Semua Bab Pelukan Bos Cantik, Membuatku Kembali Menjadi Raja Mafia: Bab 401 - Bab 410

412 Bab

Sarapan Sebagai Permintaan Maaf

“Aku akan membantumu,” ujar Jeremy mantap.Carlos menatapnya dengan penuh harap. “Kamu sungguh-sungguh?”“Tentu saja,” jawab Jeremy sambil menatap lurus ke depan. “Kebetulan, aku punya kenalan di BQuality.”Carlos sedikit membungkuk. “Kenalan? Siapa?”Jeremy tersenyum kecil, lalu menggeleng. “Lebih baik tidak aku sebutkan sekarang. Tapi orang itu cukup penting di dalam perusahaan.”Carlos menahan tanya. Ada keraguan di matanya, namun ia menahannya. Ia tahu, dia tidak berada dalam posisi untuk menuntut apa pun.Jeremy menyesap bourbon-nya sekali lagi. “Kamu hanya perlu mempercayakannya padaku. Mungkin akan ada beberapa hal yang perlu kamu bantu nanti, tapi saat ini, cukup tenang saja.”Carlos mengangguk perlahan. “Baik. Aku percaya. Dan ... terima kasih. Aku ... aku minta maaf jika tadi terlalu curiga.”“Tidak masalah,” balas Jeremy, masih dengan nada tenang. “sudah sewajarnya orang dalam posisi sepertimu bersikap waspada. Tapi percayalah, Carlos, bantuan ini bukan semata-mata karena r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Sopir Taksi Online

Lea menatap Lucas yang masih duduk di kursi makan. Dalam hatinya, ia berharap pria itu akan berbalik dan menghampirinya. Mungkin menatap matanya lebih lama. Mungkin menyentuhnya. Menarik pinggangnya ke dalam pelukan. Atau membisikkan sesuatu yang hanya mereka berdua yang tahu.Rumah sedang kosong. Hanya ada mereka di situ. Angeline sudah pergi. Tidak akan ada yang melihat.Namun Lucas hanya berdiri."Aku akan pergi berolahraga," katanya tenang sambil membetulkan kerah jaket olahraganya.Lea tersenyum tipis, meski hatinya sedikit tenggelam. “Tidak mau sarapan dulu, Tuan?”Lucas menggeleng pelan. “Setelah olahraga saja. Perutku tidak terbiasa diisi sebelum gerak. Terasa berat.”Lea mengangguk. “Baik, Tuan.”Lucas melirik meja makan. “Kamu boleh makan saja pancake dan smoothies yang kubuat tadi. Sayang kalau dibuang.”“Baik. Terima kasih,” jawab Lea pelan.Lucas meninggalkan dapur dengan langkah santai. Suara sepatunya pelan, berirama. Lea hanya bisa memandangi punggung pria itu menghila
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Ternyata Benar Orang Yang Sama

Lucas masih berdiri di tepi taman saat namanya terpampang jelas di layar aplikasi: Carlos. Sopir taksi online barusan. Wajahnya, nada bicaranya, dan kalimat terakhir yang dia ucapkan, semuanya kini menggelitik rasa curiga yang tak bisa lagi diabaikan.“Carlos…” gumam Lucas.Ia memejamkan mata sejenak. Nama itu tidak asing.Lalu ia teringat. Randy. Matias. Dua orang bawahan Angeline yang merupakan otak penggelapan dana di perusahaan BQuality. Mereka menyebut 5 nama yang membantu mereka menggelapkan dana dan kelima orang itu juga ikut menggelapkan dana. Salah satu nama pelaku adalah Carlos.Lucas menggeram pelan. Kalau itu memang orang yang sama…Tanpa menunda waktu, Lucas menekan tombol panggilan di layar ponselnya. Ia menghubungi Angeline.Nada sambung terdengar.Sekali.Dua kali.Tiga kali.Tidak dijawab.Lucas menggertakkan gigi, napasnya mulai memburu.Ia mencoba lagi. Sama. Tidak ada jawaban.“Ayolah, Angeline. Jangan marah terus. Sekarang bukan waktu yang tepat,” ucap Lucas.Ia m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Perkataan Yang Menyakitkan

“Aku mengerti maksudmu,” kata Angeline dengan nada yang mulai melunak. “Tapi kamu juga harus mengerti kalau aku sedang sibuk. Kalau memang darurat, seharusnya kamu bisa mengirimkan pesan terlebih dahulu.”Lucas menatap istrinya dalam diam selama beberapa detik sebelum akhirnya menjawab dengan suara datar, “Aku takut jika aku hanya mengirim pesan, kamu malah salah paham lagi. Mengingat kamu sedang marah padaku.”Angeline menarik napas dalam, menahan diri agar nada bicaranya tetap tenang. “Baiklah. Sekarang, apa kamu yakin jika Carlos benar-benar akan bertindak nekat?”Lucas mengangguk pelan. “Untuk masalah yakin, bisa dibilang aku yakin. Aku mendengarnya langsung dari mulutnya, dan aku melihat matanya ketika dia mengatakannya. Tapi … aku tetap berharap tidak akan terjadi apa-apa.”“Kalau begitu,” kata Angeline sambil menyilangkan tangan di dada, “apa rencanamu?”Lucas melangkah lebih dekat. “Aku hanya ingin kamu mendengarkan dan bekerja sama denganku. Tidak ada rencana rumit. Aku hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Jeremy Memulai Aksinya

“The Obsidian Blade...”Lucas hanya diam di jok belakang. Pandangannya mengarah keluar jendela, menatap bayangan gedung-gedung yang lewat satu per satu. Namun pikirannya tidak benar-benar melihat. Di matanya, hanya ada satu nama: Carlos. Dan di hatinya, masih diselimuti apa yang dikatakan oleh Angeline.Troy yang menyetir di kursi depan kembali bicara, kali ini dengan suara sedikit lebih tegas, “The Obsidian Blade, apakah semuanya baik-baik saja?”Lucas menarik napas dalam dan menjawab pelan namun tajam, “Salah satu dari lima orang yang dipecat dari BQuality akan bertindak. Namanya Carlos. Aku bertemu dengannya pagi ini.”“Carlos?” ulang Troy dengan nada geram. “Bajingan itu. Jadi dia mengancam keselamatan Nona Angeline?”Lucas mengangguk pelan. “Secara langsung tidak. Tapi dari caranya bicara, dari matanya, dari jeda setiap katanya, dia berniat untuk melakukan sesuatu.”Troy menggertakkan gigi. “Kalau begitu kita bersihkan saja dia. Seperti yang kita lakukan pada Randy dan Matias. Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Mengetahui Seluk Beluknya

Angeline tidak menoleh. Ia masih menatap layar tablet di depannya.“Dia memang sepupu kita, tapi Jeremy bukan orang biasa. Dia penuh perhitungan,” lanjut Sabrina. “dan biasanya, kalau dia datang tanpa pemberitahuan itu berarti dia membawa masalah. Kamu pun sudah sering mengalaminya, bukan?”“Kita tidak boleh langsung berprasangka buruk,” jawab Angeline datar. “siapa tahu dia datang membawa kabar baik.”Sabrina mengerutkan dahi. “Apa kamu tidak lelah terus bersikap baik kepada orang yang berkali-kali menjatuhkanmu?”Angeline mengangkat pandangannya perlahan. Matanya tenang, tapi juga tajam. “Aku tidak bersikap baik karena aku bodoh. Aku bersikap baik karena aku tahu siapa diriku.”Sabrina mendengus pelan, tidak membantah. Tapi nada suaranya tetap keras. “Dia bukan seperti Lucas. Dia tidak akan memikirkan keselamatanmu atau bagaimana perasaanmu. Jeremy hanya tahu satu hal, keuntungan.”“Kalau begitu, biarkan aku lihat sendiri apa yang dia inginkan,” jawab Angeline sambil berdiri.Sabrin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Peringatan

Jeremy tidak langsung menjawab pertanyaan Angeline. Dia berdiri pelan, menatap keluar jendela besar di balik meja kerja Angeline yang menghadap ke pusat kota.“Sebenarnya,” ujarnya setelah beberapa detik yang terasa lambat, “aku hanya ingin menawarkan bantuan.”“Bantuan?” tanyanya Angeline seraya mengangkat alisnya, curiga. “bantuan apa maksudmu?”Jeremy berbalik, sorot matanya tajam namun senyumnya masih bertahan di wajah.“Carlos tidak akan tinggal diam. Dia akan mengumpulkan empat orang lainnya, lima karyawan yang baru saja kamu pecat. Mereka tidak akan datang ke sini. Tidak akan membuat tuntutan hukum. Mereka akan membuat langkah yang jauh lebih berbahaya,” ucap Jeremy.Sabrina menyipitkan mata. Lalu dia bertanya, “Langkah apa maksudmu?”“Mereka akan memviralkan kasus ini di media sosial,” jawab Jeremy tenang. “mereka akan tampil sebagai korban. Mengungkap cerita mereka. Memutar balik fakta. Dan tentu saja, publik akan menelan mentah-mentah semuanya.”Angeline menegang. Dia menole
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Persiapkan Untuk Masalah Yang Sesungguhnya

Jeremy melangkah keluar dari kantor BQuality dengan langkah santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Dia bahkan sempat tersenyum kecil pada resepsionis sebelum pintu lift menutup di depannya.Jeremy tahu Angeline akan berpikir ulang.Dia tahu wanita itu tidak akan tinggal diam begitu saja. Dan ketika waktu itu tiba, Jeremy yakin, Angeline akan mencarinya.Oleh sebab itu, dia merasa tenang. Dan pulang seperti seorang pemenang.“Brengsek!” seru Sabrina, membanting map ke atas meja. “Bajingan itu benar-benar menyebalkan! Sok manis, padahal isinya racun semua!”Angeline hanya diam. Pandangannya kosong menatap layar laptop yang masih menyala. Tapi pikirannya tidak di sana. Ia sedang menimbang. Menganalisa. Mencari celah dari ancaman yang dilemparkan Jeremy tadi.Sabrina melangkah mendekat. Suaranya masih ketus. “Apa dia pikir kita bisa begitu saja jatuh ke perangkapnya?”Tak ada respons.“Angeline?”“Aku mendengarmu,” jawabnya pelan.Sabrina mengepalkan tangan. “Aku tahu, ini bukan aku yang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Apa Posisimu Di Veleno?

Ruangan itu sepi, tapi bukan keheningan yang nyaman. Setiap napas yang terdengar terasa berat, seolah udara pun tahu bahwa ancaman besar sedang menggantung di atas kepala mereka. Julian, Moretti, dan Diego semua duduk diam, menatap Lucas yang berdiri di depan jendela, menatap ke luar dengan ekspresi sulit ditebak.“Organisasi Dominus Noctis tidak akan tinggal diam,” kata Lucas akhirnya, suaranya tenang tapi mengandung tekanan yang dalam. “kematian Stefano adalah penghinaan bagi mereka. Dan sekarang, setelah Marchetti menghilang dari muka bumi, mereka pasti sedang bersiap membalas.”Julian mengepalkan kedua tangannya, keras hingga buku jarinya memutih.“Biarkan saja mereka datang,” kata Julian dengan suara rendah yang bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena semangat membara. “Pada saat itu juga, mereka datang hanya untuk menggali kubur mereka sendiri.”Lucas menoleh perlahan, menatap Julian lurus. “Percaya diri boleh. Tapi jangan pernah menganggap enteng organisasi Dominus Noctis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Don Emilio Bergerak

Lampu kamar hotel redup. Suara napas yang berat dan aroma parfum mahal bercampur dengan bau alkohol ringan masih tertinggal di udara. Stella duduk di atas ranjang dengan gaun tidur tipis yang hanya menutupi sebagian tubuhnya. Sementara itu, Hector, dengan dada terbuka dan hanya mengenakan celana tidur, menerima panggilan di balkon.Suara berat dari seberang telepon terdengar menggelegar, walau hanya samar.‘Hector. Don Emilio memanggilmu.’Hector mengernyit. ‘Untuk apa?’‘Bersiaplah. Pertemuan akan digelar di markas utama, Provinsi Everdale. Segera. Tidak ada alasan untuk terlambat.’Klik.Panggilan berakhir. Hector tidak membalas apa-apa. Tapi wajahnya berubah. Tegang. Tajam.Dia menutup ponsel, lalu berbalik ke dalam kamar. Langkah kakinya tenang, namun setiap tapaknya seperti menyimpan gelombang tekanan tak kasat mata.Stella mengangkat kepalanya. “Kamu mau ke mana?”Hector meraih handuk, lalu menjawab singkat, “Don Emilio memanggilku.”Stella mengerutkan kening. “Kenapa tiba-tiba?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
373839404142
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status