Semua Bab Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat : Bab 81 - Bab 90

149 Bab

Bab 81. Ayo lawan pelakor

Lalu terbayang semua yang digambarkan Yuri. Membayangkan perempuan lain di manja Saka , dicium dan...."Aaaa..... Tidak bisa ! Ini Tidak bisa dibiarkan. Aku harus berjuang untuk bang Saka-ku. Bang Saka tu milikku. Hanya milikku. Tidak.. Tidak boleh ada yang merebutnya dariku! Aku yang susah payah merawatnya dulu, memandikannya, menyuapinya sampai dia sehat seperti sekarang... Enak saja wanita itu datang sesuka hatinya setelah meninggal kan Bang Saka saat susah." Teriak Wulan, membuat Yuri terkejut.“Wulan! Kau mengagetkanku saja.""Maaf Yuri. Tapi entah kenapa aku jadi kesal dengan wanita yang bernama Citra itu.""Jadi bagaimana? Kamu akan menemuinya?""Iya. Kita memang harus menemuinya." jawab Wulan dengan Mantap.Lalu menoleh pada cermin. "Bagaimana penampilanku Yuri, apa ini sudah sempurna?""Tentu saja. Kamu terlihat sangat cantik dan anggun. Wanita itu pasti akan langsung minder melihatmu.""Baguslah. Kalau begitu ayo kita turun.""Let's Go, Wulan!" jawab Yuri , menggandeng tanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 82. Perubahan Wulan

"Kalau kamu tidak keberatan, Nyonya. Aku akan menunggunya. Aku juga ingin bertemu dengannya. Walau hanya sebentar saja." jawab Citra, sekenanya. Dia pikir, tidak mungkin Saka akan pulang. Sebab ini belum waktunya. Dia akan menggunakan waktu itu untuk mencari cela dan kelemahan Wulan. Pasti ada.Lalu terdengar Wulan berdehem dan menoleh pada kakek dan neneknya."Kakek, Nenek.. Sebaiknya kalian istirahat saja. Bukankah kalian sudah bertemu dan mengobrol dengan Nona ini? Biar Wulan yang menemani tamu kita ini. Sebentar lagi Tuan Muda Saka juga akan segera pulang." ucap Wulan.Citra sedikit terkejut mendengar ucapan Wulan. 'Benarkah Saka sudah mau pulang? Bukankah ini belum jamnya. Atau perempuan ini hanya membual untuk menakutiku saja. Ah, tidak tidak. Kalau Saka sungguh datang. Itu adalah kesempatan buatku. Aku akan menggoda Saka di depan istrinya. Mau tau bagaimana reaksinya. Pasti akan ada perang dunia ketiga. Yes...' batin Citra, segera menyusun rencana.Citra tahu betul Saka itu ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Bab 83. Wulan Murka

"Saka, jangan pergi. Tolong aku..!!" teriak Citra mengiba di bawah kukungan tangan Wulan."Enak saja minta tolong. Aku saja takut pada istriku. Salahmu sendiri. Aku sudah peringatkan kamu kalau istriku itu galak. Kamu si, nekat. Kamu pasti akan habis di bejeknya. Nikmati saja!" jawab Saka kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.Tidak mau ikut campur. Itu urusan perempuan saja. Tidak mau jadi sasaran amarah Wulan. Cari aman saja. Sambil terus berpikir perubahan pada Wulan hari ini.Saka makin tersenyum dalam, dia begitu mengagumi Wulan."Ah.. makin cinta."_______________Citra masih di bawah kekuasaan tangan Wulan, yang saat ini sedang mencengkeram kembali rambut pirangnya. Wajah Citra semakin pias.Citra tidak pernah menyangka, tidak pernah menduga. Tanpa mengira bahwa wanita bernama Wulan, istri dari mantan calon pacarnya dulu, bisa searogan dan sekuat ini.Wulan kembali melanjutkan aksinya. Bukan hanya tangannya yang kasar, umpatan dan sumpah serapah pun tak luput keluar dari mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Bab 84. Obrolan yang menyesatkan

"Wulan... Dia... Dia...""Jawab saja!""Ya, dia memang menemuiku di kantor. Tapi aku...""Apa yang sudah kalian lakukan di sana?" Wulan histeris, menangis dan memukuli dada Saka."Aku benci padamu, Saka. Aku benci!!!" teriak Wulan."Wulan... Wulan. Dengar aku. Tidak ada yang terjadi di antara kami. Tidak ada sentuhan fisik sama sekali. Sungguh! Percayalah," ucap Saka berusaha menenangkan."Kamu bohong! Kamu pasti berbohong!""Wulan... Aku berani bersumpah! Aku mengusirnya. Aku juga tidak menyangka kalau Citra nekat kemari untuk menemui kamu. Dan tadi... Aku kecolongan saat dia menarik tanganku. Percayalah, Wulan. Jangan membuatku sedih. Kumohon, percayalah."Saka berusaha mendekap Wulan yang terus meronta."Kamu tidak tahu, ya? Aku ini juga wanita. Aku istrimu. Aku bisa cemburu memikirkanmu dengan wanita lain, Saka! Hatiku sakit. Aku cemburu!"Plup...!!!Tak ada pilihan lain untuk menenangkan Wulan. Saka membungkam mulutnya dengan ciuman. Sesaat menyesap dalam, lalu menatap wajah Wula
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 85. Mengajak berusaha lagi

"Kamu ya!!! Mengerjai Wulan...!!! Jahat.. Jahat..!!"Tak kuat menahan tawa, Saka terbahak-bahak sambil menahan pukulan demi pukulan Wulan dengan tangannya."Wulan... berhenti. Nanti kamu bisa mengenai Juniorku dan bisa menyakitinya."Mendengar itu Wulan langsung berhenti. Menatap Saka kemudian menatap tubuh bagian bawah suaminya. Terlihat oleh Wulan sesuatu yang menonjol di dalam sana."Jadi..! Junior itu..! Si anu???""Itu kau paham." jawab Saka kembali terbahak.Wulan bengong, diam seribu bahasa. Malu juga iya. Merasa menjadi orang terbodoh di dunia. Bisa-bisanya tidak mengerti. Sudah penasaran setengah mati, eh ternyata jika Sang Junior yang dimaksud Saka selama ini adalah si Anu. Si anu yang memang dulu pernah bahkan selalu ia sentuh ketika Saka belum bisa menyentuhnya sendiri.Si anu yang setiap hari Wulan mandikan.Melihat wajah diam istrinya, Saka seperti merasa bersalah. Berhenti dari tertawanya dan kemudian meraih tangan Wulan."Maafkan aku. Sebenarnya waktu itu aku tidak ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 86. Sedang bahagia

Sekretaris Ang menatap Saka."Apa karena Nyonya muda berani melawan Nona Citra? Saya juga sempat kaget dan tak percaya," sahut Ang."Kamu melihatnya tadi? Apa yang Wulan lakukan pada Citra setelah aku pergi ke kamar Ang? Ayo ceritakan. Aku tidak bisa melihat kelanjutannya tadi.""Nyonya muda memaki habis Nona Citra, lalu mengancamnya. Nona Citra begitu ketakutan dan kurasa dia akan jera sejera-jeranya untuk mendekati Tuan Muda.""Baguslah. Tapi dari mana istriku bisa mendapatkan keberanian dan kepintaran drastis seperti itu, ya?" tanya Saka, terlihat berpikir."Yuri. Sepertinya dialah yang mendorong Nyonya muda. Saya yakin, Yuri adalah orang yang bisa membuat perubahan pada Nyonya muda. Karena tadi saya sempat mendengar Nyonya muda mengucapkan terima kasih pada saudaranya itu."Saka mengangguk setuju. Jika dipikir, omongan Ang ada benarnya. Kehadiran Yuri memang banyak membawa perubahan pada Wulan."Kalau begitu, perlakukan dia dengan baik.""Baik, Tuan Muda.""Tapi sebenarnya yang me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 87. Apa masih menginginkan cicit untuk Kakek?

"Baik Tuan muda." Sekretaris Ang terlihat menutup panggilan. Sepertinya Ang, baru saja menerima telepon dari Saka.Hari ini rupanya Saka benar benar menuruti keinginan Wulan untuk tidak pergi bekerja. Dan meminta agar Ang juga ikut istirahat saja.Sekretaris Ang tersenyum, senyum bahagia mewakili kebahagiaan Tuan mudanya. Lalu sekretaris Ang melangkah menuju kamar seseorang.Berhenti dan mengetuk pintu.Sesaat pintu di buka."Tuan Sekretaris!" Yuri terbelalak. Tidak pernah mengira jika Sekretaris Ang yang mengetuk pintunya."Ikut aku.""Ba.. baik Tuan." dengan tergagap Yuri melangkah keluar dan menutup pintu kamarnya."Eh, siapa yang menyuruh seperti ini?" Sekretaris Ang melotot menatap Yuri."Lho tadi menyuruh saya ikut?""Ganti baju mu dulu, dan berdandan lah yang layak. Aku akan tunggu di bawah." Ucap Ang , melangkah pergi meninggalkan Yuri yang keheranan.Yuri menggaruk rambutnya , padahal tidak gatal. Lalu kembali masuk ke kamar. Segera berganti baju dan merapikan wajahnya. Masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 88. Berjalan sempurna

Wulan kembali mengangguk."Kamu akan menahannya kan.?"Wulan mengangguk lagi."Baiklah. Ingat Wulan, kali ini ,meskipun kamu menjerit dan menangis sekalipun, ku tidak akan melepaskanmu lagi. Untuk hasil yang baik, harus dengan kerja sama yang baik dan usaha yang keras juga." bisik Saka.Wulan lagi-lagi hanya bisa mengangguk , lalu terdiam. Hanya bisa mencengkeram sprei. Menariknya , menggulung-gulung dengan tangan dan kakinya. Sesekali menjambak rambut Saka. Lalu meremas kuat lengan Saka. Hingga gigitan kerasnya tak sadar mendarat di bahu Saka.Pagi yang panjang dan panas akhirnya dimulai.....Berjalan sesuai rencana dan sempurna.Tanpa ada yang mengganggu satu pun.Sepertinya dunia mengerti. Dan sengaja memberi kesempatan untuk Saka memulai perjuangannya.---Setengah hari sudah merangkak, begitu cepat bagai aliran air sungai yang deras. Tanpa bendungan atau apapun yang menghalanginya.Hari ini, mendung. Matahari seperti tak ingin menampakkan sinarnya sama sekali. Angin semilir semak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

Bab 89. Kumat lagi polosnya

"Nanti tidak lagi. Percaya deh. Kalau masih sakit, Wulan di perbolehkan untuk berontak. Lari juga kalau mau diperbolehkan." jawab Saka santai saja.Wulan terdiam, seperti sedang berpikir. Lalu melirik ranjang. Begitu berantakan. Semua guling dan bantal sudah tidak ada, pindah ke lantai semua. Hanya tersisa satu yang ia pakai saja. Lalu spreinya tak lagi menempel rapi."Ini? Kenapa seperti ini?" tanya Wulan."Kau yang mengacak-acaknya tadi. Tidak ingat?"Wulan menggeleng. "Tidak! Dan ini... Apa ini?" Wulan memekik ketika melihat banyak bercak darah di sprei.Saka ikut terkejut, lalu segera menutup bercak darah itu dengan selimut."Darah siapa ini? Bang Saka...Kau terluka??" Wulan sangat panik menarik pundak Saka untuk memeriksa."AW...! " tentu saja Saka mengerang ketika Wulan menyentuh kasar pundaknya."Kenapa bang Saka? Apa sakit?""Iya.. iya. Tidak apa-apa!""Biar Wulan periksa!" Wulan membuka paksa baju Saka. Dan benar saja, kecurigaan Wulan. Nampak sebuah luka gigitan yang cukup s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

Bab 90. Keceplosan

"Iya, Tuan. Saya paham. Tapi itu sebagian milik Nyonya Muda juga, lho. Kemarin Nyonya Muda sempat berpesan, jika saya keluar, suruh membelikan dulu barang-barang itu. Kalau sampai rusak, lihat saja. Saya akan mengadukan pada Nyonya bahwa Tuan Sekretaris yang merusaknya.""Ck, aku tidak sengaja. Sudah, diam. Mau melesat ini. Pakai sabuk pengamanmu. Atau kamu akan terjun keluar," jawab Sekretaris Ang, kalah telak saat Yuri mengatakan sebagian barang yang sudah dilemparnya secara kasar tadi adalah milik Nyonya Muda. Ia tampak menyesali perbuatannya.Lalu menoleh pada Yuri yang sibuk memakai sabuk pengamannya."Lama sekali. Bisa tidak?""Sabar, Tuan. Ini susah," jawab Yuri."Ini kenapa juga sih... kok susah dibuka." Yuri memukul-mukul pengait sabuk pengamannya.Tak sabar melihat Yuri, Ang bertindak."Hah! Tuan... Apa yang Anda lakukan??" teriak Yuri saat tangan Sekretaris Ang sudah berada di depan tubuhnya."Diam! Kau pikir aku mau apa, hah? Dasar otak mesum. Kecil-kecil sudah berpikiran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status