All Chapters of Pelukan Bos Cantik, Membuatku Kembali Menjadi Raja Mafia: Chapter 381 - Chapter 386

386 Chapters

Mengulur Waktu

"Aku tidak suka ini," gumam Hugo, tatapannya tajam menyapu sekeliling. Lima pria bersenjata berdiri dalam formasi setengah lingkaran, mengawasi mereka seperti pemangsa menunggu mangsanya jatuh ke perangkap.Nero tetap tenang, meskipun pikirannya berpacu cepat. “Kita ulur waktu," bisiknya nyaris tak terdengar. "The Obsidian Blade pasti sudah membaca pesanku. Dia akan datang untuk menolong.”Hugo mengangguk kecil. Dia langsung memutar otak bagaimana caranya agar dia bisa mengukur waktu.Setelah beberapa saat, Hugo mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi malas. "Hei, aku kesulitan membuka pintunya," katanya, suaranya terdengar santai, seolah situasi ini bukan ancaman serius.Pemimpin kelompok itu,seorang pria bertubuh kekar dengan janggut tebal dan bekas luka di pelipisnya, menyipitkan mata. "Jangan main-main dengan kami!” ucapnya."Aku serius," kata Hugo, memasang ekspresi kesal. "kuncinya macet. Bagiamana aku bisa keluar?”Salah satu pria bertato di leher melangkah maju, menatap H
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Anggota Organisasi Dominus Noctis

Pemimpin pasukan musuh berdiri tegak. Seolah dia Ingin menunjukkan diri jika dia tidak takut kepada siapapun."Kalian pikir siapa, hah? Aku bukan orang yang bisa kalian takuti begitu saja!" Pemimpin musuh mendengus, melangkah maju dengan mata penuh keyakinan. Tatapannya menyapu tubuh Lucas dan Julian dengan penuh rasa percaya diri."Aku telah melalui lebih banyak pertempuran daripada yang bisa kalian bayangkan," katanya lagi, suaranya tajam. "Jika kalian berani melawanku, bersiaplah untuk mati!"Julian tersenyum tipis, menatap pria itu dengan tatapan yang hampir mengejek. "Lebih baik kalian semua menyerahkan diri sekarang," katanya santai. "kau sudah kehilangan banyak orang. Tidak ada gunanya melawan."Pemimpin musuh itu menggeram, matanya menyala karena amarah. "Serahkan diri? Setelah kalian membunuh anak buahku?”“Ciih! Aku tidak akan pernah melakukannya!" ucapnya dengan angkuh.Julian mengangkat bahu. "Kalau itu keputusanmu, kau juga akan mati sebentar lagi."Pria itu terkekeh, men
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Datang Ke Markas Dominus Noctis

Ketiga pria itu masih menunduk, tubuh mereka sedikit gemetar. Mereka tahu, begitu mereka membawa Lucas ke markas Dominus Noctis, nyawa mereka bisa terancam. Tapi di sisi lain, jika menolak, mereka akan mati di tangan Julian."Kalian sudah mengambil keputusan, bukan?" Lucas bertanya dengan nada datar.Salah satu dari mereka mengangguk cepat. "Ya … kami akan mengantar kalian ke markas."Lucas melangkah ke mobil dengan tenang. Julian menyusul di belakangnya, lalu sebelum masuk, dia menoleh."Lucas, kau sudah memikirkan ini matang-matang?"Lucas menatapnya. "Kenapa? Kamu takut?"Julian mendengus. "Takut? Tidak. Aku hanya ingin memastikan kamu sadar konsekuensinya. Jika kita pergi ke sana, itu berarti kita secara resmi berperang dengan Dominus Noctis."Lucas menyandarkan punggungnya ke kursi mobil dan tersenyum tipis. "Lalu kenapa? Aku adalah pemimpin Veleno. Aku tidak peduli berapa banyak musuh yang datang. Jika mereka mengancam wilayahku, maka aku akan menghancurkan mereka terlebih dahul
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Akan Ada Yang Terluka Jika Aku Bertanggung Jawab

Marchetti melangkah maju dengan penuh percaya diri. Tatapan matanya tajam, penuh determinasi."Aku adalah pemimpin baru Dominus Noctis di Verdansk," ucapnya dengan nada yang menggema di seluruh ruangan.Julian menatapnya dengan mata menyipit, bibirnya membentuk seringai tipis. "Jadi kamu pemimpinnya? Bagus. Aku tidak perlu repot-repot mencari lagi."Marchetti menyilangkan tangan di dada. "Jika kau datang ke sini saat pemimpin lama masih berkuasa, mungkin kau akan menang. Tapi sekarang berbeda. Aku yang memimpin. Dan aku tidak terkalahkan."Julian tertawa kecil. "Oh? Benarkah?"Dari balik pintu, langkah kaki terdengar. Semua kepala menoleh.Lucas melangkah masuk, tatapan matanya tajam seperti elang yang mengintai mangsa. Dia berhenti di samping Julian, menatap Marchetti dengan santai namun penuh tekanan."Jadi, kau yang sekarang memimpin Dominus Noctis?" tanya Lucas.Marchetti menatapnya dengan bingung. "Siapa kau? Aku tidak mengenalmu. Dan jika kau hanya orang biasa, lebih baik tutup
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Kamu Juga Bisa!

Pria itu menekan tombol panggilan dengan tangan gemetar. Suaranya tertahan di tenggorokan, tetapi dia tahu tidak bisa ragu. Jika dia gagal menyampaikan ini, konsekuensinya tidak akan terbayangkan."Tuan," suaranya rendah, berusaha tetap tenang meskipun napasnya tersengal. "Kita punya masalah besar. Verdansk jatuh. Bos Marchetti dikalahkan ... dalam satu serangan."Hening sejenak. Kemudian, suara berat di seberang sana menjawab dengan nada dingin, "Apa yang kau katakan?""Lucas ... dia menghancurkan Marchetti. Dia mengambil alih Verdansk untuk Veleno. Kita ... butuh instruksi."Sementara itu, Lucas dan kelompoknya meninggalkan markas Dominus Noctis. Mereka bergerak cepat, kembali ke sasana Brotherhood. Mobil melaju dalam keheningan. Tidak ada yang berbicara, tetapi ketegangan masih terasa di udara. Lucas menatap ke luar jendela, ekspresinya datar, tetapi pikirannya masih menganalisis segala sesuatu yang baru saja terjadi.Saat mereka sampai di sasana, Kai langsung berlari ke ruang teng
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Diam!

Mobil hitam melaju dengan tenang di jalanan malam yang semakin sepi. Lampu-lampu kota perlahan tertinggal di belakang, digantikan oleh pemandangan lahan kosong dan gedung-gedung tua di pinggiran kota. Di dalam mobil, dua pria terikat dengan kasar, duduk di kursi belakang dengan wajah penuh luka dan mata dipenuhi ketakutan.Randy menggeliat, mencoba menggerakkan tangannya yang terikat. "Sial! Kalian pikir kalian ini siapa? Lepaskan aku sekarang juga!"Buuuk!Tinju keras mendarat di pipinya. Kepalanya terlempar ke samping, rasa besi memenuhi mulutnya."Diam," suara berat dari salah satu pria Veleno terdengar dingin. "atau aku buat kau lebih menderita dari ini."Matias menelan ludah, napasnya tersengal saat melihat darah menetes dari bibir Randy. "Ke-kenapa kalian membawa kami? Kalian tidak bisa melakukan ini! Kami orang penting! Kalian bisa dalam bahaya."Dari jok penumpang depan, Hugo tertawa kecil. Dia melirik ke belakang dengan ekspresi bosan. "Orang penting? Di mata siapa? Kalian ha
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more
PREV
1
...
343536373839
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status