Share

Mau Kesempatan

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2024-12-06 18:58:17
Eve mengajak Kaivan ke ruang kerjanya agar Kai tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Saat Eve baru saja membalikkan badan untuk menghadap pada Kaivan lalu mulai bicara, tapi ternyata Kaivan sudah lebih dulu bicara.

“Ada hubungan apa kamu dengannya?”

Pertanyaan Kaivan membuat Eve terkejut.

“Seharusnya saya bertanya dulu, apa maksud Kai bilang kalau Anda membelikan banyak barang?” Eve tidak mau menjawab pertanyaan Kaivan langsung.

“Apa kamu tidak bisa bicara denganku secara non formal? Kamu, wanita yang melahirkan anakku, haruskah ada saya dan Anda di sini?” Kaivan kesal karena Eve bisa bicara santai dan tertawa dengan pria lain, tapi tidak dengannya.

Eve terkejut. Kenapa malah membahas ke sana?

“Kenapa Anda harus semarah ini untuk hal sepele?” tanya Eve menatap tak percaya.

Kaivan kesal karena bukannya mengindahkan ucapannya, Eve malah balik bertanya.

“Apa pria itu yang membuatmu ragu untuk menerimaku meski aku ini ayah Kai?” tanya Kaivan dengan dahi berkerut.

Eve semakin pusing. K
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Adeena
kasih kesempatan Eve kasihan Kaivan tidak pernah jatuh cinta sekali'y cinta langsung punya anak.... wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Iis Hayati
Tambah seru
goodnovel comment avatar
puji amriani
huuuhu bab e kurang panjang kk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Suasana Memanas

    Eve menatap Kaivan yang sedang menuntut jawaban darinya. Pria itu menatapnya begitu dalam, sampai-sampai Eve menahan napas karena begitu tegang. Belum lagi jarak wajah mereka semakin dekat, seolah Kaivan sedang mencoba mengikis jarak di antara mereka.“Aku sedang mencoba,” ucap Eve setelah mendapat tatapan intimidasi dari Kaivan.“Mencoba apa?” tanya Kaivan menuntut penjelasan sejelas-jelasnya.Eve mengulum bibir, lalu menjawab, “Mencoba menerima Anda. Kai tidak bisa lepas dari ayah biologisnya, jadi aku akan mencoba menerima Anda.”Kaivan terhenyak. Bukankah ini yang dia inginkan, tapi kenapa Kaivan begitu terkejut.“Kamu memberiku kesempatan?” tanya Kaivan memastikan.“Ya, jika Anda menginginkan itu,” jawab Eve dengan sikap tenang.“Bisa memanggilku dengan sebutan ‘kamu’ saja?” tanya Kaivan menuntut.Eve mengulum bibir, lalu menjawab, “Akan aku coba.”Senyum tipis terbit di wajah Kaivan. Dia melepas Eve dan sedikit memberikan jarak di antara mereka.“Jadi, bagaimana kesimpulannya?”

    Last Updated : 2024-12-07
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bisa-bisa Baku Hantam

    Kaivan mengepalkan telapak tangan dengan erat mendengar ucapan Brian, sampai secara impulsif meraih kerah jaket yang dikenakan Brian, lalu menarik pria itu ke arahnya sambil mencengkram erat. Keduanya saling tatap, bersitegang.“Sebaiknya kamu tidak bicara seolah kamu tahu segalanya,” balas Kaivan, kali ini benar-benar tidak bisa hanya diam.Brian hanya menatap dengan senyum samar di wajah.Saat Kaivan masih mencengkram jaket Brian, Eve keluar dari dapur dan sangat terkejut dengan yang dilakukan oleh Kaivan.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Eve sambil berjalan menghampiri.Kaivan dan Brian menoleh bersamaan. Kaivan langsung melepas cengkraman, tapi terlihat jelas ekspresi kesal di wajahnya.Brian mengalihkan pandangan dari Eve yang terlihat kesal.Eve menatap bergantian dua pria itu. Dia bingung, kenapa mereka malah bersitegang.“Apa kalian tidak bisa menjaga sikap? Ada Kai di sini, kalian mau dia melihat kekerasan?” tanya Eve sambil menatap Brian dan Kaivan secara bergantian.Kaivan ha

    Last Updated : 2024-12-07
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Terpana

    Kaivan berada di kafe sampai Brian pergi untuk mencari hotel. Dia juga mengantar Eve ke apartemen dan memastikannya tidak bertemu Brian lagi.“Kembalilah ke perusahaan, aku akan segera masuk,” ucap Eve sambil melepas seatbelt.“Besok Ibu mau datang ke acara kafemu,” ujar Kaivan.Eve langsung melotot. Dia menoleh pada Kaivan yang baru saja selesai bicara.“Kamu memberitahunya?” tanya Eve dengan ekspresi wajah panik.“Tidak memberitahunya pun, dia akan mencari tahu sendiri,” jawab Kaivan sambil menoleh santai pada Eve.Eve mendadak bingung.“Dia sudah tahu soal Kai?” tanya Eve pada akhirnya.“Sudah, bahkan sejak lama. Dia sangat senang ketika bertemu Kai pertama kali. Kamu tahu jelas alasannya, ibuku sejak awal memang menyukaimu,” ujar Kaivan panjang lebar menjawab pertanyaan Eve.Eve menoleh pada Kai yang tertidur di belakang, lalu menatap Kaivan lagi.“Apa yang kamu cemaskan?” tanya Kaivan saat melihat ekspresi panik di wajah Eve.“Tidak ada, hanya saja rasanya masih aneh,” jawab Eve.

    Last Updated : 2024-12-07
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Upah Mencari Pelanggan

    Hari itu pembukaan kafe Eve diadakan. Eve sudah di kafe bersama Bram dan Alana yang menyempatkan libur demi membantu Eve.“Padahal kalian tidak perlu membantu, aku yakin tidak akan langsung ramai juga. Ini juga hanya perkenalan menu di kafe,” ucap Eve merasa tak ingin merepotkan kedua kakaknya.“Ini usahamu, kami harus mendukung. Meski tidak bisa memberi modal, tapi kami bisa memberikan tenaga kami,” balas Alana.Eve terharu. Sejak dia pulang, Alana memang berubah sangat baik padanya.Saat mereka melakukan persiapan sebelum opening, Kaivan datang bersama Maria. Wanita itu bahkan membawa buket bunga dan hadiah untuk Eve.“Eve.” Kaivan memanggil Eve yang sedang sibuk.Eve menoleh. Dia terkejut karena Kaivan benar-benar datang membawa Maria. Dia tersenyum canggung, lantas menghampiri Kaivan dan Maria.“Selamat atas pembukaan kafenya, ya.” Maria memberikan buket yang dibawanya pada Eve.“Terima kasih, Bibi.” Eve merasa begitu sungkan.Mendengar Eve memanggilnya dengan sebutan bibi, Maria

    Last Updated : 2024-12-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Dapat Pelanggan

    Di perusahaan Kaivan. Para staff terlihat membuka group chat khusus karyawan saat melihat notifikasi pesan masuk di jam kerja. Mereka bingung, kenapa ada yang mengirim brosur dan pesan di jam kerja, sampai mereka menyadari siapa yang mengirim.[Pak Kaivan bilang, kalian harus makan di sana. Kantin diliburkan, bagi yang makan di sana, akan dapat bonus tambahan dari Pak Kaivan. Silakan dilist yang mau.]Kaivan menyuruh Hendry mengirimkan brosur ke group chat karyawan sambil memberikan iming-iming bonus. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kafe Eve pada semua staff, atau sebenarnya karena Kaivan memiliki maksud tersendiri?Membaca ada bonus tambahan. Para staff mulai bergantian mengisi list nama yang mau makan di kafe siang nanti. Mereka juga sudah diberitahu untuk tak menyebar informasi soal bonus itu.Hendry memantau group chat. Dia senang melihat antusias para staff. Hendry segera melaporkannya pada Kaivan[Tugas selesai dilaksanakan, Pak. Tunggu saja di jam istirahat.]Di tempat K

    Last Updated : 2024-12-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Berjalan Lancar

    Saat siang hari, beberapa pengunjung mulai berdatangan setelah melihat promo menarik di kafe. Eve terlihat senang karena ada yang mampir untuk mencoba makanan dan minuman di kafe miliknya.Ketika jam makan siang tiba, Eve melihat beberapa karyawan berdatangan ke sana. Sudah bisa ditebak, jika mereka adalah staff perusahaan Kaivan.“Mereka benar-benar datang,” ucap Eve sambil menatap pada Kaivan.Kaivan mengedikkan kedua bahu sambil tersenyum.Tanpa sadar, Eve tersenyum lalu segera membantu karyawannya melayani tamu yang datang.“Ternyata kafe ini milikmu. Tidak sabar mencicipi menu di sini,” ucap salah satu staff yang mengenal Eve.“Bantu beri ulasan jika kalian suka, ya.” Eve bicara dengan sopan dan ramah.“Tentu saja, kamu jangan cemas.”Eve senang. Hingga dia melihat Dania datang dan langsung memeluknya.“Akhirnya kamu buka juga, aku tidak sabar makan di sini. Mulai hari ini, aku akan makan siang di sini. Kalau perlu makan malam pun di sini.” Dania bicara dengan penuh semangat untu

    Last Updated : 2024-12-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Jangan Kecewa

    Kaivan langsung menatap tak senang saat melihat siapa yang datang. Bahkan Brian yang sejak tadi ada di belakang meja bartender, kini mendekat ke arah Eve.“Ternyata kalian berkumpul di sini,” ucap Damian sambil menatap satu persatu orang yang masih di kafe. “Bahkan adik kesayanganku ada di sini, kamu tidak mengajakku?” Damian menatap pada Dania yang juga terkejut karena kedatangan Damian.Eve terkejut mendengar Damian menyebut Dania adik. Membuatnya langsung menoleh Kaivan karena jika Dania adik Damian, sudah pasti sepupu Kaivan juga.Kaivan diam menatap tajam pada Damian. Urusan Brian belum selesai, kenapa muncul Damian.Brian berjalan di dekat Eve, tentu saja dia tak senang melihat kedatangan Damian karena sejak Eve hamil sampai melahirkan, Damian terus membayangi Eve.“Kenapa? Kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku datang ke sini karena ingin memberi selamat atas pembukaan kafe Eve. Lihat, aku pesan karangan bunga.” Damian menunjuk ke luar, memperlihatkan karangan bunga selamat un

    Last Updated : 2024-12-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Niat Lain?

    Dania mengajak Damian bicara di luar. Dia tahu Damian masih ingin mengejar Eve, sehingga Dania berusaha untuk menyadarkan kakaknya itu.“Mau bicara apa?” tanya Damian sambil menatap malas pada Dania.“Eve sudah bersama Kaivan sekarang, apalagi ada Kai di antara mereka, lebih baik kamu mundur saja, jangan membuat masalah lagi,” ucap Dania memperingatkan.Damian tersenyum miring mendengar ucapan Dania, lalu membalas, “Baru bersama, belum menikah. Lagian anak punya ayah tiri juga tidak masalah.”Dania melotot mendengar ucapan Damian, lalu membalas, “Apa tidak cukup dulu kamu menyakiti Eve? Apa lagi yang mau kamu buktikan? Seharusnya jika kamu menyesal, kamu bisa membiarkan Eve bahagia dengan pilihannya. Kecuali kamu memang punya maksud lain yang membuatmu kekeh ingin terus mendekati Eve.”Damian diam. Ekspresi wajahnya berubah saat mendengar kalimat terakhir yang Dania katakan.Dania menyadari itu, hingga keningnya berkerut halus.“Damian, kamu tidak punya maksud lain, kan?” tanya Dania

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 5~Selesai

    Waktu berjalan dengan begitu cepat. Perjuangan yang biasa dilakukan sendiri, sekarang banyak yang menemani.Selama kehamilannya, Eve benar-benar merasakan banyak perhatian banyak orang di sekitarnya, membuatnya bisa menikmati kehamilan dengan perasaan tenang dan bahagia.Pagi itu. Eve berjalan ke ruang ganti untuk menghampiri Kaivan. Usia kandungannya sudah sembilan bulan. Perutnya sudah besar dan Eve mulai kesusahan melakukan aktivitasnya.“Biar aku bantu pakaikan dasi,” ucap Eve saat menghampiri Kaivan.Kaivan menoleh. Dia melihat istrinya itu berjalan mendekat.“Kalau lelah duduklah saja, Eve.”Eve hanya tersenyum. Dia meraih dasi Kaivan dan kukuh ingin mengikat dasi.“Duduk terus juga capek,” balas Eve.Dia mengikat dasi dengan seksama.Kaivan memperhatikan Eve yang sedang mengikat. Semakin besar kandungan Eve, istrinya itu terlihat semakin cantik.“Sudah,” ucap Eve.“Terima kasih,” balas Kaivan diakhiri sebuah kecupan di kening.Perhatian Kaivan ke perut Eve. Dia mengusap lembut p

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 4

    “Apa Dokter tidak salah memeriksa?”“Sudah dipastikan lagi?”Eve merasa kepalanya sangat berat. Samar-samar dia mendengar suara Kaivan dan Maria. Dia pun berusaha untuk membuka mata sampai akhirnya melihat dua orang itu berdiri di dekatnya dengan ekspresi wajah panik.“Sayang.” Eve memanggil dengan suara lirih.Kaivan menoleh ketika mendengar suara Eve. Dia segera menghampiri istrinya itu.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang sakit?” tanya Kaivan sambil menggenggam telapak tangan Eve.Maria juga ikut mendekat ke ranjang karena sangat mencemaskan Eve.“Aku di mana?” tanya Eve dengan suara berat.“Di rumah sakit, tadi aku dihubungi kalau kamu pingsan, jadi aku membawamu ke sini,” jawab Kaivan.Eve mengangguk pelan. Dia memang masih merasa sakit kepala.Kaivan dan Maria menunggu dengan sabar sampai Eve sepenuhnya sadar. “Aku tidak tahu kenapa bisa pingsan, maaf sudah membuat kalian cemas,” ucap Eve lirih.“Untuk apa minta maaf. Kami malah cemas kalau terjadi sesuatu padamu, tapi untungnya ti

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 3

    Setelah berjuang sendiri, sekarang ada tangan yang bisa Eve genggam erat. Dia bagai Cinderella yang akhirnya menemukan sang pangeran, diratukan dan dicintai begitu dalam oleh pria yang bahkan sekalipun tak pernah ada di dalam mimpinya.Pernikahan Eve dan Kaivan sudah satu tahun berjalan. Pagi itu Eve membantu pelayan di dapur menyiapkan sarapan, sudah menjadi kebiasaan meski para pelayan dulu sering melarang.“Ini sudah semuanya, ditata di meja, ya.” Eve memberi instruksi setelah selesai memasak.“Baik, Bu.”Eve meninggalkan dapur. Dia pergi memanggil Maria sebelum membangunkan Kai dan Kaivan.“Ibu sudah bangun?” Eve masuk kamar untuk mengecek Maria.“Sudah, Eve.” Suara Maria terdengar dari kamar mandi.“Sarapannya sudah siap, aku mau bangunin Kai dan Kaivan dulu,” ucap Eve.Setelah mendengar balasan Maria dari dalam kamar mandi. Eve segera keluar dari kamar sang mertua, lantas pergi ke lantai atas. Semalam Kai merengek ingin tidur bersama mereka, sehingga pagi ini putra mereka yang s

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 2

    Kaivan baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat Eve yang berbaring memunggunginya. Apa Eve sudah tidur?Kaivan naik ke ranjang. Dia bergeser mendekat ke arah Eve berbaring, lantas menyentuh lengan wanita itu.“Eve, kamu sudah tidur?” tanya Kaivan. Dia bahkan sengaja meletakkan dagu di lengan Eve.Eve sebenarnya sangat panik dan gugup. Dia berpikir untuk tidur lebih dulu sebelum Kaivan selesai mandi, tapi kenyataannya dia hanya bisa memejamkan mata dan tidak bisa jatuh ke alam mimpi, membuatnya sekarang malah semakin cemas.Ini memang bukan malam pertama baginya, tapi lamanya waktu tidak pernah berhubungan seperti itu, tentu membuat Eve merasa ini seperti yang pertama baginya..“Kamu lelah, hm?” tanya Kaivan. Dia tahu Eve belum tidur karena kelopak mata Eve tampak bergerak.Kaivan terus meletakkan dagu di lengan Eve, dia menatap gemas pada Eve yang berpura-pura tidur. Sampai akhirnya dia melihat Eve membuka mata.“Apa kamu lapar?” tanya Eve seraya menatap pada Kaivan.Kaivan meng

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 1

    “Kai mau pulang cama Mami dan Papi.”Kai bersidekap dada. Dia tidak mau beranjak dari kursinya saat Maria mengajak pulang.Maria, Bram, dan Alana saling tatap, bagaimana caranya membujuk Kai agar Kaivan dan Eve bisa menikmati malam pengantin.“Atau Kai mau tidur di rumah Paman?” tanya Bram membujuk.“Ih … Kai maunya cama Mami dan Papi.” Kai turun dari kursi. Dia berlari menghampiri Kaivan dan Eve yang sedang bicara dengan Dania.“Mami, Papi. Kai mau ikut kalian, tapi Nenek cama Paman malah mau ngajak pulang!” teriak Kai begitu keras.Kaivan dan Eve menoleh bersamaan, mereka terkejut melihat Kai berteriak-teriak seperti itu.“Kenapa, hm?” tanya Eve sedikit membungkuk agar bisa menatap sang putra.“Itu, macak Kai curuh pulang cama Nenek, Kai ‘kan maunya cama Mami dan Papi.” Kai mengadu sambil menunjuk ke Maria dan Bram yang sedang berjalan menghampiri.Kaivan menoleh ke Maria, tentu dia paham dengan niatan Maria mengajak Kai pulang.“Kai, nanti Mami dan Papi akan pulang, tapi setelah me

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Semua Bahagia

    Pernikahan Kaivan dan Eve berjalan dengan sangat lancar. Mereka sudah sah menjadi suami istri, kini tradisi melempar bunga pun akan dilakukan.Beberapa karyawan lajang yang diundang ke pesta itu sudah bersiap di depan altar, begitu juga dengan Dania yang ikut bergabung untuk mendapatkan buket bunga milik Eve. Siapa tahu selanjutnya dia yang akan menikah.Eve tersenyum penuh kebahagiaan melihat orang-orang antusias ingin merebut buket bunganya. Dia melihat Dania yang memberi kode agar dilempar ke arah Dania, membuat Eve semakin menahan senyum.Eve memunggungi para wanita yang siap menerima buket miliknya. Master Ceremony mulai berhitung, lalu di hitungan ketiga, Eve melempar buket bunga miliknya.Buket itu terlempar cukup kuat. Dania begitu antusias ingin menangkap, tapi banyaknya wanita di sana, membuat buket itu terpental beberapa kali hingga akhirnya jatuh ke tangan seseorang.Semua wanita kini menatap pada orang yang memegang buket itu.“Brian.” Eve terkejut tapi juga merasa lucu ka

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hari Pernikahan

    Eve berada di salah satu kamar yang terdapat di hotel tempat pesta pernikahan diadakan. Dia datang lebih awal karena harus dirias oleh MUA yang sudah ditunjuk oleh Kaivan.Alana menemani Eve di kamar. Dia terus memperhatikan Eve yang sedang dirias sampai akhirnya siap.“Kamu sangat cantik,” puji Alana seraya menghampiri Eve yang baru saja selesai dirias.Eve menatap Alana dari pantulan cermin. Dia tersenyum malu karena mendapat pujian dari kakak iparnya itu.Alana menatap cukup lama pada Eve, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya.Eve memperhatikan. Tidak tahu apa yang akan diberikan oleh kakak iparnya itu.“Kakakmu dan aku sepakat memberikan ini sebagai hadiah pernikahanmu, memang tidak mewah dan mahal, tapi kami berharap ini cukup berkesan untukmu,” ujar Alana memberikan kalung dengan liontin berinisial E.Eve sangat terkejut. Dia sampai menggeleng kepala pelan karena tak bisa menerima hadiah itu. Dia tahu kondisi ekonomi kakak dan kakak iparnya sedang susah, tapi

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status