All Chapters of Legenda Dewa Nusantara: Perang Dua Benua: Chapter 131 - Chapter 140

150 Chapters

Bab 131: Tanah Asing di Bawah Langit Utara

Angin dingin dari Benua Utara terus berembus, menebarkan kabut es yang menusuk sampai ke tulang. Gema, Roro, dan Jaka berdiri mematung di tengah dataran bersalju, mata mereka terpaku pada pemandangan luas yang seakan tak berujung. Pegunungan bersalju menjulang tinggi di kejauhan, dan hutan-hutan pinus yang sunyi membentang di hadapan mereka. Benua Utara ini benar-benar berbeda dari apa yang mereka ketahui di Kerajaan Langit Timur—terkesan lebih sunyi, lebih misterius, dan lebih ganas.“Kita benar-benar di Benua Utara,” gumam Gema, menatap dataran luas yang membentang di depan mereka. Hembusan angin yang dingin membuat napas mereka terlihat seperti kabut putih yang hilang di udara beku.Roro menggosok lengannya yang menggigil, memeluk tubuhnya erat-erat untuk menghangatkan diri. “Dingin sekal
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Bab 132: Rahasia Benua Utara

Ketika Gema, Roro, dan Jaka mengikuti wanita tua itu melewati hutan yang semakin padat, rasa ingin tahu mereka terus tumbuh. Kekuatan yang mengelilingi tempat ini terasa berbeda, seolah setiap pohon, angin, dan salju memiliki kesadaran tersendiri. Tanah ini bukan sekadar wilayah yang dingin dan tak berpenghuni; ada sesuatu yang lebih mendalam, sesuatu yang tersembunyi di balik lapisan es dan misteri.Setelah berjalan beberapa saat, mereka tiba di sebuah lembah tersembunyi yang dikelilingi oleh tebing-tebing es yang tinggi. Di dasar lembah itu, tampak sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh cahaya biru samar, seakan terlindungi oleh perisai magis yang tak terlihat. Rumah-rumah kayu beratap rendah berdiri berjejer, tertutup salju namun tetap kokoh menghadapi dinginnya cuaca. Di depan desa, sebuah api unggun besar me
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Bab 133: Para Penjaga Langit Utara

Di bawah cahaya rembulan pucat yang tergantung di langit utara, Gema, Roro, dan Jaka duduk di sekitar api unggun bersama wanita tua yang telah membawa mereka ke desa misterius ini. Wajah wanita itu terlihat lebih jelas di balik bayangan api, menunjukkan usia lanjutnya, namun masih ada pancaran kekuatan dan kebijaksanaan yang terpancar dari matanya.Wanita tua itu menatap mereka dengan lembut namun penuh keyakinan. “Nama saya Nyi Larasati,” katanya dengan nada pelan tapi tegas. “Aku adalah salah satu dari para Penjaga Langit Utara. Suku kami, Suku Wanuara, telah tinggal di sini sejak lama, bahkan sebelum peradaban besar pertama di selatan berdiri.”“Suku Wanuara,” gumam Gema, mencoba mencerna nama tersebut. “Jadi kalian adalah para penjaga alam dan roh di benua ini?”
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 134: Pelatihan Sang Penjaga Angin

Angin dingin menyapu lembut Desa Suku Wanuara, menyibakkan daun-daun pepohonan yang sudah memutih oleh embun beku. Gema berdiri di sebuah bukit kecil, memandangi pemandangan luas Benua Utara yang dikelilingi oleh pegunungan dan hutan lebat. Langit tampak pucat, seolah mencerminkan ketenangan yang menutupi kekuatan tersembunyi di balik tanah asing ini.Di sampingnya, Raksayudha berdiri dengan tangan terlipat di dada. Tatapan pria tinggi itu terlihat tegas namun sabar, menunggu Gema memulai latihan. Mereka telah menghabiskan beberapa hari bersama, Raksayudha mengajarinya cara merasakan angin, tidak sekadar sebagai elemen biasa, tetapi sebagai kekuatan hidup yang memiliki jiwa dan pesan."Kau merasakannya, Gema?" tanya Raksayudha dengan suara rendah namun penuh wibawa. "A
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bab 135: Pelatihan Bayangan Srikandi

Setelah beberapa hari berlatih bersama Raksayudha, Gema merasa kekuatannya perlahan meningkat. Namun, ada sesuatu yang ia rasakan masih belum lengkap. Ia tahu, untuk menguasai kekuatan yang diperlukan agar bisa menghadapi Dewi Sekarwangi dan sekutu-sekutunya, pelatihannya harus lebih dari sekadar memahami angin. Ia butuh penguasaan yang lebih mendalam—bukan hanya pada elemen, tetapi pada dirinya sendiri.Suatu pagi, ketika matahari baru saja mulai menampakkan sinarnya di cakrawala, seorang perempuan tua yang penuh wibawa datang menemuinya di tempat pelatihannya. Dialah Nyai Srikandi, seorang ahli bela diri dan sihir kuno dari Suku Wanuara yang terkenal dengan penguasaannya atas kekuatan bayangan dan taktik siluman. Sosoknya mungkin renta, namun tatapan matanya y
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 136: Jaka Tandingan - Naga Hitam

Jaka Tandingan duduk di sebuah batu besar di tengah hutan yang sunyi. Sejak kedatangannya di Suku Wanuara, ia merasa seperti terperangkap dalam pertempuran yang tidak bisa ia menangkan. Meskipun kekuatannya luar biasa di medan tempur, ia merasa bahwa di sini, di benua utara, kehebatannya belum cukup. Ia membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar kekuatan fisik.Keringat mengalir di dahinya, bukan karena lelah fisik, tetapi karena tekanan yang dirasakannya. Pelatihannya selama ini bersama Gema dan Roro mengajarinya banyak hal, tetapi ada bagian dari dirinya yang tahu bahwa ia harus menempa dirinya lebih jauh.Disuatu pagi cerah, ketika Jaka tengah merenung, seorang pria jangkung dengan pakaian kulit berwarna gelap menghampirinya. Tubuh pria itu kokoh seperti batu karang, namun gerakannya lembut, hampir tak terdengar di antara dedaunan kering yang tersebar di tanah. Tatapan matanya dingin, penuh dengan pengalaman bertarung dan kesunyian. Dialah Ki Rakabumi, seorang pendekar tua yang te
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 137: Pendekar Suku Wanuara

Hari-hari berlalu dengan cepat di benua utara, dan meskipun Jaka Tandingan telah mendapatkan banyak pelajaran berharga dari Ki Rakabumi, ia tahu bahwa pelatihannya belum selesai. Di antara pepohonan rimbun dan udara dingin, Jaka terus melatih kekuatan fisiknya, tetapi ia merasakan ada hal lain yang masih harus ia pelajari. Kali ini, bukan sekadar kekuatan, tetapi pemahaman lebih dalam mengenai seni bertarung yang menggabungkan kekuatan alam dan teknik bela diri khas suku Wanuara.Pada suatu pagi, ketika matahari baru saja memancarkan sinar emasnya di atas cakrawala, seorang pendekar lain dari suku itu datang menemui Jaka. Pendekar itu bernama Ki Sancaka, seorang ahli strategi dan bela diri yang terkenal dengan teknik bertarung yang memanfaatkan energi alam secara lebih halus, berbeda dengan pendekatan kekuatan brutal Rakabumi.Ki Sancaka memiliki penampilan yang jauh lebih ramping dibanding Rakabumi, dengan jubah sederhana dari kulit binatang dan wajah yang penuh ketenangan. Ia mendek
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 138: Seni Penyembuhan dan Racun

Setelah menyaksikan perkembangan pesat Gema dan Jaka dalam pelatihan mereka di benua utara, giliran Roro Kenanga untuk melangkah ke dalam pelatihan yang telah disiapkan oleh para tetua suku Wanuara. Berbeda dengan Gema yang fokus pada elemen alam dan Jaka yang semakin kuat dalam memadukan kekuatan fisik dan elemen angin, Roro dihadapkan dengan tantangan unik yang memanfaatkan bakat alaminya dalam seni penyembuhan serta pengetahuan mendalam tentang racun.Suku Wanuara, yang terkenal dengan pengetahuan mereka tentang herbal, racun, dan energi kehidupan, memiliki ahli terbaik dalam bidang ini. Orang yang akan menjadi mentor Roro adalah seorang tabib sekaligus pendekar legendaris bernama Nyi Gandari, wanita tua yang telah hidup selama ratusan tahun, berkat penguasaannya atas ilmu penyembuhan dan pengendalian racun.Nyi Gandari, dengan rambutnya yang sudah memutih sepenuhnya dan kulitnya yang keriput namun bercahaya sehat, menyambut Roro dengan senyum penuh arti. Mereka bertemu di dalam se
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 139: Pendekar Utara - Satriawala

Setelah menyelesaikan pelatihannya di bawah bimbingan Nyi Gandari, Roro Kenanga merasa tubuh dan pikirannya semakin selaras dengan energi alam. Namun, pelatihan ini masih belum selesai. Terdapat sosok lain di suku Wanuara yang telah menunggu untuk melanjutkan latihannya—Pendekar Satriawala, seorang ahli bela diri yang terkenal dengan teknik rahasianya dalam manipulasi energi chi melalui gerakan halus namun mematikan.Pendekar Satriawala adalah pria bertubuh sedang dengan mata tajam yang mampu menembus jiwa orang yang ditatapnya. Meski perawakannya tak terlalu besar, auranya begitu kuat hingga membuat Roro merasa segan. Dia adalah pendekar yang tidak banyak berbicara, tetapi setiap gerakannya menunjukkan pengalaman bertarung yang tak terhitung.Di pagi yang dingin, Roro berdiri di tengah lapangan latihan terbuka, dihadapkan pada tantangan baru yang akan segera dijalaninya. Kabut tipis menyelimuti sekeliling, namun udara pegunungan yang dingin tidak mampu memadamkan semangatnya. Di depa
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 140: Dua Tahun Yang Singkat

Dua tahun telah berlalu sejak Gema, Jaka, dan Roro tiba di suku Wanuara, dan waktu terasa berjalan tanpa terasa di bawah naungan gunung-gunung tinggi Benua Utara. Di tempat terpencil yang jauh dari hingar bingar dunia, ketiga sahabat ini menjalani hari-hari mereka dalam pelatihan yang tidak henti-hentinya. Bagi mereka, waktu seolah-olah membeku di balik ritme keras pelatihan fisik, mental, dan spiritual yang tiada hentinya. Setiap hari adalah perjuangan untuk menjadi lebih kuat, lebih bijak, dan lebih siap menghadapi takdir yang semakin berat di depan mata.Usia Gema kini menginjak 13 tahun. Tubuhnya yang dulu terlihat canggung dan lincah, kini mulai menunjukkan kekuatan dan ketenangan yang tak biasa untuk anak seusianya. Dengan rambut hitam legam yang tergerai liar, serta mata yang bersinar dengan kebijaksanaan yang didapat dari latihan berat, dia tidak lagi tampak sebagai bocah yang takut menghadapi takdirnya. Gema telah bertransformasi, menjadi seorang pemimpin muda dengan keberani
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status