Sekretaris Ang melangkah. Menundukkan wajahnya , menghindari pemandangan di depannya yang mampu membuat hatinya iri itu. Wulan pun sama, menundukkan wajahnya yang memerah, menahan malu pada sekretaris Ang karena posisinya."Kamu mendapatkannya?" tanya Saka menoleh pada Sekretaris Ang."Tentu, Tuan muda." jawab Ang, mengulurkan sebuah kotak dari tangannya.Saka menerima kotak itu, tanpa melepaskan pelukannya pada Wulan."Kamu boleh pergi.""Baik, Tuan muda." Tanpa melirik, sekretaris Ang pun melangkah keluar. Tidak lupa menutup pintu kembali sambil menelan ludah."Apa itu Hp untukku, Bang Saka?" tanya Wulan melepaskan dirinya, melirik kotak yang ada ditangan Saka."Iya, sayang…." Saka menaruh kotak itu di atas kasur. Wulan langsung sumringah, duduk bersila di atas kasur juga , di hadapan kotak itu."Ayo buka,” kata Saka."Tidak. Bang Saka saja. Takut lecet, nanti rusak. Barang mahal.”Saka tersenyum, lalu membuka kotak itu. Mengeluarkan benda pipih yang sedikit terasa berat itu.Lalu
Terakhir Diperbarui : 2024-10-07 Baca selengkapnya