Semua Bab Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Bab 131 - Bab 140

182 Bab

Papinya Kai

“Kai cangat cenang,” celoteh Kai saat sedang mengganti baju bersama Eve.Eve hanya tersenyum menanggapi ucapan putranya itu.“Mami, kalau papinya Kai itu Paman Kaivan, pacti menyenangkan, kan? Coalnya papi Kai juga tidak pernah pulang, tidak pernah ngajak main, tidak pernah telepon Kai. Jadinya Kai ‘kan cedih.”Eve terdiam mendengar ucapan Kai. Dia menatap Kai sambil mencoba tersenyum. Mungkin dia salah karena selama ini berbohong, tapi dia juga tidak punya pilihan.“Kai bobok dulu, ya. Sudah waktunya tidur siang,” ucap Eve tak menanggapi perkatana putranya.Kai naik ke ranjang. Eve duduk di tepian untuk menemani sebentar.“Mami, apa cebenarnya Kai tidak punya papi?” tanya Kai lagi.Eve terkejut tapi berusaha tenang.“Siapa yang bilang tidak punya?” tanya Eve dengan lembut. Dia tersenyum agar Kai tidak sedih.“Paman Damian bilang, kalau Kai curuh milih Paman Damian atau Paman Kaivan buat jadi papi, Kai milih mana? Kan Kai punya papi, kenapa haruc milih?” Eve benar-benar gelagapan dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bau Sampah

Eve pergi ke lantai bawah untuk membuang sampah. Saat dia baru saja meletakkan sampah di bak yang tersedia. Eve bertemu dengan Grisel yang sudah menatapnya.“Jadi benar, kamu memang sedang tarik-ulur untuk mendapatkan perhatian dua pria sekaligus.” Grisel bicara sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.Eve tersenyum miring. Dia tidak mengerti, kenapa Grisel masih saja terus berusaha mengganggunya. Dia selalu bersikap tenang agar tidak ada masalah, tapi Grisel selalu saja membawa masalah baginya.“Ya, lebih baik tarik-ulur, daripada langsung menarik sesuatu yang bukan haknya. Contohlah mengaku ditiduri padahal tidak,” balas Eve dengan santai.“Kamu ….” Grisel geram sampai menunjuk wajah Eve.“Sudah kubilang, kali ini aku tidak akan diam menghadapimu, apalagi kamu sudah berani melukai putraku!” hardik Eve dengan mata menatap tajam pada Grisel.“Jadi, kamu mengakui kalau menggunakan anakmu itu untuk mencapai titik tertinggi. Ya, katakan saja biar bisa mendapat perhatian Kaivan dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Mengantar Sekolah

Kaivan langsung memandang pada Eve ketika mendengar aduan dari Kai.“Memangnya kenapa tidak mau ke Playgroup? Bukankah di sana bagus, Kai bisa bermain sambil belajar?” tanya Kaivan.“Tidak mau. Kai tidak mau belajar di cana. Kai tidak cuka anak-anak lain, nanti nakal.” Kai memeluk leher Kaivan erat. Bagaimanapun caranya dia tidak akan mau dibawa ke playgroup.“Kai tidak boleh begitu.” Eve kesal karena Kai kukuh tetap tidak mau ke playgroup.Kaivan menatap pada Eve sambil mengedip satu kali, memberikan isyarat agar dirinya yang membujuk.Eve terkejut, tapi akhirnya membiarkan saja dan dia mau melihat, sampai mana Kaivan bisa membujuk Kai.Kaivan menurunkan Kai. Dia berjongkok sambil menatap putranya itu.“Kai harus mulai belajar di Playgroup, belajar berteman dan belajar yang lainnya,” ujar Kaivan membujuk.“Nggak mau! Kai nggak mau.” Kai melipat kedua tangan di depan dada.“Kalau Kai mau ke playgroup, paman yang akan antar dan jemput. Bagaimana?” tanya Kaivan kembali membujuk.Eve ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Ungkapkan Langsung

Kaivan menatap Eve yang baru saja melontarkan pertanyaan sama seperti sebelumnya. Entah apa maksud Eve selalu bertanya seperti itu, mungkinkah wanita itu ingin dia mundur dengan menakut-nakuti menggunakan nama baiknya? Atau Eve memang takut jika nama baik Kaivan tercemar karena keberadaan Kai?“Aku tidak perlu mencemaskan sesuatu yang belum terjadi. Itu seperti menggerogoti otakku dengan banyak kecemasan yang terkadang tak terbukti. Satu-satunya alasan kenapa aku peduli dengan keberadaan Kai adalah karena aku ingin menebus waktu yang sudah aku lewatkan karena keputusan sepihakmu.”Kaivan bicara sambil menatap begitu dalam pada Eve.Eve bergeming mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Kaivan.“Ayo pergi!” ajak Kaivan saat melihat Eve hanya diam.Eve menoleh pada Kaivan yang sudah berjalan lebih dulu. Pria itu, apakah serius? Tapi kenapa Eve ragu? Mungkinkah karena Kaivan terus berkata jika ingin bertanggung jawab dengan Kai saja?Kaivan dan Eve sudah berada di mobil. Mereka dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Mencoba Bicara

Eve masih berada di kafe yang renovasinya sudah selesai. Bahkan meja kasir, dapur, juga perabotan lain sudah dipasang.“Apa masih ada yang kurang?” tanya penanggung jawab renovasi.“Sepertinya sudah semua. Terima kasih kalian sudah bekerja keras,” ucap Eve begitu lega karena renovasinya tak memakan waktu lama.“Sama-sama. Kami juga senang Anda dan Pak Kaivan menggunakan jasa kami,” balas pria itu.Eve hanya membalas dengan anggukan. Lalu bertanya, “Apa masih ada gaji yang belum dibayar?”“Oh, semua sudah dibayar Pak Kaivan di muka. Jadi tidak ada kekurangan lagi.”Eve harusnya tidak terkejut. Dia akhirnya hanya mengangguk.Selagi para pekerja itu menyelesaikan semuanya. Eve mencoba menghubungi Brian.“Bagaimana?” tanya Brian dari seberang panggilan.“Tempatnya sudah siap. Aku juga sudah memesan perabotnya,” ujar Eve sambil memandang kafe miliknya itu.“Baguslah. Aku akan segera mengirim bahan-bahan yang diperlukan, kapan rencanamu buka?” tanya Brian dari seberang panggilan.“Rencanany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Setidaknya Demi Kai

Eve tersedak sampai terbatuk-batuk mendengar ucapan Kaivan. Kedua telinga dan hidungnya sampai memerah. Dia mencoba meredam batuknya sambil menatap pada Kaivan.“Anda tidak cocok bercanda,” ujar Eve mencoba menepis pikirannya akan maksud ucapan Kaivan. Dia mencoba tertawa untuk menepis kecanggungan yang dirasakan.“Aku tidak bercanda,” balas Kaivan.Seketika Eve menghentikan tawa. Dia menatap Kaivan yang menatapnya dengan serius.“Saya sudah bilang jika--” Apa yang dikatakan Eve dipotong cepat oleh Kaivan.“Kamu terus menggiringku agar tidak bertanggung jawab, sebenarnya apa yang kamu inginkan?” Kaivan memotong cepat perkataan Eve.Eve gelagapan, diam tak bisa menjawab.“Alasan aku mau menikahi Grisel waktu itu karena aku ingin bertanggung jawab setelah mengira kalau dia adalah wanita yang kutiduri. Sekarang aku tahu faktanya, wanita di depanku ini adalah yang ternyata sudah tidur denganku. Bukankah sudah seharusnya aku bertanggung jawab padamu.” Kaivan akhirnya mengungkap janjinya dul
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Diberi Kesempatan

Eve memangku Kai saat duduk di mobil. Dia menoleh pada Kaivan yang duduk di belakang kemudi dengan ekspresi wajah kesal.“Seharusnya Anda tidak perlu mengancam seperti itu,” ucap Eve merasa tidak enak hati karena ketegangan di sekolah tadi.Kaivan memaksa membuka rekaman Cctv kelas meski dengan sedikit ancaman. Begitu rekaman dibuka, ternyata cerita Kai benar. Kai hanya duduk di kursi sambil menggambar, tapi tiba-tiba didorong dari samping sampai keningnya membentur kursi lain.Meski Eve tahu jika gurunya salah, tapi dia juga merasa Kaivan tidak perlu sekeras itu.“Apa kamu pikir aku bisa diam saja melihat ….” Kaivan menjeda ucapannya saat ingin menyebut Kai sebagai anaknya. Dia menoleh Kai yang masih memeluk Eve.“Tidak usah bawa Kai ke sana lagi. Jika kamu kerepotan menjaganya karena harus mengurus pembukaan kafe, biar dia bersamaku. Kalau perlu dia bisa bersamaku setiap hari. Lagi pula umurnya masih tiga tahun, dia tidak harus pergi sekolah!” Kaivan langsung memberi keputusan tegas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Mencari Tahu

“Tumben mengajakku bertemu. Ada apa?” tanya Dania lalu menyedot jus yang dipesannya.Kaivan mencondongkan tubuh ke arah meja. Lalu sedikit ragu saat menatap Dania.Dania mengerutkan alis, dia merasa aneh dengan sikap Kaivan.“Ada apa sebenarnya?” tanya Dania masih menunggu.“Aku mau tahu soal masa lalu Eve. Sedikit banyak kamu pasti tahu, kan?” Kaivan mengutarakan maksud meminta bertemu Dania.Dania malah berpikir, lalu memandang pada Kaivan yang menantinya bicara.“Mau tahu masa lalu yang mana? Aku tidak terlalu dekat juga dengan Eve, mengingat aku hanya mengenalnya dari cerita Damian, ya itu juga sebelum Damian selingkuh,” ujar Dania.“Yang kamu tahu soal perselingkuhan Damian. Aku ingin tahu, bagaimana Eve saat itu,” ujar Kaivan.Dania kembali berpikir, lalu bertanya, “Apa ini ada sangkutpautnya dengan niatmu menikahinya?”Kaivan tidak menjawab, bukankah seharusnya Dania paham?“Ah, aku tahu,” ucap Dania dengan tatapan meledek.“Tahu apa?” Kaivan menyipitkan mata.“Ya, tahu saja. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Dititipkan

Eve memakaikan jaket Kai, lalu menyematkan tas kecil yang biasa dipakai putranya itu.“Ingat ya, Kai. Jangan nakal. Mami akan jemput setelah selesai mengurus semua persiapan kafe,” ujar Eve mengingatkan.“Kai tidak pernah nakal,” balas Kai.Eve hanya tersenyum menanggapi ucapan Kai. Dia mengajak Kai keluar dari kamar, lalu bertemu Bram dan Alana yang juga sudah siap ingin bekerja.“Kamu jadi nitipin Kai?” tanya Bram.“Iya,” jawab Eve, “kalau aku ajak, takutnya nanti di sana agak ribet dan tidak aman untuk Kai,” ucap Eve menjelaskan.Bram mengangguk-angguk, saat itu terdengar suara bel dari pintu depan, membuat semua orang langsung menoleh.“Sepertinya dia datang,” ucap Eve.Eve menggandeng Kai menuju pintu, lalu melihat siapa yang datang.“Pagi, Bu Eve. Pak Kaivan tidak bisa jemput, jadi saya diminta jemput,” ujar sopir Kaivan.Eve mengangguk. Dia menghadap pada Kai lalu berjongkok dan kembali menasihati.“Pokoknya Kai harus nurut sama Paman Kaivan, ya.” Eve kembali merapikan tali tas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Tukar Papi

Maria terkejut mendengar pertanyaan Kai, tapi dia tetap tersenyum.“Tentu saja tidak, kenapa kamu berpikiran kalau nenek ini jahat?” tanya Maria bersikap manis pada Kai.“Coalnya, bibi itu jahat.” Kai bicara sambil menunjuk ke arah pagar.Maria mengerutkan alis, lalu kembali tersenyum.“Tidak, nenek tidak jahat. Bahkan, tahu Kai mau datang, nenek bikin banyak makanan, kue, bahkan di rumah ada mainan. Mau?” Maria membujuk agar Kai mau ikut.“Paman Kaivan di mana?” tanya Kai sebelum setuju dengan ajakan Maria, meski dia tergiur dengan semua yang disebutkan Maria.“Ada di dalam, sedang bersiap-siap,” jawab Maria, “bagaimana kalau masuk, sarapan sambil nunggu Paman Kaivan siap?” Kai akhirnya mau. Dia menggandeng tangan Maria lalu berjalan masuk rumah mewah itu.Maria sangat senang. Seperti dugaannya, cucunya sangat tampan dan cerdas. Dia langsung menyukai Kai, apalagi anak kecil itu lahir dari rahim Eve. Lengkap sudah harapannya terkabul.Kai berjalan masuk rumah besar itu. Dia melihat a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status