Semua Bab Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Bab 151 - Bab 160

182 Bab

Suasana Memanas

Eve menatap Kaivan yang sedang menuntut jawaban darinya. Pria itu menatapnya begitu dalam, sampai-sampai Eve menahan napas karena begitu tegang. Belum lagi jarak wajah mereka semakin dekat, seolah Kaivan sedang mencoba mengikis jarak di antara mereka.“Aku sedang mencoba,” ucap Eve setelah mendapat tatapan intimidasi dari Kaivan.“Mencoba apa?” tanya Kaivan menuntut penjelasan sejelas-jelasnya.Eve mengulum bibir, lalu menjawab, “Mencoba menerima Anda. Kai tidak bisa lepas dari ayah biologisnya, jadi aku akan mencoba menerima Anda.”Kaivan terhenyak. Bukankah ini yang dia inginkan, tapi kenapa Kaivan begitu terkejut.“Kamu memberiku kesempatan?” tanya Kaivan memastikan.“Ya, jika Anda menginginkan itu,” jawab Eve dengan sikap tenang.“Bisa memanggilku dengan sebutan ‘kamu’ saja?” tanya Kaivan menuntut.Eve mengulum bibir, lalu menjawab, “Akan aku coba.”Senyum tipis terbit di wajah Kaivan. Dia melepas Eve dan sedikit memberikan jarak di antara mereka.“Jadi, bagaimana kesimpulannya?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bisa-bisa Baku Hantam

Kaivan mengepalkan telapak tangan dengan erat mendengar ucapan Brian, sampai secara impulsif meraih kerah jaket yang dikenakan Brian, lalu menarik pria itu ke arahnya sambil mencengkram erat. Keduanya saling tatap, bersitegang.“Sebaiknya kamu tidak bicara seolah kamu tahu segalanya,” balas Kaivan, kali ini benar-benar tidak bisa hanya diam.Brian hanya menatap dengan senyum samar di wajah.Saat Kaivan masih mencengkram jaket Brian, Eve keluar dari dapur dan sangat terkejut dengan yang dilakukan oleh Kaivan.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Eve sambil berjalan menghampiri.Kaivan dan Brian menoleh bersamaan. Kaivan langsung melepas cengkraman, tapi terlihat jelas ekspresi kesal di wajahnya.Brian mengalihkan pandangan dari Eve yang terlihat kesal.Eve menatap bergantian dua pria itu. Dia bingung, kenapa mereka malah bersitegang.“Apa kalian tidak bisa menjaga sikap? Ada Kai di sini, kalian mau dia melihat kekerasan?” tanya Eve sambil menatap Brian dan Kaivan secara bergantian.Kaivan ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Terpana

Kaivan berada di kafe sampai Brian pergi untuk mencari hotel. Dia juga mengantar Eve ke apartemen dan memastikannya tidak bertemu Brian lagi.“Kembalilah ke perusahaan, aku akan segera masuk,” ucap Eve sambil melepas seatbelt.“Besok Ibu mau datang ke acara kafemu,” ujar Kaivan.Eve langsung melotot. Dia menoleh pada Kaivan yang baru saja selesai bicara.“Kamu memberitahunya?” tanya Eve dengan ekspresi wajah panik.“Tidak memberitahunya pun, dia akan mencari tahu sendiri,” jawab Kaivan sambil menoleh santai pada Eve.Eve mendadak bingung.“Dia sudah tahu soal Kai?” tanya Eve pada akhirnya.“Sudah, bahkan sejak lama. Dia sangat senang ketika bertemu Kai pertama kali. Kamu tahu jelas alasannya, ibuku sejak awal memang menyukaimu,” ujar Kaivan panjang lebar menjawab pertanyaan Eve.Eve menoleh pada Kai yang tertidur di belakang, lalu menatap Kaivan lagi.“Apa yang kamu cemaskan?” tanya Kaivan saat melihat ekspresi panik di wajah Eve.“Tidak ada, hanya saja rasanya masih aneh,” jawab Eve.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Upah Mencari Pelanggan

Hari itu pembukaan kafe Eve diadakan. Eve sudah di kafe bersama Bram dan Alana yang menyempatkan libur demi membantu Eve.“Padahal kalian tidak perlu membantu, aku yakin tidak akan langsung ramai juga. Ini juga hanya perkenalan menu di kafe,” ucap Eve merasa tak ingin merepotkan kedua kakaknya.“Ini usahamu, kami harus mendukung. Meski tidak bisa memberi modal, tapi kami bisa memberikan tenaga kami,” balas Alana.Eve terharu. Sejak dia pulang, Alana memang berubah sangat baik padanya.Saat mereka melakukan persiapan sebelum opening, Kaivan datang bersama Maria. Wanita itu bahkan membawa buket bunga dan hadiah untuk Eve.“Eve.” Kaivan memanggil Eve yang sedang sibuk.Eve menoleh. Dia terkejut karena Kaivan benar-benar datang membawa Maria. Dia tersenyum canggung, lantas menghampiri Kaivan dan Maria.“Selamat atas pembukaan kafenya, ya.” Maria memberikan buket yang dibawanya pada Eve.“Terima kasih, Bibi.” Eve merasa begitu sungkan.Mendengar Eve memanggilnya dengan sebutan bibi, Maria
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Dapat Pelanggan

Di perusahaan Kaivan. Para staff terlihat membuka group chat khusus karyawan saat melihat notifikasi pesan masuk di jam kerja. Mereka bingung, kenapa ada yang mengirim brosur dan pesan di jam kerja, sampai mereka menyadari siapa yang mengirim.[Pak Kaivan bilang, kalian harus makan di sana. Kantin diliburkan, bagi yang makan di sana, akan dapat bonus tambahan dari Pak Kaivan. Silakan dilist yang mau.]Kaivan menyuruh Hendry mengirimkan brosur ke group chat karyawan sambil memberikan iming-iming bonus. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kafe Eve pada semua staff, atau sebenarnya karena Kaivan memiliki maksud tersendiri?Membaca ada bonus tambahan. Para staff mulai bergantian mengisi list nama yang mau makan di kafe siang nanti. Mereka juga sudah diberitahu untuk tak menyebar informasi soal bonus itu.Hendry memantau group chat. Dia senang melihat antusias para staff. Hendry segera melaporkannya pada Kaivan[Tugas selesai dilaksanakan, Pak. Tunggu saja di jam istirahat.]Di tempat K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Berjalan Lancar

Saat siang hari, beberapa pengunjung mulai berdatangan setelah melihat promo menarik di kafe. Eve terlihat senang karena ada yang mampir untuk mencoba makanan dan minuman di kafe miliknya.Ketika jam makan siang tiba, Eve melihat beberapa karyawan berdatangan ke sana. Sudah bisa ditebak, jika mereka adalah staff perusahaan Kaivan.“Mereka benar-benar datang,” ucap Eve sambil menatap pada Kaivan.Kaivan mengedikkan kedua bahu sambil tersenyum.Tanpa sadar, Eve tersenyum lalu segera membantu karyawannya melayani tamu yang datang.“Ternyata kafe ini milikmu. Tidak sabar mencicipi menu di sini,” ucap salah satu staff yang mengenal Eve.“Bantu beri ulasan jika kalian suka, ya.” Eve bicara dengan sopan dan ramah.“Tentu saja, kamu jangan cemas.”Eve senang. Hingga dia melihat Dania datang dan langsung memeluknya.“Akhirnya kamu buka juga, aku tidak sabar makan di sini. Mulai hari ini, aku akan makan siang di sini. Kalau perlu makan malam pun di sini.” Dania bicara dengan penuh semangat untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Jangan Kecewa

Kaivan langsung menatap tak senang saat melihat siapa yang datang. Bahkan Brian yang sejak tadi ada di belakang meja bartender, kini mendekat ke arah Eve.“Ternyata kalian berkumpul di sini,” ucap Damian sambil menatap satu persatu orang yang masih di kafe. “Bahkan adik kesayanganku ada di sini, kamu tidak mengajakku?” Damian menatap pada Dania yang juga terkejut karena kedatangan Damian.Eve terkejut mendengar Damian menyebut Dania adik. Membuatnya langsung menoleh Kaivan karena jika Dania adik Damian, sudah pasti sepupu Kaivan juga.Kaivan diam menatap tajam pada Damian. Urusan Brian belum selesai, kenapa muncul Damian.Brian berjalan di dekat Eve, tentu saja dia tak senang melihat kedatangan Damian karena sejak Eve hamil sampai melahirkan, Damian terus membayangi Eve.“Kenapa? Kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku datang ke sini karena ingin memberi selamat atas pembukaan kafe Eve. Lihat, aku pesan karangan bunga.” Damian menunjuk ke luar, memperlihatkan karangan bunga selamat un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Niat Lain?

Dania mengajak Damian bicara di luar. Dia tahu Damian masih ingin mengejar Eve, sehingga Dania berusaha untuk menyadarkan kakaknya itu.“Mau bicara apa?” tanya Damian sambil menatap malas pada Dania.“Eve sudah bersama Kaivan sekarang, apalagi ada Kai di antara mereka, lebih baik kamu mundur saja, jangan membuat masalah lagi,” ucap Dania memperingatkan.Damian tersenyum miring mendengar ucapan Dania, lalu membalas, “Baru bersama, belum menikah. Lagian anak punya ayah tiri juga tidak masalah.”Dania melotot mendengar ucapan Damian, lalu membalas, “Apa tidak cukup dulu kamu menyakiti Eve? Apa lagi yang mau kamu buktikan? Seharusnya jika kamu menyesal, kamu bisa membiarkan Eve bahagia dengan pilihannya. Kecuali kamu memang punya maksud lain yang membuatmu kekeh ingin terus mendekati Eve.”Damian diam. Ekspresi wajahnya berubah saat mendengar kalimat terakhir yang Dania katakan.Dania menyadari itu, hingga keningnya berkerut halus.“Damian, kamu tidak punya maksud lain, kan?” tanya Dania
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Tak Sengaja Mendengar

Kaivan mengantar Eve pulang saat kafe sudah tutup. Kai sudah pulang lebih dulu dengan Bram dan Alana, sehingga sekarang hanya ada Kaivan dan Eve di mobil.“Sebenarnya kamu mau upah apa? Kamu belum memberitahuku?” tanya Eve saat mobil mereka sampai di depan apartemen.Kaivan tersenyum kecil, lalu membalas, “Nanti, kalau sudah ada waktu yang pas, akan kuminta.”Eve mengerutkan kedua alis sampai bertautan, apa maksudnya itu?“Masuklah, sudah malam. Kamu pasti lelah setelah seharian mengurus kafe,” ujar Kaivan.Eve mengangguk. Sebelum dia turun, Eve berucap, “Terima kasih karena kamu sudah membantuku tadi.”“Kamu senang?” tanya Kaivan.Eve mengangguk.“Jadi tidak usah berterima kasih. Anggap aku sudah mendapat balasan dengan melihatmu senang.”Eve terkejut. Setulus itukah Kaivan? Bahkan dia tidak merasa rendah karena membantunya di kafe. Eve tersenyum begitu lega.“Ibu mengundangmu sarapan besok pagi, kamu mau datang, kan?” tanya Kaivan sebelum Eve keluar.“Tentu.” Eve menyetujui karena b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Kai Sudah Tahu

Keesokan harinya. Eve baru saja bangun dan keluar dari kamar. Saat pergi ke dapur, Eve melihat Alana di sana.“Kak, aku tidak sarapan di rumah pagi ini. Kaivan mengajakku makan di rumahnya atas permintaan ibunya,” ucap Eve sambil berjalan menghampiri Alana.“Sarapan? Sepertinya hubungan kalian semakin baik,” ucap Alana sambil menatap pada Eve. Alana lega jika memang Eve sudah bisa menerima Kaivan.Eve mengangguk-angguk mendengar ucapan Alana. “Aku mau siap-siap sebelum Sopir Kaivan datang menjemput,” ujar Eve lagi.Alana tersenyum sambil mengangguk.Eve kembali ke kamar lagi. Dia membangunkan Kai yang masih tertidur pulas.“Kai, bangun yuk!” ajak Eve sambil membelai pipi Kai.“Kai macih ngantuk, Mami.” Kai memeluk guling erat, enggan membuka mata karena masih ngantuk berat.Eve tersenyum, lalu berbisik, “Papi Kaivan ngajak sarapan bersama di rumahnya. Kai tidak mau ikut?”Seketika Kai langsung membuka mata.“Mau ke rumah Papi?” tanya Kai dengan wajah semringah padahal baru saja bangun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status