All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 51 - Chapter 60

136 Chapters

51. To Be Continued

"Kak...." Untuk ke sekian kali Ola merengek. Namun, Bumi di posisinya tetap bungkam, dan memilih fokus ke beberapa dokumen yang sedang dia tanda tangani. "Aku cuma bercanda. Mana mungkin aku pergi travelling tanpa kamu? Kalau boleh, niatnya aku mau kamu ikut juga." Bumi membuang napas kasar. Ujung matanya melirik gadis itu. "Papi mana izinin aku pergi jauh kalau nggak ada kamu?" Ola mendekat, merangkul pelan lengan Bumi, mencoba merayu. "Tapi ada Rean. Jadi pasti diizinin. Lagi pula, kamu tau pasti aku belum bisa ke mana-mana. Pekerjaan lagi banyak-banyaknya," ujar Bumi akhirnya, tapi tatapnya sama sekali tidak beranjak dari lembaran-lembaran kertas di hadapannya. "Jadi, gimana dong?" "Ya terserah kamu. Yang jelas aku nggak bisa ke mana-mana." Sejujurnya travelling ke Indonesia Timur adalah salah satu yang sangat ingin Ola lakukan dan belum sempat terwujud. Ini kesempatan bagus, mumpung ada teman. Hanya saja...."Memang kalau aku pergi sendiri Kak Bumi bolehin?" "Terserah kamu
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

52. Paket Ponsel

Daniel mengusap wajah, lantas berkacak pinggang di depan anak asuhnya yang duduk di tengah sofa seperti terdakwa. Setelah mendapat kabar dari Kanina bahwa wanita itu tidak mau melanjutkan rencana perjodohannya, Daniel langsung menghubungi Bumi dan meminta lelaki itu untuk segera menemuinya di Jakarta. "Apa kamu menemukan keburukan di Kanina?" tanya Daniel seraya menatap Bumi yang terus menunduk. "Nggak ada, Pi." "Terus gimana bisa kamu menolak wanita seperti itu?" Daniel agak kesal lantaran Bumi tidak terlalu banyak bicara tentang ini. Bahkan beberapa hari nomor anak itu susah dihubungi. Jika bukan karena ada paket berisi ponsel baru dari Kanina untuk Bumi yang datang ke rumah, Daniel tidak akan tahu kalau hubungan putranya dan wanita itu kandas sebelum dimulai. "Aku nggak punya perasaan apa pun sama dia, Pi." "Urusan perasaan kan bisa belakangan. Yang penting kalian akrab dulu." Daniel membuang napas. Lalu memijat kepalanya yang berdenyut. "Untung Kanina nggak mempermasalahkan h
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

53. Pisang Goreng

Diam-diam Ola bergerak mendekati Bumi yang terlihat serius mengerjakan sesuatu di depan layar laptop. Begitu gadis itu tepat di belakang Bumi, sebelah tangannya terjulur dan menutup mata lelaki itu."Ola, jangan main-main deh," tegur Bumi seraya berdecak. Paling sebal kalau sedang sibuk Ola malah iseng mengganggu."Tebak dulu ini apa?" tanya Ola seraya menjulurkan tangan satunya yang memegang sebuah piring berisi kudapan buatan sang mami. Dia sengaja mendekatkan piring itu ke depan wajah Bumi agar pria itu bisa mengendus aromanya."Pisang goreng krispi," sahut Bumi dengan tepat. Selain aroma pisang itu sendiri, tercium juga wangi vanili. Dan Bumi sangat hapal wewangian kudapan yang sering Delotta bikin dari dirinya berumur belasan tahun itu."Yaaah, nggak seru ah. Masa gampang banget ketebak," kesah Ola melepas tangannya yang menutupi mata Bumi. Gadis itu dengan wajah bersungut-sungut meletakkan satu piring pisang goreng di meja, tidak jauh dari laptop.Mata Bumi langsung berbinar dan
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

54. Bu Tina

"Kata dokter ibu cuma kecapean. Karena ibu kan udah tua juga."Bumi melirik Bu Tina yang terbaring di tempat tidur saat Nadira menjelaskan kondisi ibu panti tersebut. Wanita tua itu tampak tertidur dengan nyaman. "Ibu masih sering pegang kerjaan rumah? Kan udah banyak asisten yang bantu." "Nggak sering, Kak. Tapi ibu juga kadang sok ngeyel kalau dibilangin. Padahal semua kerjaan rumah panti udah ada yang urus. Terus...." Nadira menggantung kalimatnya dan dengan ragu menatap Ola yang berada di samping Bumi terus menerus. "Terus?" "Uhm, beberapa hari terakhir Ibu juga nanyain Kak Bumi terus. Aku sering pergoki ibu mengusap poto Kak Bumi pas masih kecil. Kayaknya ibu rindu sama Kak Bumi." Kembali Bumi melirik ranjang Bu Tina. Biasanya sebulan sekali Bumi akan menyempatkan waktu pulang ke panti. Namun sudah hampir setengah tahun dia absen. Meski begitu dia terus memantau keadaan panti lewat Nadira. Apalagi Daniel juga sudah menyerahkan tanggung jawab donasi kepadanya. Bumi menarik na
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

55. Penyelamat

Lebih dari lima puluh anak panti yang diasuh oleh Bu Tina. Dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai usia mereka dan jenis kelamin. Menempati bangunan tua yang sudah dipugar oleh Daniel sejak lama. Tanahnya yang sempat menjadi sengketa pun dibebaskan juga oleh pria itu. Keterlibatan Daniel dengan panti asuhan yang diberi nama Griya Kasih Ibu itu berawal dari pertemuan menakjubkan antara dirinya dengan Bumi yang saat itu masih menjadi remaja tanggung di tengah teriknya kota. Remaja lima belas tahun penjual kerupuk yang menolongnya merebut tas berisi dokumen dan beberapa barang penting lainnya yang dicuri oleh teman sebayanya. Akibat menolong Daniel, kerupuk yang dia bawa di kantong plastik besar hancur. Dagangannya jelas merugi, tapi remaja itu masih bisa tersenyum saat menyerahkan tas milik Daniel yang berhasil dia rebut. Luka di sudut bibir anak itu membuat Daniel akhirnya membawa Bumi remaja masuk ke salah satu restoran. Di restoran itulah untuk pertama kalinya Bumi mengenal keluarga
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

56. Haru

Mata Ola setengah memicing saat melihat seorang pria dengan rambut setengah dikucir menggendong Rani di punggung dan juga Ali di depannya. Rani dan Ali anak panti yang masih balita. Kedua anak itu masih sangat polos. Jika diiming-imingi sesuatu mereka dengan mudah menjadi dekat dengan si pengiming itu. Mengingat banyaknya kasus tindakan kriminal terhadap anak akhir-akhir ini, membuat Ola kontan siaga. Dia dengan cepat melangkahkan kakinya, mencegat pria itu yang terlihat hendak menuju ke arah belakang rumah. Bisa saja kan Rani dan Ali mau diculik? "Hei! Tunggu!" seru Ola memasang wajah galak. Pria dengan rambut semi gondrong yang dikucir hanya setengah itu menoleh dan berbalik. Kembali tatap Ola menyipit melihat pria itu. Dari jarak dekat, pria itu lumayan cakep. Memiliki wajah bersih dengan hidung mancung yang pas. Di sudut mata kanannya terdapat tahi lalat kecil yang sialnya membuat pria itu justru terlihat manis. Tidak ada tampang penculik, tapi wajah kan bisa menipu. Ola mene
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

57. Bertepuk Sebelah Tangan

"Kenapa kamu nggak pertimbangkan saran Ibu, Kak? Aku pikir yang Ibu bilang benar. Makin cepat kita ngasih tau mami sama papi itu makin baik. Kita nggak perlu kucing-kucingan lagi."Ola menjatuhkan kepalanya ke bahu Bumi. Saat ini keduanya tengah duduk di bangku panjang taman samping rumah. Menikmati semilir angin sore dari dedaunan yang bergoyang. Griya Kasih Ibu Ini masih sangat asri. Lingkungannya dibuat sejuk meski letaknya di tengah kota. "Aku masih belum siap." Bumi menarik napas panjang. Seandainya Daniel dan Delotta bisa menerima, itu tidak akan menjadi soal. Tapi bagaimana jika mereka menolak hubungan ini? Segalanya akan berantakan. Bukan hanya tidak bisa bersama Ola, mungkin saja dirinya bakal diusir dari keluarga Jagland. Sementara saat ini Bumi merasa kemungkinan diterimanya sangat tipis. "Terus siapnya kapan?" tanya Ola, sedikit mendongakkan kepala untuk melihat wajah Bumi. "Nanti ya. Aku nggak yakin kalau sekarang kita jujur, papi sama mami bakal terima." Diraihnya ta
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

58. Screw you

Kepala Ola menoleh ke sisi kanan ketika merasakan bahunya dicolek. Namun dia tidak menemukan siapa pun di sana. Saat memutuskan mengabaikan dan tanpa sengaja menolehkan wajah ke kiri, dia dikejutkan oleh wajah seorang lelaki yang muncul secara close up dengan mata juling dan lidah terjulur. Spontan dia menjerit, dan buku yang sedang dia pegang refleks menghantam tepat ke hidung lelaki tersebut. "Mampus lo!" umpatnya secara bersamaan dengan rasa puas yang tak terkira. "Ouch! Sakit, astaga. Kasar banget sih jadi cewek." Lelaki itu mundur sambil mengiris. Dia mengusap hidungnya yang memerah sambil menggerutu. "Syukurin. Makanya jangan suka ganggu orang." Ola mendengus alih-alih minta maaf. Namun seolah belum kapok, lelaki yang tak lain adalah Haru itu kembali mendekat. "Lagian serius banget baca bukunya?" Sambil masih mengelus hidung dia bergerak duduk di sisi bangku kosong yang Ola duduki. "Heh! Siapa yang nyuruh kamu duduk di situ?" tegur Ola dengan kening berlipat. Mata legamnya
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

59. Tengkar

Rasa kesal Ola kali ini tidak main-main. Sepanjang hari ini Bumi dibuat senewen oleh gadis itu. Bukan hanya didiamkan, tapi Ola kerap kali menghindar saat Bumi mencoba mendekat. Yang paling terlihat jelas ketika mereka semua makan bersama di balé. Saat Ola sedang menuang nasi untuk beberapa anak panti yang duduk di dekatnya, Bumi juga ikut mengacungkan piring ke gadis itu. Biasanya Ola akan dengan senang hati menuangkan nasi ke piringnya. Namun kali ini gadis itu melewatinya begitu saja. Dan lebih memilih menuangkan nasi ke piring Haru. "Terima kasih, Cantik," ucap Haru sumringah. "Sama-sama." Sikap Ola jelas menyedot perhatian semua yang ada di balé. Akan tetapi, tidak ada yang berani bersuara. Bumi pun akhirnya menelan rasa kecewanya dan menarik mundur piringnya lagi. Bumi kembali mendekati Ola saat sore menjelang. Ketika gadis itu sedang menemani anak-anak bermain. Namun di saat yang bersamaan Dira yang sedang memasang sesuatu di dinding berteriak meminta tolong padanya. Langka
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

60. Apa Bedanya?

Ola masih enggan menatap Bumi secara langsung. Bahkan dia terus memalingkan wajah sembari melipat lengan ke depan dada ketika Bumi menggiringnya duduk di pinggiran tempat tidur. "Kamu mau begini terus?" tanya Bumi setelah menghela napas beberapa kali. Dengan ujung mata Ola melirik sebal pria itu. "Kamu habis bentak aku loh." "Oke aku minta maaf. Aku minta maaf juga soal tadi pagi." Bumi mencoba kembali lunak. Akan lebih mudah mengendalikan Ola jika mereka sedang berdua saja seperti ini. "Karena udah bikin kamu marah." Ola makin melengos. Masih sebal dengan kejadian itu, ditambah lagi di panti barusan yang lagi-lagi Bumi bersikap sok care sama Dira. Rasa dongkolnya yang sudah mencapai leher, mendadak naik ke ubun-ubun."Tadinya Mbak Atin minta antar ke pasar. Tapi ternyata Ibu memanggil Mbak Atin untuk dimintai bantuannya. Mbak Atin bilang mau nyuruh anak panti yang gantiin dia belanja. Aku nggak tau kalau itu Dira. Aku nggak mungkin bilang nggak bisa setelah tau itu Dira kan?" Ma
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status