All Chapters of Legenda Dewa Nusantara: Perang Dua Benua: Chapter 121 - Chapter 130

150 Chapters

Bab 121: Beban Tak Kasatmata

Malam menjelang fajar, dan suasana di dalam istana Kerajaan Langit Timur terasa lebih sunyi dari biasanya. Keheningan yang merayap melalui lorong-lorong istana tidak memberikan ketenangan, melainkan membawa beban berat yang tak kasatmata. Di tengah ketenangan ini, Gema Pratama melangkah dengan cepat dan hati-hati. Wajahnya terlihat lebih tegas, matanya menatap lurus ke depan. Ada banyak hal yang menghantui pikirannya setelah pertemuan dengan Pangeran Arjuna dan Putri Saraswati di ruang tahta.Meskipun tampaknya dia masih memiliki kendali, Gema tahu bahwa dia semakin dikelilingi oleh musuh. Dewi Sekarwangi, Arjuna, dan Saraswati sedang menenun jaring pengkhianatan yang bisa menjeratnya kapan saja. Namun, ada satu hal yang membuatnya tetap bertahan—keyakinan bahwa keadilan pada akhirnya akan menang. Kali ini, dia harus lebih cerdik. Tidak ada ruang untuk kesalahan.Saat dia mendekati perpustakaan istana, Gema memperlambat langkahnya. Dia ingat sesuatu yang penting. Perpustakaan adalah
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Bab 122: Suasana Yang Kontras

Matahari baru saja terbit di ufuk timur, memancarkan sinar keemasan yang menyinari Istana Langit Timur. Namun, keindahan pagi itu tampak kontras dengan suasana yang semakin tegang di dalam istana. Gema berjalan cepat menuju ruangan tempat dia akan bertemu dengan Jaka Tandingan dan Roro Kenanga. Waktu semakin mendesak, dan ancaman dari Dewi Sekarwangi serta Pangeran Arjuna terus menggantung di atas kepala mereka.Setelah berhasil mengungkap kebenaran tentang pengkhianatan Sekarwangi, Gema tahu bahwa dia tidak bisa bergerak sendiri. Sekarwangi bukan hanya cerdas, tetapi juga licik dan berbahaya. Dengan kekuatan ilusi yang bisa membingungkan musuhnya, serta pengaruh yang sudah begitu dalam tertanam di dalam istana, Gema harus merencanakan setiap langkahnya dengan cermat. Dia butuh sekutu yang dapat diandalkan—dan dia tahu, Jaka dan Roro adalah orang-orang yang bisa dia percayai sepenuhnya.Saat tiba di sebuah ruangan tersembunyi yang terletak di balik koridor panjang, Gema melihat Jaka
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Bab 123: Meninggalkan Istana Timur

Langit di atas Kerajaan Langit Timur terlihat lebih gelap dari biasanya. Bintang-bintang seakan bersembunyi di balik awan kelabu, sementara angin dingin mulai bertiup kencang, menambah kesan mencekam di sepanjang jalan yang mengarah keluar dari istana. Di tengah suasana yang sunyi itu, Gema, Jaka Tandingan, dan Roro Kenanga bersiap meninggalkan istana dengan kelompok kecil pasukan yang dipimpin oleh Jaka. Setiap langkah terasa berat, penuh dengan ketidakpastian dan ancaman yang bisa muncul dari mana saja.“Apa semua sudah siap?” tanya Gema, memandangi wajah Jaka yang serius.Jaka mengangguk, menggenggam erat Kuku Baja Tandingan di tangannya. “Aku sudah menyiapkan tiga belas orang terbaikku. Mereka semua bisa dipercaya. Kita akan bergerak cepat, tanpa banyak menarik perhatian.”
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 124: Bayangan Pengkhianatan

Di balik keheningan malam, Gema, Jaka, dan Roro terus bergerak cepat menyusuri jalan setapak sempit di dalam hutan. Suara angin yang menderu di antara pepohonan membuat suasana semakin mencekam, seakan alam sendiri memperingatkan mereka akan bahaya yang tak kasatmata. Mereka tahu, meski berhasil mengelabui para pembunuh bayaran Dewi Sekarwangi untuk sementara, mereka tidak bisa lengah. Setiap langkah yang mereka ambil bisa saja membawa mereka lebih dekat ke jebakan berikutnya."Roro, seberapa jauh kita dari perbatasan?" tanya Gema, memecah kesunyian. Matanya terus waspada menatap ke depan, memperhatikan gerakan di antara bayang-bayang pepohonan.Roro, yang kini berada di depan mereka untuk memandu jalan, memperkirakan dengan cepat. "Masih beberapa mil lagi. Jika kita terus bergerak tanpa henti, kita bisa sampai seb
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 125: Jebakan Semakin Besar

Setelah kekalahan Kartanegara, Gema, Jaka, dan Roro segera bergerak menjauh dari tempat pertempuran. Mereka tahu bahwa kemenangan yang baru saja mereka raih hanyalah permulaan dari ancaman yang lebih besar. Dewi Sekarwangi tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja. Malam semakin pekat, dan angin dingin terus berhembus, membawa firasat buruk.Mereka berlari melalui hutan yang lebat, menembus gelapnya malam. Roro terus memantau tanda-tanda bahaya dengan telinganya yang tajam, sementara Jaka menjaga barisan belakang, siap melawan jika ada yang mengejar mereka. Gema memimpin di depan, matanya berkilat penuh tekad. Mereka harus mencapai perbatasan sebelum fajar, atau semua akan sia-sia.“Seberapa jauh lagi, Roro?” Gema bertanya dengan napas yang sedikit ter
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 126: Perangkap Yang Tak Terduga

Hutan mulai mereda seiring dengan langkah cepat Gema, Jaka, dan Roro yang bergerak menuju perbatasan. Cahaya rembulan samar-samar menembus celah pepohonan, memberikan sedikit penerangan di tengah kegelapan yang mengelilingi mereka. Meskipun berhasil melarikan diri dari Dewi Sekarwangi, mereka tidak bisa bernafas lega. Kekuatan racun ilusi dari kipas Sekarwangi masih mengganggu Roro, dan situasi semakin mendesak."Kita tidak punya banyak waktu," Gema berkata sambil terus memperhatikan keadaan sekitar. "Sekarwangi pasti sudah mengirim bala bantuan atau mengejar kita sendiri."Roro terlihat semakin lemah, peluh dingin mengalir di dahinya. "Racun ini... aku harus segera menetralisirnya, tapi tubuhku terlalu lemah sekarang."Jaka mengangguk, matanya berkedip tajam. "Kita har
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 127: Bentrokan Kekuatan Ilahi

Angin malam yang seharusnya membawa kesejukan kini berhembus penuh ketegangan, membawa aroma peperangan yang kian membara. Gema memutar Tombak Bumi Nusantara di tangannya, matanya terkunci pada Pangeran Arjuna yang berdiri di kejauhan, busur angin ilahinya siap untuk melepaskan serangan mematikan. Sementara itu, prajurit-prajurit yang berada di bawah komando Arjuna mulai mengepung Gema, Jaka, dan Roro, seperti kawanan serigala yang siap menerkam mangsanya."Apa yang kau kejar sebenarnya, Arjuna?" Gema berteriak di tengah dentuman pertempuran yang mulai meletus. "Kerajaan ini butuh pemimpin yang peduli pada rakyatnya, bukan seseorang yang hanya mengejar kekuasaan demi egonya!"Arjuna menyeringai, kakinya melangkah dengan tenang meski medan di sekitarnya bergetar oleh pe
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 128: Kebangkitan Kekuatan Tersembunyi

Langit malam yang kelam mendadak disinari oleh kilatan-kilatan energi yang memancar dari medan pertempuran. Bentrokan antara Gema dan Pangeran Arjuna menggetarkan setiap sudut hutan perbatasan, menciptakan suasana mencekam yang dirasakan bahkan oleh mereka yang berjarak puluhan kilometer dari tempat kejadian. Namun, jauh dari sana, sesuatu yang lebih gelap dan mendalam sedang terjadi di dalam istana.Di ruang tersembunyi di bawah istana Kerajaan Langit Timur, Dewi Sekarwangi berdiri di depan sebuah altar kuno, tangannya memegang Kipas Bunga Mimpi yang terus bergetar, seolah merespons kekuatan yang ia panggil dari dimensi lain. Di hadapannya, simbol-simbol sihir terpancar dari lantai, menggambarkan pola yang rumit dan menyeramkan. Rencana besarnya sudah mendekati puncaknya, dan malam ini, ia akan memanggil kekuatan
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 129: Duel di Ujung Takdir

Angin malam berembus kencang, mengusir debu-debu yang masih beterbangan di sekitar medan pertempuran. Hawa dingin bercampur dengan panasnya energi yang masih tersisa dari ledakan dahsyat tadi. Di tengah kawah besar, Gema berdiri dengan napas tersengal, menatap Arjuna yang bangkit kembali dari reruntuhan. Tubuhnya penuh luka, namun matanya menyala dengan keinginan kuat untuk menang. Tidak ada ketakutan, hanya tekad yang menggila.“Sudah kubilang,” seru Arjuna sambil tersenyum sinis, meskipun darah masih menetes dari sudut bibirnya. “Kau tidak akan bisa mengalahkanku, Gema. Aku telah menyiapkan ini selama bertahun-tahun. Segala kekuatan ini adalah milikku, dan aku akan menghancurkan siapa saja yang menghalangiku!”Gema mengepalkan tangan di sekitar Tombak Bumi Nusantara. Energi dari alam Nusan
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 130: Melarikan Diri ke Benua Utara

Cahaya bulan yang redup menyinari medan pertempuran yang sudah hancur lebur. Debu-debu dari ledakan dahsyat yang terjadi beberapa saat lalu masih beterbangan di udara, menciptakan kabut tipis yang terasa berat dan penuh sesak. Di tengah reruntuhan, Gema berdiri goyah, napasnya tersengal setelah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengalahkan Arjuna. Namun, saat semuanya seolah berakhir, kehadiran Dewi Sekarwangi menghancurkan secercah harapan yang baru saja ia miliki.Dewi Sekarwangi melangkah perlahan mendekati Gema, aura gelapnya semakin pekat di setiap langkah yang diambilnya. Senyumnya yang licik terlihat semakin jelas di bawah sinar bulan. Di tangannya, Kipas Bunga Mimpi berputar perlahan, memancarkan ilusi dan kekuatan mematikan yang bahkan bisa melumpuhkan siapa saja yang mendekatinya.
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status