Semua Bab Pelukan Bos Cantik, Membuatku Kembali Menjadi Raja Mafia: Bab 281 - Bab 290

320 Bab

Gigio Setuju

Gigio berdiri sambil menatap pemandangan depan rumah yang asri. Dia menyerap apa yang dikatakan oleh Albin dan mempertimbangkannya."Jadi, kamu ingin aku menyembunyikan Dario?" tanya Gigio akhirnya.Albin menatapnya tanpa berkedip. "Aku hanya memberi saran, Ketua."Gigio menghela napas panjang. "Saran yang sangat berbahaya."Albin tetap diam.Gigio akhirnya duduk. Dia pun menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya mengamati langit-langit sejenak sebelum akhirnya berbicara lagi, "Lucas tidak akan membunuh Dario tanpa alasan. Aku tahu dia lebih kejam daripada kebanyakan orang, tetapi dia bukan algojo tanpa logika. Dan pada dasarnya dia adalah orang yang baik.”"Jadi Ketua akan membiarkan Lucas menghukum Dario?" tanya Albin dengan suara sedikit gemetar.“Aku adalah seorang ayah, Albin. Aku ingin melindungi Dario. Tapi aku juga tahu, jika aku campur tangan dalam hal ini, aku hanya akan membuatnya semakin buruk,” kata Gigio, mencoba mengatakannya kembali.Albin mengangguk-anggukkan kepalanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bersiaplah Untuk Besok

Angeline membuka pintu kamar dan melangkah keluar dengan perasaan yang tidak nyaman. Sejak tadi malam, pikirannya dipenuhi oleh banyak hal.Ketika dia menuruni tangga, dia berpapasan dengan Sabrina yang baru saja pulang.Sabrina melepas jaketnya dan menatap Angeline dengan alis sedikit terangkat. "Kamu belum tidur?"Angeline menghela napas pendek. "Aku tidur, tapi pikiranku masih kacau."Sabrina berjalan ke sofa dan menaruh tasnya. "Lucas ada di mana?" tanyanya santai.Angeline mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Mungkin ada di halaman belakang."Sabrina mengernyit. "Kalian bertengkar lagi?"Angeline menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Bukan bertengkar, hanya saja aku kesal."Sabrina duduk di sofa dan menatapnya dengan lebih serius. "Kesal kenapa?"Angeline berdiri di dekat jendela, menatap ke luar dengan ekspresi berpikir."Lucas selalu menyembunyikan sesuatu dariku,” kata Angeline dengan suara lelah.Sabrina menegang seketika. Dia tahu Lucas adalah salah satu pemimpin mafia Velen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Hari Besar Itu Telah Tiba

Lisa meremas ponselnya erat, matanya membelalak tak percaya. Di sampingnya, Jeremy tampak sama terguncangnya. Berita yang baru saja mereka dengar begitu absurd hingga otak mereka menolak untuk mencerna. Ruang kerja yang biasanya terasa nyaman kini seolah menyempit, mencekik mereka dengan kenyataan yang tak terduga.Angeline. Presiden Direktur PT BQuality."Ini ... tidak mungkin," bisik Jeremy, suaranya bergetar. Tangannya yang gemetar mengacak rambutnya yang sudah berantakan. "Angeline tidak mungkin ...."Lisa menggeleng cepat, bangkit dari kursinya dengan gerakan kasar hingga kursi itu berderit keras. "Pasti ada kesalahan. Tidak mungkin Jack Will menyerahkan perusahaan kepada Angeline sedangkan perusahaan itu baru diakuisisi olehnya. Ini pasti lelucon!"Bella, yang sejak tadi berdiri di hadapan mereka mengendikkan bahu. Blazer merah marunnya yang elegan kontras dengan suasana tegang di ruangan itu. Tanpa berkata apa-apa, ia menggeser layar ponselnya, menampilkan sebuah video konfere
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Pengkhianat

Lisa tetap berdiri tegak, meskipun tatapan tajam Lucas menekannya. Dia tidak berniat mundur..Lucas mengerutkan kening sebelum akhirnya menghela napas pendek. "Kalian boleh menemuinya. Pergilah ke resepsionis dan tanyakan apakah dia bersedia bertemu."Jeremy menyipitkan mata. "Kamu pikir kami ini siapa? Kami keluarganya!"Lucas menoleh, menatapnya dengan senyum dingin."Keluarga?" tanya Lucas sambil tertawa kecil. "kamu masih punya keberanian menggunakan kata itu?"Jeremy mengepalkan tangan, tetapi Lucas tidak peduli. Dia berbalik, berjalan santai keluar gedung perusahaan BQuality."Silakan datang ke resepsionis," lanjut Lucas dengan nada santai, tetapi penuh sindiran. "kalau Angeline mau menemui kalian, berarti kalian cukup beruntung. Kalau tidak, maka lebih baik kalian pulang sebelum mempermalukan diri sendiri."Dengan ucapan itu, Lucas meninggalkan kedua orang itu.Lisa mengerutkan kening, sedangkan Jeremy menggeram penuh amarah."Brengsek!” desis Jeremy. “dia sudah bersikap sepert
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Lucas Benar

Julian melangkah masuk ke dalam rumah Lucas di perumahan Montclair Manor, tanpa suara. Matanya tajam menyapu area sekitar.Julian sudah terbiasa dengan panggilan mendadak dari Lucas, dan biasanya, panggilan itu berarti sesuatu yang penting atau berbahaya.Saat Julian mencapai halaman belakang, Lucas sudah menunggunya.Lucas duduk di sebuah kursi kayu, mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung hingga siku. Sebatang rokok menyala di antara jarinya, asapnya melayang pelan di udara malam yang sejuk.Julian segera menghampiri. Lalu dia berdiri tegap di depannya, memberi hormat dengan sedikit anggukan."Apa yang bisa saya bantu, The Obsidian Blade?" tanya Julian.Lucas memberikan isyarat tangan agar Julian duduk. Julian langsung menuruti perintah Lucas.Lucas mengisap rokoknya sekali lagi sebelum berbicara. "Sebenarnya, aku ingin mengetahui tentang Dario. Apakah dia sudah ditemukan?""Belum ada jejaknya. Kami sudah menyebar orang di seluruh kota, memeriksa beberapa tempat yang mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Rencana Untuk Dario

Lucas menyipitkan mata. Dia sudah menduganya. Oleh karena itu, dia menugaskan Julian untuk mengikuti Albin.Namun yang belum diketahui adalah apa maksud dari kedatangan Albin. Apakah dia akan membawa Dario pulang seperti sebelumnya, atau malah menyembunyikannya.‘Apa yang mereka lakukan?’ tanya Lucas, suaranya rendah dan tajam.Julian mengamati rumah dari kejauhan, memastikan tidak ada pergerakan yang mencurigakan sebelum menjawab, ‘Mereka berbicara di dalam. Albin terlihat serius. Dario juga tampak gelisah. Sepertinya dia tidak senang dengan kedatangan Albin.’Lucas mendiamkan diri sejenak, berpikir cepat.‘Jangan bertindak dulu,’ katanya akhirnya. ‘aku ingin melihat sendiri situasinya. Kirimkan alamatnya.’Julian mengangguk meskipun Lucas tidak bisa melihatnya. ‘Dimengerti. Aku akan mengirimkan lokasinya sekarang.’Lucas menekan panggilan berakhir, lalu mengenakan jaket kulit hitamnya. Sebuah pesan masuk di ponsel Lucas. Julian mengirimkan posisinya saat ini dengan navigasi agar me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Tenang Namun Mencekam

Albin mengamati keadaan di luar rumah dari balik tirai jendela. Malam semakin larut, tetapi rasa cemas di dadanya justru semakin besar.Instingnya memberitahu bahwa mereka tidak memiliki banyak waktu.Albin menoleh ke arah Dario. "Kamu harus segera pergi," katanya tegas. "jangan tunggu sampai besok."Dario memandangnya dengan ekspresi keras kepala. "Aku tahu."Marco yang sejak tadi duduk di kursi, menyeringai kecil. Lalu dia berkata, "Kita akan bergerak malam ini. Aku punya mobil yang bisa kita gunakan tanpa meninggalkan jejak."Albin mengerutkan keningnya. Dia ingin membantu Dario, tetapi dia tahu jika Lucas menemukannya di sini, kepercayaan Lucas padanya akan hancur.Dan jika Lucas sampai berpikir Albin berkhianat, nyawanya juga bisa ikut terancam.Namun, sebelum dia bisa mengatakan sesuatu, suara langkah kaki terdengar dari luar.Julian berdiri di dekat mobil, berbicara singkat dengan seseorang.Albin membelalakkan mata.Lucas.Sial.Mereka sudah terlambat.Albin berdiri kaku ketik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Tidak Ada Yang Bisa Mengancamku!

Marco mempererat cengkeramannya pada pistol, moncongnya tetap mengarah langsung ke pelipis Lucas."Aku tidak main-main," desisnya. "turunkan tanganmu dan lepaskan Dario."Lucas hanya tersenyum dingin, tatapannya tetap menusuk Marco tanpa rasa takut sedikit pun.Di belakang Lucas, Julian, Troy, dan Leo sudah bersiaga, tetapi mereka tidak bergerak.Lucas mengangkat satu tangan, memberi isyarat halus kepada mereka untuk tetap diam.Julian mengertakkan gigi, dia sudah sangat geram kepada Marco. Ingin sekali dia melenyapkannya, tetapi dia harus menuruti perintah Lucas.Dario menelan ludah, napasnya mulai berat. Dia tahu Marco bukan orang yang pandai berpikir panjang, dan jika dia dalam tekanan, bukan tidak mungkin dia benar-benar akan menarik pelatuknya."Marco," kata Albin dengan nada tegang. "kamu tidak perlu melakukan ini. Taruh senjatamu, dan biarkan aku menyelesaikannya."Marco mendengus. "Selesaikan? Dengan cara apa? Menyerahkan Dario ke Lucas dan membiarkannya mati?"Albin mengerutk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Hukuman Dari Sang Ayah

Dario membeku.Tubuh Marco tergeletak tak bernyawa di lantai, matanya terbuka lebar, tetapi tidak lagi melihat apa pun.Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, meresap ke dalam kayu tua rumah itu.Dario mengeras, tubuhnya bergetar sebelum akhirnya…"Tidak!"Dario berteriak sekuat tenaga, suaranya menggema di seluruh ruangan.Dia merosot ke lantai, mencengkram tubuh Marco yang sudah dingin, memeluknya erat. Air matanya jatuh tanpa bisa dibendung."Ini salahku ... ini salahku … maafkan aku Marco!” gumamnya berulang kali, tangannya menggenggam bahu Marco yang sudah tak bernyawa.Namun, Lucas hanya berdiri diam, tanpa rasa bersalah.Lucas menatap tubuh Marco tanpa emosi, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Dario yang masih terisak penuh kemarahan dan kesedihan."Konsekuensi," ucap Lucas pelan, tetapi tajam. "inilah yang terjadi jika ada yang berani melawanku."Dario mengerang, tangannya mengepal keras, tubuhnya gemetar hebat. Namun dia tidak berani melakukan apapun kepada Lucas.Lucas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Tidak Akan Membiarkan Itu Terjadi

Rumah itu masih dipenuhi aroma anyir ketika Gigio berjalan keluar. Tangannya berlumuran darah, bukan darah musuh, melainkan darah anaknya sendiri. Napasnya berat, seakan setiap tarikan mengingatkannya pada dosa yang baru saja ia lakukan.Keheningan terasa mencekik, hanya diselingi suara langkah kakinya yang bergema di lantai. Setiap langkahnya terasa berat oleh beban yang tak terlihat. Wajahnya tampak lebih tua dari sebelumnya, seakan usia menambah beban di punggungnya dalam hitungan menit. Kerutan di dahinya semakin dalam, dan matanya menyiratkan keputusasaan yang tak terbendung.Gigio berhenti di hadapan Lucas, menatap lelaki itu dengan mata penuh kehancuran."Aku sudah menghukumnya. Hanya ini yang yang bisa kulakukan," ujar Gigio dengan suara serak, seperti mengandung ribuan jarum yang menusuk tenggorokannya. "aku harap kamu mau memaafkannya dan melupakan semua yang telah dilakukannya "Lucas tidak langsung menjawab. Pandangannya tajam, dingin, penuh penilaian. Dia mengamati Gigio
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
272829303132
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status