Home / CEO / Jatuh di Pelukan CEO Dingin / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Chapter 141 - Chapter 150

182 Chapters

Anak Kaivan

Dania pergi ke pantry untuk membuat kopi. Saat baru saja akan masuk, Dania mendengar para staff bergunjing di pantry.“Kayaknya itu alasan Pak Kaivan tidak jadi menikahi Grisel. Pak Kaivan sudah punya anak.”“Apa mungkin anak di luar nikah? Tahu sendiri, Pak Kaivan belum menikah, kan?”“Bisa juga. Kasihan ya Grisel, padahal dulu sudah sangat bangga dan sombong mau nikah sama Pak Kaivan, eh ternyata dibuang.”“Iya, mana sekarang juga dipecat.”Dania mendengar cerita para staff. Dia berdeham sambil berjalan masuk pantry.“Eh, Dania.” Semua staff terkejut dan panik melihat Dania. Apalagi mereka sudah tahu siapa Dania.Dania hanya tersenyum. Dia mengambil cangkir dan ingin menyeduh kopi.“Eh, Dania. Apa kamu tahu soal Pak Kaivan yang sudah punya anak?”“Iya, tadi heboh lho karena Pak Kaivan bawa anak kecil mirip sekali dengannya, sama-sama tampannya.”Para staff itu penasaran dan langsung bertanya pada Dania.“Oh, Kai.” Dania menanggapi perkataan rekan kerjanya itu.“Kai?” Para staff bing
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Masih Banyak Yang Mengenal

Kaivan menatap Kai yang baru saja mematikan panggilan, lalu mengulurkan ponsel ke Kaivan.“Bagaimana? Apa Mami akan datang?” tanya Kaivan.Ternyata Kai menjawab panggilan itu hanya akal-akalan Kaivan agar Eve mau datang ke sana.“Tidak tahu,” jawab Kai, “tapi cepertinya akan datang,” imbuh Kai lalu melebarkan senyum.“Anak pintar.” Kaivan mengusap rambut Kai.Kai menatap Kaivan yang kembali makan, lalu bertanya, “Apa beneran, Kai boleh manggil papi?” Kaivan tersedak mendengar pertanyaan Kai. Dia menatap bocah itu yang terlihat serius menatapnya.“Kamu tidak yakin?” tanya Kaivan.“Yakin, tapi Kai tidak mau dimarahi Mami. Nanti pacti Mami bilang, Kai jangan manggil papi ke cembarang orang, nggak boleh. Gitu.” Kai bicara sambil menggerakkan telunjuk di depan wajah, persis seperti sang mami kalau sedang menasihati.Kaivan merasa Kai sangat lucu. Dia membalas, “Mami tidak akan marah. Kalau marah, aku yang akan hadapi.”Kai melebarkan senyum.Eve sudah sampai di depan perusahaan, tapi Eve
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Papinya Jadi Ditukar

Kaivan masih memegangi tubuh Eve yang hampir terjatuh. Dia memandang Eve yang masih belum berdiri tegap dan masih bersandar padanya.Eve mendongak hingga menatap pada Kaivan. Dia sangat terkejut ketika menyadari bersandar pada pria itu, bahkan kedua tangan Kaivan ada di pinggangnya.“Maaf.” Eve buru-buru berdiri dengan benar. Dia segera menghampiri Kai yang ada di sofa.Kai tersenyum lebar saat menyaksikan sang mami salah tingkah.Kaivan menoleh Eve yang berjalan cepat menghampiri Kai. Dia kemudian menutup pintu, lalu pergi menghampiri Eve dan Kai.“Kai tadi bilang apa?” tanya Eve saat sudah di samping Kai.“Memangnya Kai bilang apa?” tanya Kai balik sambil mengedip-ngedipkan mata.Eve melirik Kaivan yang sedang berjalan menghampiri mereka, lalu berbisik, “Kenapa Kai tadi manggil papi?”“Oh … Papi bolehin, kok!” Di saat Eve bicara lirih agar Kaivan tidak dengar, Kai malah bicara dengan sangat lantang.Eve terkejut. Dia langsung menoleh dan melihat Kaivan sudah berdiri di dekatnya. Eve
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Ajakan Makan Malam

Kai baru saja sampai rumah bersama Eve. Dia terlihat sangat senang saat naik ke ranjang untuk tidur siang.“Papi Kaivan baik ‘kan, Mami. Dia mau tukar jadi papi Kai, kalau Kai mau,” celoteh Kai sambil berbaring.Eve diam.“Mami nggak cuka, ya?” tanya Kai dengan wajah sedih saat melihat maminya hanya diam.Eve menatap pada Kai, lalu mencoba tersenyum.“Kenapa Kai tiba-tiba minta Paman Kaivan buat gantiin jadi papi?” tanya Eve penasaran.Kai memainkan kedua telunjuk, lalu membalas, “Kai nggak pernah lihat Papi. Teruc Papi Kaivan baik cekali, makanya Kai maunya papi Kai ya Papi Kaivan. Pas Kai bilang boleh tukar papi, Papi Kaivan bolehin.”Eve tersenyum getir, lalu mengusap lembut kening Kai.“Sudah, Kai tidak usah berpikir aneh-aneh. Mami tidak marah, selama Paman Kaivan tidak keberatan, tidak apa-apa,” ujar Eve pada akhirnya.Eve tidak ingin menambah kesedihan Kai jika melarang memanggil Kaivan dengan sebutan ‘papi’. Dia menyadari jika tidak bisa memberikan sosok ayah pada Kai, sehingg
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Makan Malam

“Kok pada diam? Kai tahu apa?” tanya Kai masih menuntut jawaban dari para orang tua.“Ah … itu, Kai sudah tahu kalau mau makan malam sama Paman Kaivan,” jawab Eve sambil tersenyum canggung.“Oh ….” Kai berlarian lagi setelah membentuk huruf ‘O’ dengan bibirnya.Eve bernapas lega, lalu memandang pada Alana dan Bram.“Kenapa tidak jujur saja, Eve?” tanya Alana dengan suara pelan, takut Kai mendengar lagi.Mereka sadar, Kai terlalu cerdas, kadang setiap kalimat yang masuk ke telinga bocah itu, bisa langsung masuk dan dicerna otak.“Aku hanya merasa belum ada waktu yang tepat,” ujar Eve.“Tidak ada waktu yang tepat, kalau kamu sendiri tidak berkeinginan melakukannya,” ucap Bram menasihati, “ya sudah, kalau memang mau diajak makan malam, kita siap-siap dulu,” kata Bram lalu berjalan menuju kamar.**Eve dan yang lain sudah siap untuk pergi makan malam. Saat akan keluar dari pintu, mereka terkejut melihat sopir Kaivan sudah menunggu di depan.“Saya pikir kalian masih lama, saya datang hanya
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Papi Buang Ke Laut

Di private room. Eve melanjutkan makan bersama Alana.Alana menatap Eve yang makan dengan tenang, hingga tiba-tiba bertanya, “Sepertinya pria itu sangat serius padamu sampai mengajak kita makan malam di sini. Apa kamu yakin masih ragu padanya, Eve?”Eve berhenti mengunyah. Dia menatap pada sang kakak ipar yang menunggu jawaban darinya. Eve tertunduk sebentar, lalu tersenyum tipis.“Entahlah, Kak.” Alana melihat tatapan lain di mata Eve. Dia memegang tangan Eve dan bertanya, “Apa ada masalah sampai membuatmu ragu?”Eve menarik napas dalam-dalam, lalu membalas, “Sebenarnya ada hal yang tidak pernah aku ceritakan pada kalian, Kak.”Alana terkejut. “Apa?”Eve menceritakan soal Grisel dan Damian dulu, tentu saja Alana terkejut karena tak menyangka hal itu. Alana sampai tak bisa berkata-kata.“Bagaimana bisa Grisel sekejam itu padamu? Padahal kalian berteman lama. Pantas saja Grisel tidak pernah main ke rumah dan kalian tidak pernah pergi bersama,” ucap Alana benar-benar syok.“Jangan ceri
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Beneran Papi Kai?

Kaivan menatap Kai yang diam. Kecemasan menyeruak di dada, mungkin benar yang dikatakan Eve, seharusnya dia bersabar sampai mendapat waktu yang tepat bicara pada Kai soal kebenaran tentang siapa Kaivan. Kali ini Kaivan terlalu terburu-buru.Kaivan menatap Kai yang masih diam, lalu tiba-tiba bocah kecil itu bertanya.“Maksudnya, Papi Kaivan, papinya Kai?” tanya Kai sambil menatap Kaivan dengan serius.“I ….” Kaivan baru saja mau menjawab, tapi lebih dulu terkejut melihat Kai melompat dengan kedua tangan terangkat ke atas. Apa maksudnya ini?“Beneran papinya Kai?” tanya Kai dengan senyum merekah di wajah.Melihat ekspresi wajah Kai, Kaivan yakin jika bocah itu tidak marah.“Iya, apa Kai marah?” tanya Kaivan memastikan.“Yei!” Kai berteriak sambil melompat beberapa kali. “Kai tidak marah, Kai cuka kalau Papi Kaivan itu papinya Kai.”Kai melebarkan senyum penuh kebahagiaan.Kaivan terkesiap. Rasanya ada yang menggelitik di rongga dada saat melihat Kai senang dan mau mengakuinya.“Kai tida
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Me Time Ayah dan Anak

Kaivan menghentikan laju mobilnya tepat di bahu jalan depan kafe milik Eve. Dia menoleh pada Eve yang sedang melepas seat belt lalu berkata, “Siang ini tidak usah menyusul Kai ke kantor, aku yang akan mengantarnya ke sini.”Eve menoleh, lalu membalas dengan sebuah anggukan. Dia segera turun, tapi dia bicara lebih dulu dengan Kai sebelum ke kafe.“Kai, ingat pesan mami,” ucap Eve sambil menatap Kai yang duduk di kursi belakang.“Iya, Mami.” Kai mengangguk patuh.Eve tersenyum, lalu melambai pada Kai.Kaivan kembali melajukan mobil menuju perusahaan. Dia merasa lega hari ini Eve tidak mengatakan sesuatu untuk mencegahnya mengajak Kai.“Kai.” Kaivan memanggil lalu memandang bayangan Kai dari pantulan spion.“Iya.”“Kamu suka belanja?” tanya Kaivan.“Yang belanja ‘kan Mami,” jawab Kai.“Belanja baju, tas, sepatu?” tanya Kaivan lagi.Kai melebarkan senyum, lalu membalas, “Mami juga. Kai tinggal pakai.”“Kalau begitu, hari ini Kai harus memilih barang milik Kai sendiri, bagaimana?”Kai terk
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Kedatangan Brian

Eve melakukan persiapan untuk soft opening besok. Dia mengecek kesiapan dapur dan yang lainnya.“Mungkin tidak akan terlalu ramai, tapi harus yakin dulu,” ucap Eve pada karyawannya.“Siap, Bu.” Semua terdengar bersemangat.Saat Eve baru saja akan mengecek ponsel setelah selesai briefing dengan karyawan, dia sudah lebih dulu mendapat panggilan dari Brian.“Hai.” Eve langsung menjawab panggilan itu.“Bagaimana persiapan untuk besok?” tanya Brian dari seberang panggilan.“Sudah selesai. Besok tinggal soft opening, aku juga sudah menyebar beberapa brosur, semoga itu menarik pelanggan,” jawab Eve meski diri sendiri kurang yakin.“Pasti menarik,” balas Brian.“Andai kamu bisa di sini. Aku tidak akan segugup ini,” ucap Eve dengan tatapan penuh harap.“Aku di sini.”Eve mengerutkan alis, lalu tertawa kecil.“Di sini di mana? Iya di sini, di sana maksudnya,” ujar Eve lalu tertawa kecil.“Serius, aku di depan kafemu.”Eve terkejut sampai berdiri. Dia memandang ke luar, benar saja ada Brian di d
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Mau Kesempatan

Eve mengajak Kaivan ke ruang kerjanya agar Kai tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Saat Eve baru saja membalikkan badan untuk menghadap pada Kaivan lalu mulai bicara, tapi ternyata Kaivan sudah lebih dulu bicara.“Ada hubungan apa kamu dengannya?”Pertanyaan Kaivan membuat Eve terkejut.“Seharusnya saya bertanya dulu, apa maksud Kai bilang kalau Anda membelikan banyak barang?” Eve tidak mau menjawab pertanyaan Kaivan langsung.“Apa kamu tidak bisa bicara denganku secara non formal? Kamu, wanita yang melahirkan anakku, haruskah ada saya dan Anda di sini?” Kaivan kesal karena Eve bisa bicara santai dan tertawa dengan pria lain, tapi tidak dengannya.Eve terkejut. Kenapa malah membahas ke sana?“Kenapa Anda harus semarah ini untuk hal sepele?” tanya Eve menatap tak percaya.Kaivan kesal karena bukannya mengindahkan ucapannya, Eve malah balik bertanya.“Apa pria itu yang membuatmu ragu untuk menerimaku meski aku ini ayah Kai?” tanya Kaivan dengan dahi berkerut.Eve semakin pusing. K
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status