Beranda / Romansa / Jatuh di Pelukan CEO Dingin / Upah Mencari Pelanggan

Share

Upah Mencari Pelanggan

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 12:02:49

Hari itu pembukaan kafe Eve diadakan. Eve sudah di kafe bersama Bram dan Alana yang menyempatkan libur demi membantu Eve.

“Padahal kalian tidak perlu membantu, aku yakin tidak akan langsung ramai juga. Ini juga hanya perkenalan menu di kafe,” ucap Eve merasa tak ingin merepotkan kedua kakaknya.

“Ini usahamu, kami harus mendukung. Meski tidak bisa memberi modal, tapi kami bisa memberikan tenaga kami,” balas Alana.

Eve terharu. Sejak dia pulang, Alana memang berubah sangat baik padanya.

Saat mereka melakukan persiapan sebelum opening, Kaivan datang bersama Maria. Wanita itu bahkan membawa buket bunga dan hadiah untuk Eve.

“Eve.” Kaivan memanggil Eve yang sedang sibuk.

Eve menoleh. Dia terkejut karena Kaivan benar-benar datang membawa Maria. Dia tersenyum canggung, lantas menghampiri Kaivan dan Maria.

“Selamat atas pembukaan kafenya, ya.” Maria memberikan buket yang dibawanya pada Eve.

“Terima kasih, Bibi.” Eve merasa begitu sungkan.

Mendengar Eve memanggilnya dengan sebutan bibi, Maria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Adeena
bersaing secara sehat ya jangan berantem kyk nak kecil kasihan Eve nanti ga Jd buka kafe'y...
goodnovel comment avatar
Puji Amriani
Brian dan kaivan kayak tom and Jerry wkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Dapat Pelanggan

    Di perusahaan Kaivan. Para staff terlihat membuka group chat khusus karyawan saat melihat notifikasi pesan masuk di jam kerja. Mereka bingung, kenapa ada yang mengirim brosur dan pesan di jam kerja, sampai mereka menyadari siapa yang mengirim.[Pak Kaivan bilang, kalian harus makan di sana. Kantin diliburkan, bagi yang makan di sana, akan dapat bonus tambahan dari Pak Kaivan. Silakan dilist yang mau.]Kaivan menyuruh Hendry mengirimkan brosur ke group chat karyawan sambil memberikan iming-iming bonus. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kafe Eve pada semua staff, atau sebenarnya karena Kaivan memiliki maksud tersendiri?Membaca ada bonus tambahan. Para staff mulai bergantian mengisi list nama yang mau makan di kafe siang nanti. Mereka juga sudah diberitahu untuk tak menyebar informasi soal bonus itu.Hendry memantau group chat. Dia senang melihat antusias para staff. Hendry segera melaporkannya pada Kaivan[Tugas selesai dilaksanakan, Pak. Tunggu saja di jam istirahat.]Di tempat K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Berjalan Lancar

    Saat siang hari, beberapa pengunjung mulai berdatangan setelah melihat promo menarik di kafe. Eve terlihat senang karena ada yang mampir untuk mencoba makanan dan minuman di kafe miliknya.Ketika jam makan siang tiba, Eve melihat beberapa karyawan berdatangan ke sana. Sudah bisa ditebak, jika mereka adalah staff perusahaan Kaivan.“Mereka benar-benar datang,” ucap Eve sambil menatap pada Kaivan.Kaivan mengedikkan kedua bahu sambil tersenyum.Tanpa sadar, Eve tersenyum lalu segera membantu karyawannya melayani tamu yang datang.“Ternyata kafe ini milikmu. Tidak sabar mencicipi menu di sini,” ucap salah satu staff yang mengenal Eve.“Bantu beri ulasan jika kalian suka, ya.” Eve bicara dengan sopan dan ramah.“Tentu saja, kamu jangan cemas.”Eve senang. Hingga dia melihat Dania datang dan langsung memeluknya.“Akhirnya kamu buka juga, aku tidak sabar makan di sini. Mulai hari ini, aku akan makan siang di sini. Kalau perlu makan malam pun di sini.” Dania bicara dengan penuh semangat untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Jangan Kecewa

    Kaivan langsung menatap tak senang saat melihat siapa yang datang. Bahkan Brian yang sejak tadi ada di belakang meja bartender, kini mendekat ke arah Eve.“Ternyata kalian berkumpul di sini,” ucap Damian sambil menatap satu persatu orang yang masih di kafe. “Bahkan adik kesayanganku ada di sini, kamu tidak mengajakku?” Damian menatap pada Dania yang juga terkejut karena kedatangan Damian.Eve terkejut mendengar Damian menyebut Dania adik. Membuatnya langsung menoleh Kaivan karena jika Dania adik Damian, sudah pasti sepupu Kaivan juga.Kaivan diam menatap tajam pada Damian. Urusan Brian belum selesai, kenapa muncul Damian.Brian berjalan di dekat Eve, tentu saja dia tak senang melihat kedatangan Damian karena sejak Eve hamil sampai melahirkan, Damian terus membayangi Eve.“Kenapa? Kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku datang ke sini karena ingin memberi selamat atas pembukaan kafe Eve. Lihat, aku pesan karangan bunga.” Damian menunjuk ke luar, memperlihatkan karangan bunga selamat un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Niat Lain?

    Dania mengajak Damian bicara di luar. Dia tahu Damian masih ingin mengejar Eve, sehingga Dania berusaha untuk menyadarkan kakaknya itu.“Mau bicara apa?” tanya Damian sambil menatap malas pada Dania.“Eve sudah bersama Kaivan sekarang, apalagi ada Kai di antara mereka, lebih baik kamu mundur saja, jangan membuat masalah lagi,” ucap Dania memperingatkan.Damian tersenyum miring mendengar ucapan Dania, lalu membalas, “Baru bersama, belum menikah. Lagian anak punya ayah tiri juga tidak masalah.”Dania melotot mendengar ucapan Damian, lalu membalas, “Apa tidak cukup dulu kamu menyakiti Eve? Apa lagi yang mau kamu buktikan? Seharusnya jika kamu menyesal, kamu bisa membiarkan Eve bahagia dengan pilihannya. Kecuali kamu memang punya maksud lain yang membuatmu kekeh ingin terus mendekati Eve.”Damian diam. Ekspresi wajahnya berubah saat mendengar kalimat terakhir yang Dania katakan.Dania menyadari itu, hingga keningnya berkerut halus.“Damian, kamu tidak punya maksud lain, kan?” tanya Dania

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tak Sengaja Mendengar

    Kaivan mengantar Eve pulang saat kafe sudah tutup. Kai sudah pulang lebih dulu dengan Bram dan Alana, sehingga sekarang hanya ada Kaivan dan Eve di mobil.“Sebenarnya kamu mau upah apa? Kamu belum memberitahuku?” tanya Eve saat mobil mereka sampai di depan apartemen.Kaivan tersenyum kecil, lalu membalas, “Nanti, kalau sudah ada waktu yang pas, akan kuminta.”Eve mengerutkan kedua alis sampai bertautan, apa maksudnya itu?“Masuklah, sudah malam. Kamu pasti lelah setelah seharian mengurus kafe,” ujar Kaivan.Eve mengangguk. Sebelum dia turun, Eve berucap, “Terima kasih karena kamu sudah membantuku tadi.”“Kamu senang?” tanya Kaivan.Eve mengangguk.“Jadi tidak usah berterima kasih. Anggap aku sudah mendapat balasan dengan melihatmu senang.”Eve terkejut. Setulus itukah Kaivan? Bahkan dia tidak merasa rendah karena membantunya di kafe. Eve tersenyum begitu lega.“Ibu mengundangmu sarapan besok pagi, kamu mau datang, kan?” tanya Kaivan sebelum Eve keluar.“Tentu.” Eve menyetujui karena b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Kai Sudah Tahu

    Keesokan harinya. Eve baru saja bangun dan keluar dari kamar. Saat pergi ke dapur, Eve melihat Alana di sana.“Kak, aku tidak sarapan di rumah pagi ini. Kaivan mengajakku makan di rumahnya atas permintaan ibunya,” ucap Eve sambil berjalan menghampiri Alana.“Sarapan? Sepertinya hubungan kalian semakin baik,” ucap Alana sambil menatap pada Eve. Alana lega jika memang Eve sudah bisa menerima Kaivan.Eve mengangguk-angguk mendengar ucapan Alana. “Aku mau siap-siap sebelum Sopir Kaivan datang menjemput,” ujar Eve lagi.Alana tersenyum sambil mengangguk.Eve kembali ke kamar lagi. Dia membangunkan Kai yang masih tertidur pulas.“Kai, bangun yuk!” ajak Eve sambil membelai pipi Kai.“Kai macih ngantuk, Mami.” Kai memeluk guling erat, enggan membuka mata karena masih ngantuk berat.Eve tersenyum, lalu berbisik, “Papi Kaivan ngajak sarapan bersama di rumahnya. Kai tidak mau ikut?”Seketika Kai langsung membuka mata.“Mau ke rumah Papi?” tanya Kai dengan wajah semringah padahal baru saja bangun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   3 Permintaan

    Eve terkejut sampai tersedak. Dia menatap pada Maria dan Kaivan secara bergantian.“Kamar?” Eve menatap tak percaya.“Iya, Kai punya kamar cendili. Banyak mainannya juga,” celoteh Kai.Eve sungguh tak percaya. Sejak kapan Kaivan menyiapkan semua itu?“Nanti aku ajak melihat kamarnya setelah selesai sarapan,” ujar Kaivan.Eve diam. Dia tidak menyangka kalau Kaivan melakukan banyak hal untuk Kai.Setelah sarapan. Kaivan mengajak Eve melihat kamar Kai, sedangkan Kai berada di luar bersama Maria.“Ini kamar Kai kalau nanti kalian tinggal di sini.Semua kebutuhannya sudah aku siapkan, pakaian, sepatu, dan yang lainnya sudah tertata rapi di lemari.” Kaivan memperlihatkan semuanya pada Eve.Eve benar-benar tak bisa berkata-kata. Kaivan begitu serius sampai sudah menyiapkan semua ini.“Jika kamu tidak keberatan dan ada waktu, sekali-kali menginaplah agar Kai bisa merasakan tidur di kamarnya. Atau, kamu mau kita langsung menikah agar bisa segera tinggal bersama?”Eve melotot mendengar ucapan Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Masih Tidak Kapok

    Eve pergi ke kafe diantar Kaivan, sedangkan Kai ada di rumah bersama Maria."Kalau nanti sudah dapat informasi, aku akan segera mengabarimu," kata Kaivan saat mobil mereka hampir sampai di kafe Eve.Eve menganggukkan kepala. "Maaf kalau sampai merepotkanmu."Kaivan hanya mengangguk pelan.Mobil Kaivan akhirnya sampai di depan kafe. Eve segera turun karena sudah kesiangan."Kalau ada apa-apa segera hubungi aku," kata Kaivan sambil melongok Eve yang ada di luar."Iya, kamu tenang saja. Sudah sana ke kantor." Eve mengusir karena Kaivan sudah kesiangan ke kantor.Kaivan tersenyum. Dia kemudian memacu mobilnya meninggalkan area kafe Eve.Kafe Eve memang belum buka, tapi Eve datang lebih awal agar bisa membantu karyawannya.Saat Eve akan membuka pintu kafe, tiba-tiba lengannya ditarik, membuat Eve menghadap pada orang yang menariknya.“Kamu pasti sangat senang, kan?”Eve menatap datar pada Grisel yang kini menatap penuh amarah padanya.“Aku tidak ada urusan denganmu.” Eve ingin mengabaikan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Duduk Berdua

    Eve dan Kaivan masih duduk berdua di samping rumah setelah semua orang pulang. Kaivan menggenggam erat telapak tangan Eve seperti tak berniat melepas.“Kamu dan Damian benar-benar sudah berbaikan?” tanya Eve memastikan.“Ya, anggap saja begitu. Tapi aku akan tetap memantaunya, meski bisa dibilang kalau dia sudah berumur, tapi Damian itu masih labil.”Eve terkekeh pelan mendengar ucapan Kaivan.“Kenapa malah tertawa?” tanya Kaivan dengan dahi berkerut halus.“Ya, labil sepertimu tampaknya,” balas Eve sambil melirik Kaivan.“Siapa bilang aku labil?” Kaivan tidak terima Eve mengatainya seperti itu.Eve menahan tawa. Dia menggeser posisi hingga menatap pada Kaivan lalu menjelaskan, “Jika kamu tidak labil, kamu pasti akan segera menikahi Grisel waktu itu.”Kaivan terkesiap, lalu mengelak, “Itu bukan labil, tapi hanya belum yakin.”“Aku memang berjanji akan menikahi, tapi itu untuk wanita yang aku tiduri. Dan saat Grisel mengakuinya, entah kenapa ada yang janggal, karena itu aku tidak seger

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hubungan Baik

    Malam itu. Kaivan dan yang lain makan malam bersama di rumah Maria. Ada Bram dan Alana juga yang diundang ke rumah.“Kalian jangan sungkan, ya. Makan saja apa yang kalian suka, kalau mau memilih menu lain yang tidak ada di meja, bilang saja. Tidak usah malu-malu, anggap rumah sendiri,” ucap Maria pada Bram dan Alana.Bram dan Alana mengangguk. Mereka benar-benar canggung diajak makan malam di rumah Maria.Saat mereka sedang makan malam, pelayan datang menemui Maria.“Itu, Bu. Pak Damian dan Mbak Dania datang,” kata pelayan.“Oh, suruh masuk saja. Aku yang mengundang mereka untuk makan malam bersama,” balas Maria.Pelayan itu mengangguk lalu segera pergi ke depan untuk mempersilakan Damian dan Dania masuk.Eve menoleh pada Kaivan. Dia melihat pria itu memasang wajah datar dan tak senang. Eve memilih diam dan tak berkomentar sama sekali.Damian dan Dania masuk. Dania langsung menyapa Maria dan yang lain, sedangkan Damian menatap pada Kaivan yang tak memandang ke arahnya sama sekali.“Ay

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhir Dari Grisel

    Bram buru-buru turun dari mobil saat sampai di rumah Kaivan. Dia dijemput sopir Kaivan karena sangat mencemaskan Eve ketika tadi menghubungi.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kamu tidak segera menghubungiku?” tanya Bram langsung mengecek apakah Eve terluka atau tidak.“Aku baik-baik saja, Kak. Kak Bram tidak perlu mencemaskanku seperti ini,” ucap Eve mencoba menenangkan.Bram menatap sendu, lalu menghela napas pelan.Eve mengajak Bram duduk lebih dulu, kemudian menceritakan yang terjadi dan kondisi Grisel saat ini.Bram menghela napas kasar, baru kemudian berkomentar.“Dia punya pilihan agar hidupnya lebih baik, tapi dia malah memilih cara yang salah dan memaksakan sesuatu yang seharusnya tak dia miliki,” ujar Bram, “ya sudahlah, terpenting kamu baik-baik saja.”Bram menatap Eve penuh kelegaan.Eve mengangguk-angguk sambil memulas senyum agar Bram lega.**Setelah Eve merasa lebih baik, dia dan Kaivan pergi mengunjungi Grisel ke rumah sakit untuk melihat perkembangan dan laporan medis dar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Memang Iri

    Eve mengajak Kaivan menemui ibu Grisel. Bagaimanapun mereka harus memberitahu kondisi Grisel pada wanita itu. Eve sendiri juga tidak bisa merasa tenang begitu saja karena secara langsung atau tidak, Eve juga memperburuk depresi Grisel.“Pak.” Wanita tua itu langsung sedikit membungkuk saat melihat Kaivan di belakang dan menemuinya.Eve langsung merangkul pundak wanita tua itu, kemudian berkata, “Bibi ada yang mau aku bicarakan.”Wanita itu terkejut, bahkan terlihat takut.“Apa saya membuat kesalahan?” tanya wanita tua itu.“Tidak, Bi. Bibi tidak berbuat salah, hanya saja ada yang memang harus kami bicarakan dengan Bibi,” ucap Eve mencoba tenang meski takut dengan reaksi ibu Grisel.“Duduklah, Bi.” Kaivan bicara dengan tegas agar wanita itu tidak kebingungan.Eve mengajak ibu Grisel duduk, begitu juga dengan Eve dan Kaivan yang duduk berhadapan dengan wanita itu.Wanita itu terlihat gemetar, bahkan jemarinya saling meremas sambil menatap pada Eve dan Kaivan secara bergantian.Eve ingin

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Depresi

    Kaivan pergi ke rumah sakit setelah Eve agak tenang. Dia juga sudah berpesan pada Maria untuk menjaga Eve.Sesampainya di rumah sakit, Kaivan menemui Hendry yang ada di depan ruang inap bersama pengacara yang ditunjuk untuk menangani kasus itu, hanya berjaga-jaga jika Grisel tiba-tiba menuntut Eve.“Bagaimana?” tanya Kaivan begitu sudah berada di hadapan Hendry dan pengacara.Hendry dan pengacara itu menatap aneh pada Kaivan, membuat Kaivan mengerutkan alis.“Ada apa? Grisel ingin menuntut Eve, atau dia membuat onar lagi?” tanya Kaivan menaruh curiga.“Bukan,” jawab Hendry sambil menggeleng.“Lalu?” tanya Kaivan dengan satu sudut alis tertarik ke atas.“Lebih baik Anda lihat sendiri, dokter juga ada di dalam,” kata Hendry.Kaivan tentunya semakin penasaran, ada apa sebenarnya sampai Hendry tak menjelaskan langsung padanya. Dia akhirnya masuk ke ruang inap, lalu melihat sendiri apa yang terjadi pada Grisel.Dokter masih mengecek kondisi Grisel bersama dua perawat, bahkan kini Grisel ha

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tetap Tidak Bisa Tenang

    Eve dan Kaivan masih menunggu sampai Grisel selesai CT-Scan, saat itu Hendry datang setelah mengecek kamera Cctv di apartemen.“Bagaimana?” tanya Kaivan.“Saya mendapat salinannya, Pak. Sebentar saya kirim ke Anda,” kata Hendry.Hendry mengirimkan video rekaman Cctv ke ponsel Kaivan, lalu menjelaskan, “Semua murni karena kesalahan Grisel yang menyerang Eve dulu, Pak. Bahkan jatuhnya Grisel sebenarnya tidak sepenuhnya salah Eve karena seperti yang terlihat di rekaman itu, kaki Grisel tersandung kakinya sendiri yang membuatnya jatuh ke belakang dan kepalanya langsung menghantam cermin.”Eve dan Kaivan mengamati rekaman itu, ternyata benar jika kejadian yang menimpa Grisel sepenuhnya bukan salah Eve.“Tapi tetap saja, dia terluka karena aku mendorongnya lebih dulu,” ucap Eve tetap cemas. Dia bisa terlibat dengan hukum karena masalah ini.Kaivan menggenggam erat tangan Eve, lalu berkata, “Kamu tenang saja. Biar pengacaraku yang mengurus semuanya. Ada bukti yang kita pegang juga ada saksi,

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tragedi

    Eve terus mempertahankan cincinnya. Dia takkan mengalah lagi dari Grisel setelah apa yang Grisel lakukan padanya selama ini.“Kamu tidak layak memakai cincin ini. Ini seharusnya menjadi milikku!” teriak Grisel terus mencoba melepas cincin dari jari Eve.Eve terus mempertahankan cincin itu, begitu tangannya bisa lepas dari genggaman Grisel, Eve langsung mendorong Grisel agar menjauh darinya.Namun nahas, Grisel terdorong cukup kuat, hingga mundur sebelum akhirnya menabrak cermin yang terpajang di dinding dekat lift. Kaca itu pecah seiring Grisel yang terjatuh berlumuran darah karena luka akibat benturan cukup keras.Eve sangat syok. Dia tak berniat mencelakai Grisel, tapi ternyata Grisel malah terluka karena perbuatannya.Semua yang di sana juga terkejut, apalagi Grisel langsung tak sadarkan diri.Eve gemetar karena panik.Grisel dibawa ke rumah sakit. Eve juga ikut karena merasa harus bertanggung jawab. Dia sudah menghubungi Kaivan karena ketakutan, Eve juga tidak mungkin menghubungi

DMCA.com Protection Status