Home / Pernikahan / Pembantu Cantiknya Tuan Muda / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pembantu Cantiknya Tuan Muda: Chapter 11 - Chapter 20

118 Chapters

MENDADAK NIKAH

Alfian bertujuan membawa Nurmala ke supermarket untuk membeli kebutuhan ibu hamil dan pakaian untuk Nurmala, tapi urung ia lakukan karena Nurmala mengeluh sakit kepala, maka Alfian memutuskan untuk membiarkan Nurmala istirahat di rumah, sekaligus mengurungnya karena takut Nurmala melarikan diri.“Aku mau ke butik sebentar, setelah itu aku pulang. Kamu jangan ke mana-mana, tunggu aku di rumah.”“Mana bisa aku pergi kalau kamu mengurungku. Di mana kunci rumahnya, aku mau pulang?” tanya Nurmala disela tangisnya.“Maaf, tapi kuncinya aku bawa.” Ujar Alfian sembari memilih beberapa pakaian wanita.“Cepat pulang, aku takut sendirian.”“Iya, iya. Ya sudah, aku tutup dulu teleponnya.” Alfian menutup pintunya secara sepihak.Nurmala duduk di sudut kamar yang menurutnya merupakan tempat teraman dibanding tempat lainnya. Nurmala menangis tersedu-sedu karena masih belum terbiasa sendirian di tempat asing. Apalagi di rumah pria yang sudah merenggut kehormatannya. Perbuatan Alfian masih menyisakan
Read more

Surat Perjanjian

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Nurmala Angraini Binti Muhammad Faruk dengan mas kawin tersebut, Tunai," ucap Alfian dengan mantap.Para saksi serempak mengucapkan kata, "Sah." Lantunan doa pun menggema memenuhi ruangan rawat Ayu.Nurmala tak kuasa membendung air mata saat para saksi mengucapkan kata 'Sah', berulangkali Nurmala menyeka air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Harusnya Firmansyah Aditama yang duduk di sampingnya untuk melafadzkan kalimat ijab kabul disaksikan oleh keluarganya. Harusnya rasa terharu karena rasa bahagia yang memenuhi hati Nurmala, bukan rasa sesak tersemat di dada yang merajai hatinya. Hatinya sakit setiap mengingat Firman, nama pria itu masih bertahta di hati Nurmala. Kenangan indah bersama Firman masih menguasai pikirannya."Mas Firman, apakah kamu juga sama patah hatinya denganku?" Nurmala memejamkan mata, tangannya memegangi dada yang begitu sesak hingga sulit untuk bernafas. Cinta yang sudah bertahun-tahun mereka rajut, harus kandas karena
Read more

Penyesalan Nurmala

Nurmala bersandar di kepala ranjang sembari mengusap perutnya yang masih rata. Sudah ada makhluk kecil yang tak pernah ia inginkan tumbuh di sana. Ia masih tak percaya bisa menikah dengan orang yang sudah merusak hidupnya. Nurmala menghela nafas berat, ia tak mau terus-terusan larut dalam kesedihan."Ini untukmu.” Lamunan Nurmala buyar karena Alfian yang tiba-tiba berdiri di sampingnya menjulurkan sebuah kartu berwarna hitam. “Kamu bisa beli apa pun dengan kartu ini,” lanjut Alfian."Aku nggak butuh itu." Nurmala membuang muka ke samping."Maaf, tapi aku tidak menerima penolakan." Alfian menarik tangan Nurmala, lalu menjejalkan Black Card itu ke tangannya."Kamu nggak apa-apa kan, kutinggalkan kerja?" tanya Alfian."Iya." Itu lebih baik pikir Nurmala. Berada di dekat Alfian hanya membuat Nurmala merasa sesak napas."Kalau butuh sesuatu, kamu bisa minta tolong sama Bi Puput. Aku sudah minta dia untuk menjagamu.""Iya," jawab Nurmala singkat. Ia masih memalingkan muka dari Alfian"Nant
Read more

Bukan siapa-siapa

“Kapan ‘sih dia pulang. Ini sudah malam banget.” Nurmala berjalan ke sana kemari di teras rumah menunggu kepulangan Alfian dengan gelisah tapi sampai sekarang pria itu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Pria itu sudah berjanji untuk mengantarnya ke kos-kosan Ratna, padahal sekarang sudah jam 9 malam, tapi Alfian tak kunjung pulang. Berulang kali dihubungi, tapi panggilan teleponnya tidak aktif."Dasar tukang ingkar janji. Ini sudah terlalu malam untuk ke kosan Ratna. Ratna pasti sudah kebingungan cariin aku. Tahu gitu aku berangkat sendiri tadi." Nurmala tak bisa memberi kabar pada Ratna karena tidak punya nomornya, semua ini karena hp miliknya dirusak Alfian."Nak, ini sudah malam. Kenapa masih berdiri di luar, nanti bisa masuk angin loh,” Bi Puput merasa cemas melihat sejak tadi menunggu Alfian."Aku nunggu Alfian, Bi. Dia janji mau nganter aku ke tempat temanku. Aku mau ngambil barang-barangku di kosan, tapi dari tadi ditungguin Si Alfian nggak datang-datang. Tahu gitu'kan ak
Read more

Bertemu Firman

Alfian tertegun, sindiran tajam dari Nurmala membuatnya tersinggung, meski apa yang Nurmala katakan benar tetap saja Alfian merasa sakit hati, apalagi Alfian sudah bertanggungjawab menikahinya. Yang membuat Alfian semakin kesal, Nurmala berani menghunuskan tatapan tajam padanya, padahal Alfian adalah suaminya. "Kenapa menatapku seperti itu? Mau lagi?" tanya Alfian sebab Nurmala masih menatapnya dengan sinis."Aku tidak sudi melayanimu." Nurmala memutar mata jengah, ingin sekali ia menyumpal mulut Alfian yang los tanpa sensor. Apa dia tidak malu berkata seperti itu pada Nurmala."Aku suamimu. Aku bisa menyentuhmu kapanpun aku mau." Alfian tersenyum sarkas."Enak saja. Di dalam surat perjanjian, kontak fisik dilarang." Nurmala kembali menatap Alfian dengan sinis. Jangankan melayani Alfian, berdekatan dengannya saja sudah membuat Nurmala risih dan merinding.“Mulai sekarang kamu tidak boleh dekat dengan lelaki manapun.”“Apa urusanmu?”“Jelas itu urusanku. Kamu istriku.”“Cuma istri sem
Read more

Firman terluka

“Langit sudah mendung. Kayaknya bentar lagi bakal hujan, deh. Kamu nggak mau mampir dulu di kos-kosanku? Kalau langsung pulang, kamu bakal kehujanan, loh.”“Nggak, Na. Takut ada fitnah. Kapan-kapan saja kalau ada Nurmala aku bakal mampir. Oya, di sebelah mana kamar kos-mu?" tanya Firman."Kamar nomor 7, di sana." Ratna menunjuk kamar yang pintunya terbuka. Firman mendongak mengikuti arah telunjuk Ratna. "Loh, pintu-nya ke buka," seru Ratna kegirangan. “Kayaknya Nurmala udah pulang, deh.” Senyum di bibir Ratna mengembang dengan lebar.Senyum bahagia mengembang di bibir Firman, akhrinya dia bisa berjumpa lagi dengan wanita yang sangat dicintainya. "Gimana, ya, kalau Firman tahu Nurmala sedang hamil?" gumam Ratna dalam hati dengan perasaan cemas. “Apa Firman mau menerima Nurmala yang lagi hamil anak orang lain.”Firman segera turun dari motornya, kemudian berlari kecil menuju kamar kos Ratna. Senyum di bibir Firman terus mengembang sepanjang ia berlarian. Ia sudah tidak sabar ingin ber
Read more

Tangisan Zahra

Alfian mengambil tas besarnya dan mengambil semua pakaian dari dalam lemari Nurmala, lalu memasukkannya ke dalam tasnya.Nurmala duduk di samping Ratna, ia lebih tenang setelah puas menangis. Mereka bicara saling berbisik. Tentu saja hal itu membuat Alfian geram dan makin penasaran dengan perbincangan mereka berdua, apalagi dua wanita itu sesekali meliriknya."Ayo Nur, makan. Ini terang bulan istimewa dari orang yang istimewa, tadi Firman beli ini di warung langganan kalian, katanya kangen sama kamu," Ratna sengaja mengompori Alfian, supaya Alfian tahu jika masih ada pria berhati tulus yang mau menerima Nurmala apa adanya. Semua itu ia lakukan supaya Alfian tidak bersikap semena-mena pada sahabatnya.Ratna tak ada niat sedikitpun untuk menawari Alfian minuman dan terang bulan pemberian Firman. Kalaupun ditawari, Alfian tidak akan sudi menyentuh makanan pemberian dari Firman. Usai mengemasi semua barang-barang Nurmala, Alfian memilih bermain Hp sembari menunggu hujan reda."Hmmm, enak
Read more

Hubungan membaik

"Aku nabrak mobil, Mbak. Kerusakannya sangat parah. Yang punya mobil minta ganti rugi. Kalau nggak, aku bakal dilaporin ke polisi." jawab Azizah diselingi dengan isak tangis."Kok bisa sih, Za?" Nurmala panik, dia juga bisa merasakan ketakutan yang di rasakan oleh adiknya."Tadi aku berangkat sekolah buru-buru, Mbak. Karena takut telat, aku ngebut.""Memangnya orangnya minta ganti rugi berapa?" tanya Nurmala."Ti-tiga puluh juta, Mbak," jawab Azizah terbata. Ia ragu Nurmala bisa membantunya, tapi ia juga takut masuk penjara."APA?" pekik Nurmala, sepertinya dia salah dengar. “Berapa kamu bilang?”"Tiga puluh juta, Mbak." Azizah mengulang jawabannya lebih jelas."Ya ampun, Za. Kok banyak banget, sih!" Nurmala merasa sesak mendengar nominal yang sangat besar untuk ganti rugi, dia bingung harus mencari uang sebanyak itu kemana? Sedangkan mahar pernikahan dari Alfian sudah Nurmala gunakan untuk menutupi hutang orang tuanya. Dia tak memiliki keberanian untuk meminta uang sebanyak itu pada
Read more

Alfian penasaran

"Uang 50 juta tidak akan bisa menebus kesalahanku padamu. Maafkan aku, kamu pantas membenciku tapi tolong jangan takut padaku, karena aku tidak akan menyakitimu lagi. Kalau kamu membutuhkan apapun, katakan padaku. Aku akan membantumu, apapun itu," ucap Alfian dengan tulus, sejujurnya ia tak tega melihat Nurmala yang sangat bersedih setelah kehilangan Firman.Mata Nurmala berkaca-kaca, sekuat tenaga menahan titik-titik bening di matanya yang siap meluncur kapan saja. Jujur saja, sejak kejadian itu hidup Nurmala tak pernah bisa hidup dengan tenang. Hatinya terus gelisah, tapi mau bagaimana lagi, meski Alfian sudah meminta maaf tetap tidak akan mengubah segalanya.***1 minggu telah berlalu, Alfian baru saja pulang dari kantornya setelah malam sudah larut, ketika hendak membuka pintu kamarnya, Alfian mendengar suara tawa Nurmala. Setelah sekian lama, baru kali ini Alfian kembali mendengar suara tawa Nurmala. Ia sangat penasaran apa yang bisa membuat wanita itu tertawa.Alfian membuka sed
Read more

CUEK

"Nggak," jawab Nurmala kemudian membuang muka. Kurang buruk apa lagi nasib Nurmala, memiliki suami yang mencintai wanita lain dan akan menceraikan Nurmala setelah menikah, bahkan Nurmala harus kehilangan anak pertamanya."Ow." Alfian tak memberi jawaban, menurutnya apa pun yang Alfian lakukan di luar sana tidak berpengaruh apa pun pada Nurmala.***Malam hari, Alfian yang tiduran di atas sofa merasa gelisah. Sejak tadi dia hanya berguling ke kanan dan ke kiri, penasaran dengan rahasia yang disembunyikan oleh Nurmala. Sejak tadi hatinya tergelitik ingin tahu isi hp Nurmala.Kenapa Nurmala membutuhkan uang sebanyak 50 juta dan kenapa waktu itu Nurmala menangis? Hal itu membuat Alfian terus menerus memikirkannya dan merasa tak tenang. Alfian tidur dengan posisi menyamping, memperhatikan punggung Nurmala yang berangsur naik turun.Alfian beranjak dari sofa lalu mencari keberadaan hp Nurmala, ia membuka laci dan menggeledahnya tapi nihil hp itu tidak ada di sana. Alfian juga mencari ke dal
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status