All Chapters of Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu: Chapter 121 - Chapter 130

150 Chapters

Bab 121. Teguran Untuk Tuan Arjuna, Menikah!

Arjuna tidak memiliki kegiatan penting apa pun yang mengharuskan ia keluar Mansion. Pria itu hanya berkutat di ruang kerjanya sambil sesekali menggeser kursor laptop. "Sudah semua?" tanya Arjuna, melirik Damian yang terlihat suntuk di depan komputer kerjanya. Damian mengangguk singkat. "Ya, sudah. Semua laporan bulan ini baik-baik saja, bahkan melebihi target."Arjuna balas mengangguk puas, lalu berdiri dari kursinya. "Kunci mobil?"Damian menaikkan alis kirinya sekilas, lalu meraih kunci mobil yang ada di atas mejanya untuk ia lempar ke arah Arjuna. "Menjemput nyonya Tirta?" tanya Damian. Arjuna mengangguk, setelah itu melangkah keluar ruang kerjanya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Helena yang sedang sibuk bercengkerama dengan pegawai toko perhiasan langganan wanita itu di ruang tamu. "Kamu mau menjemput Naura?" tanya Helena begitu melihat putranya. "Iya," jawab Arjuna, lalu melangkah mendekati ibunya. Berbagai macam bentuk perhiasan dipamerkan di atas meja. Perak, emas,
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 122. Ayo Cepat Menikah

Naura mampir ke salah satu restoran bintang lima di kawasan Jakarta Pusat. Mereka duduk di meja VIP, para pelayan sibuk mondar-mandir menyiapkan segalanya untuk membuat konglomerat besar dunia itu merasa nyaman. "Sepertinya karena kedatanganmu mereka jadi bekerja jauh lebih keras," ucap Naura sambil memandang Arjuna yang duduk di hadapannya. Arjuna masih menatap ke arah menu. "Benarkah?" Naura mengangguk sambil tertawa tipis. "Iya, mereka terlihat ketaku--" "Bagaimana jika kita menikah bulan depan?" Potong Arjuna tiba-tiba saat mengangkat pandangannya dari buku menu. Naura menaikkan alis kirinya sekilas, terkejut. "Apa? Maksudku-- tentu saja tidak masalah, tetapi kenapa tiba-tiba?" Arjuna menutup buku menu acuh. "Tidak ada lagi urusan yang membuat rencana itu terhambat, bukan? Apa kamu memiliki keluhan lain?" Naura menggeleng. "Tidak ada, bagaimana dengan tanggapan ibumu?" Arjuna mengerutkan keningnya tipis. "Justru ibu orang pertama yang akan berteriak cepat meni
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 123. Pertemuan Wajendra dan Homas

Keesokan harinya saat matahari belum sempurna bertengger di langit, kediaman Wajendra telah sibuk lebih dulu. Mereka membantu Zafir dan Evelyn bersiap untuk menghadiri acara pertemuan penting antara Wajendra dan Homas. Setelah menerima berbagai macam email laporan ganjil dan pertentangan dari Homas, Zafir pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan. Evelyn duduk di meja riasnya, dua pelayan di sisinya sibuk membantunya bersiap. "Nyonya, softlens cokelat yang biasa Anda pakai sepertinya sudah tidak terlalu layak digunakan lagi," ucap Mona saat membuka tutup kontak lensa Evelyn Evelyn mengerutkan keningnya, bola mata hitam pekat miliknya melirik Mona datar. "Gunakan yang lain."Mona menghela napas tipis. "Tetapi... Anda belum memesan untuk stok--""Gunakan saja itu." Potong Evelyn cepat, membuat Mona dan satu pelayan lainnya sedikit terkejut. "Namun bagaimana jika mata Anda--""Apa aku harus mengulang kalimat, Mona? Gunakan softlens yang tersisa." Potong Evelyn lagi, lalu matanya k
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 124. Sesuai Dengan Apa Yang Ditanam

"Masih tidak ada jawaban apa pun dari pihak Homas, tuan," ujar Stave setelah cukup lama memandangi layar laptop miliknya. Zafir memijit keningnya frustasi, pria itu duduk di meja kerja sambil bersandar lelah. Masalah dengan keluarga Homas semakin memanas, sampai sekarang Zafir masih belum mengerti pemicunya. Zafir sama sekali tidak merasa menjual lahan apa pun menggunkan nama Wajendra, laporan ini dapat dipastikan palsu. Tetapi jika benar Zafir juga tidak bisa menemukan alasan Homas melakukan hal itu. Hubungan kedua keluarga terjalin sangat baik sebelumnya. "Sudah periksa seluruh transaksi atas nama Wajendra?" tanya Zafir dingin pada Stave. Stave mengangguk cepat. "Sudah, tuan. Tidak ada laporan yang menyatakan bahwa kita menjual lahan ataupun menerima bayaran dari transaksi tersebut." Zafir memijit keningnya lagi. "Lalu di mana letak kesalahannya? Homas tidak mungkin salah jika mereka terlihat sangat yakin seperti itu." "Atau mungkin ada bagian dari kita yang di
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 125. Pertunangan Naura dan Arjuna

Hari demi hari berlalu, hingga akhirnya acara pertunangan Naura dan Arjuna digelar. Acara itu dilaksanakan di kediaman sang wanita, yaitu Mansion Tirta. Saat pihak keluarga Arjuna datang, Mela didampingi oleh Kate dan tuan Benjamin menyambut mereka. Beberapa tetua Tirta pun hadir di sana, sementara Naura masih bersembunyi di ruangannya. Tamu-tamu penting telah tiba lebih dulu dan menunggu di aula Mansion. Semuanya mengucapkan selamat saat sosok Arjuna muncul, suasana terlihat sangat meriah. Setelah rangkaian acara pembuka berhasil dilaksanakan, kini giliran Naura yang muncul ke permukaan. Pintu aula dibuka, semua orang memperhatikan Naura yang melangkah masuk seorang diri. Naura tersenyum sempurna, matanya jatuh pada Arjuna yang seolah terpaku menatapnya. Wanita itu mengenakan dress berwarna perak, rambutnya disanggul modern anggun. Mereka sengaja tidak mengizinkan media manapun masuk dan meliput acara, tamu undangan hari ini benar-benar hanya rekan bisnis, sahabat, dan kelu
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 126. Adik Evelyn?

Bukan Mansion Tirta, Renjana, ataupun Wajendra, suasana dingin menyelimuti Mansion keluarga Homas. Keluarga pilar negara keempat itu tengah berdiskusi panas di ruang kerja utama sang tuan besar. Broto Homas, tuan besar keluarga Homas itu melirik menantunya dingin. "Bagaimana hasilnya?" Felizia menggeleng pelan. "Tidak ada itikad baik apapun dari Wajendra. Mereka menolak mengaku."Mata dingin Broto Homas pun bergeser ke putra sulungnya, Danar Homas. "Jadi benar Zafir Wajendra lebih memilih melindungi istrinya daripada perdamaian dua keluarga?"Danar mengangguk. "Iya, ayah. Pertemuan sebelumnya juga menjadi runyam karena sikap bodoh istrinya, perilakunya jauh dari kata pantas untuk berada di posisi itu.""Asal usulnya tidak jelas, Zafir telah melakukan kesalahan besar karena menceraikan Naura," balas Felizia, dia sedikit terbawa emosi setiap kali membahas ini. "Kejadian di rapat kemarin kamu yang menyulut lebih dulu, benar?" tanya Broto Homas langsung, membuat Felizia tersenyum tip
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 127. Bahagia Seperti Ini

"Maaf, kamu menunggu lama?" tanya Naura begitu ia memasuki mobil Arjuna. Arjuna menggeleng pelan. "Tidak."Langit telah menguning sekarang, pria itu kembali menjemput Naura seperti biasa. "Bagaimana dengan gedungnya?" tanya Naura, membahas progres persiapan mereka menjelang pernikahan. "Sampoerna Strategic Square, gedung itu cukup untuk menampung seribu undangan," jawab Arjuna, matanya masih fokus menyetir. Naura mengangguk mengerti, dia tahu gedung itu. Sampoerna Strategic Square adalah salah satu gedung pernikahan termahal di Jakarta. "Apa ibumu ada saran tambahan untuk acara nanti?" Kini giliran Arjuna yang bertanya. Naura menggeleng. "Tidak ada, bagaimana dengan ibumu?"Arjuna balas menggeleng juga. "Tidak. Lalu, bagaimana dengan adatnya? Tirta sepertinya memiliki ketentuan tertentu."Naura mengangguk. "Tentu saja, ingin menggunakan adat Jawa keluargaku?"Arjuna menaikkan alis kirinya. "Kenapa tidak?" Naura terkekeh. "Kamu bisa bahasa Jawa?"Arjuna terdiam beberapa detik, d
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 128. Adat Jawa Tirta

Setelah penetapan tanggal pernikahan Naura dan Arjuna sepakat akan dilaksanakan pada akhir tahun nanti, keduanya pun semakin sibuk. Pasalnya tinggal beberapa minggu lagi dan kini mereka harus melaksanakan prosesi adat sebelum menikah dari Tirta. Naura tiba lebih dulu di kampung halamannya, Jawa Tengah. Wanita itu berangkat dengan muatan terpisah dengan Arjuna. Di sana ia melewati berbagai macam prosesi calon mempelai wanita yang siap 'dijemput' oleh calon mempelai pria. Naura harus melewati prosesi luluran, mandi kembang dan sebagainya. Semua itu didampingi oleh Mela, ibunya. "Cantik," ucap Mela saat memandangi putrinya di cermin, bibirnya tersenyum tipis. Naura menyentuh tangan Mela yang berada di atas pundaknya lembut. Naura mengenakan kebaya adat Jawa, rambutnya disanggul dan diberikan hiasan melati serta beberapa perhiasan sederhana berwarna perak. Dia belum bisa dipaes karena belum memasuki acara pernikahan sungguhan. Tujuan dari prosesi adat ini adalah untuk meminta izin
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 129. Weton Naura & Arjuna

Ceklek!Arjuna mengunci pintu kandang ayam besar tempatnya mengumpulkan ayam. Itu ayam terakhir. Napas pria itu sedikit memburu karena terlalu banyak berlari. Tak lama suara tepuk tangan terdengar nyaring dari belakang, membuatnya menoleh dan melihat semua orang tersenyum ke arahnya. "Rezeki tanpa wates," ucap tetua, dibalas anggukan oleh yang lain. Semuanya berdecak kagum melihat Arjuna berhasil mengumpulkan semua ayam yang dilepas. "Anda mengalahkan rekor mendiang tuan Tirta," ujar tetua lagi, kali ini menggunakan bahasa Indonesia. Sepertinya pria itu mulai luluh dengan Arjuna. Arjuna tersenyum tipis. "Terima kasih banyak, tetua.""Kerja bagus, bintang Renjana!" ucap Damian, lalu menepuk pundak sahabatnya. Arjuna tidak menjawab, dia masih tersenyum seperti sebelumnya. Dia sendiri pun merasa puas dengan hasilnya. Tetua kemudian mengajaknya untuk masuk ke dalam kediaman kembali, yang lain pun segera menyusul. Arjuna menaikkan alis kirinya, ruang tamu besar itu sudah disulap m
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 130. Weton Ratu

"Cocok. Kasilipun 26, weton ratu. Piyambakipun sedaya berjodoh."Kalimat singkat dari tetua membuat semua orang bersorak lega. Naura tersenyum mendengar jawaban itu, kemudian dia menoleh ke arah Arjuna yang ternyata telah menatapnya lebih dulu. "Apa arti dari weton ratu, tetua?" tanya Arjuna setelah menarik pandangannya. "Sesuai namanya, pasangan yang mendapatkan weton tersebut akan hidup seperti seorang ratu atau diratukan dengan harta dan hidup harmonis. Pasangan ini juga sudah ditakdirkan untuk berjodoh sehingga disegani dan dihargai oleh masyarakat," jelas sang tetua. Ditakdirkan untuk berjodoh? Itu kalimat yang sangat menghibur Arjuna. Begitu weton dipastikan cocok, tetua kembali membawa mereka ke prosesi terakhir. Arjuna dan Naura dibawa ke makam para tetua dan leluhur Tirta. Mereka duduk bersimpuh di hadapan makam salah satu tetua yang paling disegani, entah generasi keberapa. "Karena makam mendiang ayah nyonya Tirta berada di Jakarta, maka sebagai gantinya kalian diper
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status