All Chapters of Direndahkan Mertua: Chapter 1 - Chapter 5

5 Chapters

bab 1

“Tagihan apa lagi ini?” teriak Yogi.Yogi melempar kertas tagihan yang diterimanya ke hadapan Susi dengan kasar. Bahkan saking kerasnya sampai membuat Susi kaget dan tak habis pikir dengan kebiasaan suaminya yang selalu marah ketika dia minta uang untuk membayar tagihan yang harus dibayarkan.“Itu tagihan Wifi, Mas. Mas sendiri yang kekeh pasang saat itu, ini tagihannya,” jawab Susi.“Kan aku hanya bilang ingin, kenapa langsung ada kertas tagihannya tanpa aku tahu pemakaiannya? Lagian selama ini aku pakai kuota biasa. Kamu yang pakai berarti kamu yang bayar!” Wanita yang sudah dinikahi selama 5 tahun itu hanya bisa menghela nafas panjang, karena uang bulanan yang dia dapatkan selalu memiliki nominal yang sama, bahkan jika ada tagihan dengan nominal lain dan banyak dia harus menambahkan sendiri. "Mas, aku uang dari mana? Tiap hari jatah selalu tombok, bukannya cukup dan bisa nabung, ini malah jadi tombok.”“Ah, nggak usah perhitungan jadi istri. Kita kan belum ada banyak tanggung
Read more

bab 2

Sehari dua hari, bak setahun menunggu malam menjelang. Ada saja yang dilakukan Marni untuk merepotkan Susi. Bahkan, malam saja kadang masih diganggu untuk menemani tidur. Dengan alasan pegal, kadang Susi diminta memijat sampai ketiduran.Pagi ini Yogi pergi lebih awal. Susi yang baru selesai mandi menghela napas panjang saat mendengar suara ibu mertuanya yang memanggil dengan suara keras."Susi!"Dengan langkah pelan, Susi yang sedang di kamar pun Gegas keluar."Apa sih, Bu?""Uang!""Uang? Buat apa?""Nova anaknya sakit, Ibu pinjam buat pegangan di sana.""Ibu mau ke sana?" tanya Susi."Iya sebentar, masa datang hanya merepotkan.""Nggak ada, Bu.""Masa? Kemarin ibu lihat, kamu bawa uang dari pengajian.""Itu uang arisan, besok jatah Susi di rumah ini.""Ya udah, itu aja.""Itu aja apanya?""Pake itu, ntar Ibu bilang ke Yogi buat gantiin. Buruan! Ojek udah nunggu!""Tapi, Bu …""Ish, nanti Ibu ganti!"Terpaksa Susi memberikan uang itu. Tadinya hanya seratus ribu, tapi diminta semua k
Read more

bab 3

Bisnis Yogi memang sangat lumayan beromset. Yogi kini membuat banyak sekali usaha yang masing-masing berada di tempat ramai di sekitar kawasan kota. Hari-hari Yogi selalu sibuk dengan pekerjaan bahkan kadang tidak sampai memperhatikan Apa yang dilakukan oleh sang istri dan ibunya di rumah. Keluhan demi keluhan diabaikan seolah-olah itu adalah hal biasa dan Susi semakin tidak sabar dengan kelakuan mertuanya yang menjadi-jadi."Kayaknya sibuk banget akhir akhir ini nih, Mas. Tambahin uang belanjanya, boleh kan? Ya," ucap Susi dengan senyum lebarnya. Berharap kamu juga baik hati untuk menambahkan uang belanja yang selalu pas pasan."Tambah tambah! Ini bakalan buat beli beli kebutuhan dan modal untuk usaha. Memangnya usaha nggak harus modal apa? Mas ini mau bikin cabang lagi buat di daerah depan kampus sama pasar.""Sedikit ya?""Gak ada!""Ya sudah, izin kan bekerja di luar kalau begitu. Aku benar-benar Butuh tambahan uang, kamu pelitnya nggak ketulungan!" geram Susi."Ngapain? Kamu mau
Read more

bab 4

Pagi itu, Susi bangun dengan kepala berat. Perasaan gelisah sejak malam masih membebani pikirannya. Yogi yang pulang larut, sindiran Marni yang semakin menekan, dan masalah keuangan yang selalu pas-pasan, membuat beban pikirannya semakin bertumpuk. Selain itu, masalah anak yang tak kunjung datang juga terus menghantui pikirannya. "Jangan-jangan suamimu itu sudah mulai bosan sama kamu..." Ucapan Marni semalam terus terngiang di telinganya. Walau Susi tahu bahwa mertuanya kerap bicara sembarangan, kali ini perasaan ragu menghantuinya lebih dalam. Di meja makan, Marni sudah duduk sambil menyesap kopi pagi. Tangannya sibuk membersihkan meja yang sudah jelas-jelas bersih. Entah apa yang membuat Marni melakukan itu, yang jelas semuanya jadi serba salah di matanya. “Anak Ibu nggak bawa bekal lagi ya? Apa kamu nggak sempat masak buat dia?” Marni memulai percakapan tanpa menoleh. Lagi lagi karena bekal masakan. Susi menahan diri agar tidak terpancing. "Nggak keburu, Bu," jawabnya singka
Read more

bab 5

"Yang penting Ibu senang, kamu juga tenang dan gak ada masalah. Pindah kan lebih bagus, siapa tahu ...""Punya anak? Gitu kan yang Mas maksud?"Susi tahu, suaminya juga menginginkan seorang anak tetapi selama ini suaminya jarang sekali mau pergi tentang itu. Tapi setelah mertuanya pindah dan ikut tinggal di sini, suaminya Jadi terlihat aneh dan berbeda."Aku sedang malas berdebat dan aku sedang memikirkan ini biar kamu bisa lebih nyaman jadi istriku. Jadi jangan protes karena semua yang aku lakukan itu demi kebaikan kamu," ucap Yogi seraya pergi meninggalkan kamar. Malam mulai larut, tapi Susi masih terjaga di tempat tidur, menunggu kepulangan Yogi. Sudah berhari-hari suaminya pulang terlambat, bahkan tanpa memberitahu alasan jelas. Meskipun malam ini terjadi keributan tetapi Susi merasa suaminya terlihat aneh. Selalu saja ada alasan pekerjaan, tetapi Susi merasa ada sesuatu yang salah. Selalu ada bahan keributan dan membuat dia tidak tenang jika suaminya pergi. Ketika Yogi akhirnya
Read more
DMCA.com Protection Status