"Dengan memiliki Cupu Manik itu, seorang pendekar bisa mengetahui tempat pusaka-pusaka terlarang yang disembunyikan para Dewa, Jalu," ucap cemas Eyang Dewanatha."Bukankah setiap pengambilan pusaka terlarang, pasti akan dikenai kutukkan oleh para Dewa, Eyang?" ucap Jalu, yang sedikit mengerti atas konsekuensi pengambilan pusaka terlarang. "Jalu, apakah kamu pikir orang seperti Eyang Balatapa itu takut dengan kutukan? Orang seperti dia bahkan berani menantang murka para Dewa!" seru geram Eyang Dewanatha."Lantas apa yang harus kita lakukan Eyang?" tanya Jalu, walaupun sebenarnya dia tahu arah pembicaraan sepuh itu. "Jalu, Eyang merasa yakin saat ini selain Eyang sepuh Waranaya, hanya kamu yang bisa menandingi tokoh sesat itu," ucap Eyang Dewanatha."Baiklah Eyang. Setelah mengunjungi istana Kashimpa nanti, Jalu akan coba menengok ke lembah Citangkar. Mudah-mudahan Jalu bisa merebut kembali Cupu Manik itu, dan menyerahkannya kembali pada Eyang," ucap Jalu tenang."Ahh! Terimakasih Jal
Baca selengkapnya