara ketukan pintu yang terburu-buru terdengar. "Tunggu di situ," ucap Naura, kemudian dengan cepat mencuci wajahnya dan baru membuka pintu. "Ada apa?" tanya Naura begitu melihat raut wajah pucat Kate. "Tirta datang menjemput Anda, nona," jawab Kate cepat. Wajah Naura ikut menegang, kemudian kakinya dengan cepat berlari ke arah jendela. Naura memancingkan kedua matanya begitu melihat asisten pribadi Ronald, Leon sedang berbicara dengan Damian dan Arjuna."Nona, apa yang harus kita lakukan?" tanya Kate sambil menyodorkan mantel ke arah Naura. Naura mengambil mantel tersebut dan menggunakannya, kemudian dia melangkah keluar sambil berkata,"Hadapi, apa lagi?"Sementara Arjuna, pria itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status