All Chapters of Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara: Chapter 11 - Chapter 20

193 Chapters

Bab 11. Kamu melayani Ayahnya?

Tanpa mengatakan sepatah kata, Damian mengeluarkan dompetnya. mengeluarkan sebuah kartu tipis berwarna hitam lalu menyodorkannya kepada Savanah."Ini seharusnya cukup," ucapnya singkat.Bapak kost segera meraih kartu tipis itu, "wah, kau dapat pacar kaya! Ini kartu platinum!"Savanah menoleh cepat, matanya melebar. "Damian, kamu nggak perlu...""Berisik!" potong Damian, suaranya tetap tenang namun tegas. "Temui Ayah dan lakukan tugasmu besok!"Usai mengatakan demikian, Damian menekan laju gas motornya dan pergi meninggalkan rumah tersebut."Ayahnya? Kamu melayani Ayahnya?"Savanah memalingkan wajah lalu melangkah menuju ke kantor di mana perlu dilakukan pengesekkan kartu, "cepat proses. Aku sudah lelah sekali dan jangan tanya apa pun!"Sementara Damian melajukan motornya bukan menuju ke rumah, melainkan kembali ke bar Salvastone. Pria itu ingin membuktikan sesuatu.Sesampainya di depan gedung bar Salvastone yang penuh dengan lampu warna-warni. Damian masuk dengan wajah yang datar.Aura
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Bab 12. Aku membutuhkanmu!

“Kamu mencariku?” Suara Keisha terdengar merdu. Wanita itu  muncul dari belakang kerumunan pegawai wanita yang melihat kejadian di dalam ruangan kerja.“Keisha, ikut aku!” perintah Damian sambil menarik Keisha tetapi Keisha menolak dengan halus, “tunggu, Damian, Aku tidak bisa. Hari ini aku harus bekerja atau aku bisa dipecat!”Damian terdiam di tempatnya dan menatap tajam ke arah Keisha. “Damian, aku…”Tanpa banyak bicara, Damian kembali menarik Keisha dan saat ini, wanita itu tidak berdaya untuk menolak sama sekali.Dengan patuh, Keisha mengikuti Damian menuju ke parkiran motor dan pada saat Damian menyodorkan helmnya, wanita itu juga patuh. Antara takut dan juga canggung, di duduk di belakang Damian.
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 13. Diusir seperti gelandangan

“Yo yo yo, lihat siapa yang berteriak dengan lantang di sini dan tidak menjaga sikapnya, apakah mereka datang untuk meminta sedekah?” Suara dari bibinya, Angeli Brown terdengar menyakitkan di telinga mereka. Wanita berpenampilan elegan itu melangkah dari dalam rumah ke luar halaman dengan sebuah payung yang dipegang oleh seorang pelayan kecil di sampingnya.“Angeli, panggil suamimu. Kita harus membahas kepemilikan rumah ini!” imbuh Suzie Brown dengan nada tinggi. Mereka mulai kepanasan karena terik matahari berada tepat di atas mereka. “Oh, rupanya Iparku yang tersayang sudah keluar dari penjara? Untuk apa? Aku percaya izinmu hanya sementara bukan? Aahh, aku tahu, untuk menghadiri pernikahan putrimu yang katanya sudah dijual kepada Taipan kaya.”“A-apa?!” Suzie B
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 14. Demam semakin tinggi

"Baik, Bu.""Pak, tolong antar kami ke kost saya saja," perintah Savanah sesaat kemudian. Mobil dilajukan menuju ke kos-kosan Savanah. Pada saat sampai di depan gerbang kost, Bapak Pemilik kost menatap mereka dengan pandangan curiga."Ini siapa dan mengapa kalian basah seperti ini? Aku baru siap mengepel ruangan!"Dengan ketus, Savanah segera memberikan uang berwarna merah sebanyak dua lembar kepada pria gempal itu sehingga pria juga langsung diam.Sampai di dalam kamar kostnya, Savanah segera memberikan handuk kepada sang ibu dan juga baju ganti. "Bu, gantilah pakaian. Aku akan merebus air untuk mandi Ibu," ucap Savanah sambil lalu dan mulai sibuk memasak air.Melihat Savanah yang sibuk lalu lalang, Suzie membuka pembicaraan, "bagaimana Ibu bisa keluar? Apakah ini hanya izin sementara untuk mengikuti pernikahanmu dengan Taipan Kaya seperti yang dikatakan Paman tadi?"Pertanyaan dari sang ibu membuat Savanah menghentikan gerakannya. "Bu, aku... maafkan aku. Anakmu sungguh tidak berb
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 15. Mencoba gaun pengantin sendiri

"Ibu... Ibu!" Savanah mengguncang pelan tubuh sang ibu, tapi ibunya tidak merespons. Rasa takut mendesak di dadanya. Ia tidak bisa lagi menunggu; kondisi ibunya benar-benar memburuk. Tangannya gemetar saat ia mencoba membangunkan sang ibu lagi, namun kali ini lebih kuat."Bu, bangun! Tolong bangun!" panggilnya dengan suara bergetar. Namun tetap tidak ada respon.Savanah segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor darurat. Tangannya gemetar saat ia menjelaskan keadaan ibunya kepada operator, berusaha menahan tangis yang mulai membuncah. Ia merasa tak berdaya melihat ibunya dalam keadaan seperti ini. Semua terasa seperti mimpi buruk yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi.Beberapa menit kemudian, terdengar suara sirine ambulans mendekat. Savanah membuka pintu kamar kostnya, matanya basah oleh air mata yang t
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 16. Tertipu Pinjol

Savanah terkejut mendengar suara dari seberang yang terdengar dingin dan menuduh. Dengan tergesa-gesa, ia menurunkan ponselnya, membuka aplikasi bank, dan mulai mencari bukti transfer yang pernah ia lakukan. Setelah beberapa saat, ia menemukannya. Dengan napas yang sedikit lega, Savanah segera mengirimkan bukti transfer tersebut melalui pesan singkat.Tak lama kemudian, pihak pinjol menghubungi kembali dan suara dari seberang kembali terdengar, kali ini lebih tajam, “Itu transfer ke rekening pribadi yang tidak kami kenal. Sepertinya ini hanya akal-akalan Anda saja. Kami akan melanjutkan proses penagihan.”Savanah tertegun. Jantungnya berdegup kencang. "Apa maksud kalian? Itu bukti transfer yang sah!" serunya, merasa panik. Namun, suara dari seberang terdengar tak terpengaruh. "Kami akan memberi And
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 17. Terjatuh

Savanah berdiri sejenak, merasa seolah hidupnya sedang bergerak di antara dua realitas—satu di mana ia harus menghadapi masalah besar yang terus-menerus, dan satu lagi di mana satu kartu bisa menyelesaikan semuanya dalam sekejap. Bagaimana bila dia menjadi Nyonya Muda di keluarga Taipan Kaya itu? Maka uang dan biaya pengobatan sang ibu tidak akan menjadi masalah besar lagi dan dia tidak perlu menghadapi pekerjaan membersihkan kamar mandi bar yang penuh dengan muntahan dari pengunjung yang mabuk setiap hari.Namun, apa yang harus dia hadapi bila Damian mengetahui bahwa dirinya tidak suci lagi? Apakah ini yang dimaksud oleh Damian mengenai menjaga batas?Tidak hentinya Savanah berperang dengan bathinnya sendiri sampai sang ibu terbangun dan memanggilnya beberapa kali.
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 18. Luka bakar

Ada pesan singkat dari pelayan butik yang masuk ke ponsel Damian dan  memberitahukan bahwa Savanah baru saja terjatuh.Jantung Damian berdetak cepat. Tanpa berpikir panjang, Damian meraih helm yang tergantung di samping meja dan bergegas menuju sepeda motornya yang terparkir di luar. Kantornya tidak jauh dari butik tersebut, jadi dia bisa sampai ke sana dengan cepat.Hanya lima menit dan pria itu sudah berada di hadapan Savanah yang terpaku melihat pria tinggi dengan jaket kulit sedang berdiri di hadapannya."Kamu ceroboh!" ucapnya dengan ketus lalu berjongkok di depan Savanah. Dengan tegas, Damian mengambil alih tindakan medis dengan memberikan obat urut ke mata kaki Savanah yang terlihat memerah dan siku tangannya yang lecet.Savanah merasa heran dengan keberadaan
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 19. Kapan kita bertunangan?

Sementara Damian menatap Savanah di balik helmet yang susah dibuka oleh wanita itu seperti semalam."Kemari," ucapnya lalu membantu Savanah melepaskan helmetnya."Terima kasih." Savanah tidak berani berkata banyak, wanita itu hanya membungkukkan tubuhnya lalu memutar tubuh dan hendak masuk ke dalam bar. Sementara Damian mencari tempat untuk parkir motornya, dia hendak mencari Keisha.Tak lama kemudian, kata-kata dari pelayan yang bergosip sampai ke telinga Keisha yang sedang duduk di sudut bar bersama beberapa kolega. Wajahnya seketika memerah karena marah saat mendengar kabar bahwa Savanah datang dengan Damian. Ia merasa dipermalukan di depan banyak orang, dan tatapan mereka yang penuh penasaran semakin membuatnya panas hati.
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 20. Perkenalan singkat

Damian mendengus dan menyodorkan helmet kepada Keisha, "alasan saya tidak pernah memiliki kekasih adalah karena sifat wanita yang sangat ingin mendominasi dengan tuntutan membingungkan.""Karena saya sudah terlibat denganmu, maka saya katakan akan bertanggungjawab. Namun, bukan berarti saya akan berada di bawah kendalimu," lanjut Damian dengan wajah datar.Kata-kata itu terasa tajam, dan Keisha kehilangan kata-kata balasan yang setimpal. Dengan patuh, ia menerima helmet dari tangan Damian, lalu duduk di belakangnya di atas motor.Suasana canggung menyelimuti mereka, dan tak satu pun dari keduanya berbicara lebih jauh."Saya akan mengantarmu pulang," Damian berkata datar, memasang helmnya. "Dan saya berharap kejadian ini tidak terulang lagi."Keheningan menyertai perjalanan mereka, hanya suara deru mesin motor yang terdengar di antara mereka. Keisha duduk dengan tenang di belakang Damian, memegang erat bagian belakang kursi motor, tapi pikirannya be
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status