All Chapters of Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu: Chapter 31 - Chapter 40

51 Chapters

Bab 31. Tentang Arjuna Renjana

"Sudah berapa lama beliau seperti ini?" "Tiga tahun." Saat ini, Naura dan Arjuna berdiri di kamar Nyonya Renjana sebelumnya, ibu kandung Arjuna, Nyonya Helena, yang terbaring dengan berbagai alat yang terpasang di tubuhnya.Helena didiagnosa memiliki penyakit kronis di bagian otak serta jantungnya, sehingga menyebabkan wanita konglomerat itu tidak sadarkan diri selama bertahun-tahun. Tepatnya, setelah kepergian suaminya, ayah Arjuna, entah ke mana."Lalu, di mana keluargamu yang lain?" tanya Naura tanpa berusaha menyembunyikan raut penasaran di wajahnya.Setelah bertekad untuk mengenal pria itu lebih dalam, Naura berjanji untuk lebih sering bertanya.Kini, kedua matanya yang dihiasi bulu mata lentik memperhatikan Arjuna yang masih memandangi ibunya dalam diam."Ayahku sudah lama pergi, kini tersisa ibuku saja." Naura mengangguk mengerti, hatinya diam-diam merasa simpati. Tangan kanan Naura pun bergerak lembut mengelus punggung Arjuna untuk menenangkan pria itu.Namun, tindakan itu
Read more

Bab 32. Hari Pernikahan

"Selamat atas pernikahan kalian, Tuan dan Nyonya Wajendra." Naura tersenyum ke arah Zafir dan Evelyn yang kini berdiri di pelaminan. Raut wajah Naura terlihat senang, seolah tidak pernah memiliki hubungan buruk apapun dengan keduanya. Naura tampak cantik dengan floor length dress-nya yang berwarna biru tua. Sementara kedua pengantin terlihat elegan dalam balutan jas dan gaun putih. Tak jauh dari mereka, seorang wanita tampak kerepotan menimang bayi laki-laki yang telah berumur enam bulan, Zevan. Bayi itu terlihat aktif melihat ke langit-langit gedung yang dilapisi kristal-kristal putih. Keberadaan Zevanmembuat Naura salah fokus, karena ternyata butuh waktu lama bagi Zafir untuk resmi menikahi Evelyn. Apa pria itu sengaja menunggu baby blues istrinya mereda?"Anda tidak kemari dengan tuan Renjana?" tanya Evelyn. Suara Evelyn membuat Naura memalingkan wajahnya dari Zevan dan kembali menghadap Evelyn.Wanita itu terlihat sangat bangga dengan mahkota pengantinnya yang bersinar sehi
Read more

Bab 33. Kaki yang Lecet

"Mengapa kamu tidak pernah bercerita kalau kamu juga diundang ke acara pernikahan Zafir dan Evelyn? Lalu, apa-apaan pengumumanmu tadi?!”Naura berkata dengan ekspresi terkejut. Sebab, sama seperti para tamu yang lain, dia juga sama sekali tidak menyangka kalau Arjuna akan mengklaimnya di depan umum seperti itu!Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Arjuna dan seperti biasa pria itu selalu menampilkan sosok acuh tak acuh. "Kamu juga tidak pernah bercerita," balas Arjuna.Naura menghela napas tipis, tidak ada yang salah dari kalimat pria itu. Mereka berdua memang sama-sama tidak tahu. “Mengklaim kamu sebagai bagian dariku akan membuatmu aman, karena kamu tidak akan dirundung di depan publik seperti itu lagi.’ lanjut Arjuna sambil membelokkan setirnya ke kiri."Mau makan siang?" tawar Arjuna sambil melirik Naura. “Namun, aku tak ingin menyeretmu dan keluargamu ke dalam masalahku di masa depan, Arjuna. Sebaiknya, kita tidak perlu berbuat sejauh ini.” Naura berkata tanpa mempedul
Read more

Bab 34. Kembali Ke Kalimantan

Hari di mana mereka mendatangi rapat resmi tambang batubara Kalimantan tiba. Sejak kedatangannya di bandara, semua terasa begitu mirip seperti kunjungannya beberapa bulan lalu. Kamera flash masih ada dan kejaran wartawan juga masih sama.Namun, yang membedakan adalah Naura tak perlu lagi bersikap mesra dengan Zafir dan memasang topeng profesional. Sebab, ia kembali mendatangi tempat ini, tapi dengan status dan pria yang berbeda. Sebagian besar karyawan masih menatapnya seolah tak percaya. Sebab, kini dia menjadi kekasih Arjuna dan bercerai dengan Zafir. Hal serupa juga terjadi pada Zafir dan Evelyn. Kukungan wartawan ke pasangan itu bahkan lebih banyak daripada kepadanya dan Arjuna.Sambil terus mencoba acuh, Naura berjalan berdampingan dengan Arjuna menuju ruang rapat dengan senyum yang mengembang.Mereka disambut hangat oleh para pejabat dan karyawan tinggi. Semua orang tersenyum padanya, kecuali Evelyn dan Zafir. Dua pasangan itu hanya memasang wajah datar dan sesekali terseny
Read more

Bab 35. Bagaimana Caranya Kamu Bertahan, Naura?

Sesudah rapat, Naura berdiri di rooftop gedung seorang diri karena tugasnya sebagai pendamping Arjuna telah selesai. Sedangkan Arjuna, pria itu masih memiliki urusan lain bersama dengan jajaran petinggi dan Zafir untuk membahas pengadaan alat berat baru.Dengan kopi di tangan, Naura memandang jauh ke arah hutan dan arena proyek. Tiba-tiba, di tengah ketenangannya, pintu lift di belakangnya terbuka.TING!Namun, Naura sama sekali tak menoleh, karena dari langkah kakinya saja dia sudah tahu siapa yang berkunjung, Evelyn. "Jika kamu ingin bersandiwara seperti yang kamu lakukan di tepi danau Amsterdam, sebaiknya urungkan hal tersebut, Evelyn. Sebab, sekarang aku tidak akan segan untuk benar-benar mendorongmu." Naura masih tidak menoleh sedikit pun, tapi pandangan matanya mendingin tajam ke arah hamparan hutan yang teletak jauh dari hadapannya. "Aku kemari bukan untuk mencari keributan.” perkataan Evelyn membuat Naura mengerutkan kening dengan posisi masih bergeming.Naura lalu menegak
Read more

Bab 36. Pertama Kali

Naura melangkah masuk ke dalam kamarnya dan pandangan matanya berubah menjadi waspada. Sebab, beberapa barangnya mengalami perubahan tempat. Sambil meraih magic stick yang selalu ia bawa ke mana-mana setelah bercerai, Naura berjalan mengendap menuju balkon. Terdapat sebuah siluet di sana.Saat kakinya sampai di ambang pintu balkon, keberadaan seseorang membuatnya menghembuskan napas lega.Di sana, Arjuna berdiri di balkon kamarnya sambil memasukkan tangan ke dalam saku. Tampak samping pria itu sangat mempesona, dengan bibir tipis yang merah dan rahang tegas.Naura terpesona. Apalagi saat melihat angin lembut menerbangkan anak-anak rambut pria itu yang mulai memanjang.Tak lama pria itu menoleh dan kedua mata mereka bertemu."Dari mana saja?"Suara Arjuna menarik Naura kembali dari lamunan dan langsung memijat dadanya yang berdegup lebih kencang. "Rooftop. Di sana aku tak sengaja bertemu dengan orang yang tidak aku sukai." Mendengar itu, Arjuna tersenyum tipis dan tiba-tiba merentan
Read more

Bab 37. Apa yang Kamu Lakukan Pada Putraku!

Begitu Arjuna pergi dari ruangannya, Naura dengan cepat mempersiapkan dirinya untuk tidur. Ternyata, benar yang dikatakan oleh Arjuna, apa yang terjadi di antara mereka itu sangat berbahaya!Naura bahkan sampai melupakan percakapannya dengan Evelyn tadi dan terus mengingat bagaimana lembutnya bibir pria itu mendominasi miliknya.Hangat dan basah. Benar-benar tidak waras. Naura mengeluh dengan wajah memerah dan bersiap untuk menutup pintu balkon. Namun, saat pintu hendak tertutup sepenuhnya, Naura dapat mendengar suara tawa bayi yang sedemikian keras. Keningnya terlipat karena hanya ada satu anak kecil di sini, Zevan. Kakinya melangkah menuju bibir balkon dan Naura menoleh ke sana dan kemari untuk mencari asal suara tersebut. Ketika sedikit memaksa tubuhnya untuk melihat ke bawah lebih banyak, kedua mata Naura terbelalak saat mendapati Zevan yang sudah merangkak hingga ke pembatas balkon. Anak itu tanpa pengawasan dan berada di balkon tanpa pengamanan sendirian!"Evelyn! Evelyn!
Read more

Bab 38. Batalnya Kerja Sama

Naura membeku di posisinya dan otaknya blank. Apa dia baru saja menerima tamparan keras dari Evelyn setelah menolong Zevan? Pikiran Naura membeku, karena dia yang belum sepenuhnya pulih dari rasa syok harus menghadapi tamparan Evelyn dan tuduhan yang tak masuk akal.Zafir yang baru keluar dari kamar menahan napas karena sangat terkejut melihat hal ini. Situasi di depannya benar-benar kacau.Setelah mendapat kesadarannya kembali, pandangan mata Naura mendingin dan wanita itu segera menatap datar Evelyn. Suara tamparan yang kencang dan pintu ruangan yang terbuka membuat beberapa orang menatap ke arah mereka dengan tatapan ingin tahu. Namun, tiba-tiba kerumunan itu memecah dan Arjuna muncul dari sana. Pria itu menatap ke arah mereka dengan alis berkerut, seolah bertanya apa yang terjadi.Namun, tatapan Arjuna langsung berubah saat melihat Naura berdiri di hadapan Evelyn sambil memegangi pipinya yang memerah.“Naura, kamu baik baik saja?”Keberadaan Arjuna membuat Naura merasa lega, ka
Read more

Bab 39. Tanggung Sendiri Resikonya

"Kita kembali ke Jakarta sekarang."Satu kalimat Arjuna membuat seluruh karyawan kelimpungan, termasuk Damian. Pria itu terpaksa bangun dari tidurnya untuk mempersiapkan penerbangan Arjuna yang mendadak.Kate juga menjadi salah satu yang langsung sibuk ke sana ke mari untuk mengurus barang-barang Naura. Setelah dirasa selesai, persiapan singkat itu diakhiri dengan langkah Naura yang tegas ke luar dari kamar.Namun, di luar dugaan siapa pun, Zafir sudah berdiri di depan kamar menunggunya."Naura," bisik Zafir berbisik begitu melihat sosok mantan istrinya itu melangkah keluar sambil menyeret koper."Zafir.” Naura terkesiap. “Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanpa menjawab apa-apa, Zafir dengan cepat merangsek masuk ke dalam kamar dan meletakkan kedua tangannya di bahu Naura.Hal ini memancing perhatian Kate dan membuat wanita itu menatap Zafir dengan tatapan tak suka. Namun, saat dia hendak maju untuk membantu Naura, tangan atasannya itu telah lebih dulu memberikan kode bahwa ia baik-b
Read more

Bab 40. Nyaman di Pelukan Arjuna

Berbanding terbalik dengan suasana kacau Zafir dan Evelyn, pasangan Arjuna dan Naura merasa sangat damai.Mereka duduk berhadapan dengan Arjuna yang sibuk mengompres pipi kiri Naura yang terlihat memerah."Aku baik-baik saja, Arjuna," ucap Naura untuk menenangkan pria itu. Pasalnya, Arjuna terlihat sangat khawatir sekarang. Kemerahan di pipinya tidak begitu mengkhawatirkan, tetapi Arjuna harus membentak Damian tiga kali hanya karena pria itu terlambat menyiapkan kompres es batu untuknya."Jika dibiarkan akan membengkak," balas Arjuna bebal dan masih mengompres pipi Naura. Tampaknya, dia sedang dalam mode tidak mau mendengarkan kalimat siapapun saat ini.Naura tidak punya pilihan lain selain menurut. Tanpa sadar pandangan matanya mulai semakin lembut pada Arjuna dan menatap wajah pria itu dengan detail. Terutama jakunnya yang naik turun dan pandangan mata pria itu yang menajam.Arjuna tampak seksi sekaligus lembut dalam satu waktu."Apa dia menyentuhmu lagi selain ini?" Pertanyaan A
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status