All Chapters of Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir: Chapter 71 - Chapter 80

136 Chapters

71. Consider

Kemunculan Gyan yang tiba-tiba membuat Bumi terpaksa sembunyi di kamar mandi. Sementara Ola dengan malas menyeret kaki ke pintu. "Mana aku tau, Mas Gy kan bosnya!" sahut Ola begitu membuka pintu. Bibir Gyan berkerut selaras dengan pangkal alisnya yang ikut mengeriting. "Aneh banget. Harusnya dia udah balik." Dia melirik pergelangan tangan. "Aku kira dia main sama kamu. Ya udah aku ke bawah dulu. Lebih baik kamu turun juga. Mami sama papi udah nunggu buat makan malam sama-sama." "Hm, iya." Ola mengibas-ngibaskan tangan meminta Gyan segera pergi. Dia terus memperhatikan pria itu menjauh. "Apa?" tanya Ola saat Gyan menoleh lagi dan menatap heran padanya. Mungkinkah pria itu curiga?"Telpon Bumi, suruh dia juga cepet turun ke bawah," seru Gyan lagi sebelum benar-benar hilang di telan belokan koridor. Ola segera masuk dan menutup pintu dengan embusan napas kasar. Saat matanya melirik ke arah kamar mandi, Bumi sudah keluar dengan wajah basah. Seperti habis cuci muka. "Cap bibir kamu b
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

72. Siapa Yang Bisa Mengendalikan Hati?

"Minum dulu, Mbak." Ola menyodorkan air mineral yang tutupnya sudah dia buka kepada Resta. Bukan hanya wanita itu yang terkejut, Ola pun sama terkejutnya saat melihat istri Gyan itu ada di koridor. Sekarang dia terserang panik, meskipun sebisa mungkin tetap menunjukkan raut baik-baik saja. Ola bahkan langsung mengevakuasi Resta sebelum wanita itu lari ke kamarnya sendiri dan laporan ke Gyan. Ola memang ingin semua keluarga tahu tentang hubungannya dengan Bumi, tapi caranya bukan seperti ini. "Kalian..." Seolah kembali sadar, Resta menatap Ola dan Bumi secara berganti. "Nggak mungkin punya hubungan kan?" wanita itu menatap keduanya dengan tatapan jeri."Mbak..." Ola yang duduk di bawah segera meraih tangan kakak iparnya. "Mbak tau kan kalau Kak Bumi nggak ada hubungan darah sama kami, anak-anak mami dan papi?" tanya Ola hati-hati. Yang dibalas anggukan pelan istri kakaknya itu. "Please, janji sama aku nggak ngasih tau siapa pun dulu." "Maksudnya kalian pacaran tapi nggak ada yang t
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

73. Turis Asing

"Capek?" Ola yang bergelayut ke lengan Bumi menggeleng. Meski rambutnya sudah kusut dan wajah gadis itu tampak mengantuk, aura cantiknya terpancar begitu alami. Jika bukan di tempat umum, Bumi sudah melarikan bibirnya, mencicipi bibir Ola yang masih tampak mengkilap karena sapuan lip gloss. "Mau makan sesuatu dulu?" tanya Bumi lagi. Saat ini keduanya sudah mendarat di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat setelah menempuh perjalanan udara kurang lebih sekitar 6 jam. Perjalanan untuk ke lokasi masih belum selesai. Setelah ini keduanya akan lanjut melakukan perjalanan laut menggunakan kapal cepat menuju Waisai. Salah jika Ola pikir ini adalah liburan ala-ala honeymoon. Ketika Ola sedang sibuk membereskan baju yang akan dia bawa ke sebuah travel bag, Bumi menggeleng dan malah memberinya sebuah backpacker dengan alasan akan lebih ringkas jika menggunakan tas punggung. "Nggak, kita nggak akan sendiri. Dari Waisai ada orang resort yang akan menjemput kita dan tamu lainn
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

74. Perkara Bikini

Bola mata Bumi hampir meloncat keluar ketika melihat Ola hanya mengenakan two pieces swimsuit berwarna putih. Dia yang sudah menginjak pasir putih buru-buru melompat kembali ke bungalow dan menerjang tubuh Ola. Menutupi tubuh bagian depan gadis itu. "Apa sih, Kak?" tanya Ola bingung dan kaget dengan tingkah pria itu. "Kamu nggak ada baju renang lain yang lebih sopan?" Tatap Ola otomatis menengok dirinya sendiri. Lalu beralih menatap turis lain yang juga mengenakan two pieces yang sama seperti dirinya. Bahkan modelnya ada yang lebih parah. "Kak Bumi nggak liat yang mereka pakai?" "Nggak peduli orang, asal kamu jangan." Bumi mendorong Ola masuk lagi ke bungalow. "Ganti-ganti." Pria itu bergerak ke lemari pakaian dan mulai mengaduk isinya. "Kak, bikini kayak gini normal di pake di sini. Kamu jangan norak deh. Ya kali aku berkeliaran di pantai pakai jubah?" Bumi menghela napas putuh asa saat tidak menemukan pakaian renang yang lebih sopan. Malah dia menemukan tiga bikini lain denga
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

75. Kentang

Bumi meletakkan smooties manggo di dekat Ola hingga gadis itu mendongak dan kontan melempar senyum manisnya. "Makasih, Kak." Satu jam lalu keduanya baru kembali dari scuba diving. Bercengkrama dengan para penghuni laut yang menakjubkan bersama tamu resort lainnya. Meski agak melelahkan, aktvitas tersebut benar-benar membawa mood bagus buat Ola. Para staf yang humble juga para tamu yang menyenangkan membuat Ola makin betah dengan tempat ini. "Masih capek?" tanya Bumi seraya duduk di sisi Ola. Di sebuah gazebo yang dilapisi alas tidur empuk berwarna merah keduanya menikmati semilir angin dan suara deburan ombak yang begitu tenang. Sesekali suara kicau burung dan satwa liar di hutan belakang resort ikut menyempurnakan. "Udah enggak." Ola beringsut duduk, bergeser sedikit untuk memberi Bumi ruang di sebelahnya. "Bisa pakein ini ke belakang sini, Kak?" "Sure." Bumi meraih jar sunblock yang Ola acungkan. Dia lantas sedikit bergeser ke belakang gadis itu yang otomatis bergerak maju. Ol
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

76. Romantic Dinner

Tidak afdol rasanya ke Raja Ampat tanpa hopping island serta berfoto dengan background gugusan pulau-pulau di perairan Papua yang menjadi ikonik Raja Ampat. Pun Ola dan Bumi yang tidak melewatkan kesempatan itu. Bersama tamu lain, keduanya diajak berkeliling ke Fam Island menggunakan sebuah kapal yang dikepalai kru dari resort. Seperti tengah menjelajah alam liar ketika kapal melewati pulau berbatu dengan pepopohonan rindang. Ditambah lagi suara-suara satwa liar yang seolah ikut menyemarakan perjalanan mereka, lengkap dengan jernihnya air laut yang pasti tidak akan pernah Ola temui di perkotaan. Dari atas dek saja, Ola bisa melihat aneka biota laut yang berkeliaran di bawah sana. Coral dan terumbu karang warna-warni serta alga laut melengkapi keindahan itu. Ini benar-benar definisi kembali ke alam. Ola merasakan ketenangan yang luar biasa. Apalagi di sisinya Bumi selalu menemani. Setelah puas berkeliling dan sempatkan naik ke pulau dengan bukit lebih tinggi untuk bisa mengambil ga
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

77. Last Night

Kepala Ola menyembul ke permukaan dengan napas yang agak tersengal. Tangannya meraup wajahnya yang basah sebelum dia bergerak ke tepian. Beberapa detik lamanya, Bumi pun keluar dengan kondisi sama. Ola menoleh ke balik punggung dan melihat Bumi tengah menyugar rambutnya yang basah. Lengan Bumi yang terangkat menonjolkan bentuk bisepnya, membuat Ola sedikit terpaku. Mata Ola berkedip secara perlahan ketika Bumi mengibaskan kepala. Di ufuk barat sana matahari yang bersiap akan terbenam menjadi latar belakang keindahan itu. Sosok Bumi pun tampak seperti siluet yang memukau. Bumi bergerak menghampiri Ola yang masih terpaku di tempat alih-alih menuju ke tepian. "Kenapa bengong?" tanya Bumi sembari menyentuh lengan gadis itu. Ola sedikit terkesiap, tapi kemudian terkekeh pelan. "Kak..." Gadis itu merapatkan diri, memeluk Bumi. Kulitnya yang basah bersentuhan langsung dengan kulit Bumi yang sama basahnya. Lima hari telah berlalu, dan sekarang adalah malam keenam mereka di pulau ini s
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

78. Sensasi Baru

Ola menahan napas saat kecupan basah Bumi menyusuri sepanjang garis punggungnya, sementara tangan pria itu dengan intens memijat buah dadanya yang masih tertutup strapless dari two pieces yang dia kenakan. Sekujur tubuh rasanya gemetar saat sensasi asing itu kembali menjalar. Ola mendesah dan menjatuhkan kepalanya ke belakang ketika tanpa aba-aba jemari Bumi menarik pucuk dadanya. Refleks gadis itu merapatkan kaki, meningkahi rasa tak nyaman di sela dua pangkal pahanya. "Ola," bisik Bumi pelan. Embusan napasnya yang hangat menyentuh cuping telinga Ola. "What do you feel?" Tidak bisa. Ola tidak bisa menjawab pertanyaan Bumi dalam kondisi begini. Alih-alih menjawab, yang dia keluarkan malah rintihan dan desahan. Terlebih saat merasakan tangan pria itu merambat turun ke area lipatan paha. Ola sedikit terkejut. Ini di luar kebiasaan pria itu. Sebelumnya Bumi tidak pernah berani menyentuh area itu. Meskipun hanya di bagian luar saja, tetap ini merupakan hal luar biasa. "Kak..." Ola men
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

79. I serve you

Jika bukan karena Bumi segera menahan tubuhnya, mungkin Ola sudah jatuh merosot ke lantai kayu kamar mandi. Kaki Ola terasa lemas, nyaris tidak bisa menopang tubuhnya sendiri begitu ledakan itu terjadi. Rasa asing yang luar biasa hebat baru saja dia raih untuk pertama kali di sepanjang usianya. Dan yang lebih luar biasa, Bumi-lah yang membuatnya tidak berdaya seperti ini. "Kak...," desah Ola masih menyembunyikan wajah ayunya di ceruk leher Bumi. "I-itu tadi aku baru pernah merasakan itu. A-aku nggak tau kalau rasanya sehebat ini." Perlahan Ola menjauh, lalu mendongak untuk melihat wajah Bumi. Mata sayu Bumi tertumbuk langsung dengan mata sendu Ola. Wajahnya lantas sedikit menunduk untuk menyentuh lagi bibir Ola yang terbuka. "Apa ada yang sakit?" tanya pria itu dengan suara yang terdengar serak. Ola menggeleng dengan wajah memerah. "A-aku nyaman, Kak." Ola kembali memeluk Bumi saat merasakan pipinya kembali memanas. "Habis ini kamu istirahat." Bumi menggapai kepala shower lantas m
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

80. Sebuah Ancaman

Setelah satu bulan lebih bermalas-malasan di rumah orang tuanya, hari di mana Ola harus gabung dengan perusahaan Daniel pun datang. Itu pun sepertinya sang mami agak keberatan bungsunya sudah mulai akan bekerja. "Mami sendirian lagi. Membosankan," gerutu Delotta dengan wajah cemberut. Reaksi itu kontan membuat Ola terkekeh dan langsung merangkul wanita cantik itu. "Aku kan masih tetap tinggal di sini, Mam. Aku janji nggak bakal misah kayak Mas Gyan dan Mbak Kavi," ujar Ola lantas menempelkan pipinya ke pipi Delotta. Daniel yang sedang membaca berita daring sampai memelorotkan kacamata bacanya. "Sudah waktunya Ola merasakan pahitnya dunia kerja, Baby. Biar nggak melulu cuma bisa habisin uang papi.""Ih papi, memang buat apa semua yang kita punya kalau nggak buat anak? Papi jangan pelit-pelit ah," balas Delotta merasa tidak setuju dengan opini sang suami.Merasa dibela, Ola kembali merangkul Delotta. "My Mom is the best!" Daniel di depan mereka cuma berdecak, tidak ingin menimpali da
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status