Home / CEO / Jatuh di Pelukan CEO Dingin / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Chapter 161 - Chapter 170

182 Chapters

3 Permintaan

Eve terkejut sampai tersedak. Dia menatap pada Maria dan Kaivan secara bergantian.“Kamar?” Eve menatap tak percaya.“Iya, Kai punya kamar cendili. Banyak mainannya juga,” celoteh Kai.Eve sungguh tak percaya. Sejak kapan Kaivan menyiapkan semua itu?“Nanti aku ajak melihat kamarnya setelah selesai sarapan,” ujar Kaivan.Eve diam. Dia tidak menyangka kalau Kaivan melakukan banyak hal untuk Kai.Setelah sarapan. Kaivan mengajak Eve melihat kamar Kai, sedangkan Kai berada di luar bersama Maria.“Ini kamar Kai kalau nanti kalian tinggal di sini.Semua kebutuhannya sudah aku siapkan, pakaian, sepatu, dan yang lainnya sudah tertata rapi di lemari.” Kaivan memperlihatkan semuanya pada Eve.Eve benar-benar tak bisa berkata-kata. Kaivan begitu serius sampai sudah menyiapkan semua ini.“Jika kamu tidak keberatan dan ada waktu, sekali-kali menginaplah agar Kai bisa merasakan tidur di kamarnya. Atau, kamu mau kita langsung menikah agar bisa segera tinggal bersama?”Eve melotot mendengar ucapan Ka
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Masih Tidak Kapok

Eve pergi ke kafe diantar Kaivan, sedangkan Kai ada di rumah bersama Maria."Kalau nanti sudah dapat informasi, aku akan segera mengabarimu," kata Kaivan saat mobil mereka hampir sampai di kafe Eve.Eve menganggukkan kepala. "Maaf kalau sampai merepotkanmu."Kaivan hanya mengangguk pelan.Mobil Kaivan akhirnya sampai di depan kafe. Eve segera turun karena sudah kesiangan."Kalau ada apa-apa segera hubungi aku," kata Kaivan sambil melongok Eve yang ada di luar."Iya, kamu tenang saja. Sudah sana ke kantor." Eve mengusir karena Kaivan sudah kesiangan ke kantor.Kaivan tersenyum. Dia kemudian memacu mobilnya meninggalkan area kafe Eve.Kafe Eve memang belum buka, tapi Eve datang lebih awal agar bisa membantu karyawannya.Saat Eve akan membuka pintu kafe, tiba-tiba lengannya ditarik, membuat Eve menghadap pada orang yang menariknya.“Kamu pasti sangat senang, kan?”Eve menatap datar pada Grisel yang kini menatap penuh amarah padanya.“Aku tidak ada urusan denganmu.” Eve ingin mengabaikan,
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Grisel Itu, Gila

Grisel menatap mencibir pada Brian. Bukannya takut dengan ucapan Brian, Grisel malah terkesan menghina mantan sahabatnya itu.“Brian, Brian, sebenarnya kamu dapat untung apa dengan membela Eve? Dia tidak pernah tahu perasaanmu, tidak peduli dengan perasaanmu, tapi kamu masih saja membelanya padahal dia lebih memilih pria lain.” Grisel tersenyum mencibir setelah mengatakan itu.Brian mengepalkan telapak tangan erat mendengar semua ocehan Grisel.Sedangkan Eve langsung menatap pada Brian, melihat jika pria itu sangat emosi. Jadi, Brian benar-benar menaruh rasa pada Eve selama ini?“Lebih baik kamu diam, Gris! Ingatlah, semua yang kamu lakukan, pasti akan mendapat balasan!” Brian benar-benar kesal.Grisel membuang napas kasar, lalu membalas, “Ya sudah, aku hanya mau menyadarkanmu. Kamu itu hanya dimanfaatkan oleh Eve. Selain bantuanmu, Eve tidak pernah menghargaimu.”Setelah melontarkan kalimat provokasi, Grisel segera pergi meninggalkan Eve dan Brian.Eve menatap Brian yang tampak menah
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Perhatian Kaivan

Kaivan menemui Eve setelah bicara dengan Brian. Dia langsung mengapit dagu Eve, kemudian menggerakkan kepala wanita itu ke kanan dan kiri untuk memastikan wajah Eve tidak kenapa-kenapa.“Ada apa? Kenapa datang-datang langsung begini?” tanya Eve keheranan.Kaivan sudah memastikan Eve baik-baik saja, lalu bertanya, “Tadi Grisel menamparmu? Apa masih sakit?”Eve terkejut. Dia langsung menebak jika Kaivan pasti tahu dari Brian.“Aku baik-baik saja, kamu jangan cemas,” ucap Eve sambil memulas senyum agar Kaivan tidak cemas berlebihan.Kaivan menatap Eve yang masih saja bisa tersenyum padahal sudah disakiti. “Kenapa kamu tidak menghubungiku waktu Grisel menemuimu?” tanya Kaivan.“Aku tidak apa-apa, lagi pula juga sudah teratasi dan dia tidak berbuat nekat lagi,” ujar Eve.Kaivan diam menatap, lalu menghela napas kasar.“Tapi dia bisa saja nekat datang lagi lalu membuat masalah lagi. Sepertinya semua terjadi karena kesalahanku yang dulu percaya padanya, setelah faktanya terungkap, dia menya
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Menggoda Eve

Eve gelagapan mendengar ucapan Kaivan. Dia sampai mengalihkan pandangan karena Kaivan terus menatapnya.“Ti-tidak, kenapa kamu tanya seperti itu?” tanya Eve mengelak.Kaivan menahan senyum, lalu membalas, “Karena ekspresi wajahmu terlihat seperti takut padaku.”Eve masih mengalihkan pandangan dari Kaivan, sampai pria itu tiba-tiba menyentuh rambutnya dan mengusapnya lembut.“Pakaianmu ada di ruang ganti, sudah ada lemari khusus di sana. Pakailah yang nyaman untukmu, aku akan mandi di kamar tamu.”Eve terkejut mendengar ucapan Kaivan, sampai dia melihat pria itu benar-benar keluar dari kamar meninggalkannya sendirian di sana.Eve memastikan Kaivan benar-benar pergi dari kamar, lalu dia berjalan menuju ruang ganti yang tadi ditunjuk Kaivan. Dia membuka pintu itu dan terkejut melihat isi di dalamnya.“Kamar di dalam kamar?” Eve mengedipkan mata berkali-kali.Eve memberanikan diri masuk karena Kaivan sudah memberinya izin. Dia bingung, lemari mana yang Kaivan maksud, sedangkan di sana ada
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Setuju Menikah

Kaivan mengajak Eve duduk di balkon atas sambil menikmati malam.Eve sudah cemas dengan informasi yang Kaivan dapat, tapi pria itu masih saja bersikap santai.“Apa benar kakakku punya hutang?” tanya Eve agak ragu.Kaivan baru saja menyesap kopi, lalu menganggukkan kepala.“Ya, ternyata jaminannya surat apartemen dan ternyata sudah jatuh tempo empat bulan sehingga mendapat surat peringatan ketiga,” ujar Kaivan menjelaskan.Eve sangat terkejut.“Pasti uang itu digunakan untuk biaya rumah sakit Kak Bram, apalagi Kak Alana waktu itu juga bilang kalau sudah kehabisan biaya, pasti mereka meminjam bank karena tak punya pilihan.”Eve terlihat sangat sedih. Meski sisanya dia yang membayarkan semuanya, tapi sebelumnya Alana dan pasti melakukan segala cara untuk pengobatan Bram.Kaivan melihat Eve kebingungan. Dia ingin bicara, tapi Eve sudah lebih dulu membuka suara.“Kalau tahu Kak Bram punya tunggakan cicilan, aku tidak akan menghabiskan uangku untuk membuka kafe. Jika bisa, lebih baik uangny
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Tidak Salah Pilih

Kai bangun lebih awal pagi itu. Dia turun dari ranjang sendirian tanpa membangunkan Maria. Kai keluar kamar mencari maminya, tapi saat ke kamarnya, sang mami tidak ada di sana.“Kai mau ke mana?” tanya pelayan yang melihat Kai berjalan sendirian.“Kai mau cari Mami,” jawab Kai, “Mami bobok di mana?” tanyanya kemudian.Pelayan itu bingung karena tidak ada kamar tamu yang diminta disiapkan untuk tidur Eve.“Mungkin di kamarnya Papi,” jawab pelayan sambil menunjuk ke lantai atas.Kai memandang ke lantai atas. Dia akhirnya berjalan ke sana menuju kamar Kaivan.Kai memutar gagang pintu meski agak kesusahan, ternyata pintunya tidak dikunci, sehingga Kai bisa masuk dengan mudah. Saat sampai di dalam, Kai melihat sang mami tidur di ranjang bersama papinya.“Mami cama Papi nakal! Maca Kai tidak diajak bobok bareng!” Kai merajuk sambil berkacak pinggang.Eve terkejut mendengar suara Kai. Dia bangun dan melihat Kai sudah memasang wajah kesal.“Katanya Mami bobok kamarnya Kai,” gerutu bocah itu.
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Perlahan Terselesaikan

Siang itu, Bram dan Alana panik karena pihak bank meminta mereka datang.“Siang Pak Bram, Bu Alana. Mari ikut saya ke ruangan,” ajak petugas bank begitu sopan.Bram dan Alana mengangguk, keduanya saling menggenggam karena takut dan menebak jika pemanggilan mereka akibat cicilan yang macet.“Silakan duduk, Pak, Bu.” Petugas itu bersikap ramah.Alana dan Bram duduk di depan meja petugas, sambil menunggu petugas itu menjelaskan.“Seperti yang Bapak dan Ibu ketahui, pembayaran cicilan pinjaman kalian mengalami keterlambatan, jadi di sini kami memanggil Bapak dan Ibu untuk membahas hal ini,” ujar pegawai bank.Alana dan Bram saling tatap, mereka tentunya panik jika sampai pihak bank ingin mengambil jaminan berupa surat hak guna bangunan apartemen yang mereka miliki.“Begini, apa bisa beri kami kelonggaran? Setidaknya sampai akhir bulan ini, sampai gaji kami keluar,” pinta Bram. Dia takut jika sampai Eve tahu soal utangnya, lalu ikut memikirkan pembayaran yang seharusnya dia lakukan.Petuga
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Kejar Sampai Dapat

Dania pergi ke kafe Eve untuk makan siang. Dia langsung menghampiri Eve yang sedang membereskan meja.“Eve, aku mau makan siang.” Dania bertingkah manja pada Eve.Eve menatap pada Dania dengan seulas senyum di wajah.“Duduklah,” ujar Eve mempersilakan, “kamu mau menu apa hari ini?” tanya Eve lalu memberikan buku menu pada Dania.“Seperti biasanya saja, aku sedang cocok dengan menu itu,” kata Dania.Eve mengangguk. Dia mencatat pesanan Dania, lalu bersiap pergi ke dapur.“Eve.” Dania memanggil lagi.“Kamu mau pesan yang lain?” tanya Eve.“Bukan,” jawab Dania, “itu, apa Brian tidak di sini?” tanya Dania karena tidak melihat pria itu.Eve mengerutkan alis. Dia meminta karyawannya untuk membawa pesanan Dania ke belakang, sedangkan dia duduk bersama Dania.“Ada apa mencarinya? Entah, dia memang belum datang hari ini,” ujar Eve saat sudah duduk berhadapan dengan Dania.Dania terlihat ragu. Dia meremat jemarinya, lalu menatap Eve lagi..“Tidak ada yang penting, hanya tanya saja,” jawab Dania
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Masalah Damian

“Aku bilang tidak.” Eve tetap menolak. Dia berjalan untuk menjauh dari Damian. Namun, ternyata Damian menahan lengannya, membuat Eve berhenti melangkah lalu menatap pada Damian.“Apa kamu benar-benar akan menikah dengan Kaivan?” tanya Damian dengan tatapan tidak senang.Eve merasakan cengkraman Damian yang cukup kuat. Dia mencoba melepas tapi tidak berhasil.“Untuk apa kamu mengurusi hidupku? Aku sudah diam dan membiarkanmu melakukan sesuatu seenakmu, tapi bukan berarti kamu bisa mengaturku,” hardik Eve lalu melepas tangan Damian yang menahannya.“Apa kamu yakin kalau Kaivan itu baik? Kamu tidak tahu, apa yang sudah dilakukannya, kan?” Damian mencoba memprovokasi, dia tidak akan melepas sebelum Eve mendengarkannya.Eve menatap kesal. Lalu melepas tangannya dari Damian dengan agak kasar.“Kamu pikir sudah menjadi pria yang lebih baik? Kamu pikir, apa yang kamu lakukan dulu padaku adalah sikap yang menunjukkan kalau kamu lebih baik dari Kaivan? Tolong, Damian. Aku ingin hidup tenang, apa
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status